21 May 2016

Pulang ke Kotamu...

pulang ke kotamu...
ada setangkup haru dalam rindu...
masih seperti dulu...
tiap sudut menyapaku bersahabat..
...

well, agak random memang malam ini. Baca-baca blog taunya baca-baca tulisan-tulisan pas dulu masih kuliah. Lama sudah sepertinya saya tidak merasakan bau-bau dunia perkampusan. Apalagi barusan saya dapat sinyal kuat untuk segera pulang kembali ke kota kenangan ini. Ah Gina! Memanglah, tiada tara ini, untuk slalu merindukan tiap sudut di kota Yogyakarta ini.

Iya! Yogyakarta sebutannya, ah kalau nama tersebut terucap berasa bulu kuduk saya berdiri. Entahlah, ada getaran-getaran yang menjalar di tubuh ini tentang kota ini. Mungkin karena kota ini selalu bermakna bagi tiap orang yang pernah menginjakkan kaki di sana. 
Rasa-rasanya, baru kemarin saya masuk mendaftar kuliah di sana. Rasa-rasanya baru saja saya merasakan hiruk pikuknya hidup di sebuah dataran yang beneran tulen jawanya.

Ah, sudah lampau rupanya. Namun, masih membekas moment-moment indah itu. Dari sering pulang malam, bahkan sampai dikunci di luar, karena tidak boleh masuk ke dalam kos. Numpang tidur di kosan orang, karena kosan sendiri pun tidak boleh masuk, bahkan sempat tidur di stasiun gegara mau ke Malang tengah malam nungguin kereta. Luar biasa sekali memang perjalanannya.

Ada sebuah kenangan yang tak dapat dibendung ketika kita mengingatnya.
Kenangan itu akan selalu muncul ketika kita merindukan bibitnya
Namun, ada sebuah harapan ketika kenangan itu muncul
Mungkin tidak dapat kembali, namun akan ada pengganti yang lain untuk membentuk sebuah kenangan

Jogja tidak akan pernah terlupa dalam memory
Di sanalah kami bertemu dan bertegur sapa
Membentuk sebuah komunitas baru 
Membantuk wadah baru yang di dalamnya disebut dengan persahabatan, persaudaraan, dan kekeluargaan

Ah...
Sungguhlah memang
Saya merindukan Jogja dan seisinya...

--VidaHasan--
Sebatik, 21 Mei 2016
Share:

Persami "Ngadadak" (1)

27 Februari lalu. Iya, 2 bulan yang lalu (lama yaaa) :D kami melaksanakan kegiatan perkemahan yang disebut juga dengan perkemahan sabtu-minggu. Acara ini diikuti oleh siswa-siswi SDN 005 Sebatik Tengah dari (sebagian) kelas 3 hingga kelas 6. Kenapa kelas 3, saya tulis sebagian karena memang kelas 3 tidak semuanya mengikuti kegiatan tersebut.

Judulnya aja "Ngadadak". Sebenernya bukan ngadadak juga sih, tapi memang karena tetiba pembina pramukanya mau ngadain kemah, maka terjadilah kemah tersebut yang jatuh pada tanggal 27-28 Februari 2016 atau pada hari Sabtu-Minggu. Namanya juga persami kan? Perkemahan Sabtu-Minggu.
reka pa persiapan makan siang setelah pendirian tenda

Beberapa hari sebelumnya, anak-anak memang sudah sangat excited dengan kegiatan kepramukaan ini. Mereka sudah mempersiapkan beberapa barang yang memang digunakan untuk perkemahan tersebut. Sebelumnya, juga mereka sudah dibentuk kelompok atau di tempat kami disebut dengan reka. Masing-masing reka terdiri dari 8-10 orang, baik putra maupun putri. Pada awalnya, anak-anak terbagi dengan yang sesama agamanya saja. Misalnya yang katholik dengan yang katholik dan yang muslim dengan yang muslim. Melihat perbedaan tersebut, akhirnya kami para guru pun membentuk beberapa kelompok lagi supaya mereka dapat bercampur dan meningkatkan nilai toleransi beragama diantara mereka.

Anak-anak sebenernya 'agak' kurang setuju, namun kami menjelaskan bahwa dengan keberagaman ini mereka pun dapat belajar dengan baik. Iya, kami mengajarkan mereka untuk menanamkan rasa toleransi keberagaman yang ada di sekolah kami.

Sabtu pun telah tiba. Mereka sudah sibuk membawa barang-barang yang telah dipersiapkannya. Sementara itu, saya yang juga salah satu pembina dari mereka harus melaksanakan tugas sekolah mengikuti kegiatan KKG di SDN 001 Sebatik Tengah. Alhasil, saya pun hanya berjumpa sekejap dengan anak-anak setelah itu, saya langsung berangkat menuju tempat KKG. Guru-guru yang lain pun menghandle anak-anak. Ah... Saya yakin ada atau tidakpun saya mereka toh masih bisa berdikari :D

persiapan makan siang


Saya tiba kembali di sekolah sekitar pukul 12 siang dan saat itu tenda-tenda sudah didirikan di tanah lapang dekat sekolah. Ketika saya tiba, anak-anak memasak makanan untuk makan siang mereka. Mereka tidak menggunakan kompor seperti ketika saya dulu pergi berkemah. Mereka menggunakan batu lalu dibakar menggunakan dedaunan dan kayu bakar. Saya merasa kembali ke masa lalu karena anak -anak ini. Yap! Anak-anak ini slalu menginspirasi diri saya, entah bagaimana perlakuan mereka ke saya :D

Kami pun saling berfoto bahagia. Kebetulan saya saat itu juga menjadi seksi (sok) sibuk sebenarnya. Lari ke sana kemari tanpa tau arah dan tujuannya. Meskipun dengan kondisi yang apa adanya, anak-anak tetap selalu merasa bahagia. Setelah mereka berkemas-kemas membereskan piring-piring bekas makanannya, kami istirahata sejenak. Tak ada salahnya untuk menyegarkan kembali raga dan pikiran setelah seharian beraktifitas. Mereka sedang akan mempersiapkan gladi untuk upacara pembukaan persami pada malam harinya.

Yes! we are team


Pak Ewink, selalu pembina pramuka pun mengkondisikan reka masing-masing (pa) dan (pi). Dengan tertib mereka melakukan gladi resik untuk upacara pembukaan persami ini. Saya pun diamanahkan untuk menjadi kakak pratama (pemimpin upacara). Kegiatan masih berlanjut dengan pemahaman materi yang telah disampaikan ketika pelatihan pramuka beberapa minggu lalu.

semapore


Latihan pramuka yang sudah mereka pelajari ada beberapa materi yaitu PBB, Semapore, Tali Simpul, dan tanda jejak. Kami pembina berkeliling menuju ke tenda-tenda dan memberikan sedikit materi ke masing-masing reka. Anak-anak pun menikmatinya.

Kami pun berjalan berbaris menuju ke sungai untuk mandi sore dan persiapan makan malam. Beberapa anak berbondong-bondong membawa pakaian ganti dan peralatan mandi. Saat itu, desa kami sedang kekeringan dan musim kemarau. Sehingga air pun sangat susah didapat, alhasil dengan jarak sekita 1,5 km kami berjalan menuju sungai untuk mandi di sana.

Mandi di sungai


Repot memang. Namun, apalah daya kondisi yang mengharuskan kami seperti ini. Meskipun demikian, kami tetap bahagia karna kami bersama. Itulah semboyan yang dipegang anak-anak ini. Saya pun menyaksikan kekompakan, toleransi dan rasa kerja sama ketika mereka mandi di sungai. Ada rasa berbagi satu sama lain, ketika yang satu sedang mandi, yang lain mengisi airnya, begitupun sebaliknya. Ah, inilah yang saya rindukan akan adanya rasa kebersamaan ini. Satu kata "SERU"!

Kegiatan kami belum selesai hanya sampai sini, anak-anak memasak untuk makan malam mereka. Meskipun hanya dengan maggi (mie instant) tapi bagi mereka nikmat tak terkira adalah makan bersama-sama sambil duduk melingkar. Ah indahnyaaa jika dilihat. Upacara pun dilaksanakan dengan hikmat dilanjut dengan api unggun.


Makan malam bersama

Meneriakkan yell yell reka

Upacara pembukaan Persami


"Api unggun sudah menyala, api unggun sudah menyala, api unggun sudah menyala, yang suka kita semua" semua bernyanyi riang ketika api unggun dinyalakan.

Pentas seni (Ruben)

Api unggun Persami


Kebersamaan ini dilanjut dengan rangkaian pentas seni dari masing-masing reka dan renungan malam sebelum kembali beristirahat. :)

--vidahasan--
Sebatik, 21 Mei 2016

Share:

17 May 2016

Berlin (end)

-- 4 Juni 2015--

Perjalanan kami di Berlin belumlah selesai. Masih ada hal baru yang harus saya intip di Berlin ini. Pagi ini, saya dan Debora harus meninggalkan Hostel karena memang jadwal kami hanyalah 1 malam saja. Debora akan melanjutkan perjalanan ke belahan dunia Weimar sedangkan saya akan menuju ke belahan bumi Warnemunde (Rostock) untuk bertemu dengan kawan lama saya.



Debora akan berangkat siang hari ini, sedangkan saya akan berangkat keesokan harinya. Tapi, alhamdulillah saya pun akhirnya juga sudah mendapatkan tempat untuk menginap semalam. Di salah satu rumah yang Ayu juga menginap. Letaknya tidak jauh dari daerah Alexander Platz. Sembari menunggu siang hari tiba, lagi-lagi kami harus membeli tiket sehari supaya kami dapat berkeliling Berlin sepuas kami. Oh iya, tiket di Berlin juga ada tiket Ring 1-3, jadi sistemnya ada tiket dalam kota dan luar kota. Harganya pun berbeda-beda. Lebih murah yang dalam kota pastinya. Cuman kalau boleh menyarankan sih lebih baik menggunakan tiket yang sekalian sampai ring 3 (luar kota) karena kalau ke Potsdam lebih gampang.

Nah, hari terakhir kami bersama ini kami menyisihkan sedikit untuk berkunjung ke istana Charlotten. Kami sengaja jalan kaki, karena memang sayang ongkos, tapi ujungnya memang akhirnya kami pun beli tiket lagi karena ternyata perjalanannya sangatlah lumayan sekali. Istana ini, besar namun sangat sepi, entahlah mungkin karena masih pagi hari sehingga belum ada wisatawan yang menuju ke tempat ini. Tapi, memang akhirnya seru ketika tempat wisata itu sepi, karena berasa tempat wisata sendiri dan bebas akan bergaya foto seperti apa.

Jeprat jepret sepuas hati sampai memory full pun tidak ada masalah sama sekali. :p

Setelah dari istana Charlotten, kami pun melanjutkan ke tempat wisata selanjutnya. Menuju ke gereja paling tua di Jerman dimana gereja tersebut merupakan bukti atau saksi sejarah dari terjadinya perang dunia kedua. Gereja tersebut bernama Kaiser Wilhelms Gedaechtnis Kirche. Gereja ini dibangun pada tahun 1890 dan dibom atom perang dunia kedua pada tahun 1943. Gereja ini mengingatkan saya ketika dulu saya kuliah lalu presentasi tentang sejarah terjadinya perang dunia kedua di Jerman. Judul yang sama dan bahasan yang sama tentang gereja ini.



Waktu sudah menunjukka sekitar 12 siang. Sedangkan Debora sudah harus melanjutkan perjalanan kembali menuju terminal dan lanjut ke kota Weimar (kota dimana sastrawan Schiller dan Goethe manjadi saksi persahabatan mereka). Saya pun bergerak menuju arah Alexander Platz. Tempat dimana saya akan bermalam malam ini. Setelah itu, saya pun melanjutkan kembali bergerak menuju ke arah stadion bola di Berlin. Iya, karena saat itu akan dilangsungkan pertandingan final liga champion saya pun ingin ikut merasakan euforia pertandingan ini. Akhirnya kami berdua (saya dan Ayu) bergerak menuju ke Olymphia Stadion, salah satu stadion yang digunakan ketika pesta piala dunia tahun 2006.


Euforianya sangat terasa sekali, banyak wartawan dan wisatawan yang hadir ikut meramaikan pertandingan ini. Angan-angan juga ingin menonton namun apalah daya, saya sudah melaksanakan janji untuk berjumpa dengan teman saya di daerah Warnemunde, Rostock. Setelah dari stadion kami menuju ke Holacoust dan daerah pusat tembok Berlin, atau biasa disebut dengan Gallery Art. Dimana tempat ini merupakan sisa-sisa dari tembok Berlin yang telah dihancurkan oleh seluruh rakyat Berlin.

Holacoust adalah tempat pemakaman orang-orang Yahudi. Nah, foto di bawah ini merupakan holacoust loh. Saya jujur heran, ada gitu ya pemakaman model seperti ini :D tidak menakutkan sama sekali masalahnya -__- nah, di bebatuan yang saya duduki itu (sebenernya tidak boleh diduduki sih) ada tulisan-tulisan nama dari para korban. Cuman memang jadinya agak semacam bangunan bebatuan saja. Saya hanya mengira, mungkin untuk mengenang dibuat seperti ini :)



Tembok Berlin dibangun pada tahun 1961. Pada tahun 1989 tembok tersebut dihancurkan tepatnya pada tanggal 9 November. Hal ini disebabkan karena saat itu Jerman Barat dan Jerman Timur bersatu menjadi negara republik Jerman. Tembok tersebut pun dibuat beberapa graviti untuk mempercantiknya. Graviti atau gambar-gambar karikatur tersebut menggambarkan tentang kejadian masa lampau di Berlin, tentang tentara NAZI, tentang pemerintahan di Jerman, bahkan ada juga tentang alam yang menginginkan Berlin tetap aman-aman saja. Begitulah kemungkinan sekilas ceritanya...




Kami bergegas menuju ke arah tujuan kami selanjutnya, menuju kembali ke restoran Nusantara di Berlin. Kali ini sepertinya saya akan menikmati nasi goreng buatan tangan orang Indonesia asli. Hmmm... Nikmatnyaaaa :))) Kami pun pulang dengan kondisi kenyang XD

Waaaah terima kasih kakak yang telah menampung saya semalam di Berlin. Rasanya memang agak terburu-buru karena tiket bus saya sangat awal berangkatnya pukul 8 pagi. Jadi, saya akan keluar rumah sekitar pukul 7 pagi. Terima kasih Ayu sudah menampung saya, terima kasih semuanyaaa...

And now, I walk alone going to Warnemuende, Rostock. Hey, wait me the beach!!!

--vidahasan--
Share:

Hello Berlin (3)

Wahaaaa maaf maaf! Saya sedang terisolasi dari peradaban. Mungkin tulisan terakhir dari Berlin ini, akan saya launching ketika saya mempunyai internet yang memadai. Maafkan saya, karena hutang saya sangatlah banyak huhu L

Nah, kita lanjutkan kembali ceritanya yang di Berlin. Saat itu, saya, Debora dan mbak Siska menuju ke Hostel. Hostel ini jaraknya cukup jauh dari perkotaan, sehingga mbak Siska pun dengan senang hati mengantarkan kami berdua menuju tempat penginapan. Penginapan ini bernama Hostel Orange. Gedung dari hotel ini masih terbilang standar lah, hanya nama dan catnya saja yang memang berwarna Orange, makanya kemungkinan besar dinamakan Hostel Orange.

Setibanya kami berdua di Hostel, kami pun berpisah dengan mbak Siska matur nuwun nggih mbak, sudah mengantarkan kami sampai tujuan. Kami langsung mengambil kamar sesuai dengan pesanan kami. Hal yang baru pertama kali saya alami adalah dengan harus tidur sekamar dengan laki-laki. Saat itu, hostel yang isinya dikhususkan untuk perempuan benar-benar kosong dan sudah tidak ada lagi, makanya teman saya akhirnya langsung memesan yang kamar dengan laki-laki. Hanya bisa pasrah dan harus jaga diri dengan baik-baik karena (terutama saya) kami hanya memesan satu malam saja untungnya. Kami langsung berkemas untuk kembali melanjutkan perjalanan.

Perjalanan selanjutnya kami lakukan karena akan berjumpa dengan salah seorang teman kami (lagi) yang kebetulan sedang berada di Berlin. Saya pun sekaligus melobby tempat tinggal lagi, karena saya akan menginap satu malam lagi di Berlin pagi harinya. Maklum saja, saya dan Debora berbeda haluan, saya harus menuju ke daerah utara Jerman, sedangkan Debora menuju ke daerah timur Jerman. Setelah kami berjumpa dengan Ayu, kami bertiga kembali berkeliling kota Berlin. Saya ingin sekali sebenernya berkunjung ke Sansoucci, tapi apalah daya karena saat itu sedang musim berlangsungnya final liga champion yang mana tim Juventus melawan Barcelona.

Brandenburger Tor

Tapi, rupanya hostel yang akan saya kembali tempati tersebut penuh. Alhasil saya pun harus mencari tempat menginap yang lainnya. Sembari mencari-cari tempat untuk bermalam lagi keesokan harinya, kami pun berkeliling menuju tempat yang belum sempat kami singgahi. Dengan menggunakan tiket sehari Berlin yang harganya berkisar hampir 10 euro kami pun tidak menyia-nyiakannya. Kembali lagi menuju ke Brandenburger Tor  berkeliling mencari secerah harapan. Kebetulan di dekat gerbang ini ada museum atau gallery untuk melihat-lihat benda khas Berlin.

Nah... akhirnya berjumpalah kami dengan si Ayu. Salah seorang yang juga alumni Bahasa Jerman UNY yang juga sedang mengabdikan dirinya di bumi Eropa ini. Kami pun bertiga berkeliling bersama dengan menggunakan bahn (sebutan kereta di Jerman). Menuju ke Berlin east side Gallery atau Gallery Berlin Timur. Ini adalah bekas dari tembok Berlin yang terkenal itu. Di tempat ini terdapat gambar orang-orang Yahudi yang dibunuh oleh tentara NAZI. Bagian yang terdapat Gallery menurut pandangan saya adalah wilayah bagian Jerman Timur. 


Foto korban perang dunia kedua



yes! me


Kami pun masih melanjutkan kembali perjalanan kami menuju ke tempat selanjutnya yaitu Topology des Terrors. Tempat ini adalah pusat berita informasi yang dilakukan oleh tentara Jeman ke tentara NAZI. Jadi, ada semacam pusat berita di dalamnya yang akan diketahui oleh pihak terkait dan yang akan dilakukan oleh tentara NAZI selanjutnya. Banyak berita yang dipajang di papan bentuk seperti mading. Banyak yang berkunjung ke sana.


Topology des Terrors

Hari sudah mulai petang, saat itu waktu menunjukkan pukul 20:30. Maklum saja, karna saat itu adalah musim panas, hari mulai gelap sekitar hampir pukul 9 malam. Kami pun berencana ingin menikmati santapan Indonesia di Berlin. Berjalan menuju ke ara rumah makan Nusantara di Berlin. Meskipun ketika naik Bahn agak kebablasan berhentinya, tapi akhirnya restoran ini pun ditemukan. Interiornya memang ala ala Indonesia semacam di Bali. Iya, jadi merasakan saya berada di Indonesia karena makan di restoran ini. Alhamdulillah ya Allah saya makan bakso malang, makan mendoan, bakwan, minum es teh, rasanya buat saya anugrah dapat makan di sini.


Menu restoran Nusantara

Jadi, Warung Nusantara ini berdiri sekitar 5 tahunan yang lalu (terhitung dari tulisan ini ditulis). Dan yang punya adalah orang Tegal. Waaaaa tetanggaan sama saya, saya Pemalang ibunya Tegal. MasyaAllah berkah berkah berkah :)) Kami pun pulang dengan keadaan kenyang dan menuju kembali ke Hostel tempat kami tinggal :)

--Vidahasan--
Share:

Menggapai Mimpi Merajut Asa (Kelas Cita-cita SDN 005 Sebatik Tengah)

Meskipun tulisan ini baru saya tulis dan kegiatan kelas cita-cita sudah lama terlaksana, namun mengingat kegiatan kelas cita-cita itu tidak ada salahnya. Iya, menggapai mimpi merajut asa tema yang diusung untuk melakukan kegiatan ini. 23 maret 2016, tepatnya pada hari Rabu sekitar pukul 07:30 WITA kami melaksanakan kegiatan kelas cita-cita di SDN 005 Sebatik Tengah. Kelas cita-cita ini dihadiri oleh beberapa tokoh dan stakeholder yang berada di wilayah pulau Sebatik.

Anak-anak di SDN 005 Sebatik Tengah, sudah disampaikan sehari sebelum kegiatan ini dilaksanakan. Gelak tawa dan senyuman lebar menghiasi wajah-wajah polos mereka. Sungguh memang tidak dapat dibayangkan, bahwasanya semoga kegiatan ini memberikan hal-hal positif bagi anak-anak di sekolah penempatan saya ini. Sebelumnya, saya sudah mengkoordinasikan kepada pihak-pihak terkait yang akan mengisi kegiatan di kelas cita-cita ini. Di hari yang sama juga, partner Sebatik saya mengadakan kegiatan yang sama di SDN 002 Sebatik Tengah.

Adapun para tokoh dan profesi yang saya undang untuk mengisi kelas cita-cita tersebut. Contohnya dari pihak puskesmas yang mana saat itu dokter Eka yang mengisi di SDN 005. Ada juga dari tim pemadam kebakaran, pihak kepolisian (pak Mujianto), pihak pamtas RI-Malaysia (Pak Surisfiyanto), dan kedua sahabat saya sebagai guru inspiratif (Bang Aldo dan Shalipp). Mereka lah yang membantu proses dan melancarkan kelas cita-cita ini.

Pada awalnya, pemateri ini saya bagi menjadi 5 kelas dan nantinya akan bergilir untuk masuk ke dalam kelas masing-masing. Memang, sepertinya proses ini agak ribet karena memang membutuhkan waktu yang cukup lama dan melelahkan. Saat itu, pak Suris (pihak TNI) masuk ke dalam kelas 1 dan 2, dokter Eka masuk ke dalam kelas 3, tim pemadam kebakaran masuk ke dalam kelas 4 dan 5, pak Mujianto (sebagai kapospol Aji Kunig) masuk ke dalam kelas 6. Mereka mencoba berbagi kisah inspiratif dan motivasi kepada anak-anak yang berada di sekolah penempatan saya mengajar.

Setelah itu, mereka pun akan bergantian bergilir ke kelas yang lain. Sohib saya Bang Aldo datang terlebih dahulu, meskipun terlambat datang tapi saya salut dengan beliau karena menyempatkan hadir di sela-sela kesibukkan yang ada di Madrasah. Akhirnya, saya anjurkan beliau untuk masuk ke dalam ruang kelas 5 dan memberikan energi-energi positif untuk mereka sebagai guru inspirati (lebih ke relawan inspiratif sih :p) Bang Edo (sebutan kami), memberikan arahan yang sifatnya membangun anak-anak untuk tetap terus belajar dan belajar.

Dokter Eka pun demikian masuk ke dalam ruang kelas 4 dan berbagi kisah tentang perjalanannya hingga sekarang ini beliau menjadi dokter di puskesmas Aji Kuning. Beliau pun mengajak siswa untuk belajar mendengarkan detak jantung teman masing-masing. Gimana rasanya jadi dokter? kata dokter Eka, yang menantang untuk dirinya ketika masuk kedokteran adalah saat beliau disuruh praktek masuk ke dalam kamar mayat sendirian. Namun, mau tidak mau beliau harus tetap melaksanakan tugas tersebut demi mimpinya menjadi dokter.


Pak Surisfiyanto, mengajak anak-anak untuk mengenal beragam tentang yang ada di tentara. Ada TNI AD, TNI AU, TNI AL bahkan beliau pun menggambar berbagai macam jenis senjata yang dimiliki oleh tentara-tentara tersebut. Selain itu, beliau menjelaskan bahwa menjadi tentara harus berani bertempur, berjuang mati-matian untuk membela negeri sendiri, dan berani untuk menjadi pribadi yang rela berkorban.



Di bagian pemadam kebakaran, siswa pun diberi kesempatan untuk mengenakan kostum pemadam kebakaran ketika para pemadam tersebut bertugas memadamkan api. Anak-anak terlihat sangat antusias dan sangat senang dengan adanya hal tersebut. Sehingga, mereka juga dapat merasakan bagaimana menjadi seorang petugas pemadam kebakaran dengan kostum yang memang agak ribet tersebut.

Pak Mujianto pun hadir dengan pengalaman yang kembali berbeda. Datang dari Jawa dan mendapat tempat penugasan di Kapolsek Aji Kuning, Kecamatan Sebatik Tengah, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Iya, dan beliau pun menjelaskan bahwa seorang polisi pun juga harus bisa tahan banting. Tidak boleh yang namanya menjadi pengecut, tugasnya juga melindungi masyarakat dan keamanan yang ada di wilayahnya.


Maka, untuk yang terakhir sohibul saya kembali hadir untuk ikut meramaikan kelas cita-cita ini. Sama seperti bang Edo, Shalipp juga salah satu relawan Sekolah Guru Indonesia dari Dompet Dhuafa. Memang saya sengaja mengundang mereka, untuk setidaknya mereka dapat berbagi motivasi untuk anak-anak. Shalipp pun masuk ke dalam ruang kelas 3 dan mengajarkan beberapa hal untuk menjadi seorang guru yang inspiratif. Sempat juga, beberapa murid pun ikut mempraktekkan menjadi seorang guru, dengan maju berada di depan dan mengajar teman-temannya. Luar biasa karena mereka berani untuk tampil.


Tertegun dengan kegiatan ini, karena kegiatan ini cukup lancar meskipun terkendala dalam sistem pelaksanaannya. Iya, mungkin karena seharusnya semua siswa digabung sehingga tidak membutuhkan waktu yang panjang dan masing-masing pemateri pun tidak terlalu lelah untuk melakukan giliran dan masuk ke dalam masing-masing kelas. Akhirnya, saya pun menghentikan di giliran ke-3 lalu para tamu undangan dipersilahkan untuk menikmati hidangan yang telah dipersiapkan.

Banyak hal yang saya pun pelajari dari mereka yang sudah terlebih dahulu berpengalaman daripada saya. Tidak hanya murid-murid, saya pun pribadi terinspirasi sendiri dengan kehadiran mereka. Terima kasih banyak kepada pihak yang ikut bekerja sama dalam melancarkan dan mensukseskan kegiatan kelas cita-cita ini. Semoga ke depannya akan ada hal yang lebih banyak lagi dibagikan untuk anak-anak kita ini. 

You're rock!!! 

--vidahasan--
Sebatik, 17 Mei 2016
Share:

11 May 2016

Festival Anak Sebatik (selesai)


 … dan tibalah ketika hari yang dinantikan datang …

Well, Festival Anak Sebatik di hari ke-3 membuat semangat pagi lebih meriah kembali. Di hari terakhir ini, masih akan ada rangkaian lomba yang dinanti-nantikan oleh anak-anak. Terutama lomba final cerdas cermat yang akan dilangsungkan setelah usai sholat jumat. Di jumat pagi harinya akan dilangsungkan lomba baca puisi dan pidato, yang akan dilaksanakan di panggung utama Festival Anak Sebatik.

Lomba baca puisi dan pidato pun diikuti oleh beberapa siswa dari sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah di pulau Sebatik. Peserta lomba yang wajib ikut adalah dari kelas  1-5 SD, dikarenakan kelas 6 sudah akan mengikuti ujian nasional, sehingga panitia lebih mengutamakan peserta di bawah kelas 6 SD. -Meskipun demikian, bakat-bakat terpendam yang dimiliki oleh anak-anak ini sungguh luar biasa. Mereka memang hanya perlu tampil di depan umum dan mengembangkan bakat itu. Sangat sayang sekali jika kita sebagai pendidik hanya berdiam diri dan membungkam bakat terpendam anak-anak ini.
Muh. Aiman (pemenang lomba baca puisi putra)

Meskipun hidup di daerah perbatasan, anak-anak di pulau Sebatik ini sangatlah luar biasa. Iya, tidak hanya di pulau Sebatik, bahkan anak-anak yang hidup di negeri nan paloh jinawi semuanya luar biasa. Tidak ada batasan untuk mereka bisa mengekspresikan apa yang mereka punyai, apa yang mereka ingin tampilkan, dan apa yang ingin mereka sampaikan. Karena sekalipun anak-anak, mereka berhak untuk bisa belajar berbagi. Bagi saya penampilan-penampilan mereka yang luar biasa adalah hal yang harus mereka bagikan ke orang lain, karena seorang dewasa pun juga dapat belajar dari anak-anak polos ini.

Bersama dengan para bintang sebatik :)

Kembali ke festival anak sebatik yang sedang berlangsung dengan lomba baca puisi dan pidato. Satu kalimat yang ingin saya sampaikan ke mereka selama 3 hari ini adalah “saya mengagumi kalian anak-anak Sebatik! Kalian luar biasa dan sangat membanggakan”. Usai sholat jumat, panitia mempersiapkan untuk lomba final cerdas cermat yang akan diikuti oleh 3 perwakilan dari sekolah masing-masing. Yap! Inilah acara yang ditunggu dari sekian banyak lomba. Bahkan juri pun menyampaikan “sudah sangat lama sekali, saya tidak merasakan hal-hal seperti ini. Lomba cerdas cermat yang ketika dulu sangat populer di masanya. Inilah, yang harus kita pertahankan untuk tetap dapat melaksanakan hal-hal seperti ini untuk anak-anak kita.” Sekian lama memang, saya pun baru merasakan kembali setelah entah beberapa tahun yang lalu tidak pernah mendengar kembali ada yang namanya lomba cerdas cermat.

Waktunya perlombaan pun telah tiba. 3 tim dari perwakilan sekolah yang terpilih masuk ke babak final lomba cerdas cermat. Awal kegiatan lomba, memang terjadi miscomm dengan dewan juri, namun setelahnya perlombaan ini pun lancar. Pemakluman yang seringkali terjadi dalam sebuah kegiatan, hal itu menjadikan pembelajaran besar buat kami. Sehingga ke depannya akan diperbaiki kembali apa yang perlu ditingkatkan di kegiatan ini. Lomba cerdas cermat dibagi menjadi 3 tahapan.

Pertama, masing-masing regu mempunyai 5 pertanyaan wajib yang harus dijawab, jika tidak dapat menjawab tidak apa-apa dan tidak mengurangi nilai. Jika dapat menjawab regu akan mendapat nilai 100. Kedua, regu mempunyai 5 pertanyaan wajib lempar. Jika regu yang mendapat giliran tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh juri, maka regu lain dapat mengambil alih dan menjawab pertanyaan tersebut. Ketiga merupakan babak rebutan, yang mana peserta harus segera dan cepat-cepat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh dewan juri. Setiap regu pun sudah memilih amplop pertanyaan paket yang diberikan oleh panitia untuk ditahapan babak wajib dan wajib lempar.

Lomba cerdas cermat

Lomba cerdas cermat pun telah selesai dengan SDN 001 Sebatik Timur yang menjadi juara dalam perlombaannya. Juara 2 diperoleh oleh SDN 001 Sebatik, dan SDN 003 Sebatik Tengah sebagai juara 3nya. Wah… luar biasa, luar biasa (takkan pernah bosan dengan kata ini). Pemberian hadiah akan diberikan malam harinya, ketika penutupan festival anak sebatik di lapangan aji kuning.

pemenang lomba menggambar dan mewarnai

We're the children of Sebatik island

Malam pesta penutupan dihadiri oleh beberapa stakeholder dan jajaran dari kecamatan Sebatik Tengah. Selain itu, dengan secara simbolis dari pihak kecamatan menutup rangkaian penutupan dengan menyalakan kembang api. Sangka tidak disangka, rupanya acaranya sungguh meriah dan banyak tamu undangan yang hadir di acara tersebut. Tidak hanya asal penutupan festival anak sebatik, panitia sudah menyiapkan beberapa informasi terkait pemenang lomba yang telah dilangsungkan di kegiatan ini sekaligus pemberian piala dan hadiah kepada pemenang. Acarany memang luar biasa, bahkan semangat anak-anak yang akan tampil di malam penutupan pun sungguh luar biasa. Mereka tak sungkan mondar mandir ke bagian paling depan untuk menonton acaranya secara langsung.
pemberian hadiah kepada pemenang

Alhamdulillah, luar biasa sekali acara festival anak sebatik telah usai. Sekitar satu setengah bulan yang lalu kami mempersiapkan segala sesuatunya. Terima kasih banyak kepada pihak terkait atas kerjasama yang sungguh luar biasa. Semoga kekurangan di kepanitiaan ini dapat menjadi pedoman dan pembelajaran untuk kegiatan berikutnya. Sampai jumpa di festival anak sebatik selanjutnya…

we thank to all crew! you're so incredible


--Sebatik, 6 Mei 2016-- 
Share:

Festival Anak Sebatik (2)

Masih hangat kegiatan Festival Anak Sebatik 2016 yang dilangsungkan di lapangan Aji Kuning, Kecamatan Sebatik Tengah. Hari ini, Kamis 5 Mei 2016 akan dilanjutkan kembali rangkaian perlombaan. Deru tawa dan semangat membara dari panitia dan peserta masih sangat terasa. Kami pun sebagai panitia sangat yakin bahwa anak-anak di pulau sebatik ini adalah anak-anak yang memiliki talenta yang perlu dikembangkan dan ditonjolkan di depan khalayak.

tim sepak bola SDN 005 Sebatik Tengah

 Pada hari ini akan dilangsungkan perlombaan di bidang olahraga dan paduan suara. Di bidang olahraga ada lomba lari (pa/ pi), catur (pa/ pi), bola, paduan suara. Perlombaan di mulai pada pukul 09:00 karena ada beberapa peserta yang harus menyelesaikan ibadah di gereja, sehingga kegiatan di hari kedua ini agak sedikit molor. Sekalipun hari libur, saya sangat memberikan apresiasi kepada para peserta dan guru-guru pendamping untuk tetap mengikuti kegiatan perlombaan ini. Perlombaan di hari kedua, diawali dengan paduan suara di panggung utama, lari di lapangan utama, catur di sekolah, dan terakhir melanjutkan pertandingan sepak bola.

Larilah nak, kejar mimpi-mimpimu

Perlombaan paduan suara sangat menakjubkan, karena mereka memberikan penampilan terbaik mereka. Suara-suara mungil mereka mengayuh dengan tinggi rendahnya nada yang mendendangkan iramanya.  Diikuti dari beberapa sekolah se-sebatik yang menyanyikan beberapa lagu, diantaranya lagu wajib (Indonesia Raya), lagu nasional pilihan, dan lagu daerah pilihan.  Selain itu, mereka pun dapat membuat gerakan di lagu-lagu tersebut.  Dirigen di maisng-masing tim paduan suara pun bak seorang profi yang terbiasa memimpin tim paduan suaranya di kegiatan-kegiatan besar. Ini sungguh luar biasa buat saya, karena meskipun mereka masih sekolah dasar, kemampuan mereka menawan.

lomba paduan suara tingkat SD

Di tim perlombaan catur, jujur saja saya kurang mengikuti. Karena saya datang terlambat L pasalnya memang saya harus mengurusi anak murid saya yang setelah ibadah baru bisa berangkat menuju lapangan perlombaan. Murid saya memang mayoritas beragama katholik, sehingga panitia pun memberikan toleransi supaya murid-murid saya tetap dapat mengikuti perlombaan meskipun memang datang terlambat. Di balik itu semua, semangat mereka luar biasa, bahkan tanpa malu-malu mereka sudah melatih diri mereka untuk berlatih bernyanyi di dekat jalan besar.

lomba catur putri

Lari dan bola pun saya kurang mengikuti, meskipun demikian, perlombaan yang dilangsungkan di hari kedua ini juga tak kalah menariknya karena tetap menantikan siapa yang menjadi juara dalam perlombaan di hari kedua ini. Sekalipun saya panitia, saya pun tidak tahu menahu siapa yang menjadi juara di masing-masing perlombaan. Hanya beberapa perlombaan saja yang saya tahu, siapa juaranya. Ah, bukan masalah menang atau kalah, ini masalah kepercayaan diri dan keberanian anak-anak Sebatik untuk dapat tampil di atas panggung di lapangan besar Aji Kuning, Kecamatan Sebatik Tengah.
Lomba lari putri 70 meter

Sore harinya, kami evaluasi dan mempersiapkan untuk keesokan harinya. Kebetulan di hari terakhir ada lomba final cerdas cermat yang pengumuman pemenang 3 besarnya sudah diberitahukan sebelumnya. Saya dan teman-teman relawan yang lain (Indonesia Mengajar, Sekolah Guru Indonesia dan Nusantara Sehat) mempersiapkan segala sesuatunya termasuk mengenai soal cerdas cermat. Kami relawan, mendapat tugas untuk membuat soal-soal yang digunakan untuk final lomba cerdas cermat.

tim paduan suara SDN 005 Sebatik Tengah

Melihat perjuangan kawan-kawan saya, sungguh luar biasa. Tak kenal lelah, pun demikian dengan panitia lainnya. Di bagian konsumsi contohnya, para wanita tangguh ini rela untuk begadang setiap malam membuat kue untuk keesokan harinya ketika malam penutupan. Kami, pembuat soal rela pun begadang supaya keesokan harinya soal dapat selesai dan digunakan untuk final lomba cerdas cermat. Dari bagian tim pembuat soal, kami selesai sekitar pukul 00:00 dini hari, sedangkan bagian konsumsi kemungkinan besar sampai waktu yang tidak tentu L kalian luar biasa ibu-ibu.
Tak sabar, kami menantikan hari esok yang mungkin lebih luar biasa dan spektakuler J

Segala hal yang kita lakukan adalah keberkahan tersendiri untuk diri kita…


--Sebatik, 5 Mei 2016--
Share:

8 May 2016

Festival Anak Sebatik (1)



...nyalakan pelita, terangkan cita-cita...


Masih terngiang dalam benak saya, ketika pada hardiknas lalu, yang jatuh pada hari Senin, 2 Mei 2016 Saya mengikuti upacara bendera di patok 15, pulau Sebatik, Kab. Nunukan. Ini pertama kalinya saya mengikuti upacara bendera di atas bukit, apalagi yang istimewa adalah berada di patok 15 perbatasan Indonesia-Malaysia. Dengan tema pendidikan "nyalakan pelita, terangkan cita-cita" diharapkan bahwa kita ingin pendidikan benar-benar berperan sebagai pelita bagi setiap anak Indonesia yang akan membuatnya bisa melihat peluang, mendorong kemajuan, menumbuhkan karakter, dan memberikan kejernihan dalam menata dan menyiapkan masa depannya.


Festival Anak Sebatik, yang diselenggarakan oleh pemuda lokal dan berkolaborasi dengan berbagai macam relawan Sebatik dari Indonesia Mengajar. Sekolah Guru Indonesia Dompet Dhuafa, dan tim kesehatan Nusantara Sehat, menjembatani anak-anak perbatasan khususnya di pulau Sebatik untuk menggali potensi dan bakat mereka. Kegiatan ini dilaksanakan dimulai tanggal 4-6 Mei yang di dalamnya terdapat rangkaian acara berbagai macam perlombaan.



panitia FAS 2016


Pembukaan acara hari rabu, 4 Mei 2016 dibuka oleh pak Harman, sebagai camat Sebatik Tengah dan dihadiri beberapa stakeholder seperti Danramil, Kapospol, Kepala Desa, UPTD, ketua PGRI, dan beberapa yang lainnya. Beliau-beliau memberikan sambutan dan apresiasi kepada panitia bahwa acara Festival Anak Sebatik diharapkan mampu mengembangkan minat dan bakat anak-anak terutama yang berada di perbatasan. Kegiatan ini, adalah sebuah kesempatan besar untuk menjaring potensi-potensi yang memang harus dikembangkan oleh anak-anak di pulau Sebatik ini.


pembukaan secara simbolis oleh pak Harman (Camat Sebatik Tengah)


Setelah pembukaan secara simbolis oleh pak Camat, dengan menggunting pita diikuti semua tamu undangan, Festival Anak Sebatik telah dibuka. Setelah itu, penampilan dari berbagai perwakilan sekolah membuat penonton menjadi semakin antusias untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Penampilan tersebut ditampilkan oleh sekolah-sekolah dasar dari SDN 001-SDN 006 Sebatik Tengah dan MI Darul Furqan (Sekolah Tapal Batas). Selesai acara pembukaan, dilanjutkan dengan ragam rangkaian lomba di hari pertama.

Lomba di hari pertama yaitu lomba tari, Lomba Cerdas Cermat (babak penyisihan), Futsal, mewarnai, menggambar. Lomba tari diikuti oleh beberapa siswa dari seluruh pulau Sebatik. Kalau dilihat, mereka sangat antusias mengikuti lomba tari ini. Persiapannya sangatlah matang, gerakan-gerakan mereka pun luwes bak penari yang sudah biasa menampilkan di panggung umum. Berbagai macam tarian daerah, seperti dari daerah suku dayak, saman (Aceh), daerah Bugis (Sulawesi), dan lainnya sangat menawan.



Tarian bugis


Lomba cerdas cermat, dibagi menjadi 2 tahap yaitu babak penyisihan. Peserta diwajibkan untuk menjawab soal pilihan ganda yang telah disiapkan panitia. Peserta seluruhnya diikuti oleh 10 sekolah dengan jumlah peserta 30 peserta. Setelah mereka mengerjakan soal-soal tersebut, mereka akan diseleksi dan diakumulasi nilai masing-masing dari mereka. Masing-masing sekolah mengirimkan 1 tim perwakilan, dengan 1 tim berjumlah 3 anak. Setelah nilai tersebut di akumulasikan, maka akan terlihat siapa yang akan masuk ke dalam babak final yang akan ditandingkan pada hari jumat. Akhirnya SDN 003 Sebatik Tengah, SDN 001 Sebatik, dan SDN 001 Sebatik Timur adalah peserta dengan nilai akumulasi tinggi dan berhak untuk maju ke babak final.


Beriringan dengan lomba cerdas cermat yang dilaksanakan di ruang kelas SDN 006 Sebatik Tengah, di laboratorium SMP N 1 Sebatik Tengah, dilaksanakan lomba mewarnai yang diikuti oleh TK dan PAUD serta lomba menggambar yang diikuti oleh siswa-siswi kelas 1-3 SD. Kegiatan di perlombaan mewarnai dan menggambar pun sangat tertib, mereka dapat mengekspresikan imajinasi mereka.



lomba mewarnai





lomba menggambar


Futsal atau sepak bola mini pun sangat ramai dan membuat penonton gemes ingin juga mengikuti perlombaannya. Inilah yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat, karena futsal memang salah satu olahraga terfavorit. Di hari pertama merupakan babak penyisihan dengan menggunakan setengah kompetisi, yang mana peserta nantinya juga akan mengalami sistem gugur untuk menentukan tim yang akan masuk ke babak selanjutnya.

Perlombaan terakhir ditutup dengan pertandingan futsal, sekitar pukul 17:00 perlombaan di hari pertama pun selesai. Perlombaan akan dilanjutkan keesokan harinya, yaitu pada tanggal 5 Mei 2016.


Tetap semangat panitia festival anak sebatik! Kalian keren dan luar biasa J


“pun seorang pendidik juga harus dari orang yang terdidik”



--Sebatik, 4 Mei 2016--
Share: