8 February 2013

Review Buku 99 Cahaya di Langit Eropa


So, seharusnya saya emang selalu ngereview buku yang saya baca, jadi biar slalu diinget di kepala cerita yang terkandung di dalamnya. Parah memang. Uda berapa buku emang uda di baca sama saya, saya sendiri pun (jujur) lupa jumlah bukunya ada berapa. Yang jelas lebih dari 10. Yaiyalah ._.

Nah, kali ini saya ingin ngebahas sedikit tentang buku 99 Cahaya di Langit Eropa karangannya kak Hanum Rais beserta suaminya. Buku ini bisa saya bilang sungguh luar biasa, karena buku ini merupakan penjelasan bagaiman islam di benua Eropa, dan dalam buku ini kak Hanum sendiri yang menapaki jejak Islam, meneliti hingga menelaah Islam di bumi Eropa. Dalam buku ini, kak Hanum menceritakan agama Islam yang berada di 4 negara di benua Eropa, Austria, Perancis, Spanyol dan Turki. Usut di balik usut ternyata Islam ada di mana-mana. Luar biasa. Dari yang kita tidak tahu, sampai akhirnya tahu, ini semua sungguh sebenarnya adalah rahasia Sang Kuasa, karena Dia memang sungguh punya rencana yang Maha Dahsyat untuk alam semesta ini.

Bahasa yang disampaikan oleh kak Hanum pun sangat jelas, bahkan sangat enak untuk dibaca. Kak Hanum gak melulu menggunakan bahasa yang "sangat sastra" dan beliau menceritakan situasi dan kondisi apa adanya, benar-benar membuat saya merinding pas membaca buku ini. Saya pun jadi (sedikit) tahu, ternyata Islam selalu ada di sela-sela kita, Islam selalu ada di sekitar kita, iya Allah dan Rasulnya selalu ada di antara kita lebih tepatnya.

Di kota Wina, Austria terdapat sebuah masjid di pusat kota, dan tahukah kalian masjid itu berada di mana? Di dekat sebuah danau, di mana danau tersebut sering digunakan oleh masyarakat lokal untuk melakukan rutinitas yang seharusnya tidak mereka lakukan di sana. Contohnya (maaf), berciuman, bercumbu, bahkan berjemur dengan hanya menggunakan bikini saja. Tentu saja, jika di lihat seolah-olah ini benar-benar tidak patut. Sebuah masjid berdiri di danau yang dengan aktifitas masyarakatnya seperti itu. Meskipun demikian, pengurus masjid tersebut justru mengatakannya sebuah berkah, karena ternyata "usut di balik usut" masyarakat yang biasa melakukan hal-hal tersebut di dekat masjid menjadi penasaran dan bertanya-tanya. "Apa yang dilakukan umat muslim di masjid?" "kenapa selalu ada suara sehari selama 5 waktu?" "sholat itu apa?" begitu banyak yang dilontarkan oleh masyarakat sekitar hingga pada akhirnya mereka pun mempelajari islam dan masuk agama islam. Subhanalloh... Sungguh indah. Iya indah.

Di kota Paris, Perancis. Biasanya kebanyakan orang, jika mendengar nama Paris yang mereka ingat adalah icon kota tersebut, yaitu Menara Eiffel. Tentu saja, jika sudah menginjakkan kaki di Paris belum afdol kalau belum mengunjungi dan berfoto di Menara Eiffel. Namun, ternyata jauh dari Menara Eiffel, kota Paris memiliki Museum, yang dinamakan museum Louvre. Di Museum tua inilah, lukisan Monalisa yang di lukis oleh Leonardo Da Vinci tersimpan. Di luar lukisan Monalisa, ternyata di dalam museum ini terdapat sebuah bilik atau lebih tepatnya galeri yang khusus untuk menyimpan benda-benda peninggalan agama Islam. Kak Hanum (dalam bukunya) bercerita, bahwa dia bertemu dengan seorang warga Perancis asli yang bernama Marion. Marion adalah seorang Muallaf dan dia merupakan mahasiswi jurusan sejarah Islam di Universitas Sorbonne. Marion tertarik untuk menjadi muallaf, karena dia mengenal benda-benda sejarah peninggalan Islam. Tahukah kamu bahwa sesungguhnya kerudung yang digunakan oleh Bunda Maria yang sedang menggendong Yesus, yang terpajang di museum Louvre terdapat tulisan arab kufic. Coba deh cek, tentang arab kufic. Ini tulisan kalau kita gak tau ilmunya bener-bener susah buat ngebacanya, gak tau makna yang terkandung di dalamnya apa. Kalau boleh sebut semacam tulisan arab gundul. Tahu apa yang tertulis di sana setelah diteliti oleh para ahli? Ternyata tulisannya adalah Lailahaillallah... Ini sungguh benar-benar mengejutkan. Pas saya baca, membuat semua bulu kuduk saya menjadi berdiri. Tidak menyangka. Subhanalloh... Satu hal lagi, tulisan kufic dan itu terdapat di jubah seorang Raja Katholik yang bernama (sebut saja) Raja Roger. Jubahnya juga terbuat dari emas dan terdapat tulisan Kufic, namun sayangnya kak Hanum tidak tahu arti dari Kufic di jubah raja Roger. Namun, beberapa kalimatnya terdapat lafadz Allah dan Muhammad. Konon, katanya (dalam buku ini diceritakan) Raja Roger menyukai dengan kaligrafi Arab dan hal-hal yang berbau dengan budaya Arab, sehingga dia memesan khusus jubahnya langsung dari Arab. Ketika dia dilantik menjadi seorang Raja Katholik, dia pun mengenakan jubah yang terdapat tulisan kufic tersebut. Jubahnya sekarang terdapat di museum Wina, Austria.

Di kota Cordoba, Spanyol. Hmmm... sedih kalau harus menceritakan Islam di negeri Matador ini. Sesungguhnya Islam di negeri Matador ini sungguh pesat kemajuannya, pernah dengar kan tentang Andalusia? Nah... Itulah salah satu kota Islam (dahulu) yang juga terletak di negeri Matador ini, yang sekarang biasa disebut sebagai kota Cordoba. Islam pernah menjamahi kota ini. Namun, karena saat itu terjadi sebuah perang (kalau gak salah perang salib) akhirnya Islam sudah mulai berkurang di kota ini. Di kota Cordoba ini juga terdapat sebuah Katredal masjid, lebih tepatnya masjid yang sekarang berubah menjadi gereja katedral. Makanya penduduk sekitar menyebutnya sebagai Mezquita Kathedral. Sungguh di Spanyol menurut saya adalah cerita yang (cukup) tragis. Soalnya kak Hanum bercerita lebih tepatnya beliau bertanya dengan yang tinggal di sana, bahwa kehidupan di Spanyol itu benar-benar "liar" istilahnya mereka adalah orang-orang Atheis, mereka akan menyebut Tuhan ketika sepak bola di negara mereka menjadi pemenang. Ketika itu mereka malah justru akan mengingat keberadaan Tuhan. Lebih tepatnya, lebih menTuhankan sepak bola, seperti itu. Nah, di Spanyol juga (katanya) jika orang tidak berjualan daging babi, lebih baik dia tidak tinggal di Spanyol, karena setiap orang Spanyol yang pekerjaannya berdagang, terutama berbisnis makanan, mereka harus wajib menyediakan babi. Mau tidak mau. Dan di Spanyol, kak Hanum bertemu dengan seorang keturunan timur tengah, bernama Hasan, dan ternyata dia adalah seorang muslim, namun pekerjaannya mengolah daging babi. Sempat saya membaca sangat terenyuh, dia berkisah bahwa demi untuk mendapatka sepiring makanan, terpaksa ia memang harus mau menjadi pelayan restoran atau chef yang harus bisa mengolah babi. Hmmm sebegitunyakah? :|

Islam di Istanbul, Turki. Kisah di sini cukup mengaharu biru, karna akhirnya di sini kak Hanum bertemu dengan sahabat lamanya yang saat itu menjadi guide untuk kak Hanum berkeliling di Wina, Austria. Islam di Turki memang tidak mengejutkan karena memang Turki juga salah satu negara yang penduduknya hampir menganut agama Islam semuanya. Tapi, ada hal yang menarik di Turki. Kalau di Cordoba masjid dijadikan sebuah gereja, tapi di Istanbul justru gereja dijadikannya sebuah masjid. Luar biasa. Yang lebih menakjubkannya lagi adalah, di sela-sela  terdapat gambar Bunda Maria dan Yesus yang dikelilingi oleh medalion yang terbuat dari emas, bertuliskan lafadz Allah, Muhammad dan Asmau Husna. Subhanalloh... Ini tempat menakjubkan, dan (jujur) saya baru mendengarnya. Tempat ini bernama Hagia Sophia. Dua tempat suci digabung menjadi satu, karena di sini semua umat beragama dapat berkumpul. Ini indah, indahnya kerukunan umat beragama :')

Kereeen kaann apalagi kalau baca bukunya, gak hanya reviewnya saja yang dibaca, justru lebih keren, lebih menakjubkan dari apa yang saya ceritakan di sini. Setidaknya, yah minimal kita tahu lah tempat bersejarah, makna sejara, dan benda-benar yang di sekitar kita ternyata masih mengandung kekuasaanNya. Berarti memang kita gak boleh meragukan segala kekuasaanNya, karena memang semua-semua Dia lah yang punya. Sebenernya satu sih, kita itu sama semua di mata Tuhan, dan kita tetap satu tujuan yaitu tetap menyembah kepada Tuhan. Hanya keyakinan, cara, sudut pandang, dan tempat beribadahnya saja yang menyebabkan kita berbeda. Well, buku ini bermanfaat sekali buat kita. Biar bisa menginstropeksi diri kita, agar lebih bisa menghargai orang lain yang mempunyai perbedaan agama dengan kita. Hmmm... 


Sungguhlah Tuhan Maha Tahu mana yang benar dan mana yang salah. Kita ini hanya sepotong daging yang sangat kecil di mataNya. Iya karena Dia yang menciptakan kita untuk hidup di dunia yang fana ini. :')
Share:

0 comments: