Showing posts with label Cerita PM XI. Show all posts
Showing posts with label Cerita PM XI. Show all posts

28 October 2017

"Bu, Schwimm doch"

In dieser Zeit versuche ich mein Blog auf Deutsch zu schreiben, damit ich mein Deutsch nicht vergessen kann. Ja, aber ich denke, dass ich mein Deutsch vergessen hab' :((
Also, so wie ich mit einer Freundin versprochen hab', dass ich auf Deutsch oder Englisch schreiben soll, dann schreibe ich jetzt auf Deutsch ueber meine Aktivitaet. 

Letzte Woche hab ich zu den Eltern von meinen Schuelern besuchen. Die wohnen in eine hohe Berge in unserem Dorf. Das hat mir aufgeregt, weil sie ca mehr eine Halbe Stunde gelaufen sind. weiss du, sie hat echt so viele Muehe und Motivation, damit sie zur Schule gehen koennen, egal was ihr Problem ist. 

Eines Tages, wir hatten Indonesisch in der Klasse. Ich hab zu meinen Schuelern ueber ihre Erfahrung geschrieben. Ein Kind hat erzaehlt, dass er schoene Erfahrung mit Schwimmen gegangen ist. Dann bin aufgeregt, weil ich auch das machen moechte. Dann hab ich ihn gesagt "Daniel, wenn du naechstes Mal Schwimmen gehen, bitte sag mir dann gehen wir zusammen dahin". Daniel und seine Freunden sind im Fluss geschwommen, deswegen wollte ich auch dahin gehen. 

Dann hat Daniel zu mir gesagt, "Bu, wir wollen Schwimmen gehen, willst du auch mitgehen?" Ich bin sehr aufgeregt "Ja, klar. das koennen wir machen. Wann den?" -- "Heute, Bu. Nachdem Schule" -- "Wohow.. Ok, dann gehe ich mit".

Weiss du, diese Reise hat mir echt gespannt, weil wir bis hoch laufen mussten. Mehr eine Halbe Stunde sind wir gelaufen. Vor der Anfang fuehlte ich mich soooo schwach, und dachte, dass ich nicht mehr laufen konnte. diese Berge ist wirklich sehr hoch, vielleicht muessen wir mehr 300 meter gelaufen.

Yeay! dann haben wir jetzt geschafft, wir sind jetzt da oben vor der Bergen. Die Sehenwurdigkeiten ist wirklich schoen, echt toll! Dann fuehle ich mich soo froeh. Die Kinder haben gesagt "Bu, komm! Wir machen doch Selfie!" Ich hab meine Kamera raus gebracht, dann haben wir paar Fotos gemacht. Danach sind wir ungefähr 300 meter bis unten gelaufen.

"Bu, wir gehen doch Schwimmen. Wir warten Dich an dem Fluss" sagt Daniel -- "Ja, ja! Mach dir keine Sorge. Ich gehe doch auch mit und runter". Ja, ich hab nur kurz in einem Haus besuch. Die sind die Eltern von meiner Schülerin. Nicht nur diese Eltern, aber es gibt noch paar Eltern, wo dort auch wohnen.

Ich bin runter gegangen, durch dem Wald aber der Aussicht ist wunderschön. So was gibt's nicht in größe Stadt, so wie meine Stadt oder Deutschland 😬😬 na dann sind wir da an dem Fluss. Die Kinder ist geschwommen, dann habe ich nur vor der Anfang angeschaut. Die haben gesagt, "Bu, schwimm doch!" Dann bin ich endlich rein gegangen und mit den Kindern geschwommen. Ah, das war wirklich cool und geile Abendteuer, die ich gehabt hab! Danke Liebe Kindern! 😊😊

--vidahasan--
SDN 005 Sebatik Tengah, Kampung Lourdes, Kabupaten Nunukan


Share:

Di Patok 15 "Saya berdiri untuk Indonesia"

2 Mei selalu diperingati sebagai hardiknas atau yang lebih lengkapnya lagi, kita kenal sebagai peringatan hari pendidikan nasional. Sebuah hari dimana pada tanggal ini, bapak pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara lahir. Iya, pelopor pendidikan di negeri inilah beliau. Makanya, hari lahir beliau ditetapkan oleh pemerintah di Indonesia sebagai hari pendidikan nasional.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kalau sebelum-sebelumnya saya selalu mengikuti upacara di sekolah, di kampus bahkan sudah 2 tahun tidak ikut merasakan euforianya hardiknas. Maka, tahun ini berbeda sekali dari tahun-tahun sebelum-sebelumnya. Iya, mengabdi di ujung negeri yang berbatasan langsung dengan negeri jiran, Malaysia memang selalu menambah pengalaman yang luar biasa. Pasalnya, saya ikut merasakan euphoria hardiknas dengan mengikuti upacara di patok 15 pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan. Penasaran.

Awalnya, saya hanya ingin berada di sekolah (jaga kandang) saja. Karena, memang sepertinya sudah lama sekali saya meninggalkan sekolah untuk urusan yang tidak terduga-duga. Maklum saja, minggu sebelumnya saya harus ke Nunukan demi kelancaran kegiatan festival anak sebatik bersama dengan saudara relawan saya dari makmal pendidikan dompet dhuafa, Aldo dan Shalipp. Mencari sebongkah puing-puing harapan di sana ceritanya. Akhirnya saya rela meninggalkan kelas untuk itu. Selanjutnya, setelah dari Nunukan, saya pun harus bekerja dengan partner Sebatik saya, Mubin untuk berkeliling Sebatik sembari mencari-cari informasi terkait dengan kegiatan festival anak Sebatik. Iya, pejuang itu memang tidak akan hentinya. Dan saya kembalikan ke “misi” awal.

Well, dengan bacaan bismillah dan ijin dari pak Hilla dan pak Andreas, akhirnya pun saya berangkat menuju ke tempat upacara hardiknas. Letaknya cukup jauh, karena dekat dengan pelabuhan Bambangan, Sebatik. Melewati bukit-bukit dengan jalanan tanjakan yang luar biasa. Saya membawa salah satu murid saya, Guido untuk ikut serta mengikuti upacara bendera ini.

“Ido, ikut saya!”
“kemana, Bu?”
“Upacara hardiknas di Bambangan, patok 15”
“kapan, Bu?”
“Sekarang lah! Cepet gih ambil topinya”

Ido pun bergegas mengambil topi ke dalam kelas. Iya, kenapa saya bawa Ido, setidaknya dia perwakilan siswa-siswi SDN 005 Sebatik Tengah untuk ikut serta mengikuti upacara hardiknas ini. Saat itu, yang ada dipikiran saya, karena ini hadiah buatnya telah mendapat nilai bahasa Indonesia tertinggi di kelasnya.

Setelah kami tiba di Bambangan, kami memarkirkan sepeda motor. Lalu, berjalan mendaki menuju arah patok 15. Luar biasa pendakiannya. Saya kira sekedar biasa saja pendakiannya, rupa-rupanya pendakiannya memang luar biasa. Butuh tenaga super untuk bisa mencapai di patok 15 di atas sana. Iya, saya dengar jarak dari tempat parkir menuju patok 15 itu sekitar 1,5 km. Saya kira, betul saja saya menggunakan sepatu yang bukan ber hak tinggi. Jadi, saya santai saja naik sampai atas sana, bahkan di saat guru-guru yang lain mengeluh karena bedaknya sudah luntur, saya pun tetap berjalan terus tanpa pikir panjang. Yang ada di benak saya saat itu, saya dapat berjalan hingga ujung, hingga mendapatkan kesan yang luar biasa selama di penempatan ini.

Dan… tadaaaaaa!!! Memang sungguh menakjubkan. Dari bawah pendakian terdengar sudah check sound dan membentang panjang merah putih beserta tiangnya. Kereeeenn… hingga Nunukan dan Tawau pun terlihat dengan jelas dari atas patok 15 tersebut. Saya, sudah tidak sabar menuju sampai atas sana. Saya berjalan semakin laju dan tak peduli dengan penat yang dirasakan, bahkan saya tidak merasakan penat sama sekali. Yang saya rasakan hanyalah rasa syukur yang terus menerus karena dapat kesempatan melihat upacara hardiknas secara langsung seperti ini.



Persiapan di atas sudah hampir selesai. Sebelum upacara dimulai dengan hikmat, para petugas melakukan gladi resik untuk pemantapan. Sempat ketika bendera (latihan) akan diturunkan, bendera tersebut tersangkut di atas tiang bendera. Bendera tidak bisa diturunkan kembali, namun dengan kerja sama yang baik para combat (sebutan TNI di perbatasan) pun menurunkan kembali tiang bendera lalu melepaskan bendera tersebut, setelah itu tiang kembali didirikan.

Upacara berjalan dengan hikmat dengan inspektur upacara dipimpin oleh camat Sebatik Barat, H. Haini. Beliau menyampaikan pesan-pesan dari bapak menteri kemendikbud, Anies Baswedan mengenai tema pendidikan yang diusung tahun ini yaitu “nyalakan pelita, terangkan cita-cita”. Saya sendiri yakin, bahwa bangsa ini ada karena berasal dari orang-orang yang terdidik. Sekalipun di perbatasan, maka mereka adalah tunas-tunas bangsa yang mulia yang masih perlu untuk tetap bisa maju, terutama di bidang pendidikan.

Saya selalu mengatakan dengan murid-murid saya, bahwasanya “kalian semua berhak untuk menjadi seorang pemimpin dan berhak untuk mendapatkan penghargaan. Jangan pernah merasa kurang percaya diri dengan yang berada di kota. Meskipun kalian tinggal di daerah perbatasan, kalian berhak untuk maju seperti teman-teman kalian yang tinggal di kota”.

Dijelaskan pula, bahwa upacara hardiknas ini dihadiri sekitar 1000 peserta dari kalangan guru, pelajar, satgas pamtas, TNI, Koramil, muspida dan muspika, mariner, polri dan beberapa tokoh masyarakat lainnya. Bendera merah putih yang terbentang sepanjang 127 meter membuat saya pribadi tertegun dengan upacara di sini. Entahlah, semacam ada gundah kelana yang tidak dapat disampaikan dengan kata-kata. Banyak muncul kata “andai saja, jika saja, semoga saja”. Iya, inilah Indonesiaku, begitu luar biasanya orang-orangnya hanya tinggal sedikit polesan saja untuk merubah dan memperbaikinya.

Tiang bendera pun, saya dengar baru terpasang beberapa hari sebelu upacara hardiknas dilaksanakan. Tiang bendera tersebut mempunyai tinggi 12 meter yang merupakan sumbangan dari TNI perbatasan di patok 15. Keren yah! Semoga anak-anak negeri ini selalu semangat untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Mereka adalah tunas yang baru merekah, sehingga mereka perlu dinobatkan menjadi anak-anak penerus generasi bangsa.



…Anak-anak adalah pesan hidup yang kita kirimkan kepada masa yang akan datang… -Neil Postman-

--Sebatik, 11 Mei 2016-- 
Share:

Let me go home (Persami) (end)

-- 27 Februari 2016--

Saat adzan shubuh dikumandangkan, anak-anak terbangun dengan riuhnya. Pagi harinya yang bertepatan pada hari Minggu, rata-rata anak-anak di sekolah saya pergi ke gereja. Ya, maklum saja karena mayoritas dari mereka beragama Katholik, hanya muslim saja yang sisanya. Mereka pun dibagi menjadi 2 tim, yang Katholik pergi ke gereja, lalu yang muslim menyiapkan makanan untuk teman-temannya selesai pulang dari gereja. Mereka yang akan ke gereja, dianjurkan untuk pulang terlebih dahulu di rumah masing-masing setelah itu mereka berangkat beribadah.

Yang muslim, memasak dan menyiapkan sarapan untuk teman-teman satu rekanya setelah pulang dari gereja. Hari ini kegiatan kami hanya sedikit bersantai, tidak terlalu padat.Mungkin karena hari minggu, hanya saja kami akan melakukan kegiatan pencarian jejak. Jadi, karena ada 10 reka, 10 reka tersebut akan dibagi menjadi 2 tim, yaitu tim pertama dan tim kedua. 

Tim pertama, akan membuat jejak untuk digunakan pencarian jejak teman-teman dari tim kedua. Sehingga, selain mencari jejak mereka sendiri yang akan membuat jejak itu. Saya pun ikut mendampingi salah satu kelompok untuk membuat jejak. Rasanya pun mengenang kembali ketika masa-masa aktif di pramuka.

Perjalanan kami awali dari arah menuju ke sekolah lalu menuju ke daerah semak-semak yang agak cukup sulit dijangkau dan harus hati-hati jalannya. Setelah itu, kami mulai menuruni bukit belakang sekolah dan kembali menuruni bukit belakang rumah warga. Nah, di kebun warga inilah yang memang jalanannya agak curam karna saya kira jalanan ini buntu. Tapi rupanya, jalanan ini tembus menuju kebun belakang rumah Iron atau tepatnya tempat untuk kami berkemah.

Mungkin sekitar 30 menitan kami membuat jejak dan melangkahkan kaki kami. Ada sekitar 19 tanda yang kami buat untuk pencarian jejak ini. Here we gooooo let's to the jungle!!!

Persami ini ditutup sekitar pukul 14:00. Anak-anak disuruh untuk berkemas dan merapikan barang-barang bawaannya. Tak lepas itu, mereka pun harus membersihkan tempat perkemahan ini supaya kembali bersih seperti sebelumnya.

That's the really cool scout, who I ever had. No! I ever had this scout, but this camping is really wonderful. Then we made a closing ceremony for this camping. See you when I see you again in this summer camping. You' re rock kiddos!!!

--vidahasan--
Share:

Bintang Kelas III

Tulisan ini saya persembahkan memang untuk terkhusus anak-anakku kelas III di SDN 005 Sebatik Tengah. Mungkin jika tidak bisa kalian baca, orang lain yang akan dapat membacakannya. Mungkin kelak, mungkin nanti, atau entah kapan tiba-tiba kalian menemukan tulisan Ibu Guru kalian ini.

Sebatik, 18 Juni 2016

Dear anak-anakku,

Sudah 6bulan kita lalui bersama. Apa yang Ibu rasakan mengajar kalian adalah sesuatu hal yang tak pernah ibu sangka-sangka. Ada rasa kebahagiaan tersendiri, meskipun memang sesekali kalian sering ribut dan bahkan sangat sulit untuk diatur. Wajar saja, kalau ibu kira, itulah kalian, jadi ada pemakluman yang wajar yang dirasakan oleh Ibu.

Cepatnya waktu bergulir, sudah 1 semester rupanya kita lalui bersama-sama. Kadang canda tawa itulah yang slalu membereskan butir-butir kepenatan, ruas-ruas kemarahan, kalian yang selalu meredamnya. 

Ada gelak tawa yang tak pernah surut, ada khas candaan yang tak pernah redam. Senyuman kalian mengembang seperti roti yang sudah dibubuhi bubuk backing powder. Ah, banyak sekali hal-hal manis yang telah kita lalui. Jika dikata, ini bukan surat perpisahan kita, ini hanya surat pesan yang ingin disampaikan seorang guru namun susah untuk diungkapkannya secara langsung.

Anak-anakku kelas 3,

surat pesan ini tertulis karena ibu mungkin hanya akan mengajar kalian tidak secara intensif seperti hari-hari lalu yang pernah kita lalui bersama. Hanya, kadar pertemuan kita akan jarang, namun jikalau kalian mempunyai penat kesulitan, datanglah dan sampaikan minta tolong kepada Ibu. Ibu akan slalu membuka tangan ini untuk kalian.

Ibu masih ingat, ketika awal pertama kali masuk ke dalam kelas. Kalian duduk terdiam sembari malu-malu, iya wajar saja mungkin masih pertama kali berjumpa untuk meredam rasa malu itu pun seperti agak sulit untuk dilakukan. Tidak apa, ibu paham. Mulai dari perkenalan kita, mulai dari tegur sapa kita, ah sepertinya ketika mengingat itu kembali ada rasa ingin mengulang. 

Menceritakan tentang pengalaman menyenangkan kalian masing-masing, bahkan belum ada 1 minggu mengajar ibu sudah diajak berkeliling hingga balik bukit untuk berenang bersama dengan kalian. Rasanya jauh sekali dari kepenatan bahkan ada hal-hal yang di kota belum ibu dapatkan. Ada momen yang ketika bermain bersama kalian lalu mengingat kembali seperti semasa waktu dulu masih seumuran kalian. Bermain bersama kalian seperti bermain dengan kawan-kawan semasa dulu. Bahkan, ada rasa haru dan iri "kenapa ibu tidak ditakdirkan untuk selalu menjadi kecil dan bermain bersama kalian?" Iya, hanya saja ini semua sudah kuasa dariNya, tidak perlu disesali bahkan lebih disyukuri kembali.

Sekalipun tidak seumuran dengan kalian, jiwa-jiwa ibu masih ada kebocahan yang rasanya ingin t rus bermain-main dan belajar hal-hal baru. Iya, sama seperti kalian. Semoga kalian selalu sehat ya anak-anakku dan tetap menjadi anak hebat yang berprestasi. 


Salam hangat selalu dari ibu guru kalian.
--Ibu Pida--
Share:

Romansa Ramadhan di Sebatik [2]

...Ramadhan hari ke-4...

Ada buih-buih kerinduan di Ramadhan sebelumnya, namun ada rasa syukur yang tak pernah henti merasakan Ramadhan sekarang ini. Masih dengan romansa Ramadhan yang sungguh sangat berbeda.
Hari ini adalah hari pertama diadakannya pesantren Ramadhan di sekolah penempatan saya, yaitu SDN 005 Sebatik Tengah.

Kebetulan, penanggung jawab untuk hari pertama ini adalah saya sendiri. Iya, mengajari anak-anak melantunkan ayat-ayat nan indah. Jika saya hitung, banyak yang masih belum lancar membaca Al quran bahkan yang menurut saya seharusnya sudah dapat baca Al Quran pun justru masih berada di bacaan-bacaan Iqra.

Tak lepas itu, pun saya yakin ada hal-hal yang sepatutnya memang masing-masing dari mereka mempunyai potensi. Membaca adalah hal yang dilakukan sebagai bahan perenungan diri, mengambil hikmah dari setiap kalimat yang tertulis dan lalu memaparkannya di dalam kehidupan. Pun demikian, lantunan ayat-ayat yang dibacakan oleh anak-anal ini membawa pesan tersendiri untuk setiap dari mereka. 

Meskipun terbata-bata namun ada kegigihan yang tak pernah surut dari usahanya.

Ah selayaknya benih yang ditabur, kalian adalah harapan dari benih-benih itu. Bertumbuh dan berkembanglah bak buah yang menonjolkan aroma harum dan membuat paras yang menggoda di setiap langkah perjalananmu, Nak! 

Sebatik, 4 Ramadhan 1437H
--vidahasan--
Share:

13 October 2017

Martabak dan Rumah Biru

Hari ini saya teringat akan setahun yang lalu. Bukan, bukan sebuah refleksi namun sebuah kenangan. Baper? bukan, bukan pula baper, hanya saja saya ingin berusaha mengingat hal kecil yang menyenangkan bersama Nunukaners. Tiba-tiba ada suatu massa yang mengingatkan saya akan martabak, pentol dan rujab/ rumah biru. Gegara melihat martabak berseliweran di depan mata, saya pun teringat keharmonisan gara-gara martabak saat di penempatan dulu. Martabak? Iya, beli satu aja kurang loh, dan terkadang suka ada yang bela-belain keluar untuk membeli martabak lagi :D

Pic by google

Hari ini entah kenapa tetiba saya bernostalgia saat makan matabak telur yang mereknya cukup kekinian dibanding martabak yang biasa saya beli di abang-abang dengan gerobak yang apa adanya. Kenapa bernostalgia? Itu mengingatkan saya akan sesuatu ketika berada di rumah biru bersama dengan 9 Nunukers lainnya.

Di desa penempatan untuk membeli martabak saja harus rela untuk turun gunung dan berkendara hingga pusat kota kecamatan. Alhasil, saya yang kala itu adalah seorang penggemar martabak telur harus menahan godaan selama beberapa bulan untuk membeli martabak heheheh Lah kenapa nggak turun ke kota kecamatan dan beli aja gitu? Deuh, mas-mbak, dikira kotanya deket? Jauh euy kotanya, lumayan sih untuk membuang waktu perjalanan dan bensinnya. Apalagi jalannya naik turun tidak beraturan, melewati perkebunan sawit dan coklat, dan bahkan tak ada lampu penerang di jalan. Lebih takut dengan manusianya yang tiba-tiba muncul dalam gelap gulita heheh...

Martabak dan rumah biru adalah satu kesingkronisasi dari PM Nunukan. Dimana kami di Nunukan, martabak adalah jajanan malam favorit kami ketika kami bercumbu dengan laporan dan laptop. Gimana kagak subur coba? Kalau ngemilnya begituan saat malam tiba? Ouch, tidak hanya martabak, pentol juga salah satu jajanan yang paling mengenang dari kami. Tapi, pentol yang enak cukup sulit dijangkau jika kami berada di rumah biru. Tak ada kendaraan bermotor, yang ada hanyalah angkot biru yang bayarnya bisa dibilang lebih mahal daripada beli pentolnya hihihi

Saya ingat, setiap kami jalan dan melewati penjual martabak atau pentol seringnya kami akan selalu lirak lirik satu sama lain. Rasanya, jajanan ini begitu istimewa karena di desa kami jarang memakannya. Duh, martabak dan pentol sahabat setia kami selama di Nunukan. Mengeratkan satu sama lain. Jika tersisa satu, ada rasa malu-malu memakannya meskipun ujungnya tetap ada yang makan dengan izin hahaha

"tinggal satu, buat aku yaa... Daripada nggak ada yang makan!" Gengsinya masih aja terlalu.

Berbagi dengan mas-mas TNI yang bertetangga dengan kami. Kehangatan dan kebersamaan yang begitu terasa. Terima kasih martabak dan rumah biru.


Nah di belakang kami itu adalah rumah biru kami yang memiliki banyak kenangan setahun lalu. Meskipun kami baru menempatinya hanya beberapa bulan, namun kenangannya ada banyak hal yang kami lakukan di sana. :)

(maafkan jika tulisan tidak niat) :(

--vidahasan--
Jakarta, 13 Oktober 2017
Share:

28 June 2017

Site Visit Nunukaners (2)

Nah, melanjutkan cerita sebelumnya namun tetap di hari yang sama :)

13 Juni 2016


Dengan keberhasilan Isna meng GC pak Basir, kami rombongan ber10 pun menyeberangi lautan menuju ke kota kabupaten. Nah, karena pembahasan materi akan sangat membutuhkan waktu yang cukup panjaaaaang... Maka, kami pun menginap di hotel yang saat pertama kali kami tiba di kabupaten (Bisa jadi hotelnya langganan kami nih) hehe :D

So, setelah menempati kamar masing-masing maka kami harus mempersiapkan diri untuk 'amunisi' di hari pertama kami. Yihaaaa pembahasan lagi tentang visi dan misi, ngerumusin masalah-masalah yang ada, apa yang sudah baik, dan apa yang perlu ditingkatkan :)) Puasa-puasa jadi nggak ada coffee break and lunch. Menu yang didapat seharian yaaa tentang materi 'amunisi' dari kak Trustee kita ini hihihi

Ngejelasin yang perlu dijelasin

Merhatiin yang perlu diperhatiin

Mendengarkan yang perlu didengarkan

Begitulah kira-kira amunisinya. Menjadi pembicara yang (semoga) bisa dipahami oleh yang lain, dan menjadi pendengar yang (semoga) memberi kenyamanan untuk si pembicara, berbagi masalah dan bersama-sama menemui solusi. Ah indahnyaaa :')
Jadi, saat itu hotel berasa milik kami ber 11 orang, karena selasarnya cuman kami yang menggunakan dan tanpa ada satu pun tamu yang hadir di antara kita #tsaaah :))

Di hari 'amunisi' pertama ini kami selesai kurang lebih sekitar pukul 12 malam. Jadwal keesokan harinya selain dapet 'amunisi' lagi, kami sowan ke dinas pendidikan dan kantor bupati. Menunggangi mobil angkot yang cukup umpel-umpelan untuk ber 11 orang :))


14 Juni 2016

Yeeey Sahuuuur... Ibu di hotel nyediain menu bubur ubi :D yang lain pada nggak bisa makan kalau nggak ada nasi jadi selain bubur ubi, beberapa beli makanan di luar buat cari makan. Alhamdulillah...

Di jadwal harus sudah standby jam 8 pagi, supaya bisa lebih pagi ke kantor dinas dan pulang lebih awal. Kalau tidak salah ingat, saat itu pak Kepala Dinas sedang umroh, jadi yang bisa kami temui satu-satunya ya Bapak angkat kami di dinas, pak Ahmad hihi :') Bapak yang humble dan selalu mengerti akan anak-anaknya ini, yang suka banget ngebantuin di saat kami susah (masalah transportasi di kabupaten terutama), Bapak yang supadupacool pokoknya buat kami.

Kunjungan ini berkisar kurang lebih 30 menitan setelah ngalor ngidul ngobrol dan curhat-curhatan, akhirnya kami pun kembali undur diri menuju kembali ke persinggahan untuk dapat 'amunisi' lagi :D Rencana mau ke kantor Bupati, tapi saat itu Ibu Bupati sepertinya sedang sibuk jadi kembali terundur untuk menemui beliau ;)


Ngobras (Ngobrol Asik)

Diskusi

Roll Camera Action


Eh yang motoin siapa ya? Oh iyaa yang motoin mbacims hehe :') Siips suwuuun mbacims sudah difotoin. Meskipun tidak ada dirimu di dalam foto, tapi mah kamu tetep ada di dalam hati kita. Eeaaaa... :D

Daaaan menuju kembali ke hotel buat kembali dapet 'amunisi' sebelum besoknya harus bertolak keliling desa penempatan teman-teman yang lain. Kata kak Jaim mah, ini materi harus beneran habis malam ini supaya besok nggak kepikiran lagi pas kunjungan ke desa-desa yang lain. Dan beginilah gaya kami dapet amunisi di hari berikutnyaaa..


market place

dodolan

tempelan sticky notes

kebanyakan mikir jadi begitulah pak Koord

Rame yaa banyak tempelannya.. sampai muka pak Koord aja ditempelinnya sendiri karena mungkin terlalu menyenangkan buat dia :)) 'amunisi' kedua ini sih juga selesai jam 12an, setelah akhirnya kami memutuskan untuk memotong diskusi dengan makan sate di warung favorit kami, dekat rumahnya mas Rizal dan mbak Wi hehehhe :D Sebenernya sih bukan hanya sate aja menunya, tapi karena favoritnya pada sate, yauda deh para penyuka sate suka kebablasan :D

Warung favorit

makan sate dan aneka macam masakan

Hmm... personil kurang dua orang rupanya. Isna dan Bulan menghilang karena mareka mencari asupan air untuk minum, jadi pinjem motor mas Rizal lalu cabut deh beli barang di minimarket favoritnya :D Itu asupan 'amunisi' kami sebelum akhirnya berlanjut di episode 'amunisi' terakhir yang mengharuskan kami untuk menahan kantuk :D Jadi, untung aja ada rule buat 'amunisi' bagi yang datang terlambat harus bisa bikin ice breaking supaya nggak ngantuk. Hmm... Saat itu kalau tidak salah yang datang terlambat mbacims dan Isna hueehhe jadi wajib ngasih asupan biar nggak ngantuk :)))

15 Juni 2016

Taraaaa... Hari ini kami akan berlayar menuju ke hulu :D main-main ke desa penempatan teman-teman Nunukers yang lainnya. Seperti biasa menyewa speedboot milik pak Buyung (langganannya tim yang di wilayah 2 dan 3) yang muat hingga 11 orang. Kami pun melaju cukup kencang hingga di jalan kami menemui 'Nenek' yang sedang berjemur di tepian sungai. 

Tiba-tiba satu orang nggak bisa nahan pipis yang akhirnya mengharuskan kami berhenti di salah satu tempat untuk pekerjaan proyek dan meminta izin masuk karena seriusan kebelet nggak nahan. Bisa ditebak itu siapa? Iya, siapa lagi kalau orang yang suka ngerepotin ini (yang nulis ceritanyalah). Duh maaf yaa teman-teman, ya gimana lagi :( so, ketika kamu harus menempuh perjalanan kurang lebih 3 jam lamanya menunggangi speed boot yang mana nggak ada kamar mandinya, dan tiba-tiba di tengah lautan terus sampai melewati sungai kebelet pipis yang mana samping kanan kirinya adalah hutan sawit dan ada 'Nenek' di sana, lalu harus berbuat apa? :(( Maka, dengan terpaksa harus beneran berhenti dan meminta izin untuk numpang pipis daripada pipis di celana :o. Padahal ini buat proyek loh dan nggak sembarangan boleh masuk ke dalam :(( Untungnya Mas dan Mbak securitynya baik hati mengizinkan kami masuk. Alhamdulillah.... :D

Akhirnya kami pun kembali melanjutkan perjalanan kembali sampai ke pelabuhan pembeliangan di kecamatan Sebuku. Dari pelabuhan inilah, Bagja rupanya punya kenalan yang bisa ditumpangi, GCnya juga keren kalau Bagja. Mobilnya milik pak Camat pula heheh :D Tapi di satu sisi, kami harus menuju ke kantor desa Pembeliangan karena mobilnya tidak muat untuk kami ber 11. Nah, akhirnyaaaa kami pun dipinjami bus sekolah dari pak desa kenalannya kak Yori, Bele, Isna dan mbacims. Cihuuuy:')


Setelah tiba di pelabuhan pembeliangan Sebuku

Di Kapolsek Sebuku

((Arap maklum gaya saya yang agak alay di foto)) Dari pembeliangan, kami bergerak menuju kecamatan Tulin Onsoi desa Sekikilan, tempatnya Isna. Di sana mereka sedang mempersiapkan perpisahan keesokan paginya sekaligus mengantarkan Isna kembali ke haribaan karena dia tidak bisa turut serta keliling ke desa yang lain. :( Puas bermain dengan anak-anak Sekikilan dan berkenalan dengan keluarga angkat Isna, akhirnya kami berlabuh untuk mengantarkan Cimpluk ke rumahnya. Cimpluk juga tidak bisa turut serta membersamai kami, karena sama-sama mempunyai acara keesokan harinya :( yah jadi berkurang 2 orang personil. Kami pun berkenalan dengan keluarga Cimpluk yang ibunya memang cukup gaul sekali :')

SDN 003 Tulin Onsoi

Hosfams mbacims

Taraaaa begitulah suasananya kekeluargaan ini. Berkunjung dari satu tempat ke tempat lain yang sudah seperti keluarga sendiri. :') Dan setelah ini kami harus berpisah (untuk bertemu lagi) dengan 2 personil dari kami, Isna dan mbacims. So, kami melanjutkan kembali menuju ke rumah kak Yori di desa Apas, Sebuku. Oh iya, jika sebelumnya di Sebatik akan menemui banyak sekali orang Bugis dan sebagian kecil Timor, berbeda dengan di wilayah 2 dan 3 ini. Wilayah Sebuku, Tulin Onsoi, Sembakung Atulai, Lumbis dan Lumbis Ogong (saya sebutnya daerah kecamatan PM) dihuni oleh suku dayak Agabag. Jadi, interaksi kami berbeda-beda :')

Kami beristirahat sejenak di rumah kak Yori sekitar pukul 1 siang. Sebelum akhirnya kami melanjutkan petualangan menuju desa Tanjung Matol penempatan Bagja. Bercengkerama dengan keluarga asuh kak Yori sambil menikmati semilirnya angin. Setelah sholat dhuhur kami langsung bersiap untuk ke Tanjung Matol dengan menggunakan pick up milik Bapak angkat kak Yori. Perjalanan ditempuh sekitar 3 jam lamanya, dan benar saja tiba di Matol pun sekitar pukul 4 sore. Tapi yang lebih seru adalah, kami disambut hangat oleh anak-anak Tanjung Matol yang super duper keren dan ramah sekali :)

Bermain di Sekolah

Icha bersama dengan 2 bapak guru

Hmm... Mereka mah menyenangkan. Etapi semua anak pasti menyenangkan kok, jadi tergantung diri kita menyikapinya seperti apa. Setelah bercengkerama sebentar dengan orang tua Bagja dan anak-anak Matol, kami langsung tancap kembali menuju Mansalong, kota kecamatan Lumbis. Selama perjalanan sungguh menyenangkan dibersamai dengan pelangi Matol yang kian mengindahkan :) Oh iya, saat pulang kami harus mendorong mobil pick up kami, karena kami harus melewati jalanan tanah yang becek dan mobil tidak bisa menarik beban yang ada di belakang. 4 Superman yang keren beserta dengan wonder woman pun berbondong-bondong mendorong mobil hingga mobil mau mengangkat kembali keluar dari lingkaran tanah yang becek :))

Ditemani pelangi saat perjalanan menuju Mansalong

(Fotonya pokoknya hilang yang ngedorong mobil. Udah gitu aja). Pokoknya, setelah ngedorong-dorong pick up yang sempat kebelosok ke dalam lubang berlumpur rasanya ada haru bahagia di perjalanan ini (buat saya sih nggak tau yang lainnya) :D Yang jelas, bagi yang puasa berbuka di atas pick up... Yeyyy alhamdulillah :')

Sekitar pukul 18:30 kami pun tiba di Mansalong. Tempat menginap kami adalah di rumah baca milik bu DJ (salah satu guru SD yang berada di kecamatan Lumbis), guru yang super duper kece! :') Sholat tarawih bagi yang sholat, karena setelahnya kak Jaim pun akan diajak berkeliling desa Mansalong dan bertemu dengan pak Camat Lumbis Ogong :D (ini sih lagi ngetrick supaya bisa pake perahu besarnya beliau kan yak? Biar bisa keliling wilayah Patal sampai Binter) heheheh...

Yuks istirahat! Karna besok perjalanan kami akan mengitari sungai Lumbisnya. Menelusuri desa Patal sampai Binter dengan menggunakan perahu, orang sana menyebutnya dengan tempel (sejenis ketinting namun muat untuk sekitar 15 orang).

For your information dari 10 desa penempatan Nunukers, satu-satunya desa yang belum pernah dikunjungi ya punya Bele dan mbacims (cuman sebentar doang sih). Soalnya, karna waktu sudah sangat mepet, jadi kami memang tidak sempat berkunjung ke rumah Bele :( Yaaahh.. Makanya mah jadi nggak sempat kenalan sama Amangnya dan Inangnya Bele deh. :(

16 Juni 2016

Yeyy hari ini akhirnya akan berlayar menuju desa yang kudu banget desanya dilampaui dengan ketinting atau tempel. Desa penempatan Bang Ulil (Desa Patal), Bulan (Desa Sukamaju), dan Salman (Desa Binter). Berlabuh terlebih dahulu ke desanya bang Ulil di Patal, lalu bertemu dengan anak-anak Patal. Dari kota kecamatan sampai desa ditempuh sekitar 45 - 60 menit lamanya.

Lebih dekat dg keluarga asuh bang Ulil

Menjadi pendengar

mengisahkan bang Ulil di Patal
Sempat berkunjung juga ke rumah dinas yang bang Ulil tinggali karena dia belum dapat Hosfam saat itu. Kurang lebih 8 bulan dia tinggal sendirian di rumah dinas, yang akhirnya di 4 bulan terakhir sebelum penarikan ada yang mau ngangkat dia jadi anaknya :D Alhamdulillah... Baik, setelah puas bermain-main di Patal maka kami kembali bertolak menuju desanya Salman, Binter. Harusnya sih bisa mampir Sukamaju karena ngelewatin desanya Bulan juga. Tapi, kata Bulan kalau sempat mampir kalau tidak ya cuman ngelambaiin tangan aja ke desanya :D

Sekilas tentang Desa Binter, juga salah satu desa paling ujung di kecamatan Lumbis Ogong (eh tapi kayaknya ada yang paling ujung lagi dink hehe tapi nggak tau nama desanya apa). Jarak tempuhnya sampai ke negeri sebelah aja bisa dicapai sekitar kurang lebih 3 jam lamanya, sama seperti ditempuh dari desanya Isna di Sekikilan. Cuman bedanya, jika desa Isna bisa ditempuh dengan jalur darat, kalau di Salman harus menggunakan perahu lagi untuk sampai ke negeri sebelah. Kalau Sebatik mah nggak usah ditanya, darat atau lewat air juga bisa heheh cuman butuh waktu 15 menit pakai speed boot, atau jalan kaki sekitar 1-2 jam lamanya.

Buat saya pribadi, saya terkesan dengan desa-desa penempatan Bang Ulil, Bagja, Bulan dan Salman. Why? Pemandangannyaaaaa Masya Allah... Ajib gileee lah pokoknya. Cantik beneeer dah! Selama perjalanan di atas perahu disuguhi sama hijau-hijauan ciptaan Gusti Allah. Jadi nggak bosen seriusan! Bahkan mungkin bisa bertemu dengan binatang yang sedang asik bercengkerama di atas pohon atau rumah-rumahnya (mata lope-lope) :')


menanti Tempel yang akan mengantar kami

Tuh kan... Cantik
Desa Binter
Nah, keren kaaann.. insightnya, yang penting tetap disyukuri dimanapun ditempatkan hehe.. Yang penting sudah melihat sebagian keindahan Indonesia ini di tanah Borneo. Kami berkeliling desa Binter, bertegur sapa dengan warga dan mengunjungi kepala sekolah Salman. Menarik buat saya adalah, di sana kerajinannnya keren, pada kreatif semuanya. Mungkin, karena memang mayoritas suku dayak dan mereka masih menyimpan unsur-unsur budayanya, jadi masih kental banget dan sungguh berasa banget Kalimantannya hihihi :D

"Pak Salman, nanti kita buatkan rompi seperti yang digantung di atas itu!" kata pak Romi (Bapak Kepseknya Salman).

Semua beralih memandang pakaian adat dayak yang terbuat dari lapisan kayu gaharu karena seriusan terpukau dengan karyanya (ujungnya beneran dibuatin loh, waktu kami penarikan dan mau balik ke Jawa -_- dan yang dikasih cuman Salman doang) hahaha *Yaiyalaaaahh :D

Backgroun sekolah Salman

Bele ngintip dengan asiknya
Iyaa lagi-lagi ini sisa-sisa foto yang saya punya (jadi curhat, keinget, mbuh bubar bubar) :((
Keseruan kami berkeliling di kecamatan Lumbis Ogong pun dilanjutkan dengan berkunjung ke desanya Bulan. Yeeeyy! Akhirnya sempat juga ke desanya Bulan di Sukamaju heheh :D Nah, di sini saya belajar banyak sekali fakta karena saya buat kesalahan. Tapi bukan bermaksud demikian kok seriusan :') Apa kesalahannya kenapa masih diinget banget sampe sekarang.

So, jadi ketika kami mengobrol dengan warga di desa Sukamaju saya sempat (masih) kaget dengan bahasa yang digunakan. Alhasil saya keceplosan tertawa lirih, dan saya ditegur oleh kanan kiri saya "Eh nggak boleh gitu. Mereka memang bahasanya seperti itu" Iyaaa... Saya keceplosan, duh maafkanlah saya ini karena bukan bermaksud demikian :(( Satu hal yang saya pelajari adalah meskipun bahasa Indonesia mereka masih kurang lancar, tapi mereka masih tetap mau berusaha supaya mereka bisa berkomunikasi dengan kita dan jangan pernah menyepelekan orang-orang seperti mereka, karena dari mereka pun kita bisa belajar hal yang belum pernah kita pelajari. Saya akui mah kalau saya salah, maafkan saya yaaa buat saya mah ini kesalahan yang seriusan bakalan diinget mah. Makanya baru 2 bulan di penempatan saja, Bulan bahasa dayaknya sudah cas cis cus udah mirip kaya orang Dayak sungguhan :D kereeeen mah Bulaaan :)

SDN 002 Lumbis Ogong

Bersama warga di Sukamaju

Diskusi asik
Oh iya, Bang Ulil, Bulan dan Salman PM Nunukan yang memang hidupnya di rumah dinas. Jika Salman bertahan sampai akhir di rumah dinas sendirian, berbeda dengan bang Ulil dan Bulan yang beberapa bulan terakhir sebelum penarikan mereka malah bisa tinggal sama warga. Alasanya? Ah bisa dikepoin langsung aja yaa sama orang yang bersangkutan heheh...

So, perjalanan kami berakhir. Hingga akhirnya kami harus kembali ke Mansalong sore harinya sekitar pukul 4 sore. Ditutup dengan sunset yang Masya Allah cantiknya, karya dari Sang Maha Karya :')

Sunset di Lumbis Ogong
Malam ini kami berkumpul untuk terakhir kali sebelum lebaran dan kembali ke kabupaten hehehh... Paginya kami harus kembali ke desa kami masing-masing termasuk saya dan Mubin yang harus kembali ke Sebatik, kak Jaim yang harus kembali ke Jakarta, Bele dan kak Yori ke Sebuku, pun demikian dengan Bagja, bang Ulil, Salman, dan Bulan. :')

17 Juni 2016

Jadi, petualangan site visit sudah selesai gaaaeesss... Itu cerita yang berusaha saya ingat-ingat dari setahun yang lalu :)) Saya dan Mubin kembali pagi hari pukul 6 dari Mansalong-Sebuku (3 jam perjalanan), Sebuku-Nunukan (3 jam), dan Nunukan-Sebatik 15-30 menit belum lagi tiba di rumah kami masing-masing yang harus naik taksi dari pelabuhan menuju rumah.

Sedangkan kak Jaim kembali terbang dari Malinau setelah sholat jumat dengan si pengantar Bulan, Salman dan bang Ulil. :D

Terima kasih banyak kak Ijmaaaa telah memberi 'amunisi' buat kami hehehhe

***

Kalau ada tanggal salah mohon dimaafin yaaa.. namanya juga mengingat-ingat kembali apa yang terjadi di masa lampau. Ya tujuannya supaya memang jadi pengingat, dan cerita buat ke depannya hehehhe

Saya yakin mah jika kita berniat baik sama orang InshaAllah akan selalu dipertemukan selalu dengan orang-orang baik yang luar biasa. Seperti mbak Wi dan mas Rizal, Orang tua angkat kita yang selalu direpotin kita tapi mereka malah justru nggak merasa repot, bu Jum, bu DJ, pak Ramlan, dan masih banyak orang-orang baik yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang berada di penempatan. Tentunya, masing-masing dari kita menemukan orang-orang baik tersebut. Iya kan?

Semoga orang-orang baik yang selalu direpotin kita ini selalu sehat walafiat dan selalu diberkahi sama Gusti Yang Maha Agung :')

Daaaannn rupanya kita ini nggak ada foto bareng-bareng sama mas Rizal dan mba Wiwi yaaa. Kok jadi sedih :(( Semoga dipertemukan di lain kesempatan dengan keadaan sehat pokoknya :')

PM XI Kabupaten Nunukan (di depan rumah mas Rizal dan mbak Wi)


-vidahasan-
Share:

Site Visit Nunukaners (1)

Assalamualaykum Wr.Wb,

Hallo :)

Jangan bosan-bosan ya ketika saya lagi-lagi menulis tentang daerah penempatan kami tim Nunukan. Supaya bisa mengingat akan hal-hal yang menyenangkan di sana. Iya meskipun kemungkinan akan selalu dibilang "Rindu" tapi memang beneran rindu kok. Saya mah hanya bisa melampiaskan kerinduan saya lewat tulisan dan melihat kenangan via foto-foto saja. Susah untuk bertemu langsung dengan orang-orang di dalamnya, karena kesibukan masing-masing :)

Bismillahirrohmanirrohim,

Ini sih cerita tentang amunisi tim Nunukaners ketika di penempatan. Kedatangan seorang pendamping yang disebut dengan trustee itu merupakan sebuah amunisi loh hehe.. Tamu yang 'agak' penting ini datang jauh-jauh dari Jakarta buat ngasih 'amunisi' buat tim yang sukanya sangat slow down banget ini dan suka baperan juga mungkin. Tepatnya sih dimulai dari tanggal 11 sampai 17 Juni 2016. Ini sudah bulan Ramadhan looohh... Seingat saya minggu kedua bulan Ramadhan :')

Well, saya akan mencoba mengingat-ingat sedikit apa yang dilakukan dengan 'pengamunisian' ini. Selama kurang lebih satu minggu lamanya. Semoga yang dingat pun juga sama diingat oleh teman-teman saya yang lainnya heheh :D

11 Juni 2016

Kedatangan mas Trustee yang akan memberi amunisi terhadap timnya itu adalah satu hal yang kadang Pengajar Muda butuhkan di penempatan. Seringkali PM suka salah jalur kalau nggak dilurusin nih :)) Namanya kak Ijma Sujiwo, yang suka banget direpotkan oleh tim kawakan dari Nunukaners ini. Suka dengerin ceramahannya anak-anaknya, meskipun kadang kalau ditelfon susahnyaaaaa yaampuuuun haha tapi sekalinya nelfon sih bisa berjam-jam lamanya :D

Kak Jaim datang dengan membawa segala perlengkapan perang dari Jakarta seperti kertas plano, ATK (spidol, sticky notes, masking tape, gunting, dll), materi-materi dan yang paling penting adalah bawa dirinya sendiri :)) Dijemput oleh mbacims dan Bele di Kabupaten. Seperti biasa tiba sekitar maghrib dan menginap di rumah relawan kami mbak Wi dan mas Rizal yang kebetulan saat itu hanya ada mas Rizal saja di rumah (mbak Winya lagi persiapan ngelahirin si Ghia di Makassar) :D Maklum, saat itu kami belum mendapatkan basecamp, jadi kami masih harus menumpang hehe

Welcome mas Trustee di Nunukan. Semoga bisa bertahan dengan teriknya matahari yang cukup menyengatkan tubuh yaaa dan semoga kuat puasanya hihi :") Selamat istirahat...

12 Juni 2016

Keesokan harinya kak Jaim pun dibawa kabur menuju ke Sebatik. Diharapkan kak Jaim bisa menjangkau keseluruh wilayah penempatan kami (kalau dijadwal sih begitu yaa) entah nanti realitanya seperti apa. Nah, karena pas memang ditakdirkan datang ke Sebatiknya hari minggu jadi sekolah pada libur. Alhasil kak Jaim tidak berjumpa dengan kepala sekolah kami yang di Sebatik. Awalnya dijadwalkan datang pukul 11 siang, tetiba mundur jadi uda sesorean tiba di desa penempatan saya terlebih dahulu. Di Dusun Berjoko, kampung Lourdes, Desa Sungai Limau.

Menggunakan speed boot kebanggaan dari pelabuhan Sei Bolong Nunukan sampai Bambangan Sebatik. Terus dari Bambangan menuju desa saya harus kembali menggunakan taksi (sebutan untuk semua jenis mobil Avansa). Setibanya di rumah orang tua angkat saya, biarkan bernafas dan beristirahat sejenak. Lalu kami berkeliling kampung menemui beberapa guru sekolah (termasuk ibu angkat saya yang memang guru PAI di tempat saya mengajar).

Kami pun menuju rumah pak Hila dan Bu Kori, selaku yang lebih disesepuhkan di sekolah hehe guru yang cukup gaul buat saya dan selalu saya repotin terutama kalau masalah sepeda motor heheh... Kami pun menuju ke sana, ngobrol sejenak dan berwisata sebentar ke gereja. Jika rombongan sudah hadir di rumah singgahnya Mubin, saya, mbacims, Bele, kak Jaim, dan Mamak masih berkeliling desa.

pict by Shalipp Sanri

Di atas adalah sisa foto yang masih selamat :') karena saya sedang terkena musibah dengan data-data saya di hardisk :( yang motoin sohib saya yang satu penempatan di desa namun berbeda yayasan :D

Sekitar pukul 15.00 saya pun menuju ke rumah Mubin yang berada di desa sebelah, desa Maspul namanya. Kami akan bermalam di sana karena malam harinya setelah sholat tarawih, kami akan membahas agenda selama satu minggu site visit. So, agenda memang agak padat sih haha (sok banget lah pokoknya). Kak Jaim yang baru tiba udah diajakin aja muterin Sebatik :D Setibanya di Mubin, ketemu Nunukaners yang lain, istirahat sebentar, terus langsung diajak ketemu sama pak Camat (pak Harman) dan pak kepala UPTD Sebatik Tengah (pak Saleh). Maapin ya kak, kayaknya nggak ada banget jatah istirahat buat kakak haha :))

Sumber: FB Mubin

Sumber: FB Pak Harman
Oke, demi mewujudkan kenangan yang afdhol saya harus banget ngubek-ngubek foto dari beliau-beliau yang menyimpannya. Maafkan yaa pak Harman dan Mubin hehe :)

Pulau Sebatik itu punya keunikan tersendiri. Awalnya sudah direncanakan mengajak kak Jaim buat bisa melihat patok 3, patok yang terkenal seantero Sebatik yang (katanya orang) ada rumah yang dapur di Malaysia dan ruang tamu di Indonesia (padahal sebenernya juga nggak gitu). Itu patok mah emang udah dari dulu bermasalah, yang harusnya wilayah yang ngakunya Malaysia itu ya milik negeri kita sendiri. But you know lah, masalah ini entah kapan selesainya. Lah... balik lagi aja deh ke cerita awalnya. Jadi, intinya sih mau ngajakin kak Jaim ke sana, tapi karena waktu sangat meveeet sekali dengan waktu maghrib, walhasil jadi gatooot deh. Maapin lagi kak belum jadi poto di patok 3 :(

Ujungnya, malah terjebak buat ikutan safari Ramadhan di masjid Al Aqsa Aji Kuning heheh.. padahal mah (katanya) yang dapat undangan Vida sama Mubin, malah yang dijebakin kak Jaim buat duduk paling depan lagi haha :)) Di undangan terteranya Indonesia Mengajar kak, bukan Vida atau Mubin. Jadi ya mewakilkan aja kami berdua heheh :D

Suasana Safari Ramadhan di masjid Al Aqsa
Pokoknya katanya mah, setelah maghrib harus segera kabur dan sholat tarawih di masjid depan rumah Mubin aja yang dekat hihi... Oke-oke akhirnya kami pun langsung capcus pulang ke rumah setelah sholat maghrib. Ditambah dengan 2 personil Shalipp dan Aldo :)) (suka banget ngikutin) :D :D Padahal salah satu dari mereka saya suruh buat bawa balik motornya pakcik Aki ke rumah karena sore tadi dipake sama mbacims buat ke rumahnya Mubin. Nuhun sangat yak :D

Nah... Baru deh setelah tarawih kami pun berkumpul bersama membahas agenda untuk ke depannya. MasyaAllah... meskipun terkantuk-kantuk seenggaknya mah bersyukur bisa berkumpul seperti ini sama mereka, apalagi di bulan Ramadhan, jadi semakin syahdu :')

PS: 
Ada cerita loh di balik perjalanan saya, mbacims, Bele, dan kak Jaim ke tempat Mubin hehehe.. Mbacims boncengan dengan Bele, saya dengan kak Jaim. Mbacims dan Bele lebih dahulu jalan di depan, sedangkan saya dan kak Jaim setelahnya. Karena jalannya tanah menanjak dan rusak saya malah khawatir yaa dibonceng sama kak Jaim :((( Akhirnyaaa saya pun bawa motor sampai naik ke atas dekat pintu masuk kampung. Weheheh.. Pas di jalan, saya dibonceng kak Jaim dan saya justru semakin khawatir karena feeling bad pokoknya lah. Akhirnya setelah memompa motor di dusun sebelah saya pun yang menyetir sampai di rumah Mubin. Nggak usah ditanya reaksi 3 laki-laki Nunukan lainnya, pokoknya mah terkejut. Lah, daripada saya dan kak Jaim kenapa-napa? Mending saya aja lah yang bawa motor (mentang-mentang udah tahu medannya kaya gimana) heheh :)). Teruuuuss.. Pas di jalan saya nyariin mbacims dan Bele yang udah jalan duluan tapi kok nggak ketemu. Pas uda nyampe di Mubin, rupanya mereka pun belum sampai TKP. Padahal mereka jalan lebih dahulu, tahunyaa malah kesasar hampir di tengah hutan :)) Lah kok? Pokoknya perjalanan hari kedua ini mah menyenangkan :')


13 Juni 2016

Yuhuuuu... Paginya kami harus berlayar kembali menuju Nunukan karena harus 'kembali belajar' dengan menumpang mobil pick up punya pak cik kenalan Bapak, kami pun diantar menuju ke Bambangan.

By the way, saya harus balik duluan nih lebih awal karena saya harus ambil barang dan mengembalikan motor. Barang belum saya bawa sekalian karena saya masih ada tanggungan motor yang harus kembali ke tangan pak Hila (maklum motor pinjem) heheh... Agak merepotkan teman2 memang, karena niatnya saya mau balik malam harinya. Tapi karena sudah sangat larut akhirnya saya memang harus balik ke rumah keesokan paginya dan ditemani oleh mbacims. :')

Tau-tau mah ujaaaan... MasyaAllah.. Walhasil motor saya letakkan di kolong rumah om Balapito dan kami berdua pun harus turun dengan berjalan kaki karena jalanan licin dan becek. Agak nyeremin karna akhirnya kami pun harus menyeker ayam :D Sampai di rumah, cuci kaki, ambil barang langsung kembali naik lagi di pos ronda menunggu jemputan. Kami pun ditemani para kurcils yang akan berangkat ke sekolah, setidaknya bertemu mereka sebentar sebelum saya meninggalkan mereka selama seminggu dan berliburan.

Duo kembar
Yey.. Nunukaners
Oh iya, waktu itu kak Yori belum hadir di tengah kami. Masih ada agenda di desa yang tidak bisa ditinggalkan, tapi tenang sajaaa... Kak Yori turut bergabung dengan kami setelah kami tiba di kabupaten ;) Foto saya dan mbacims itu disela menunggu jemputan pick up yang datang dari arah desa Maspul, selanjutnya kami ber-10 menaiki pick up menuju ke pelabuhan Bambangan dan tiba di Sei Bolong, Nunukan :")

Seperti biasanya, atas GC Isna kami selalu menyarter perahu milik pak Basir. Alhamdulillah, bapaknya sabar dan asik jadi beliau juga selalu standby ketika kami menghubungi beliau heheh...

((sayangnya foto yang di perahu pun ikutan ke detected)) :'(

-- Cerita di hari berikutnya saya lanjutin lagi nanti yaa --

to be continued...

-vidahasan-


Share:

20 April 2017

Kelar PM (2)

...Melanjutkan cerita sebelumnya...

Well... kami pun berpisah dengan 4 orang Nunukers yang sudah kembali ke keluarganya masing-masing. Then say... See when I see you again :)

Kami ber 6 pun masih harus kembali menyusur jalanan ibu kota. Tiba di stasiun Gambir sekitar pukul 19:30, lalu kami sudah dijemput oleh mas sepupu saya yang tinggal di daerah Tomang. Tetap yaa kelaparan, akhirnya kami makan di warung dekat dengan senayan bawah "rumah para PM". Barang kami masih menumpuk di sana.
Cims bertemu dengan teman lamanya, Mubin balik ke Ciputat, Bang Ulil dan Bro Salman masih mendekam di Senbaw, saya dan Bulan balik ke rumah Pakdhe. Kami semua akan meninggalkan Jakarta tanggal 13 Desember 2016. Bulan kembali ke Bulukumba, Bang Ulil ke Blitar lanjut ke Kediri, Cims ke Blitar dan Bro ke Lumajang. Ya, sudah saatnya kami memang berpisah untuk bertemu kembali (Please, it's not about baper but about us) huehehhe...

Sesampainya di rumah Pakde ketemu lagi deh sama Mbak Ani, dan Pakde. Ngobrol singkat dan langsung tewas karena saking capeknya. Untungnya mah anak PM udah terlatih buat komunikasi sama orang baru, jadi Bulan nggak kagok ngobrol-ngobrol sama keluarga saya heheh... Yang jelas keesokan harinya bakalan keliling kota Jakarte! :D

2 lelaki yang ditinggal di Senbaw pun berkabar kalau si Cims (yang janjinya balik ke Senbaw) malah menghilang entah kemana hahaha :p saya sih udah yakin aja, kalau Cims uda ketemu temen lamanya pasti dah bakalan begitu :p makanya saya lebih memilih nginep di rumah Pakde heheheh

Keesokan paginya, saya, Bulan, mbak Ani dan mas Arif cabut ke suatu tempat dimana di sana Bulan ingin mencari beberapa buku. Maka jadilah kami berempat menuju ke daerah pasar senen yang katanya ada banyak penjual buku yang harganya tidak seperti di toko buku yang mewah. Hanya butuh waktu sekitar 30 menit mungkin, lalu kami pun melanjutkan perjalanan untuk menemui duo manusia yang katanya masih buta arah :)))

Sekitar pukul 10an kami pun berjumpa di masjid Istiqlal dengan berbagai drama yang dilalui oleh 2 lelaki ini (Bang Ulil dan bro Salman). Gileee laaah itu masjid lagi rame-ramenya euy, gimana bisa nemuin 2 laki-laki ini secara cepat hahaha... Tapi yaa akhirnya ketemu juga. Dengan yang paling mendramatisir cerita dari bang Ulil yang ditinggal sama partnernya nge gojek :D :D :D

Pas ketemu...

"Ah tega kamu, Man ninggalin saya! Saya belum download apa-apa dan baru ditinggal sebentar. Kamu uda jalan aja"

"Belajar Bang. Tapi nyatanya juga sampai juga kan di sini dan ketemu juga?" 

"Iya sih.. Tapi kan tetep aja saya pusing. Untung aja ada yang bantuin tadi di Senbaw" 

Mendengar percakapan mereka mah yaa emang gregetan haha yah setidaknya nggak ada dong yang mungkin berani nyulik bang Ulil? :p Kami pun berjalan dan mampir menuju gereja depan masjid istiqlal, yap gereja Kathedral (gereja yang bangunannya terlalu gothic dan mirip seperti di Cologne). Kata Bulan...

"Rekamin saya, kak! Saya mau ngucapin selamat natal buat murid-murid saya di desa di depan gereja ini" Maka jadilah dibuat dan berfoto ala blacklight

blacklight


Kathedral
Dari Kathedral ingin sekali bertandang ke Planetarium dan sayaaa lupaaa kalau Museum itu selalu tutup hari Senin. Maklum tidak ada Museum jadi lupa deh hehehhe :p pas nyampe sana lalu zonk dan nggak tau mau ngapain. Maka akhirnya kami pun berdhuhur sebentar sambil berfikir. Tiba-tiba...

"Eh ada Bioskop. Nonton aja deh kalau gitu yuuukk" Bro ngajakin.

"Seriusan Bro mau nonton?" 

"Iya seriuslah. Sambil nunggu Mubin deh" 

Maka cak cik cuk belilah kami tiket untuk 5 orang di Empire TIM. Nontonnya mah rupanya film yang pengen banget ditonton sama si Bro. "Bulan terbelah di Langit Amerika". Saya mah cuman ngikutin alur ceritanya aja, commentnya bagus sih.. mirip-mirip 99 Cahaya di Langit Eropa (iyaalah kan itu juga dari pengarang buku yang sama) hehehhe... Yah setidaknya ndolani mas bro yang kepengen banget nonton film di bioskop.

Setelah itu, kami pun makan siaaaang. Di sela-sela makan siang, bang Ulil nyeletuk

"Eh Vid, nanti malem nginep di tempat Pakdenya Vida aja kali yaa..." 

"Wah boleeehh lah" kata mbak Ani "Tapi lu siapin bon dulu yee.. enak aje main nginep-nginep" :D "Tapi ya seadanya ya tidurnya"

"Kita mah udah biasa kali mbak mau tidur dimanapun. Mau ngeper di jalan pun juga bisa" haha

Nah kan, 2 lelaki yang terluntang lantung ini pun akhirnya ikut menginap di tempat Pakdhe. Tapi biasa, setelah ini mereka ada agenda masing-masing.

Bro ada janji ketemu teman lama, Mubin juga demikian, saya dan Bulan mau jalan-jalan masuk Mall, bang Ulil? ah dia mah paling agak susah menentukan arah :D tapi akhirnya dia pun ikutan masuk Mall yang dekat dengan daerah rumah Pakdhe, supaya pulangnya nggak kebingungan. Yuhuuu kami bertiga pun bookshop di gramedia. Main ke Central Park (yang ada jembatan penghubung dari Mall satu ke Mall lain) heheh.. keliling pokoknya sampai gempor.



Diingetin sama mbak Ani..

"Vid, lu uda dimana dek?"

"Udah mau balik kok mbak"

"Udah dicariin Pakde yaa.. jam 9 kudu uda pada masuk kandang" -____-

Iyaa haha pakde saya emang 'agak' protectif sama ponakannya ini. Maklum ponakannya ini sukanya main terus dan jarang pulang jadi sering dicariin :p yaah setidaknya tanda sayang pakde ke saya heheheh :') Daaaan kami pun akhirnya nge Bajaj bertiga. Biar Bulan sama bang Ulil juga ngerasain naik Bajaj kaya gimana hehehhe :D
Sampainyaa di rumaaah.. Udah deh, rupanya bro Salman uda nyampe aja di stasiun tanah abang :'D dia kebingungan apalagi saya juga nggak tau arah haha akhirnya dia balik lagi ke Senbaw ambil barang bawaan bang Ulil dan mbokde Cims :D Nah, karna bang Ulil nggak tega akhirnya dia pun ngegojek juga nyusul bro sama mbokde yang mau pada nginap di rumah Pakde hehhehe

Jadi kan prinsipnya, dimanapun PM tinggal itu juga rumah mereka semua jadi asikin aja. :)))

Yuhuuu... kami pun ngumpul dan istirahat deh. (Drama lagi adalah ketika mbode pagi harinya badannya sakit karna tidur di kasur) hahaha ih kebiasaan mah begitu :D :D


sure, that we meet again! Eh saya nggak tau mah foto di atas si bro lagi dimana heheh yang jelas setelah ini semoga hari-hari kalian menyenangkan. Kata mbak Ani,

"temen-temen lu goki sama gilanya kaya elu. Kalau dikumpulin ber10 rame banget kali yee" hehehhe

Perjalanan diawali dari nganter Cibul ke Bandara lalu dilanjut ke stasiun...

Bandara




Stasiun
Sediiih siiih.. tapi yaa apapun itu perpisahan memang nyakitin tapi pasti terjadi everytime! :)

Thank youuuu buat mbak sama mas sepupu saya yang kece (mbak Ani dan Mas Arif) yang dengan sabar 'ngasuh' kami ber5 (katakanlah 6 sama Mubin). Besok-besok lagi yaa mbak, mas hahaha :p

Nunukers, pokoknya sehat terus yaaa dimanapun kalian berada semoga Allah senantiasa memberi nikmat sehat supaya kita berjumpa dan jalan-jalan lagi hehe :)

once more... see you when I see you again!

Salam
--vidahasan--


Share:

15 April 2017

"Kelar PM (1)"

Waaaahh ini tulisan pertama saya di tahun 2017. Duh Gusti, udah di bulan ke-4 tapi barunya menulis di blog. Sedih atuhlah rasanya, punya blog tapi bersarang walet nggak pernah tulis-menulis lagi huhu.. :((

Well, judulnya mah "Kelar PM" yaaa.. Ah jika saya sebutkan satu persatu apa yang saya lakukan di penempatan setahun lalu itu banyaaaaaaakkk banget! Bahkan bahkan... saya sedih, karena foto di hardisk saya smuanyaaaaaa ke backup restore, dan saya sempat stress karena semua fotonya hilang :(( (ya Allah malahan curhat inilah) --skip aja yaa--

Jadi begini,

9 Desember 2016 --kumpul 1 tim Nunukan bersama dengan mas Trustee--

Mungkin ini (bukan) terakhir kali kumpul satu tim komplit plit plit ber sebelas. Saat itu, kami sudah selesai OPP (Orientasi Pasca Penugasan) dan ada yang punya janji mau ngajakin kami ber-10 kumpul. Iya, He's the only one our trustee di Nunukan. Lah, skip juga deh siapa namanya haha yang jelas malam itu kami sudah sibuk untuk mencari alternativ mau makan dimana. Maka dipilihlah tempat nongki yang makanannya junk food (Burger blenger) seingat saya itu namanya. And for the first time, after one year... kami mencoba makanan ini. Maklum di desa penempatan kami Burger itu makanan yang 'istimewa'. Maka tanpa ragu dan basa basi, pesanlah (hampir) dari kami semua "double cheese burger". Kalap udah kalap aja kata si Kakak. Akhirnya 2 orang dari kami turun ke kasir pemesanan. Beberapa menit kemudian, si kakak berdua ini kembali ke meja kami sembari bilang "yang pesen double cheese burger kita pesenin cheese burger aja. Soalnya udah habis". Baiklah tidak apa-apa, dan kami pun makan dengan lahapnya. (Akhirnya makan beginian after 1 year...)


tiba-tiba beberapa menit kemudian...

"Eh, kok kenyang yaa..." -- "iya kenyaaang" -- "Duh nggak habis deh kayaknya" --

"Cobaaa kalau tadi pesennya yang double cheese! Kuat nggak tuh kalian? Rakus sih kalian" mas Trustee mah cuman nyeletuk gitu doang -_-

Kami cuman bisa manggut-manggut sambil bilang "Maklum mas, di penempatan jarang ada makanan seperti ini" :D :D

Entahlah, rasanya saat itu saya bahagia meskipun dengan hal sederhana seperti ini. Kapan bisa kumpul lagi? I don't know, at least we had a good time at the last night! :)

our good time :)

ps: Malam harinya kami numpang menginap di rumah kami di Senayan Bawah 17 :D 

10 Desember 2016 --Sungkem di rumah kakak Yori dan keliling Bandung--

So, Paginyaaaa... kami ber10 menuju ke Bandung. Beberapa barang bawaan kami yang bejibun banyaknya masih tertinggal dan dititipkan di "rumah kami" ini. Terkecuali kak Yori dan Belle yang akan langsung pulang ke Bandung (aslinya mereka memang Bandung) :) serta BJ yang akan langsung lanjut menuju Serang, Banten dan Isna yang langsung terbang menuju Jogja. Nah, kami ber 6 tinggal terluntang-lantung saja di ibu kota setelah ini hihi..

Baiknya adalah orang tua kak Yori langsung menjemput kami dengan 2 mobil.  Waaaaah *sungkem beneran mah ini*.. Perjalanan Jakarta-Bandung butuh waktu sekitar 3 jam (harusnya tanpa macet), tapi karena macet yang luar biasa akhirnya perjalanan kami jadi 5 jam via tol. Maklum, saat itu looooong weekend, jadi memang macet-macetnya Bandung aja. 

Hujan turun. Dan kami didrop di alun-alun kota Bandung, tepatnya masjid agung Bandung. Masya Allah... gerimis romantis karena kami kumpul sama-sama kecuali Belle, yang saat itu langsung kudu balik menuju rumahnya. Dari sesorean hingga malem sekitar jam 10an kami keliling kota Bandung. Kebetulan saya janjian sama teman seperjuangan saya ketika di Sebatik dulu, Alam. Kami bertemu di masjid agung sembari istirahat dan sholat di sana. 

Vida, Alam, Mubin (tim Sebatik)

Dari masjid agung kami pun berjalan berkeliling kota Bandung. Kak Yori bak tour guide handal yang menjelaskan tempat sejarah beserta sejarahnya ke kami. I was so excited! Setelah keliling, kami ingin meluangkan sejenak untuk makan bersama di "malam terakhir kumpul ber10". Cukup berdiskusi panjang, karena Belle dan kak Yori sama-sama nggak ngeh tempat ngehits Bandung saat ini hihi makanya nanya Alam karena dia yang lebih pulang duluan dari perantauan dan setidaknya tau tempat hits Bandung saat ini heheh (kami sebagai turis mah kudu ngikut aja karna nggak ngerti apa-apa). Maka diputuskanlah kami makan di salah satu resto yang makanannya buat saya lumayan deh. Bayarnya? Hihi kami suka simpan tabungan ketika di penempatan kemarin :D jadi itu hasil kumpul-kumpulnya kami sejak di penempatan (bongkar biar nggak lupa) :D

Masjid Agung Bandung

Yey.. Mamam :D

Yeyy setelah makan kami pun berpamitan sama Belle dan Alam. Hatur nuhun eta teh ya Akang dan teteh geulis :) Pesen grab, dan bermalam di tempat kak Yori. Karna sudah terbiasa tidur kami semacam ikan panggang, maka apalah daya kembali seperti jaman ketika di penempatan hihi

Ps: Sebelumnya kami ber-6 (saya, Mubs, Bul, Bro, Cims, dan Bang Ul) berdiskusi tentang kepulangan ke Jakarta. Mau travel atau kereta api. Setelah check and ricek maka akhirnya jatuhlah kami menggunakan kereta api dan di stasiun dijemput sama abang sepupu saya hueheheh :D

11 Desember 2016 -- (masih) keliling Bandung --


Supaya tidak PP, kami pun melanjutkan perjalanan sekitar pukul 8 pagi dari rumah kak Yori plus sekalian membawa barang bawaan kami supaya langsung didrop di stasiun kota Bandung. Waaah hari terakhir komplit huhu entah kapan lagi bisa komplit seperti ini :(( bahkan ini sudah tidak komplit karena Belle tidak ikut tour kami di hari berikutnya :( Maka jadilah kami hanya ber-9 menuju ke museum geologi Bandung. And theeeennn.. Di sana cukup baper karena keinget sama anak-anak di desa yang nggak tau bahkan belum pernah sama sekali ke museum dan nggak tau museum itu apa -_- (saya jadi inget ada siswa saya yang bertanya --museum itu apa ibu?-- dan saya langsung diam lalu menjelaskan).

Pada mencaaar haha
Minus Belle
Setelah dari museum geologi, lalu kami dimanjakan ke masjid Salman. Waaa hatur nuhun kak Yori, om dan tante dan adeknya kak Yori sudah bawa kami keliling-keliling kota Bandung dengan waktu yang cukup singkat :') kami bahagia dan kami merasakan kekeluargaan ini. :) Sejak saat itu setiap 'rumah PM' adalah 'rumah PM bersama' :)))

cuman ber4 karena yang dua misah :D

see u when I see you team!


Maka...
kembalilah kami ke peradaban semua. Dari yang awalnya ber10, lalu ber 9 dan akhirnya kami hanya ber 6 saja :')
Mungkin, begitulah sejatinya waktu. Waktu tidak akan terulang, namun semoga ada waktu yang tergantikan di kemudian hari dalam bentuk apapun. Sehat terus yaaa :')

--vidahasan--
Share: