28 August 2013

The Journey #4

Adakah saya telat untuk melanjutkan menulis saya tentang perjalanan saya dari Hongkong-London? Sudah satu minggu yang lalu rupanya dan hari ini tepat hari rabu yang mana rabu minggu lalu saya mengalami perjalanan yang sangat panjang. Well, inilah perjalanan saya dari Hongkong-London.

Tibalah giliran saya untuk masuk ke dalam pesawat dengan title British Airways (oh meeeen transit di London coooy) hahhahha seakan membuat saya tidak percaya dengan apa yang terjadi. "London loh. Ini London, ini British Airways. Duh, sapa tau ketemu pangeran William dan Kate Middleton yang lagi gendong-gendong si George (ngarep)". Itu tadi cuma hasrat untuk bermimpi bisa berjumpa atau minimal papasan lah sama mereka di bandara London Heathrow Britanian. Hehehheh

Nah, pas sudah masuk tempat duduk saya awalnya bernomer 11A, aku pikir ini pasti ada di bagian depan. Jadi gak perlu jauh-jauh berjalan sampai tempat duduk belakang, dan pas saya menemukan nomer tempat duduk saya, tiba-tiba saya ditarik sama salah seorang petugas (pramugari) di pesawat ini. Saya takut, dan saya fikir "apa salah saya? Saya melakukan kesalahan apa? Kenapa ini petugas menarik-narik saya?" dan you know? Ternyata, ada pasangan suami istri dan si istri menggendong seorang balita sekitar umur 2-3 tahunan gitu. Nah terus, mata si istri merah seperti habis menangis. Tibalah giliran si pramugari menjelaskan karena ternyata, aku mau gak tukeran tempat duduk sama suaminya? Soalnya, si istri dapet nomer tempat duduk di 11B tapi suaminya di 50A. "wahh jauhnya" dan karena saya juga tidak tega akhirnya "oke no proble, you can sit in my seat, sir"-- "Oh..my thank you so much, very very thank you. I don't know what must I do. But very well thank you", she said. 

Saya pun harus mencari seat nomer 50A dan gak nyangka itu paling belakang dan dekat dengan toilet. Hupf. Tapi tidak masalah, karna mungkin duduk di sini memang lebih baik. Lalu, ketika saya sudah duduk dengan tenangnya seorang bule negro dengan rambut dikepang-kepang mendekati saya dan berkata "ah hallo. I'm sorry" -- "ah, please..." Terus aku pasang muka polos dan tersenyum riang karna si bule juga senyum sama saya. Wanita bule ini satu seat sama saya. Selalu, awalnya takut tapi pada akhirnya pun menjadi terbiasa. Kami berdua selalu hanya bertatap mata lalu tersenyum. Oh iya, saya belum mengatakan, bahwa selama perjalanan (perjalanan naik pesawat pertama) saya belum pernah pergi ke toilet dan pas sudah sampai di bandara saja saya langsung ke toilet. Dan taukah kamu? Petugas toilet di bandara Hongkong baik dan ramah. Pas saya pergi dia langsung bilang "bye bye (sambil melambaikan tangannya)" Sepele banget? No, itu sudah luar biasa menurut saya, karna saya baru sekali ini menemukan orang yang sangat ramah sepertinya. Petugas bandara di Hongkong jutek ketika saya bertanya, so saya excited ketika dia mengatakan itu. Well, kembali lagi ke pesawat British Airways.

Tidak menyangka adalah ketika kamu tahu perjalanan dari Hongkong sampai London membutuhkan waktu sekitar 8-10 jam. Oh.. dan kamu harus seharian itu berada di dalam pesawat, tidur di pesawat, makanya di maskapai BA setiap penumpang mendapat sikat+pasta gigi. Dan itu imut-imut banget praktis dibawa kemana-mana. Saya dapat jatah makan 2 kali. Makan malam dan makan pagi, dan you know, jatahnya meeeenn bikin kenyang sama bingung cara makannya gimana. Menu pertama saya dapat potato mess+sayur ditambah roti, trus dessert, dan yoghurt, kemudian butter. Bingung makannya karna saking banyaknya menu. Akhirnya saya makanlah potato mess, itu porsi sedikit sebenernya, tapi saya hanya beberapa sendok saja sudah kenyang dan akhirnya saya biarkan (mungkin beda lidah). Lalu saya makan roti perancis+butter daaaaan semakin kenyang hingga membuat tidur terlelap nyenyak hahhhah (duh bahasanya susah amat sih).

Saya berhasil tidur lelap di dalam pesawat sampai-sampai ketika pramugari menyediakan snack saya pun tidak terbangun dan tak mendapat jatah karna terlalu lelapnya hahhha yang jelas, saya hanya selalu butuh air putih saja. Itu yang paling nikmat untuk saat itu ketika dalam perjalanan. Ketika pagi tiba (entahlah itu sudah pagi atau sudah jam berapa karna saya hanya melihat awan dari dalam pesawat) saya terbangun dan mendapat jatah makan kembali. Oh ya, mesti pada penasaran gimana caranya saya sholat dalam pesawat. Entah ini benar atau tidak, yang jelas saya insyaAllah benar-benar niat untuk menjalankannya. Selama dalam perjalanan saya sholat dengan posisi duduk seperti orang duduk terbiasa dan tertidur biasa. Jadi, sebelah saya tidak tahu dengan apa yang saya lakukan. Wudhu pun saya berwudhu tayamum, seadanya yang penting benar-benar niat untuk beribadah. Jadi insyaAllah tidak perlu khawatir. :)

Jatah makan saya ada pilihan scrabbel or noodles dan saya memilih noodles. Biasa jatah makan dapet banya pulak.. Macem-macem seperti sebelumnya, yang penting kenyang (meskipun tidak habis) dan pelayanan yang menurut saya memuaskaaaaaannn... hehhehheh 

Oh iya, entah aneh atau bagaimana mungkin karna berada di udara, pertama saya mengintip jendela, karna jendela tertutup saya melihat awan putih dengan sunrise yang kereeen banget. Makanya saya pikir saya telat sholat shubuh jadi saat itu saya berpikir malah akan landed dan sudah berada di London hahhaha mengikuti arah kemana pesawat saya terbang. Tapi beneran kereeennn.. sayang saya tak punya kamera jadi saya tak dapat memotret awan itu :(

Ketika saya sudah akan sampai di London, seorang pramugari mendatangi tempat duduk saya dan dia bertanya "Mana wanita yang duduk di sini yang bertukar tempat dengan penumpang yang lain?"-- "dia tidak ada. Tempat duduk di tengah ini memang kosong. Tidak ada orangnya", kata teman satu seat saya. Kenapa saya nggak jawab? Karna saya tidak tahu hahhahha makanya saya cuma geleng-geleng kepala saja. Tapi pramugari masih penasaran seperti yakin gadis itu ada. Terus dia melihat ke arah saya, dan dia bertanya kembali sekali lagi "bukankah kamu yang menolong pasangan suami istri itu? Yang pindah tempat duduk?"-- "(saya tersenyum lalu manggut-manggut) oh yes, yes.."-- "there is a gift for you. They're really happy for your help".-- "ahhh no problem. Okee.. Thank you so much". "You're welcome". Wahaw! Saya dikasih hadiah gara-gara saya sudah menolong pasangan suami-istri tersebut. Hadiah pertama dari penerbangan pertama (pertama terbang). Teman satu seat saya bingung dan tersenyum kepada saya, lalu saya jelaskan "Actually, I switched with another passenger".-- "ah ya.. good good (sambil manggut-manggut masih tersenyum)". Dan tibalah saya membuka obrolan dengannya, "do you live in London?"-- "Yes, I lived in London and you"-- "ahh.. No, I wanna just transfer in London. I go to Hannover, Germany. I come from Indonesia"-- "Oh Indonesia. I think, you live in Hongkong"-- "No, hhehhe I just transfered too in Hongkong. I came from Indonesia and then Hongkon then London"-- "ahhh so long long long journey, I can't imagination"-- "yes, of course, feel tired, sooo tired". Tutup sudah percakapan saya dengannya, karena pesawat kami harus landed.

Saya buka tutup jendela saya dan Waaoooow super London. London in the Morning. Londooooon. Saya rasa, saya berubah pikiran ingin tinggal di London :p But I can't. :D So, a moment hour I fly again to Hannover (Germany). Ouuuuch!

Nanti saya ceritakan pengalaman mencari-cari terminal 1, karena pesawat saya berhenti di terminal 5 dan sungguh London Heathrow Britanian Airport soooo biiiiiiig!!! Hingga saya pun muter-muter sampai berkali-kali :))

London, 21.August 2013.
Share:

27 August 2013

The Journey #3

Siapa yang gak sabar denger perjalanan selanjutnya. Perjalanan yang bagi saya sangatlah panjang. Bertemu dengan orang berbeda dan budaya yang berbeda juga. Iyaap banyak hal yang terjadi di Hong Kong yang bikin saya bingung bukan kepalang. What about? About their language. Ah sangat-sangatlah unik dan membuat saya semakin menjadi-jadi bingungnya (eh betewe, ada yang protes gitu kalo saya pake gue-lo di postingan selanjutnya. Jadi ini agak sedikit formal tapi tetep berkesan santainya) :p dan postingan sebelumnya juga belum saya masukin foto-foto petualangannya kan? Tunggu yaa nanti saya masukin kembali.

Well, dibutuhkan waktu sekitar 4 jam perjalanan Jakarta-Hongkong dan itu buat diri saya bosan karna hanya berguling-guling di dalam pesawat. Bukan guling beneran, but guling-gulingan, cuma duduk dan cuma tengok kanan-kiri. Untungnya, the first flight dikasi tempat deket jendela jadi no problem menurutku. Udah gitu sebelah kanan ada mas bule yang ganteng, jadi gak begitu membosankan juga jadi bisa tepe-tepe gitu :p aaaak pokoknya mah top ceeerrr deehh..

Oke, sesampainya di terminal 1 bandara Hong Kong (lupa nama bandaranya apa), bingung asli bener-bener bingung, bingung bahasa mereka, tapi untung berhenti sesuai dengan terminal keberangkatan dari Hong Kong-Londong (terminal 1). So, itu sedikit memudahkan bagi saya. Agak berjalan sedikit, saya mencari penukaran tiket pesawat untuk pesawat British Airways, awalnya saya muter-muter dan tentu saja bertanya dengan security setempat. Saya tanya pake bahasa Inggris, tapi mereka tidak paham, lalu saya kasih tiket online saya ke mereka dan mereka paham terus langsung menunjuk ke arah yang akan saya tuju. "ah British Airways there, there"-- "oh yes, yes, thank you" dan taukah kamu, itu adalah pertanyaan saya yang kedua sama security setempat. Pas saya tanya sama security pertama di pintu keluar, dia (laki-laki) malah ngalihkan dan bertanya sama temennya (security) yang lain, sambil "njawil-njawil" pundak temennya itu. Aku cuma bisa mikir sih, duh, ini international airport loh, seharusnya mereka bisa berbahasa Inggris atau setidaknya paham, ternyata masih mending di Indo sih, rata-rata jago berbahasa Inggris. Tapi yasudahlaaah hahhahha Oh iya, pas nanya pertama sama security karna aku pake jilbab, mereka langsung check gitu pake alat (gak tau namanya apa) pokoknya alat deteksi kaya bom gitu. Double cek meeeennn... Dan saya bingung, haruskah? ah mungkin memang sudah aturannya demikian hehhehhe...

Terus saya lanjut perjalanan cari loket British Airways, dan weiss du?  di loket ketemu sama orang Indonesia (oooohhh saya cari-cari orang Indonesia yang penerbangannya sama seperti saya ke London ke arah Londoooon) hahhahha seneng banget rasanya. Soalnya gak ada temen gitu di perjalanan, tapi kami beda tempat duduk akhirnya. Mereka rombongan anak sekolah kelas 3 (gak tau sekolah mana) dan mereka mau student exchange di Washington dan transitnya samaan seperti saya di Hong Kong dan di London (sebenernya mereka juga naik Cathay Pacific). Ohh kereeeeen :D 

Dan apa yang terjadi? Saya berjumpa kembali sama mas-mas ganteng hahhhaha tapi mas gantengnya gak liat :p (cuma iklan). Petugas loket British Airways langsung ngecek paspor dan tiket online saya, lalu langsung dia tukar tiket penerbangan Hong Kong-London, London-Hannover. 2 tiket langsung saya dapat. And you know, setelah saya dapet tiket, saya duduk-duduk sendirian dan bener-bener seperti orang ilang. Polos, dan tentunya diliatin banyak orang di sana. Hahhaha (kein Problem). Sejujurnya, saya menunggu anak-anak yang tadi mau ke Washington, tapi karna mereka lama akhirnya saya pura-pura tidak tahu-menahu (sok jaim meeeen) hahhaha, dan you know, sebenernya saya juga gak tau setelah dapet tiket saya harus berjalan kemana hahhahhhaha (so pity you are, dut!). Saya duduk dan sambil membaca petunjuk-petunjuk yang sudah terpampang di bandara, and theeennn gara-gara mas bule tadi jalan di depan saya, saya ikutin deh mas bulenya hahhha ternyata di sana ada tulisan transfer passenger *kenapa gak daritadi coba liatnya* ahhahha -___- untung ada mas bule ganteng gitu (teteeeep) hahhahhha akhirnya antrilah saya di pintu check in for transfer passengers.

Semua tas, handphone, sabuk, saya taruh di bak plastik gitu, yang paling ribet itu cek sabuk. Harus dilepas setiap kali ada pengecekan. Pffftt -___- Tapi daripada dapet masalah mending ya saya lepas saja. Dan pas tiba giliran saya, ada seorang petugas keamanan yang melihat saya, dan dia shock. Awalnya saya gak tau kenapa dia shock seperti itu, ouch ternyata karna saya pake jilbab dan dia gak bawa security check buat kepala terus dia panggil temannya. Duh ada-ada sahajaaa.. hahhahha Dan pas uda keluar pintu security check, langsung saya ambil barang-barang saya dan saya kenakan sabuk saya langsung di deket pintunya, eh si petugas keamanan marah-marah dan dorong saya. Hupfalaaaahh hahhahha iya secara, saya pergi sendirian, tak ada siapapun, bawa barang bejibun begitu, macam mana pula gak jadi tontonan. Terus pake jilbab (mungkin) udah gitu item, kucel, dekil, aneh hahhaha jadi tontonan warga se-airport :p

Langsung deh saya melangkah menuju gate yang sudah di kasih sama petugas loket (sesuai yang berada di tiket). Di tiket gate tertulis gate 17 dan saya dengan santai duduk di kursi dekat dengan gate 17. Cukup lama. Eh saya liat ada bule duduk di depan komputer, dan ternyata ada internet service dan saya pakelah dengan sewenang-wenang, sekedar memberi kabar yang berada di Indo. Soalnya, pas saya duduk-duduk terbingung-bingung tadi, bapak saya telfon dari Indonesia, pulsa saya mah masih banyak, tapi beberapa menit kemudian, tiba-tiba mati dan pulsa saya malahan yang kena. Ohhhh Leider! Mungkin bapak saya emang pengen denger suara saya, apakah anak gadisnya baik-baik saja? --vida baik-baik saja pak-- :) *back to gate* ahahhha saya tinggal baran-barang saya di ruang tunggu di gate 17, karna saya fikir, pasti tidak akan ada yang mengambilnya :p Setelah sekitar satu jam saya menggunakan internet service (gratisan), saya kembali duduk, and you know, saya cek lagi tiket pesawat saya, tapi ada yang berbeda dan mengherankan. Gate sudah cocok tapi kenapa nomer penerbangannya berbeda? Duh bikin deg-degan. Tapi itu turunnya samaan di London Heathrow. Trus saya bertanyalah sama petugas (pake Inggris) "excuse me, is the flight number same? Why in display have a different flight number?"-- "oh I'm sorry. This number is false, I will change the display"-- "oh oke, thank youu.." Dengan santai saya kembali ke tempat duduk, dan beberapa menit kemudian antrian panjang terjadilah di gate 17. Karna banyak yang mengantri, terjadilah saya ikutan mengantri. hahhah

Tiba giliran saya pengecekan tiket. "ah.. here is no here (sambil nunjuk nomer penerbangan) but here is there. You know?"-- "oh, yes yes I see. Thank you" Cuma gitu aja sih tanya jawabnya --" berjalanlah dengan membawa barang bejibun ke arah gate 18. Ternyata anak-anak sekolah tadi sudah berada di gate 18. Mereka sudah duduk bersantai sambil foto-foto di sana dan saya tetap seperti orang ilang hahhahha mungkin karna emang sendirian di negeri antah berantah yang saya sendiri pun tak pernah menginjakkan kaki di sana. Oh maaaaan hehehhhe.. Maklum lah, sendirian dan pertama kali (bener-bener pertama kali) bepergian dengan pesawat. :D 

Di sela-sela menunggu penantian panjang ceileeeh maksud saya sih di sela-sela menunggu waktu penerbangan berikutnya, tiba-tiba ada seseorang yang melihat tanpa berkedip ke arah saya. Awalnya saya gak ngerti, trus saya langsung menghadap ke arahnya, and then she asked "Dari Indonesia ya mbak?"-- "Iya, mbaknya juga dari Indonesia?" -- (mungkin mbaknya mikir iyalah gue dari Indo, nanya aja pake bahasa Indonesia gini) iya mbak". Terus mbaknya tiba-tiba berjalan ke arah saya dengan senyum riang gembira, mungkin karna sedari tadi dia duduk tapi gak ada orang Indonesia lewat, hingga seperti demikian (so wie ich vielleicht) hahahha.. Terjadilah sebuah percakapan singkat dengan mbaknya tadi sebelum saya melanjutkan penerbangan. Begini...

- "Mbaknya mau kemana ya? Mau balik Indonesia ya?"
+ "Heheh nggak mbak. Ini saya juga dari Indonesia baru nyampe Hong Kong, cuma numpang transit doang di sini. Lha mbaknya mau kemana?"
- "Saya bingung mbak, dari tadi saya duduk terus saya bingung mau tanya sama siapa. Ini saya harus kemana ya buat penerbangan Hong Kong-Jakarta? (sambil nunjukkin tiket pesawatnya)"
+ "Oh...(sok-sok-an ngerti padahal gak ngerti hahhah) biasanya sih menyesuaikan sama gatenya mba (sambil cari-cari gate di tiket pesawatnya), ini saya tau pesawat saya di sini karna uda tercantum gatenya gitu..Tapi kok gak ada ya di tiketnya?"
- "Nah itu, saya sendiri juga bingung kok. Emang mbaknya mau kemana? Sama siapa?"
+ "Mau ke Jerman mbak heheh.. sendirian nih saya, tak ada teman yang menemani. Padahal baru pertama kalinya loh saya naik pesawat dan langsung perjalanan jauh (sok kalem padahal takut)"
- "Wah lah kok berani-beraninya? Mbaknya TKI di Jerman ya? Atau gimana? Kok keren?"
Saya, "(Sudah saya duga pasti akan ada yang berkata demikian --" dan jujur saya bingung ngejelasin sama mbaknya gimana dan akhirnya) wah bukan mba, saya mau menuntut ilmu di sana, makanya saya ke sana".
+ "Owalah, S2 ya mbak? Lha emang mbaknya bisa bahasa mereka?"
- "Hehehh nggak juga mbak, makanya saya mau belajar bahasa mereka di sana. Di Indonesia cuma ambil teori tapi praktiknya kan belum dapet".
+ "Oh.. kuliahnya dulu ambil apa emang?"
- "Ambil bahasa Jerman mbak.."
+ "Wah lah berarti tau dong bahasa mereka?"
- "Heheh tau dikit mbak (saya mengalihkan pembicaraan). Lah mbaknya ngapain di Hong Kong?"
+ "Saya sih TKI di sini mbak. Kerja di Hong Kong".
- "Lah kok pulang? Emang uda berapa taun di Hong Kong?"
+ "Baru beberapa bulan di Hong Kong. Nggak betah saya di Hong Kong. Kerjaannya berat. Seharian dan istirahatnya kurang. Gajinya emang besar, tapi tuntutannya banyak".
- "(manggut-manggut sok tau) wah keren tapinya mbak hehehhe banyak ya mbak TKI di Hong Kong?"
+ "Wah gak cuma banyak lagi mba. Udah bejibun gitu TKI di Hongkong".
- "Oh ya? Tapi kan enak banyak dari Indonesia. Jadi gak kerasa sendirian tinggal di negeri orang".
+ "Nggak juga mbak. Berat kerja di Hong Kong. Gajinya kadang naik turun sesuai kurs rupiah kalo pas mau di rupiahin".
- (yaelah si mbak ini. Namanya juga uda beda negara meskipun satu benua mah tetep aja lah). Wah sama mbak sama euro. Euro juga gitu naik turun gak jelas hahahhha"
+ "Eh, mbaknya kok diliat gak kaya orang bingung ya di sini. Padahal baru pertama kali naik pesawat dan sendirian pula. Saya sudah 3 kali bolak-balik naik pesawat dan turun di bandara yang sama pun lupa-lupa terus. Kok bisa sih mbak?"
- "wahahhah saya juga gak tau mba yang penting ngikutin petunjuk sama banyak tanya sama petugas jadi gak tersesat dan toh lagian masih satu terminal satu bandara pulak. Ngga ngerti deh besok di London bakalan ribet apa nggak. Dan yang paling penting, kalo emang mau sok-sok an tau juga gak papa kok mbak. (Dihalalkan dengan segala cara :p)"
+ "Mau sok-sok an juga tetep aja masih bingung. Rata-rata pake bahasa Inggris atau Mandarin gitu jadi saya gak paham".
- "Lah kemarin kerja pake bahasa apa mbak?"
+ "Pake bahasa Mandarin mbak. Tapi ya cuma yang buat keseharian aja.. Gak semuanya. Cuma *°!§$%&/()=?`:; (wacau-wacau)".
- "Nah itu bisa? Kenapa gak nanya sama petugas dimana gate yang ke Indonesia?"
+ "Takut mereka gak paham dan saya juga gak paham bahasa Inggris".
- "Yang penting tau dulu dimana gate yang buat ke Jakarta mbak. Sebisa mbaknya aja. Dan sekarang saya harus ikut masuk ke antrian. Duluan ya mbak".
+ "Mbaknya sekarang mau pergi? Yasudah, hati-hati ya mbak. Semoga sukses".
- "terima kasih mbak.."

Sekilas komunikasi saya dengan seorang TKI di Hong Kong, oh iya, itu TKI aslinya Brebes (sebelahan sama kampung saya) hehehhe pantes sih, dialek Brebesnya masih keliatan banget gitu. Seperti itulah, perjalanan saya menuju negeri Panser dan transit di Hong Kong. Banyak hal yang bisa diambil dari percakapan saya dengan mbak (gak tau namanya siapa), karena setidaknya dia telah membuat saya untuk selalu berpikir bahwa hidup itu tidak selalu manis.

Seperti yang seorang teman bilang, ada manis pahit dalam kehidupan. Karna kehidupan itu gak selamanya manis, butuh proses untuk menikmati manis. But, when you always pray to our God, you will get enjoy for your life. That's it! 

~Hong Kong, 20.August 2013~
Share:

26 August 2013

The Journey #2

Belum tau dan bingung harus memulai cerita darimana. Cuma mungkin gw akan cerita dari perjalanan panjang yang kemarin gw lakuin sendirian dan pertama kalinya.

Sebatas lo tau, ini emang impian gw pergi ke negeri impian yang semua orang bisa bilang "waaah lo keren banget bisa pergi ke Eropa. Hebat lo bisa ke sana" sebua kebanggaan tersendiri bisa ke Eropa dan terkadang bikin kita justru menyombongkan diri kita. The first aku juga berpikir demikian, kayaknya emang waw banget. Gw dianter bapak sama mama sama mba yuli dan mas arif ke bandara. Lo tau, pas nyampe di bandara malah gw berpikir ulang mau pergi apa gak, pergi gak, pergi gak dan itu berat banget buat gw. Gak tau kenapa beraaaaatt banget buat pergi jauh kaya gini. Tapi akhirnya bismillahirrohmanirrohim gw pun masuk ke ruang check ini sendirian yang gw sendiri pun belum pernah sama sekali naik pesawat. Gw kaya orang bloon di dalem sana, karena emang gak ngerti apa-apa.

Di dalem gw cari tuh tempat tuker tiket sesuai nama pesawat gw. Cathay Pacific, shock dan cuma muter2 doang gak ngerti ke arah mana. Trus gw tanya sama security ternyata cathay pacific ada di depan gueeeee iyaaaa ada di depan gueeee.. Oh meeeeennn mana gak parah banget malunya, trus gw bilang aja "oh iya, makasih pak". Daaaann setelah gw melangkah ke ara mas-mas gitu, tetep gw kaya orang bloon yang gak ngerti apa-apa. Lo tau, berapa tas yang gw bawa saat itu? 1 tas koper, 1 tas jinjing, 1 ransel, dan 1 tas kecil untuk naruh barang-barang penting. Masnya bilang "kopernya aja mbak yang di bagasi. Yang satunya di carry bag aja. Ntar malah kena cash. Mahal loh.." Trus gw mikir, oh... ini tempat yang ngepackin barang ke bagasi. Baru paham gw. Awalnya gw kekeuh gitu pengen masukin semuanya ke bagasi kecuali tas ransel gw. Beraaaat cui meskipun ada roda geretnya... Tapiii yaaa sudahla akhirnya gw geret-geret tuh tas jinjingnya..

Setelah itu, gw disuruh ke imigrasi gitu gak ngerti lah, trus gw geret-geret tas (banyak yang ngeliatin gw karna aneh mungkin gw) sambil gw nanya sm orang. Pas di tempat imigrasi gw ditanya sama bapaknya.. "mau studi?" -- "nggak pak. Mau kerja"-- "trus mana surat dari perusahaannya?"-- "ini punya surat kontraknya, namanya aupair"-- "apa itu? pendidikan?" -- daripada lama tanya mending gw jawab "iya deh pak.." Pfftt... Begitulah.

Gw terus jalan sampe di gate D. Jauh cui dari tempat imigrasian. Lumayan lah capek karna sambil gotong-gotong tas yang ampun beratnya. Teteeep gw dengan muka polos, muka ndesoni dan yang pasti kamseupay jalan aja dengan tenang meskipun banyak yang ngeliatin gw. Iya gitu, mungkin dikira gw TKI yang mau kerja di Hong Kong. Secara pas pesawatnya emang menuju ke arah Hong Kong, jadi dikira banyak orang gw TKI Hong Kong. Duh. ehehheh

Daaaaann gw masih tetep smsan sama bapak gw. Trus pas lagi duduk (kaya orang ilang) gw ketemu bule ganteeeeeeeng bangeeeett hahhahha gw cuma ngeliatin terus doang gitu. Tapi tetep calm. Duh pertama kali terbang dan gak ngerti rasanya gimana. Campur aduk. Dan pas masuk pesawat, lo tau gw satu seat sama siapa? Dan gw satu tempat duduk sama bule ganteng tadiii hahhahaha Oh My.. I'm so speechless. Gak ngerti mesti ngobrol apaan. Dan dia bantuin gw buat ngangkat carry bag gw ke bagasi atas. hahhaha maklum karna gw pendek dan bawaannya bejibun begitu, makanya dia bantuin. :)))

Selama perjalanan gw diem banget, ada tipi depan gw, awanya gak ngerti cara makenya gimana. Tapi yaaa akhirnya gw lirik-lirik sebelah, trus bisa deh :p katro banget kan gw? :D dan dia asalnya dari Belanda, karna dia lagi baca buku dengan bahasa Belanda. Duh mas, sebelahan dong kita :D semoga bisa menyusulmu ya mas :p (sejujurnya, gw ngikutin yang dilakuin mas bule di pesawat sih. Habis gak ngerti gitu. Habis lagi ndesoni gitu) hahahha

Setelah sekitar 4 jam perjalanan Jakarta-HongKong, tibalah gw di Hong Kong dengan (tetep) tampang katrok. Pengen tau perjalanan Hongkong-London kaya gimana? Tunggu yah perjalanan berikutnya.. hahhah :D

~Jakarta, 20.August 2013~
Share:

19 August 2013

The Journey #1

Semesta tau apa yang sedang aku pikirkan. Menuju hari H rasa khawatir dan takut pun terkadang justru terbayang-bayang. Entah apa yang akan terjadi di masa depan aku pun belum mengetahuinya dengan pasti. Namun, ini sudah jalan dan pilihanku sendiri. Melangkahkan kaki di negeri yang tak pernah tahu seperti apa, menginjakkan kaki di negeri yang selama ini aku belajar bahasa, budaya dan mendengar dari cerita dosen/ guru. Mereka selalu saja menggebu-gebu bercerita tentang negeri yang dulunya menjadi  negeri sang diktator dunia "Adolf Hitler."

Gak kebayang aku yang masih merasa bahasa Jermannya pas-pasan, yang masih merasa bahasa Jermanku sangatlah kurang dibandingkan teman-teman yang lain, bisa terbang menuju negeri Panser itu. Awalnya aku slalu berfikir that's impossible for me, aku pasti gak bakal bisa menuju ke sana. Tapi untungnya salah seorang teman mengatakan, ketika tekad kita mampu dan yakin dengan pilihan kita, insyaAllah pasti selalu ada jalan untuk mencapai impian itu. Then, see it? Dengan hanya berbekal kemampuan bahasa Jerman yang pas-pasan, lulus dengan hanya IPK kurang dari 3 (2.91) akhirnya pun besok aku merasakan terbang ke negeri yang letaknya di benua Eropa itu.

Yep! Deutschland! Senang, sedih, duh suka cita itu semua ada. Itu negeri impian, negeri yang sejak aku duduk di bangku sekolah menengah ingin sekali aku datangi. Mungkin jika aku mengatakan ini sama orang-orang, kenapa gak ke Mekkah aja? Iya juga pengen banget ke sana, tapi kan planning orang beda-beda, mereka punya tujuan masing-masing. Bisa jadi kan, besok pas aku pulang dari Deutschland malah justru mampirnya ke rumah Allah yang indah itu? Aamiin Allahumma Aamiin ya Allah. Jika Allah mengijinkan aku, aku malah justru kepingin banget memboyong sekalian ayah, ibu, dan kedua adikku untuk terbang ke sana. InsyaAllah aamiin.

Sedihnya pastinya ada, tinggal satu tahun bareng sama keluarga yang sama sekali belum kita kenal, yang baru kita kenal cuma via email, via skype dan benar-benar belum pernah sama sekali bertatap muka itu kadang rasanya awkward banget kan? Tapi, mudah-mudahan mereka baik sama aku, sama baiknya seperti ayah ibu dan adikku, sama berasannya biar aku merasa mereka juga keluarga (baru) ku. Biar aku merasa ada yang melindungiku selalu di negeri orang. Kalo aku di Indonesia, setidaknya ayah ibu masih bisa memantauku, masih bisa menelfonku sesuka mereka, tapi ini sudah beda negara, sudah beda kode telefon dan macem-macem, justru mereka malah melepas aku pergi untuk mencari sebuah pengalaman yang bagiku sangatlah luar biasa ini.

Aku tau, ayah ibu pasti slalu mendoakanku tanpa aku suruh, karena ketulusan dari doa merekalah yang pada akhirnya membawaku menjadi seperti sekarang ini. Keikhlasan dari doa-doa merekalah yang (semoga) membawaku menjadi pribadi yang kuat dan tangguh untuk melaksanakan perjalanan ini. Ini bukan main-main karena ini menuntut ilmu yang akan sangat luar biasa berharganya untuk ke depannya insyaAllah. Begitulah mereka mengatakannya padaku. Manfaatkanlah waktu baikmu sebaik-baik mungkin, jangan pernah meninggalkan kesempatan yang sudah kamu capai. Begitu beliau-beliau berpesan padaku.

Nak, semoga kamu barokah sukses ke depannya bisa bawa mama sama bapak terbang juga ke sana (umroh), jadi biar tidak vida saja yang merasakan terbang menggunakan pesawat. Biaya ini sudah sangat besar, jadi tolong jangan mengecewakan bapak sama mama. Jaga diri baik-baik di sana, vida itu seorang wanita, jadi jaga harta yang paling berharga dari seorang wanita. Di sana bukan seperti di Indonesia yang bisa bapak sama mama pantau setiap hari, jadi vida harus bisa benar-benar jaga diri. Dan satu lagi, jangan melakukan kebiasaan-kebiasaan seperti di rumah. Berubahlah sikap dan kebiasaannya. *pesan bapak ibu kepadaku*

Banyak hal yang perlu kamu ketahui, beginilah kehidupan yang benar-benar kehidupan. Dan yang berhak atas impianmu adalah kamu sendiri, bukan ayah atau ibumu. Meskipun mereka adalah orang tua kita, yang merawat kita, tapi justru karna dukungan dari merekalah impian ini bisa menjadi nyata. Impian itu semua ada di tangan kita masing-masing, tinggal bagaimana kita tetap memegang apa yang ingin kita raih. Dan yang paling paling paling penting adalah, jika kamu sudah memperoleh impianmua bertanggung jawablah dengan impian yang sudah kamu pilih. Itu kan sudah pilihanmu, jadi apa yang kamu pilih, itu jadi tanggung jawabmu sendiri dan jangan sampai mengecewakan ayah ibu kita. Semoga aku bisa demikian. Aamiin

Perjalananku belum berujung, karena ini baru akan dimulai. Rasanya nano-nano karna harus meninggalkan rumah yang begitu seperti "istana" ini dan jauh juga dari ayah ibu yang selama ini slalu merawat dan menasehati kita. Begitulah...

Mama, Bapak, Mirza, Aghiel, Simbah baik-baik ya di rumah. Sehat-sehat teruuuusss, jadi biar vida bisa didoain tiap hari. Semoga doanya dijabanin sama Allah SWT, dan pokoknya kalian semua yang di rumah selalu dalam lindunganNya.. I'm gonna miss youuuu mom, dad, broh, grandmaaaaa :*

Semoga perjalanan hidup kita semua menyenangkan :')

Vida Hasan~~
Share:

13 August 2013

Iya Bisa Jadi

Hallo atap biru,

entah apa yang terjadi padaku hari ini. Kalut, iya galau, iya kecut ya rasanya asam manis kecut gak karuan seperti halnya permen nano-nano yang rasanya terkadang bikin meledak di lidah. Entah apa yang harus aku sampaikan. Apakah aku harus bilang "yes, I'm really fine now or not so bad or heute ist ja sehr nicht gut fuer mich, einbischen stressig." Kalimat terakhir kalo mau dibahasa Inggriskan bingung, jadi yang tidak mengerti biarkan saja tak mengerti, yang mengerti sungguh Alhamdulillah Wasyukurilah.

Aku pikir, aku mendapat kado spesial di bulan agustus ini, aku mendapat berkah yang luar biasa tidak ternilai harganya, aku mendapat sesuatu hal yang slalu aku impikan dari dulu. Dan memang benar impian itu bisa membawa diri kita menuju ke kenyataan. Pada hakikatnya, ini semua berawal dari yang namanya mimpi. Mudah-mudahan ini benar-benar bukan mimpi dalam tidur.

Pergi ke tempat yang dulu paman Hitler pernah menjajah adalah salah satu impian. Awalnya merasa tidak yakin, karena aku merasa aku tidak sepintar seperti "mereka" yang slalu disayang, dimanja, dan dipuja-puja oleh "mereka". Aku tak mau menyebut siapa "mereka" itu. Yang jelas aku fikir, aku merasa minder bahwasanya aku tak akan pernah menginjakkan kaki di negeri Panser ini. But, I think the dream is really comes true. For the first, I think, this is just dream but no, this is not dream, this is the real. I go throw to Germany. Really!!!

So, today, tidak hanya hari ini. Dari beberapa bulan lalu sudah mengurus visa dan macem-macem lainnya. Menunggu sekian lama, menjaga telepon selulerku barangkali dia berdering, barangkali saja bagian visa di kedutaan memberi kabar bahwasanya visaku untuk ijin tinggal lebih dari 3 bulan di Deutschland telah keluar. Menunggunya seperti menunggu jodoh yang tak kunjung datang. Tapi mungkin jika berjodoh nantinya pasti akan bertemu, jodohku sudah dipersiapkan sama Allah. *kok lari ke biro jodoh*.

Iya. Tepat tanggal 7 August 2013 aku pun mendapat email dari Botschaft bahwa visaku telah keluar. Rasa-rasanya percaya gak percaya tapi memang sepertinya harus percaya agar aku memang benar-benar telah mengurus visa sudah sejak 2 bulan yang lalu. Itu pun tidak lepas juga dari pertolongan tangan-tangan Allah yang slalu membantuku di setiap waktu.

Mamiiku yang baru sebenarnya orang Turki, namun beliau telah sejak lama tinggal di Deutschland hingga pada akhirnya beliau pun tinggal di Deutschland. Es ist ja sehr interessant. Wuensche, sie sind sehr nette Personnen. Beliau slalu membantuku mengurus segalanya, beliau sabar sekali (kalo aku pikir), dan beliau adalah pejuang yang hebat jika aku mendengar suara beliau yang humoris, kocak, dan liebvoll.

Banyak hal yang ingin disampaikan tentang mami baruku. Anyway, may be next time I will explain about her. I just wanna talk something about her little by little. I think, I will writing about may journey, about my destination in Germany someday. I just wanna tell about a wonderfull life in another country, culture, people, and others. :')

Regards
Vida Hasan
Share:

Viele Danken

Liebe Familie Bozkurt,

eigentlich bin ich ja sehr sprachlos. Ich weiss nicht, was ich zu euch sagen muss. Ihr seid ja sehr nett und helft mir immer, wenn ich euere Hilfe brauche. Novytha hilft mir auch. Ich weiss nicht, wenn ihr mir nich helft, kann ne etwas tun. 

Meine Eltern hat gesagt, sie moechten eine Entschuldigung und auch vielen Dank fuer eure Hilfe sagen. Dann will ich eure gutes Aupair bekommen um eure Nette zu vergelten. Allah schuetzt immer euch, immer..
Sie sind eine nette Familie und auch lustige Familie, die ich hab' gefunden. hehehh :D

Liebe meine neue Familie,
Bitte, fuehren Sie mich, damit ich ein gutes Aupair werden kann. Ich sage es zu. InsyaAllah.. :')
Na ja, entschuldige ich mich, wenn ich euch eine Umstaende spaeter machen will. Ich brauche nur auch euere Anleitung. Ich brauche nur auch euere Liebe, denn ich mag gern liebvolle Familie. Weil ihr meine neue Familie in Deutschland seid.

Vielen tausend Dank,
Vida Hasan.
Share:

4 August 2013

Hallo 23 (4.August 2013)

Alhamdulillah Gusti, terima kasih telah diberi kepercayaan untuk menginjak di umur ini. Terima kasih karena terus dan terus tiada henti-hentinya memberi kejutan selama 22 tahun ini. Ini umur yang agak sedikit rawan sebenernya. Rawan untuk ditanyakan "sekarang kerja dimana?" "kapan nikah?" "sudah ada calonnya?" duh. Lalu bagaimana dengan umur yang setelah-setalah umur 23 tahun ini? :)

Umur ini adalah berkah, karena di umur ini, saya benar-benar harus bisa menjamahi kehidupan yang benar-benar hidup. 22 tahun sudah, ayah ibuku berpeluh kesah memberikan perjuangannya memberikanku nafkah lahir dan batin agar aku bisa melanjutkan sekolahku. Di umur ini, mudah-mudah aku sudah bisa berdikari, bisa membahagiakan ayah ibu.

Gusti, umurku bukan bertambah, umurku semakin berkurang. 22 tahun lalu sepertinya kehidupanku kurang bersyukur padamu. Iya kan? Ampuni aku Gusti. Betapa sombongnya aku, betapa angkuhnya aku, padahal Kau slalu memberiku kebahagiaan yang tak ternilai. Memberikan kejutan-kejutan yang terkadang itu semua di luar batas alam bawah sadarku, yang terkadang membuatku tidak percaya, bahwa ini benar-benar hadiahMu. Matur Numun Gusti Allah.

Umurku semakin mendekati bau tanah, tanah yang sesungguhnya adalah "rumah" sesungguhnya. "Rumah" masa depanku. Aku hanya ingin, slalu diberi sehat, slalu diberi nikmat, slalu diberi syukur yang tiada terhingga padaMu untukku, untuk ayah ibuku dan untuk adik-adikku serta saudara-saudaraku. Sungguh, tanpaMu aku bukanlah apa-apa, namun bersamaMu aku sungguh menjadi segalanya.

Ya Allah Gusti, terima kasih pula, rasa syukurku yang tak terhingga ini, karna sekali lagi Kau memberikan hadiah yang luar biasa. Kau memberikanku kesempatan untuk berpetualang di negeri orang, menginjakkan kaki di negeri impian (kedua setelah rumahmu). Sungguh, benar-benar sungguh tanpaMu aku tak bisa apa-apa. Meskipun keberangkatan kemungkinan terundur, tapi impian itu sungguh sudah ada di depan mataku.

Ya Allah, berkahilah, ridhoilah perjalanan kehidupanku agar aku bisa membahagiakan ayah ibu, agar kelak suatu hari pun aku bisa melangkahkan kaki-kaki mereka bertandang ke rumah suciMu dengan sisa-sisa jerih payahku. Iya kelak.

Ma, Pa aku yakin Bapak sama Mama slalu mendoakan yang terbaik untukku. Terima kasih atas pengorbanannya selama 22 tahun ini. Terima kasih :')


Love~ Vida

-Atap Biru 4.August 2013-
Share: