21 April 2017

Kartininya Indonesia



Hai Wanita Indonesia,

Mengenang kembali tentang Kartini? Tentu saja boleh. Jika mendengar kata tentang Kartini yang terlintas pertama kali adalah tentang emansipasi wanita. Betul sekali. Kartini memperjuangkan hak wanita supaya juga turut berilmu dan bersekolah, hingga derajatnya dinyatakan sama seperti laki-laki yang dianggap sebagai tulang punggung keluarga.

Diunduh dari google

Hasilnya, ketika wanita cerdas harus bertandang dengan urusan rumah tangga dia akan lebih bisa memfokuskan untuk mendidik anak-anaknya. Wanita cerdas itu tidak hanya dipandang dia punya ilmu banyak seperti matematika, ipa, ips atau lain-lainnya loh. Buat saya, wanita yang pandai memasak juga cerdas, mereka tahu bumbu yang pas untuk kelezatan di setiap masakannya. Jadi jangan salah ketika wanita hanya dikatakan pandai memasak saja atau mengurus rumah. Tanpa wanita (seringkali) urusan rumah tangga itu tidak beres. Ini bukan berarti saya menyudutkan laki-laki. Bahwasanya, di balik laki-laki sukses juga bertandang wanita-wanita hebat yang selalu mendukungnya kan? J

Ah di atas itu hanya intro saja. Sebenernyaaaa sayaaa ingin menceritakan tentang wanita-wanita di bumi perbatasan Indonesia hehheh ini sih karena mungkin saya rindu desa dan segala antek-anteknya...

Setahun, iya tepat setahun yang lalu. Rasanya waktu berlalu begitu cepatnyaaa.. Tentu saja, jika kita melakukan hal yang disukai pasti tidak akan berasa susah, sedih atau senangnya. Intinya adalah kata kunci yang saat itu saya gunakan “Jangan Lupa Bahagia dimanapun berada”.

Katakanlah, Ibu Saminah, Ibu Kori, Ibu Agnes, Ibu Nur, dan Jusnita guru wanita di daerah perbatasan antara Indonesia-Malaysia, Pulau Sebatik namanya. Guru-guru ini mengajar dan bertugas di SDN 005 Sebatik Tengah, tempat saya setahun yang lalu bertugas. Wanita-wanita ini buat saya adalah wanita tangguh dari perbatasan. Mungkin tidak hanya mereka saja, ini hanya sebagian wanita bahkan belum sebagiannya sedikit wanita tangguh dari perbatasan.

kiri ke kanan: Ibu Agnes, Ibu Nur, Ibu Saminah, Ibu Kori, Jusnita (diunggah dari FB pak Hila)

Mereka sanggup untuk berbagi ilmu dan mengajari anak-anak di sekolah, meskipun dengan keterbatasan yang ada namun tidak lekat juga batasan-batasan itu di diri mereka. Mengeluh? Pasti mengeluh, karena hal itu adalah manusiawi. Namun, daripada mereka tidak melakukan apapun untuk negeri, mereka memutuskan untuk  bisa berbagi ilmu mereka untuk anak-anak negeri. Sama bukan halnya seperti Kartini?

Bagi saya wanita-wanita ini adalah wanita super yang juga ikut andil seperti Kartini terutama dalam bidang pendidikan. Meskipun menurut mereka “ilmu yang kami dapat tidaklah seberapa dibanding orang yang ada di kota besar, namun bagi kami berbagi ilmu sedikit yang kami miliki ini pun semoga nantinya bisa berguna untuk anak-anak kelak”. Teringat jelas ketika ber chit-chat bersama dengan mereka, ada rasa bangga, haru bahkan bahagia karena saya dipertemukan dengan wanita-wanita positif ini.

Di samping itu…

Adalah relawan Nunukan, yang singgah di kota kabupaten. Wanita dengan background bermacam-macam pun juga ikutan berbagi dari guru, dokter, perawat, mahasiswi, dosen, pegawai pemerintah dan lain-lain. Bu Dini, Bu Eyta, Yuni, Bu Dokter Vini, Bu Nursidah, Bu Eva dan beberapa wanita Nunukan lainnya juga wanita super di daerah perbatasan yang saya kenal. Sejak adanya relawan Nunukan dan kelas Inspirasi Nunukan, proyek-proyek yang memberi kebermanfaatan untuk daerahnya selalu mereka rencanakan. Bagi saya itu Hebat!

 
Bu Dini, Bu Nursidah, Yuni (sebagian wanita hebat dari Nunukan) -- (diunggah dari FB bu Dini hehe)

Lalu, apa kabar kita yang hidup di antara banyak fasilitas sekolah, internet, ilmu dan lain sebagainya. Apakah mampu juga berbagi dengan sekitarnya? Mungkin ada tapi hanya sekian persen dari besarnya persen yang ingin dicapai.
Semoga wanita-wanita cerdas Indonesia selalu berbagi dalam kebahagiaan untuk sesamanya. Meskipun wanita, tidak ada hal yang dihalangi oleh apapun untuk memberi kebermanfaatan bagi yang membutuhkan. Karena saya yakin bahwa Wanita Indonesia adalah Hebat!

Kutipan surat Kartini kepada Nyonya Ovink-Soer (awal tahun 1900)

Bila orang hendak sungguh-sungguh memajukan peradaban, maka kecerdasan pikiran dan pertumbuhan budi harus sama-sama dimajukan. Dan, siapa yang bisa paling banyak berbuat untuk yang terakhir itu, yang paling banyak membantu mempertinggi kadar budi manusia? Perempuan. Karena, di pangkuan perempuan lah pertama-tama manusia menerima pendidikannya. Di sana anak mula-mula belajar merasa, berpikir, berbicara. 
 

Kami tidak berhak bodoh, tidak berhak tak berarti.


--vidahasan--
Share:

20 April 2017

Kelar PM (2)

...Melanjutkan cerita sebelumnya...

Well... kami pun berpisah dengan 4 orang Nunukers yang sudah kembali ke keluarganya masing-masing. Then say... See when I see you again :)

Kami ber 6 pun masih harus kembali menyusur jalanan ibu kota. Tiba di stasiun Gambir sekitar pukul 19:30, lalu kami sudah dijemput oleh mas sepupu saya yang tinggal di daerah Tomang. Tetap yaa kelaparan, akhirnya kami makan di warung dekat dengan senayan bawah "rumah para PM". Barang kami masih menumpuk di sana.
Cims bertemu dengan teman lamanya, Mubin balik ke Ciputat, Bang Ulil dan Bro Salman masih mendekam di Senbaw, saya dan Bulan balik ke rumah Pakdhe. Kami semua akan meninggalkan Jakarta tanggal 13 Desember 2016. Bulan kembali ke Bulukumba, Bang Ulil ke Blitar lanjut ke Kediri, Cims ke Blitar dan Bro ke Lumajang. Ya, sudah saatnya kami memang berpisah untuk bertemu kembali (Please, it's not about baper but about us) huehehhe...

Sesampainya di rumah Pakde ketemu lagi deh sama Mbak Ani, dan Pakde. Ngobrol singkat dan langsung tewas karena saking capeknya. Untungnya mah anak PM udah terlatih buat komunikasi sama orang baru, jadi Bulan nggak kagok ngobrol-ngobrol sama keluarga saya heheh... Yang jelas keesokan harinya bakalan keliling kota Jakarte! :D

2 lelaki yang ditinggal di Senbaw pun berkabar kalau si Cims (yang janjinya balik ke Senbaw) malah menghilang entah kemana hahaha :p saya sih udah yakin aja, kalau Cims uda ketemu temen lamanya pasti dah bakalan begitu :p makanya saya lebih memilih nginep di rumah Pakde heheheh

Keesokan paginya, saya, Bulan, mbak Ani dan mas Arif cabut ke suatu tempat dimana di sana Bulan ingin mencari beberapa buku. Maka jadilah kami berempat menuju ke daerah pasar senen yang katanya ada banyak penjual buku yang harganya tidak seperti di toko buku yang mewah. Hanya butuh waktu sekitar 30 menit mungkin, lalu kami pun melanjutkan perjalanan untuk menemui duo manusia yang katanya masih buta arah :)))

Sekitar pukul 10an kami pun berjumpa di masjid Istiqlal dengan berbagai drama yang dilalui oleh 2 lelaki ini (Bang Ulil dan bro Salman). Gileee laaah itu masjid lagi rame-ramenya euy, gimana bisa nemuin 2 laki-laki ini secara cepat hahaha... Tapi yaa akhirnya ketemu juga. Dengan yang paling mendramatisir cerita dari bang Ulil yang ditinggal sama partnernya nge gojek :D :D :D

Pas ketemu...

"Ah tega kamu, Man ninggalin saya! Saya belum download apa-apa dan baru ditinggal sebentar. Kamu uda jalan aja"

"Belajar Bang. Tapi nyatanya juga sampai juga kan di sini dan ketemu juga?" 

"Iya sih.. Tapi kan tetep aja saya pusing. Untung aja ada yang bantuin tadi di Senbaw" 

Mendengar percakapan mereka mah yaa emang gregetan haha yah setidaknya nggak ada dong yang mungkin berani nyulik bang Ulil? :p Kami pun berjalan dan mampir menuju gereja depan masjid istiqlal, yap gereja Kathedral (gereja yang bangunannya terlalu gothic dan mirip seperti di Cologne). Kata Bulan...

"Rekamin saya, kak! Saya mau ngucapin selamat natal buat murid-murid saya di desa di depan gereja ini" Maka jadilah dibuat dan berfoto ala blacklight

blacklight


Kathedral
Dari Kathedral ingin sekali bertandang ke Planetarium dan sayaaa lupaaa kalau Museum itu selalu tutup hari Senin. Maklum tidak ada Museum jadi lupa deh hehehhe :p pas nyampe sana lalu zonk dan nggak tau mau ngapain. Maka akhirnya kami pun berdhuhur sebentar sambil berfikir. Tiba-tiba...

"Eh ada Bioskop. Nonton aja deh kalau gitu yuuukk" Bro ngajakin.

"Seriusan Bro mau nonton?" 

"Iya seriuslah. Sambil nunggu Mubin deh" 

Maka cak cik cuk belilah kami tiket untuk 5 orang di Empire TIM. Nontonnya mah rupanya film yang pengen banget ditonton sama si Bro. "Bulan terbelah di Langit Amerika". Saya mah cuman ngikutin alur ceritanya aja, commentnya bagus sih.. mirip-mirip 99 Cahaya di Langit Eropa (iyaalah kan itu juga dari pengarang buku yang sama) hehehhe... Yah setidaknya ndolani mas bro yang kepengen banget nonton film di bioskop.

Setelah itu, kami pun makan siaaaang. Di sela-sela makan siang, bang Ulil nyeletuk

"Eh Vid, nanti malem nginep di tempat Pakdenya Vida aja kali yaa..." 

"Wah boleeehh lah" kata mbak Ani "Tapi lu siapin bon dulu yee.. enak aje main nginep-nginep" :D "Tapi ya seadanya ya tidurnya"

"Kita mah udah biasa kali mbak mau tidur dimanapun. Mau ngeper di jalan pun juga bisa" haha

Nah kan, 2 lelaki yang terluntang lantung ini pun akhirnya ikut menginap di tempat Pakdhe. Tapi biasa, setelah ini mereka ada agenda masing-masing.

Bro ada janji ketemu teman lama, Mubin juga demikian, saya dan Bulan mau jalan-jalan masuk Mall, bang Ulil? ah dia mah paling agak susah menentukan arah :D tapi akhirnya dia pun ikutan masuk Mall yang dekat dengan daerah rumah Pakdhe, supaya pulangnya nggak kebingungan. Yuhuuu kami bertiga pun bookshop di gramedia. Main ke Central Park (yang ada jembatan penghubung dari Mall satu ke Mall lain) heheh.. keliling pokoknya sampai gempor.



Diingetin sama mbak Ani..

"Vid, lu uda dimana dek?"

"Udah mau balik kok mbak"

"Udah dicariin Pakde yaa.. jam 9 kudu uda pada masuk kandang" -____-

Iyaa haha pakde saya emang 'agak' protectif sama ponakannya ini. Maklum ponakannya ini sukanya main terus dan jarang pulang jadi sering dicariin :p yaah setidaknya tanda sayang pakde ke saya heheheh :') Daaaan kami pun akhirnya nge Bajaj bertiga. Biar Bulan sama bang Ulil juga ngerasain naik Bajaj kaya gimana hehehhe :D
Sampainyaa di rumaaah.. Udah deh, rupanya bro Salman uda nyampe aja di stasiun tanah abang :'D dia kebingungan apalagi saya juga nggak tau arah haha akhirnya dia balik lagi ke Senbaw ambil barang bawaan bang Ulil dan mbokde Cims :D Nah, karna bang Ulil nggak tega akhirnya dia pun ngegojek juga nyusul bro sama mbokde yang mau pada nginap di rumah Pakde hehhehe

Jadi kan prinsipnya, dimanapun PM tinggal itu juga rumah mereka semua jadi asikin aja. :)))

Yuhuuu... kami pun ngumpul dan istirahat deh. (Drama lagi adalah ketika mbode pagi harinya badannya sakit karna tidur di kasur) hahaha ih kebiasaan mah begitu :D :D


sure, that we meet again! Eh saya nggak tau mah foto di atas si bro lagi dimana heheh yang jelas setelah ini semoga hari-hari kalian menyenangkan. Kata mbak Ani,

"temen-temen lu goki sama gilanya kaya elu. Kalau dikumpulin ber10 rame banget kali yee" hehehhe

Perjalanan diawali dari nganter Cibul ke Bandara lalu dilanjut ke stasiun...

Bandara




Stasiun
Sediiih siiih.. tapi yaa apapun itu perpisahan memang nyakitin tapi pasti terjadi everytime! :)

Thank youuuu buat mbak sama mas sepupu saya yang kece (mbak Ani dan Mas Arif) yang dengan sabar 'ngasuh' kami ber5 (katakanlah 6 sama Mubin). Besok-besok lagi yaa mbak, mas hahaha :p

Nunukers, pokoknya sehat terus yaaa dimanapun kalian berada semoga Allah senantiasa memberi nikmat sehat supaya kita berjumpa dan jalan-jalan lagi hehe :)

once more... see you when I see you again!

Salam
--vidahasan--


Share:

15 April 2017

"Kelar PM (1)"

Waaaahh ini tulisan pertama saya di tahun 2017. Duh Gusti, udah di bulan ke-4 tapi barunya menulis di blog. Sedih atuhlah rasanya, punya blog tapi bersarang walet nggak pernah tulis-menulis lagi huhu.. :((

Well, judulnya mah "Kelar PM" yaaa.. Ah jika saya sebutkan satu persatu apa yang saya lakukan di penempatan setahun lalu itu banyaaaaaaakkk banget! Bahkan bahkan... saya sedih, karena foto di hardisk saya smuanyaaaaaa ke backup restore, dan saya sempat stress karena semua fotonya hilang :(( (ya Allah malahan curhat inilah) --skip aja yaa--

Jadi begini,

9 Desember 2016 --kumpul 1 tim Nunukan bersama dengan mas Trustee--

Mungkin ini (bukan) terakhir kali kumpul satu tim komplit plit plit ber sebelas. Saat itu, kami sudah selesai OPP (Orientasi Pasca Penugasan) dan ada yang punya janji mau ngajakin kami ber-10 kumpul. Iya, He's the only one our trustee di Nunukan. Lah, skip juga deh siapa namanya haha yang jelas malam itu kami sudah sibuk untuk mencari alternativ mau makan dimana. Maka dipilihlah tempat nongki yang makanannya junk food (Burger blenger) seingat saya itu namanya. And for the first time, after one year... kami mencoba makanan ini. Maklum di desa penempatan kami Burger itu makanan yang 'istimewa'. Maka tanpa ragu dan basa basi, pesanlah (hampir) dari kami semua "double cheese burger". Kalap udah kalap aja kata si Kakak. Akhirnya 2 orang dari kami turun ke kasir pemesanan. Beberapa menit kemudian, si kakak berdua ini kembali ke meja kami sembari bilang "yang pesen double cheese burger kita pesenin cheese burger aja. Soalnya udah habis". Baiklah tidak apa-apa, dan kami pun makan dengan lahapnya. (Akhirnya makan beginian after 1 year...)


tiba-tiba beberapa menit kemudian...

"Eh, kok kenyang yaa..." -- "iya kenyaaang" -- "Duh nggak habis deh kayaknya" --

"Cobaaa kalau tadi pesennya yang double cheese! Kuat nggak tuh kalian? Rakus sih kalian" mas Trustee mah cuman nyeletuk gitu doang -_-

Kami cuman bisa manggut-manggut sambil bilang "Maklum mas, di penempatan jarang ada makanan seperti ini" :D :D

Entahlah, rasanya saat itu saya bahagia meskipun dengan hal sederhana seperti ini. Kapan bisa kumpul lagi? I don't know, at least we had a good time at the last night! :)

our good time :)

ps: Malam harinya kami numpang menginap di rumah kami di Senayan Bawah 17 :D 

10 Desember 2016 --Sungkem di rumah kakak Yori dan keliling Bandung--

So, Paginyaaaa... kami ber10 menuju ke Bandung. Beberapa barang bawaan kami yang bejibun banyaknya masih tertinggal dan dititipkan di "rumah kami" ini. Terkecuali kak Yori dan Belle yang akan langsung pulang ke Bandung (aslinya mereka memang Bandung) :) serta BJ yang akan langsung lanjut menuju Serang, Banten dan Isna yang langsung terbang menuju Jogja. Nah, kami ber 6 tinggal terluntang-lantung saja di ibu kota setelah ini hihi..

Baiknya adalah orang tua kak Yori langsung menjemput kami dengan 2 mobil.  Waaaaah *sungkem beneran mah ini*.. Perjalanan Jakarta-Bandung butuh waktu sekitar 3 jam (harusnya tanpa macet), tapi karena macet yang luar biasa akhirnya perjalanan kami jadi 5 jam via tol. Maklum, saat itu looooong weekend, jadi memang macet-macetnya Bandung aja. 

Hujan turun. Dan kami didrop di alun-alun kota Bandung, tepatnya masjid agung Bandung. Masya Allah... gerimis romantis karena kami kumpul sama-sama kecuali Belle, yang saat itu langsung kudu balik menuju rumahnya. Dari sesorean hingga malem sekitar jam 10an kami keliling kota Bandung. Kebetulan saya janjian sama teman seperjuangan saya ketika di Sebatik dulu, Alam. Kami bertemu di masjid agung sembari istirahat dan sholat di sana. 

Vida, Alam, Mubin (tim Sebatik)

Dari masjid agung kami pun berjalan berkeliling kota Bandung. Kak Yori bak tour guide handal yang menjelaskan tempat sejarah beserta sejarahnya ke kami. I was so excited! Setelah keliling, kami ingin meluangkan sejenak untuk makan bersama di "malam terakhir kumpul ber10". Cukup berdiskusi panjang, karena Belle dan kak Yori sama-sama nggak ngeh tempat ngehits Bandung saat ini hihi makanya nanya Alam karena dia yang lebih pulang duluan dari perantauan dan setidaknya tau tempat hits Bandung saat ini heheh (kami sebagai turis mah kudu ngikut aja karna nggak ngerti apa-apa). Maka diputuskanlah kami makan di salah satu resto yang makanannya buat saya lumayan deh. Bayarnya? Hihi kami suka simpan tabungan ketika di penempatan kemarin :D jadi itu hasil kumpul-kumpulnya kami sejak di penempatan (bongkar biar nggak lupa) :D

Masjid Agung Bandung

Yey.. Mamam :D

Yeyy setelah makan kami pun berpamitan sama Belle dan Alam. Hatur nuhun eta teh ya Akang dan teteh geulis :) Pesen grab, dan bermalam di tempat kak Yori. Karna sudah terbiasa tidur kami semacam ikan panggang, maka apalah daya kembali seperti jaman ketika di penempatan hihi

Ps: Sebelumnya kami ber-6 (saya, Mubs, Bul, Bro, Cims, dan Bang Ul) berdiskusi tentang kepulangan ke Jakarta. Mau travel atau kereta api. Setelah check and ricek maka akhirnya jatuhlah kami menggunakan kereta api dan di stasiun dijemput sama abang sepupu saya hueheheh :D

11 Desember 2016 -- (masih) keliling Bandung --


Supaya tidak PP, kami pun melanjutkan perjalanan sekitar pukul 8 pagi dari rumah kak Yori plus sekalian membawa barang bawaan kami supaya langsung didrop di stasiun kota Bandung. Waaah hari terakhir komplit huhu entah kapan lagi bisa komplit seperti ini :(( bahkan ini sudah tidak komplit karena Belle tidak ikut tour kami di hari berikutnya :( Maka jadilah kami hanya ber-9 menuju ke museum geologi Bandung. And theeeennn.. Di sana cukup baper karena keinget sama anak-anak di desa yang nggak tau bahkan belum pernah sama sekali ke museum dan nggak tau museum itu apa -_- (saya jadi inget ada siswa saya yang bertanya --museum itu apa ibu?-- dan saya langsung diam lalu menjelaskan).

Pada mencaaar haha
Minus Belle
Setelah dari museum geologi, lalu kami dimanjakan ke masjid Salman. Waaa hatur nuhun kak Yori, om dan tante dan adeknya kak Yori sudah bawa kami keliling-keliling kota Bandung dengan waktu yang cukup singkat :') kami bahagia dan kami merasakan kekeluargaan ini. :) Sejak saat itu setiap 'rumah PM' adalah 'rumah PM bersama' :)))

cuman ber4 karena yang dua misah :D

see u when I see you team!


Maka...
kembalilah kami ke peradaban semua. Dari yang awalnya ber10, lalu ber 9 dan akhirnya kami hanya ber 6 saja :')
Mungkin, begitulah sejatinya waktu. Waktu tidak akan terulang, namun semoga ada waktu yang tergantikan di kemudian hari dalam bentuk apapun. Sehat terus yaaa :')

--vidahasan--
Share: