Showing posts with label Kerja Sosial di Jerman. Show all posts
Showing posts with label Kerja Sosial di Jerman. Show all posts

12 August 2018

Kerja Sosial di Jerman (2)

Moin Moin...

Jebrol juga ini tulisan setelah sekian lama nggak memunculkan tulisan kembali dan menjenguk blog pribadi ini hehehh... Maafiin yaaa karena eh karena kemalasan yang seringkali melanda dalam diri dan butuh motivasi untuk bisa merangkai kembali kata-kata. :')

Baiklah.. kali ini saya masih dengan cerita pengalaman saya selama bekerja sosial di Jerman. Sistem bekerjanya seperti apa dan ada beberapa yang sering sekali bilang "Vida mah di Jerman jalan-jalan mulu yaaa..." Hmmm... Itu hanya sekilas aja yang teman-teman liat di layar sosial, tapi seringkali butuh perjuangan di balik layar untuk bisa kemana-mana mumpung masih di Eropa huehehe :D so, let me to write about it....

Vid, kerja di Jerman sendiri bagaimana dengan kamu yang menggunakan kerudung?

Teman, alhamdulillaaahh sekali tempat kerja di tiga bulan pertama tidak mempermasalahkan saya menggunakan kerudung. Tapi setelah itu sejujurnya saya diharuskan untuk menggunakan penutup kepala. Akhirnya karena kondisi demikian, saya mengusulkan untuk menggunakan penutup kepala seperti daleman ninja dan tertutupi dengan topi rajut khas Winter. Keadaan demikian yang membuat saya lebih berfikir untuk kembai ke Indonesia. Bisa jadi karena saya memang belum menemukan komunitas yang tepat buat diri saya, jadi masih merasa belum ngeklik untuk stay for a long time in Germany. But so far I lived there, the people were so nice and always took responsibility on me. :)

Seringkali beberapa teman bertanya "Vida, ist das nicht warm mit den Mutze, die du traegst?" -- "Nein, ist immer bequem fuer mich wenn meine Haare zudecken. Kein Problem!" -- "Na gut, wenn du so denkst". That means, (Vida, kamu nggak kepanasan pake begituan?-- Nggak, nyaman-nyaman aja kalau rambutku tertutup. Nggak masalah".

Paling membuat saya terharu adalah, di saat chef menyatakan bahwa tidak ada kerudung di tempat kerja, lalu perjuangan kollega untuk tetap memperjuangkan saya mengenakan kerudung yang membuat saya how they are  so respect to the others, even we have in a different religion. Terharu bahagia karena salah satu dari mereka sampai bilang "How dare they are to you. It's impossible! Vor der Anfang, du darfst es tragen, aber jetzt muss du abtragen!" Betapapun mereka mengusahakannya, tetap saja mereka tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Saya? Yah, karena masih terikat kontrak selama bekerja saya mengenakan seperti yang sudah saya tuliskan sebelumnya. :)

"Allah lagi menguji keimanan, jika kau mendapatkan ujian tersebut apakah kau akan semakin jauh atau justru semakin mendekati-Nya. Allah sedang membuat dirimu untuk lebih dekat dengan-Nya, kalau Dia nggak ngasih ujian demikian, mana mungkin kau akan diberi ujian demikian? Kau sudah diberi banyak kenikmatan oleh-Nya. Maka terus memperbaiki diri" :)

That was, that I thought. He never let you go for Him. That's why, He gives you this oppurtunity. :')

Ada kesulitan tersendiri nggak selama di sana dalam beribadah?

Hmmm... Untuk beribadah kesulitannya adalah di waktu. Setiap hari bisa saja berubah-ubah, dan bedanya bisa 2-3 menit. Seperti halnya, jika masuk musim panas shubuh akan dimulai pada pukul 3 dini hari, dan maghrib pukul 21.30,  sehingga puasa pun harus mengikuti waktu di sana. Pun demikian ketika musim dingin tiba, shubuh akan lebih siang lagi waktunya pukul 6 hingga 6.30 pagi, Maka jadilah saya ketika harus bekerja dan berangkat pukul 6, saya harus mengambil waktu kerja untuk beribadah. Atau seringkali saya jamak, karena saya masih menjadi bagian dari musafir dalam waktu lama. Menurut pengertian saya, selama saya tidak menetap di sebuah negara untuk selamanya, saya akan menyebut diri saya sebagai musafir. Jadi, ketika waktu sholat tertinggal atau ada waktu untuk sholat saya akan menjamaknya kecuali sholat shubuh.
Tapi, sebisa mungkin saya mengusahakan tepat waktu dan membawa mukenah kemanapun saya pergi.

Everythings gonna be alright, if you are only trust Him. He would help you everytime you need Him :)

Waktu kerjanya apakah hectic? karena sering dengar mereka sangat workaholic kan?

Waktu kerja di Jerman memang hectic, namun dalam waktu-waktu tertentu. Saat itu ada dua Shifts di tempat saya kerja, yaitu pagi dan siang. Pagi hari kerja akan dimulai dari pukul 6 hingga 2 siang, siang harinya dimulai dari pukul 13.30 hingga 21.30. Mana yang paling disuka? Saya lebih enjoy jika dapat shift pagi. hehe kenapa? Karena sore hari setelah kerja saya bisa jalan sekedar ke kota atau ke kota sebelah yang jaraknya hanya sekitar 20 menit saja dari tempat saya tinggal. Kalau siang, waktunya seakan cepat berlalu, jadi setelah selesai dinas saya nggak bisa pergi kemana-mana karena sudah terlalu malam.

Well, untuk lemburan di tempat saya kerja jika ada lembur atau jam lebih akan digantikan libur di bulan berikutnya. Mungkin ada yang berbentuk uang lemburan, tapi sepemahaman saya reward lemburan atau pulang telat akan digantikan dengan hari libur atau kita bisa mengambil waktu pulang cepat sesuai dengan keinginan kita karena kelebihan jam. Contoh, kalau saya shift pagi hari yang seharusnya pulang jam 2 siang, tapi karena kondisi tertentu saya harus pulang jam 4, berarti jam kerja saya jadi 10 jam. Itu artinya, saya ada waktu 2 jam untuk bisa berangkat lebih siang lagi atau pulang lebih awal karena kelebihan jam. Atau kalau kita mau, kita bisa mengganti dengan mengambil hari libur karena kelebihan jam tersebut. Makanya, jangan heran kalau orang barat sering travelling jauh karena jatah libur mereka dalam setahun bisa mendapatkan 27-30 hari.

Mungkin nih kalau dibilang workaholic bisa jadi. But, if you know what I mean. They did it, because they want have loooooong holidaaayy... heheheh :D Kalau saya selalu ambil jatah satu minggu atau 5 hari untuk minta liburan panjang. Setiap pekerja pun harus bisa respect to others yaaa.. Misal nih, kebanyakan orang akan mengambil jatah libur di tahun baru daripada natal (mereka lebih excited dengan New Years Eve sih ketimbang natal), nanti akan ada yang dapat jatah dinas natal untuk menggantikan yang libur selama 10 hari pun demikian sebaliknya. Saat itu saya kedapatan jatah libur natal selama 10 hari, jadi saya manfaatkan waktu untuk liburan ke Muenchen heheh...

Oh iya, kalau waktu kerja tertulis minus itu tandanya kita harus kerja lebih lama untuk menutupi waktu minus kerja kita. Ada hitungan tersendiri pokoknya kalau dapat waktu kerja minus. Terakhir saya kerja sampai kontrak habis saya -0,30 (itu artinya waktu kerja saya harus lebih lama 30 menit dari waktu yang sebenarnya). Intinya sih di sana, lebih menekankan waktu ya karena memang pekerja di sana harus on time or in time.

Apa yang membuat kamu bisa bertahan untuk membantu orang-orang berkebutuhan khusus?

Hmmm... Bertahan karena mungkin butuh ongkos buat pulang ke Indonesia huehehhe... Lebih tepatnya karena di sana saya lebih banyak belajar sabar, bersyukur dan rasa peduli terhadap sesama. Emang susah di awal-awal, apalagi kalau dinas pagi harus mengejar target waktu semua penghuni jam 7 sudah standby di meja makan untuk sarapan. Jam 8.30-9.30 mereka akan dijemput oleh supir untuk menuju tempat kerja khusus mereka. Nah, di lantai tempat saya dinas hampir seluruh penghuni pergi ke tempat kerja. Jadi, setelah mereka pergi kerja yang dikerjakan oleh kami biasanya merapikan kamar mereka, mengisi pampers, mengganti handuk atau mengisi peralatan mandi mereka yang sudah habis. Bisa saja, pas jadwal belanja kami akan pergi berbelanja untuk kebutuhan satu Minggu.

Di sana saya lebih banyak belajar menghargai wakt, jadi lebih disiplin waktu juga. Hmm tapi setelah balik Indonesia sepertinya kedisiplinan waktu saya jadi berkurang. Olala... malu sama diri sendiri, apalagi kalau pas jadwal menuntut ilmu. Pas lagi futur-futurnya lebih parah lagi :((

Well, beberapa Minggu lalu saya dikabarkan bahwa salah satu penghuni meninggal. If you know, salah satu penghuni ini adalah salah satu penghuni favorit saya. Orang tuanya sangaaaaaat baiiik... Udah kaya Ayah Ibu kalau pas mereka berkunjung ke tempat kami. Seringkali membawakan kami oleh-oleh, dan saat saya akan pulang ke Indonesia mereka bahkan sampai rela malam-malam berkunjung ke tempat kerja (But, I was not there the time). And I thought, that I'd never meet him again. They put gift and a letter on the table. (yang ini ceritanya ntar deh ya)

Nah, intinya mah ya. Saya bersyukur dipertemukan dengan orang-orang baik di saat menjadi pekerja sosial di sana. :)

Kalau ada tawaran berangkat ke Jerman lagi gimana?

Kalau ada tawaran lagi? Waaah semoga ada rezeki bisa kembali terbang ke sana. But now, it's not urgent. Mungkin kehidupan sudah berbeda hehehhe... Bahasa Jerman juga sudah jarang digunakan, bahkan berbicara saja masih berfikir. Kangen bangeeet belajar bahasa Jerman lagi sebenarnya. Sekarang malah lebih concern ke bahasa Inggris. Coba dooong demi apa? :((

Bahasa itu sebenarnya mudah, asalah we have to oft to practice in speaking yaaa... kalau jarang digunakan dan ngendap bakalan ilang kaya saya jadi terluntang lantung. Target sih ini, bahasa Inggris harus dikuasai dan kembali lagi belajar bahasa Jerman. Semogaaa semogaaa nanti kalau ke sana dalam rangka belajar, belajar bersama pasangan dan harapan Eaaaa :D :D :D

Lost in Salzburg

--Vidahasan--
Share:

22 June 2018

Kerja Sosial di Jerman (1)

Hali Halo Liebe Leute...


Tulisan ini sebenarnya adalah tulisan lanjutan di label tentang Kerja Sosial di Jerman. Nah, kalau ada yang belum baca, sok manggaaa dipersilahkan untuk membacanya. Tulisan ini lebih ke menjawab pertanyaan beberapa teman yang penasaran dengan saya, "Vida, dulu emang kamu ngapain sih di Jerman?" Biar nggak penasara, saya tulis dulu yaa tentang kerja sosial di rumah untuk tuna grahita dan bagaimana menjalani kehidupan bersama mereka. :) 

Enjoy the story...

Jadi, setelah ikutan jejak para senior jurusan dengan program Aupair (kapan-kapan akan saya jelaskan tentang Aupair yaa) di Jerman, saya melanjutkan kembali dengan program yang lebih seru dan menantang. Nama programnya adalah Freiwilliges Soziales Jahr, dalam bahasa Indonesianya disebut Kerja Sosial Tahunan. Kenapa tahunan? Karena kami diberi kesempatan maksimal 1,5 tahun untuk merasakan sebagai volunteer di Jerman. Kalau sebelumnya sudah dijelaskan yaa tempat-tempat yang bisa untuk dijadikan sebagai FSJ (singkatnya). FSJ bisa dilakukan dalam berbagai bidang, bisa sosial (panti jompo, panti rehabilitasi, sekolah khusus, atau tempat lain), bidang kesehatan (rumah sakit, praktek dokter), atau bisa di bidang hiburan seperti museum, pelayanan dan masih banyak lagi. Tapi eh tapi, saya akan lebih menceritakan tentang pengalaman saya sebagai FSJ di rumah untuk disability human in Mannheim.

Saya mulai kerja pada tanggal 1 September 2014. Sehari sebelumnya, saya akhirnya move dari kota Frankfurt menuju kota Mannheim. Alhamdulillah, tempat saya mengabdi selama setahun ke depan ini menfasilitasi saya sebuah ruang di rumah susun (saya menyebutnya Wohnung). Ruangannya cukup besar, memiliki kamar mandi+toilet dan dapur. Tidak perlu khawatir untuk peralatan memasak sudah mereka siapkan untuk kehidupan kita mendatang. Di 3 bulan pertama saya tinggal berdua bersama dengan seorang teman, setelah itu saya pindah kamar di lantai 5 yang pemandangannya MashaAllah, bisa dinikmati jika saya lelah setelah pulang kerja.



Hari Pertama.

Kami berkenalan dengan beberapa orang yang juga mengikuti program yang sama. Jadi, kita tidak akan menjadi anak bawang sendirian, karena ada beberapa teman-teman yang lain yang juga baru sama seperti kita. Tempat kerja sosial saya, bernama Werner Huelstrunk Haus (http://www.reha-suedwest.de/whh-ma/) boleh dikepoin situsnya, tapi menggunakan bahasa Jerman yaa heheh.. Di WHH (singkatnya) ada 3 lantai yang setiap lantai memiliki penghuni yang unik-unik dan menarik untuk didampingi. Kami, diperkenalkan dengan seluruh pegawai di WHH beserta penghuninya. Oh iya, saya tidak akan menceritakan panjang lebar di hari pertama sampai hari terakhir saya bekerja yaa :D takut nanti bisa jadi web drama stroy huehehehe

Setiap lantai dari lantai 1 sampai 3 ada 10 penghuni. Jadi total dalam satu rumah ada 30 penghuni. Untuk pekerjanya, setiap lantai memiliki 4 orang profesional, 1 Azubi (pelajar), dan 1-2 FSJ. Jadi, total setiap lantai memiliki 7 pegawai. Untuk FSJ dan Azubi punya mentor masing-masing. Jadi, kalau ada apa-apa mentor tersebut yang akan bertanggung jawab untuk FSJ atau Azubinya. Tugas mentor biasanya mengarahkan kita sebagai pegawai baru untuk melakukan hal-hal yang baik sebelum menangani si penghuni. Tapi buat saya, seluruh 4 pegawai profi merupakan mentor saya, karena saya mengambil hal-hal baik yang mereka lakukan. :)

Tugasnya ngapain aja sih kalau di sana? 

Di 3-7 hari pertama saya hanya bisa menyaksikan para senior saya melakukan banyak hal untuk para penghuni (kami sebut penghuni panti aja yaa) :) Nah, untuk tugas karena masih jadi FSJ dan bukan profesional semacam senior lainnya, saya hanya melakukan hal-hal yang bisa dilakukan dan mudah. Contohnya seperti memandikan mereka, membersihkan kotoran mereka, membangungkan mereka, menyiapkan makan, mendampingi mereka bermain, jalan-jalan keliling tempat kerja atau ke kota, menyiapkan segala sesuatu kalau mereka akan liburan, yang penting spending time sama mereka. 

Tugas yang buat saya berat adalah memandikan mereka, karena untuk memandikan orang-orang ini butuh kekuatan dan kefokusan. Kekuatan biasanya digunakan untuk menggendong, jadi memindahkan dari kursi ke kasur, lalu kasur ke kursi mandi, dan begitu seterusnya atau biasanya kami menggunakan alat bantu yang disebut lifter untuk mengangkat penghuni yang badannya cukup besar dari saya. Tapi, dari 10 penghuni di lantai tempat saya kerja, saya tidak boleh menangani 3 orang penghuni khusus. Mereka memiliki kelainan pada syaraf mereka yang biasa disebut dengan epilepsi. Kata para mentor, "Vida, du darfst nicht mit denen, weil die Epilepsi haben. Ich hab Angst wenn, sie Unfall bekommen" (Vida, kamu tidak boleh menangani mereka ya, karena mereka punya epilepsi, takut terjadi apa-apa). 

Di awal saya tidak boleh menangani 3 pasien khusus, tapi di 4 bulan terakhir saya menangani salah satu penghuni yang memiliki epilepsi. Hanya saja, saya harus hati-hati karena saya harus benar-benar memperhatikannya jika terjadi hal yang tidak diinginkan. Hanya sekali-dua kali saja menanganinya, tidak terlalu sering menangani salah satu ini. (Maaf yaa... nama akan saya samarkan, karena memang orang Jerman sangat menjaga privasi sekali termasuk nama mereka).

Untuk obat, FSJ tidak diizinkan untuk memberi obat langsung ke penghuni. Jadi, yang memberi obat secara khusus adalah para mentor atau Azubi. Katanya, "das ist nicht dein Job. Wenn du Azubi bist, dann kannst du machen" (ini bukan tugasmu, nanti kalau kamu kamu seorang pelajar baru deh kamu coba kasih mereka obat). 

Masing-masing penghuni memiliki kebutuhan masing-masing yaa.. Kalau di lantai 3 ada 6 penghuni yang menggunakan total kursi roda. But they can doing for theirself. Kita nggak perlu mendorong terus-terusan, karena ada beberapa penghuni yang bisa mengendarai kursi rodanya sendiri. Sisanya 4 orang, mereka bisa berjalan dengan kaki mereka hanya kita perlu memapahnya saja pelan-pelan kalau mereka terlalu cepat berjalan :)

This job can make me feel understand about humanity, the person that we think 'they can't doing anything', is special human with their personality. Mereka bisa kok melakukan hal-hal yang biasa kita lakukan, asalkan kita bisa menempatkan diri kita di sisi mereka dan menjadi percontohan yang baik buat mereka. Bukan mereka yang belajar dari saya, justru saya belajar banyak hal dari mereka, seperti rasa syukur. Betapapun kekurangannya mereka, mereka tetap menikmati kehidupan mereka sendiri. Jika ada yang bilang "yaiyalah, kan mau nggak mau" hmmm... Just think on yourself, dear. Allah benar-benar Maha Adil, di saat hamba-Nya dirasa tak memiliki apapun tapi Dia tahu kok kita memiliki kemampuan. Bahkan, kita mampu loh atas izin dan kekuatan dari-Nya :)

Emang dulu udah pernah punya pengalaman menangani orang-orang tersebut? Nggak takut gitu?

Terkadang, kita melakukan sesuai dengan kemampuan kita saja. Kalau bisa yauda ngelakuinnya itu aja terus sampai kita bosan melakukannya. Nah, kalau FSJ di Jerman ini buat saya adalah sebuah ajang untuk mencari jati diri. Kita mau kemana sih sebenernya? Makanya FSJ ada di Jerman, sebagai batu loncatan supaya anak-anak muda bisa lebih peka dengan kondisi sosialnya, ikut merasakan bekerja setelah lulus SMA, makanya di sana kalau sudah berumur 18 tahun diharuskan untuk bisa mandiri bahkan kudu nyobain aboard ke tempat lain. Bahasa kerennya, lu kalau nggak keluar rumah, kuper banget! hehe

Saya tidak memiliki basic sama sekali untuk menangani orang-orang demikian, istilah learning by doing itu berlaku banget di Jerman. Kita belajar sambil melakukannya, bukan hanya belajar terus-terusan secara teori, tapi ketika masuk ke prakteknya hasilnya nol besar. Makanya nih, di awal saya pun sempat ragu, "kira-kira bisa nggak yaaa" dan alhamdulillaaaaah... dapet mentor-mentor yang super kece di tempat kerja. Ada apa-apa langsung tanggap bahkan bisa dibilang saya merasakan kekompakan di lantai tempat saya kerja. Mereka memaklumi, apalagi saya baru dan bukan warga Jerman asli. Mereka respect sekalipun saya mengenakan kerudung. Penghuni ini berusia sekitar 23-60 tahun (saat itu), mungkin sekarang sudah lebih dari itu.

Kalau takut, pastilah takut.. namanya juga for the first time banget menangani orang-orang demikian. Setelah nyoba dan bisa dalam waktu kurang lebih seminggu akhirnya nagiiih dan berasa berharga bangeeet bantuin mereka hehe.. Takutnya karena nggak bisa menanganinya, grogi dan salah memahami, menanggapi mereka setiap penghuni. Apalagi, ada penghuni yang kalau kita berbicara harus dengan suara agak keras supaya dengar, ada yang harus menggunakan bahasa isyarat, ada yang harus pelan-pelan supaya mereka paham bahasa bibir kita, ada yang ngoceh terus mau didengerin, ada yang moody abiiiss.. Ada banyak setiap karakter di dalam diri mereka. MashaAllah.... Saya belajar banyak hal tentang karakter orang-orang demikian :)

Oh iya, sebagai anak FSJ nih kita juga dapet fasilitas seminar selama 25 hari selama setahun. Di cerita selanjutnya yaa saya ceritakan tentang seminar dan ngapain aja selama di seminar :) Jadi, kita juga nggak akan butaaa banget deh masalah psikologis atau teknis karena berkat seminar tersebut :)

Vid, itu kan menangani dewasa ya? Kalau laki-laki dewasa kamu masih menanganinya?

Hehe... Namanya tugas dan sudah signing kontrak berarti kudu siap melakukan apapun. Ya Allah, sebenarnya nggak boleh, tapi sungguhlah saya berniaaaat banget untuk membantu orang-orang ini. Berniat dalam kebaikan, semoga Allah mengampuni saya karena saya balik lagi berfikir, kalau tidak ada orang-orang ini apa yang akan mereka lakukan? Kalau tidak ada profesi demikian, bagaimana kehidupan mereka di masa mendatang? Bagaimana mereka mandi, buang air, makan, dan segala macamnya? Tapi kan bisa ambil yang perempuan ajaaa... Justru di lantai saya kebanyakan laki-lakinya. Dan diharapkan nggak pilih-pilih penghuni yang mau ditangani. Kalau siap bekerja di sana, berarti harus siap dengan segala kondisi apapun. Itu pendapat saya saat itu. Karena untuk mencari yang spesialis anak-anak agak susah dan memang jarang di daerah wilayah Baden Wuerttemberg, mungkin harus ke wilayah Jerman bagian utara dulu yang banyak menerima khususnya untuk yang berkerudung. Kalau saya meyakini, lakukanlah hal baik meski sulit. Semoga Allah meridhoi apa yang saya lakukan.. wallahua'lam bis showab :)

Di Jerman sendiri, adanya organisasi demikian untuk membantu jaminan mereka ke depannya. Mereka sudah mendapat uang saku dan fasilitas dari pemerintah, tujuannya adalah jika orang tua mereka sudah tidak mampu merawat mereka dengan kondisi demikian, lalu siapa lagi yang akan merawat kalau bukan orang-orang yang sudah ahli tersebut? Kereeen yaaa... Karena orang-orang ini pun harus menempuh sekolah dulu untuk bisa merawat para penghuni tersebut. Coba kita? Kelabakan karena tidak terbiasa menangani mereka, takut mereka brutalah, takut mereka memukul kitalah, no, dont judge a book by a cover! Cuman praduga kita aja, karena sebenarnya mereka tidak demikian.

Mereka hanya butuh perhatian kita aja, tapi jangan terlalu terlena diperhatikan supaya mereka dapat belajar mandiri melakukan beberapa kegiatan yang memang harusnya bisa mereka lakukan sendiri. Contohnya, di lantai tempat saya penghuninya masih bisa diajak kerja sama. Misal, si A bertugas meletakkan peralatan makan setelahnya di tempat cuci, si B membantu menyiapkan lap atau meletakkan makanan yang sudah disiapkan ke meja makan, si C memasukkan peralatan makan ke Spullmachine (alat cuci piring), atau bisa jadi si D membantu menyapu lantai, dan lain sebagainya. Jadi, ditekankan supaya saling bekerja sama satu sama lain. Keceee kan meskipun dengan kekurangan mereka masing-masing...

satu sudut asik di tempat kerja (maafin yaa kalau nggak sopan) heheh :)


---

Di cerita selanjutnya akan saya jelaskan tentang jadwal kerja, libur, dan cuti yaa dear. Supaya nggak penasaran bagaimana dunia kerja di Jerman sendiri masalah waktu kerja, dan liburnya. but by the way anyway busway, ini disebabkan pada suka bilang "Vida kayaknya jalan-jalan teruuuus deeh tiap Minggu" ah, belum tau aja di balik layarnya kaya gimana :D

-vidahasan-


Share:

17 March 2015

Freiwilliges Soziales Jahr

Freiwilliges Soziales Jahr apa sih? Apa itu? Gimana caranya? Kok bisa? Apa aja fasilitasnya? Wait wait wait! Ini memang harus aku jelasin biar pada paham program apa yang sedang aku lakukan di Jerman ini. Freiwilliges Soziales Jahr, ah aku singkat saja sepertinya lebih asik, nyaman nggak panjang-panjang nulisnya, singkatannya FSJ. Well well well (nyanyi dulu. Udah cukup. Apaan sih Vid?) next...

So, FSJ itu adalah salah satu program pemerintah Jerman. Bisa dibahasa Indonesiakan FSJ pekerja sosial tahunan. Aku sendiri jujur juga bingung ngejelasinnya gimana hehe tapi aku coba perlahan-lahan aja ya ngejelasinnya. Kalo misal kurang cucok dengan pandangannya yang baca, bisa dikasih saran, soalnya ini FSJ menurut versi aku sendiri hahaha *plaaaaak*

Oke oke balik lagi ke masalah FSJ. Jadi ini jenis program pemerintah di Jerman, program ini biasanya diikuti oleh para alumnus-alumnus aupair haha itu sih kalo yang orang asing tinggal di Jermannya sendiri. Tapi, FSJ juga ada kok yang warga asli Jerman mengikuti programnya. Cuman, prosesnya nggak ribet kaya aku ini contohnya. Mereka nggak butuh visa, dan nggak perlu berurusan dengan pegawai kependudukan setempat. Biasanya atau kebanyakan dari mereka mengikuti program ini untuk jembatan mau kemana setelah lulus SMA/ SMK. Iya kalik, soalnya mereka masih muda-muda, kalau yang asli warga Jermannya hahahha

Program ini bisa diikuti pemuda pemudi yang berumur 17 sampai 26 tahun. Ada juga sih yang 26 tahun ke atas, tapi programnya namanya bukan FSJ, namanya BFD. Aku sendiri kurang begitu paham apa perbedaan BFD dan FSJ hehehe... So next! Kontrak dari FSJ sendiri 12 sampai 18 bulan, selebihnya bisa jadi praktikum di tempat tersebut. 

FSJ juga banyak macam jenisnya, atau mungkin lebih bisa dibilang jurusan sih hehe ada FSJ di bidang sosial, budaya, tekhnik dan lain-lain. Tapi kebetulan di Jerman ini lebih banyak dibutuhkan FSJ yang lingkupnya di bidang sosial. Di bidang sosial juga bermacam lingkupnya (Altesheim, Menschen mit Behinderung, Erziehern/ Gärtnerin usw)-- Panti Jompo, orang-orang berkebutuhan khusus, pendidik-- di bidang budaya lingkupnya lebih mengarah ke Museum, Perpustakaan, dan kantor-kantor gitu sih kalau setau aku. Tapi aku di sini lebih fokus FSJ dengan lingkup ke orang-orang berkebutuhan khusus.

Tau FSJ darimana? Gimana cara melamar FSJnya?

Aku sendiri tau FSJ dari beberapa temenku yang memang setelah aupair melanjutkan ke bidang tersebut. Lalu aku cari-cari sendiri di google tentang FSJ ini, terus ada penjelasan juga tentang melamarnya gimana. Kebetulan dan alhamdulillah sahabatku, si Milkha yang slalu ngasih arahan ke aku tentang FSJ ini. Bahkan dia lah yang sering beberapa kali bantuin aku buat mengoreksi surat lamaranku ke agen FSJnya. Danke ya Milkhaa.. :*

Nah, dulu juga daftar FSJ karna udah ke keburu-buru emang pengen segera selesai aja aupairnya. Sebenernya uda berencana balik ke Indonesia aja, tapi Milkha justru ngasih motivasi buat tetep lanjut di sini selama setahun lagi. Maka, jadilah aku lanjut lagi. Begitu... Hehe Ada banyak juga pilihan Trägernya. Ada Via e.v, IB, Diakonie, Evangelische, Caritas, AOW, dan masih banyak lagi. Kebetulan kalo aku sendiri pake Reha-Südwest yang memang khusus untuk orang-orang berkebutuhan khusus.

Awalnya, aku sempet beberapa kali melamar di Via e.v, beberapa kali sudah dapet balasan bahkan sudah dapet tempat di Schriesheim, deket Heidelberg. Di sana aku FSJ di sebuah panti jompo. Lalu, setelah itu aku langsung menghubungi pihak panti jompo, terus membuat janji untuk wawancara di sana. Alhasil, aku ke Schriesheim dan saat itu bareng sama Pipit. Janjian jam berapa, dateng jam berapa cobaaa??? Aku telaaat huhuhu malu banget rasanya. Iya itu karna ada sebuah drama sebelum pergi, dan drama ini seriusan bikin jengkel dan kesel banget. Kalo diinget-inget rasa gemesnya bertambah hahaha --skip--

Akhirnya, meskipun datang terlambat sebelumnya aku pun memberi kabar kalau aku bakalan datang telat, oh tidak, si bapak sih yang telfon. Kebiasaan kalo pas ada penting gitu nggak punya pulsa T.T iya terus aku bilang aja kalau aku datang telat. Tapi si bapak baik, jadi nggak masalah katanya. Terus ada acara nyasar pula dan diturunin di atas gunung, padahal tempatnya masih jauh bangeeeett hahaha... Kayaknya waktu itu hampir sejaman juga ada. Tapi tau-tau si Pipit, ngacung-ngacungin jempolnya di jalan, terus alhamdulillah dapet tumpangan dari pasangan suami istri hahaha berkat jempolnya si pipit, aku jadi beruntung masuknya hahaha

--bentar-bentar kenapa aku jadi cerita tentang pengalaman ini? Kan aku mau cerita tentang FSJ?-- zzz kebiasaan ini namanya ngeleber kemana-mana. Yauda yauda, langsung aja deh ke FSJnya hadeehh... Ceritanya yang itu buat bonus aja deh hahaha

Oke, balik lagi ya gimana cara melamarnya?

Kamu cuma butuh surat lamaran, surat motivasi, curiculum vitae, foto, itu aja sih yang penting. Kalau misal ada ijasah sekolah yang uda diterjemahin juga nggak masalah kok. Dilampirkan aja sekalian, sapa tau malah dapet Ausbildung di tempat yang sama hehehe... Nah dulu aku kirim via email, beberapa kali ada yang sering nolak dengan lamaranku, dan itu justru bikin aku semangat buat nyari lagi, lagi dan lagi. Bahkan, kalo semisal mau, jemput bola. Telfon Einsatzstelle (tempat) yang lagi butuh FSJ. Waktu itu aku cuman bermodalkan googling sih, jadi nggak lewat agennya. Makanya, pokoknya nggak tau malu langsung cari-cari aja di google, tempat yang lagi butuh FSJ. Kejar bolanyaa sampai bener-bener goal. :)

Terus kalo uda dapet tempat, biasanya mereka menyuruh si pelamar ini buat melakukan praktek barang 1-2 hari di sana, nama istilahnya Probe atau Hospitation. Jadi, berguna biar tahu gimana kerjanya, lingkungannya, biar nggak kaget juga kerjaannya berat, ringan, atau standar aja gitu. Dulu, aku langsung telfon tempat yang lagi butuh FSJ, terus minggu itu juga aku langsung janjian buat ngelakuin Hospitation, nggak mau nunda-nunda terus. Secepatnya bergerak. Tapi aku mulai FSJ antara awal agustus atau awal september (dan bulan-bulan ini memang awal-awal bulan FSJ itu dimulai). 

Setelah ngelakuin praktek sehari, aku jadi bisa ngebayangin kerjanya kaya gimana, suka sama trmpatnya apa nggak, dan kollega kolleganya gimana. Waktu itu, aku disuruh menunggu maksimal 2 minggu, apakah aku akan jadi FSJ di sana atau nggak. Mereka mengabarkan via email atau bisa jadi via telfon. Biasanya karna aku yang nggak sabar, aku yang nanyain lagi ke mereka, kirim email hehehe :D

Oke dan fix, aku dapet tempat di salah satu rumah untuk orang-orang berkebutuhan khusus ini.  Setelah diberi kabar dari pihak setempat, mereka mengirimkan surat kontrak, terus surat tempat tinggal, dokumen ini digunakan selain untuk dokumen tempat kerja, digunakan juga untuk memperpanjang visa. Memperpanjang visa dibutuhkan surat kontrak, surat keterangan tempat tinggal, dan surat asuransi kesehata. Dulu, setelah dapet surat kontrak, aku langsung membuat kontrak asuransi kesehatan, di lembaga kesehatan yang lumayan keren sih hahaha namanya AoK, tapi nggak mesti di AoK, ada juga lembaga kesehatan yang lain. Jadi tinggal pilih sesuai keinginan aja...

Nah, semua udah lengkap persyaratan buat perpanjangan visa, baru deh memperpanjang visa di Behörde. Nah, perpanjangan visa ini juga tergantung biasanya. Biasanya ada petugas Behörde yang baik hati ada juga yang hmmm dibikin rumit aja kalo memperpanjang visa. Waktu itu sih, aku perpanjang seminggu sebelum visaku mati hahaha parah ini namanya. Tapi tapi alhamdulillah dikasih lancar lagi, visaku langsung jadi saat itu juga dan langsung setahun. Padahal sekarang ini udah ada visa yang dalam bentuk kartu, dan itu betapapun cukup lama beresnya. Akhirnya petugas di Behörde Frankfurt, mempermudah segalanya dengan memberi visa tempel yang sudah berlaku setahun. Nggak papa, yang penting kan ada visa dan nggak illegal hehehe... Harga dari visa tempel juga nggak mahal, pas sesuai kantong yang waktu itu emang lagi nggak ada duit. Zzz... Harganya 40€, dibanding sama visa kartu 100€. Huehehehe

Yauda, habis itu tinggal tunggu hari H, karna kontrakku dimulai tanggal 1 September 2014. 

Ah ya, fasilitas yang di dapet pas FSJ? Kalo aku yang penting dapet tempat tinggal. Dan nggak semua träger menyediakan tempat tinggal. Jadi, kalo mau FSJ cari yang bisa nyediain tempat tinggal gratis hehehe tentu saja selain tempat tinggal dapet uang :p ini juga penting karna kan setelah aupair diri ini hidup sendiri, jadi apa-apa kudu mikir sendiri dan jalan sendiri hehehe gajinya pun berbagai macam jumlahnya. Jadi nggak semuanya sama kaya yang lain, makanya nggak boleh iri, meskipun sama-sama FSJ tapi gajinya lain. Itu tergantung dari keputusan si Träger yaaa... Tapi yah lumayan bisa buat hidup kok uang gajinya hehehe (nggak mau nyebutin totalnya hahahah)...

Pastinya fasilitas yang lain yang di dapat adalah pengalaman yang luar biasa, yang nggak akan pernah terlupakan. Oh iya, sekilas cerita atau mungkin sekilas sinopsis. Aku nggak nyesel kok kerja di rumah orang berkebutuhan khusus. Mereka rupanya berbeda dari yang selama ini aku kira... Ini keren, bahkan menyenangkan sekali. Masih belum kebayang, kalo waktu itu FSJ di panti jompo, mesti cuman dengerin oma opa dongengin tentang diri mereka hehehe

Tapi cerita FSJ itu masing-masing kok. Ada suka duka cita asam manis asin, semuanya itu ada. Tergantung diri kita ini gimana cara melakukan kerjaannya, merasa happy, sad or setengah-setengah aja ngejalaninnya. Bring your future and get your experience! :')

Mannheim, 17.03.2015
--vida hasan--
Share: