23 July 2014

Hannover

G'Hannover adalah salah satu kota di bagian Niedersachsen, Germany. Ini ibu kotanya si Niedersachsen ini. Termasuk kota besar juga. Niedersachsen itu nama regional di Jerman, mungkin kalo di Indonesia seperti provinsi. Kalo di Jerman sendiri dibagi menjadi 16 wilayah bagian. Nah ya itu salah satunya si Niedersachsen ini. Hehe

Ini kota pertama yang saya singgahi. Meskipun hanya cuman Airportnya saja, tapi tetep aja judulnya Hannover. Jadi, kota pertama yang ketika pertama kali saya sampai di Jerman, di Hannover Flughafen. Setelahnya adalah Nienburg. Kota kecil yang juga berada di wilayah Niedersachsen. Untuk Nienburg saya cerita nanti setelah Hannover.

Also, jadi nih 2 kali saya mengunjungi kota ini. Kunjungan pertama karna jadi nekaters. Nggak ngerti apa-apa, sepertinya baru 2 minggu saya sampai di Jerman, terus tiba-tiba jadi nekaters aja buat jalan-jalan sendiri di Hannover. Sendirian, nggak tau arah, bingung pula. Takut ilang, takut ada yang menculik saya :p

Kunjungan pertama pun saat itu karna ada acara Prima yang diadakan oleh masyarakat muslim indonesia yang berada di Jerman. Kalau di Hannover sendiri namanya KMH (Keluarga Muslim Hannover). Iya gitu, dengan percaya dirinya, saya memberanikan diri berkeliling-keliling kota Hannover. Buta arah? Jelas saja, kan baru 2 minggu sampe di Jerman :)) belum tau gimana caranya naik U Bahn, S Bahn, itu pun kaya gimana bentuknya juga nggak tau. Meskipun udah belajar KK waktu kuliah tetep aja beda. Hehe orang beli tiket aja masih bingung gimana cara mencet-mencet tombolnya heheh

Ya karna saat itu sendirian, jadinya bener-bener banyak nanya sama orang. Bahkan sampai stasiun pun wajib tanya ke bagian informasi gitu. Sempet nyasar karna nggak tau tremnyan ada dimana. Bahkan kebablasan sampe jalan raya dan mau nekat jalan kaki sampe ke sporthalle. Hehe

Sekilas nih tentang sejarah Hannover (dikutip dari wikipedia) dulu kota ini pernah menjadi tempat kedudukan raja Hanoover Britania Raya, dalam jabatannya yang sebagai adipati Braunschweig-Lüneburg (nggak asing namanya buat saya) yang akhirnya beliau mendapat gelar Elektor Hannover pada akhir masa bersejarah yang dikenal sebagai Eropa Modern Awal. 

Hannover juga sering menjadi tuan rumah untuk pameran expo 2000 terbesar di dunia. Saya dengar dari teman saya, kak Mei. Tiap tahun pasti pameran Expo 2000 slalu digelar di Hannover. Maklum saja, Hannover termasuk salah satu kota yang tekhnologinya sudah cukup maju. Saya belum paham betul juga sih tentang Hannover, taunya kota gede udah gitu aja. Ibu kotanya wilayah Niedersachsen. Mungkin kalau ada yang penasaran sama kota Hannover mah, tinggal buka websitenya aja gitu, atau ngegoogling juga bisa. Gampang mah semuanya. Tinggal check in gitu via internet hihi

Nah ja, saya 2 kali ke Hannover. Pas jalan-jalan sendiri, terus yang keduanya dianter sama kak Mei buat ngelilingin Hannover. Waktu itu saya mau pindah dari Nienburg. Kenapa pindah? Panjang mah cerita. Nanti saya ceritain. Perjalanan aupair saya tidak akan pernah ada habisnya. Dan itu bikin saya lebih bisa mandiri terutama. Karna apa-apa harus mengurusi urusan sendiri. Minimal juga tanya, dan minta saran dari kakak seperguruan yang uda lama tinggal di Jerman. Dan itu luar biasa sekali. Tunggu ya cerita selanjutnya ;)

Grüße aus Frankfurt,
Vida Hasan.
Share:

15 July 2014

Antara Pemalang dan Yogyakarta :)

Dulu, pas SMA masih terutama pas jaman-jaman mau ujian nasional, jujur saya masih belum tahu mau kuliah dimana. Masih belum ada bayangan. Bahkan dulu dengan kekeuhnya pengen di Jakarta, Bandung, dan cuma Semarang (biar deket sama rumah jadi biar keseringan pulang) hehe. Kalo buat menetapkan pilihan jurusan sih emang udah ada. Maklum saja, karna saya dulu jebolan kelas bahasa juga, alhasil ya mau ngambil jurusan yang masih berkaitan dengan bahasa-bahasa. Bahkan, karna saking kepinginnya dulu masuk media, mau banget ambil jurusan komunikasi. Jelas saja biar bisa masuk dibagian media publik gitu, kaya program TV, jurnalistik, fotografer, perfilman dan lain-lain. Pokoknya yang menyangkut ke sana.

Dengan rasa bangga, saya dulu ingin mengambil jurusan komunikasi. Iya komunikasi Di Universitas ternama di Semarang. Saya langsung saja berkonsultasi dengan guru bimbingan konselling saya di sekolah. Beliau menunjukkan rating jurusan komunikasi di Univ tersebut. Tinggi. Iya mungkin bisa diibaratkan seperti hotel bintang 5. Saya was-was, saya takut akhirnya saya mundur dengan jurusan ini dan beralih dengan jurusan bahasa Inggris, bahasa Jerman dan psikologi. Iya saya mempunyai 3 pilihan jurusan, padahal jika saya ikut SNMPTN dan ingin mengambil 3 jurusan tersebut, saya harus mengikuti tes IPC (ilmu pengetahuan campuran) atau saya harus ikut tes ipa dan ips juga. Padahal saya tidak mempunyai basic kedua-duanya. Mungkin kalau ips masih bisa ditampung, nah kalo ipa saya angkat tangan, karna sama sekali di jurusan bahasa tidak belajar ipa, terkecuali matematika. Itu pun masih belum apa-apa dibandingkan di ipa dan ips, kami anak bahasa sudah kalang kabut hihi :)

Also, kembali lagi ke pilihan hidup tadi #eh. Iya, saya mundur, saya pesimis, karna ribuan orang mendaftar dan meminati jurusan ini. Intinya saya takut sebelum berperang, karna saya justru lebih memilih zona aman. Alhasil, saya pun mengikuti tes ujian masuk di salah satu universitas negeri di semarang, dan memilih jurusan bahasa inggris dan psikologi. Iya, karna di universitas ini tidak ada pilihan jurusan bahasa Jerman. Makanya, saya ambil kedua jurusan tersebut. Lambat laun, ketika mengerjakan soal entah kenapa sudah mendapatkan feeling bahwa rejeki saya bukan di sini. Ada, di tempat lain. Saya hanya lillahita'ala dengan hasilnya. Apapun hasilnya insyaallah bakal diterima dengan senang hati :) dan benar saja, ketika pengumuman hasil pun saya tidak lolos seleksi masuk di universitas tersebut. Kecewa? Hmm sedikit kecewa memang. Karna beberapa teman saya satu kelas, diterima di Univ tersebut. Kenapa saya tidak? Iri? Pastinya, sedikit iri. Ini jujur. Cuma, saya yakin Allah punya rencana yang baik buat saya. Jadi, kecewa saya cukup hari ini saja, besok dan seterusnya tidak boleh kecewa :) that's it!

Saat itu, setelah ini, guru BK saya menawarkan saya di Universitas negeri di daerah lain. Kebetulan, saat itu di Jogja membuka tes ujian masuk. Saya ditawari, dan di Univ tersebut ada jurusan Bahasa Jerman, iya dengan title S.Pd (sarjana Pendidikan). Jujur, saya sebenernya enggan dengan yang berbau pendidikan, karna kata orang pasti ujungny jadi guru. Saya mau jurusan bahasa Jerman, tapi yang murni. Berhubung ada di Bandung dan Jakarta, dan dulu masih belum kepikiran ke sana, yasudah saya mendaftar di jogja.

Iya, jurusan terakhir yang saya minati Bahasa Jerman pun tertulislah di lembar formulir pendaftaran. Bismillah, semoga jadi rejeki saya di sini. Sama, seperti di Semarang, dari awal saya mendaftar di Jogja seperti merasa lekat dengan kota ini. Padahal, saya belum pernah sama sekali menginjakkan kaki di kota kraton ini. Piknik pun belum pernah sama sekali. Saya hanya selalu bepergian sekitar Jakarta-Bandung-Bogor dan Semarang. Wilayah ini, belum pernah sama sekali saya kunjungi dan saya masih sangat buta dengan yang namanya kota Yogyakarta. Tak ada bayangan sama sekali menginginkan di kota ini. Padahal teman-teman saya bilang, ini kota cantik, kota penuh sejarah jawa. Benar saja, ketika pertama kali, benar-benar pertama kali menginjakkan kaki di Jogja, saya mencium aroma kenyamanan di sini. Iya. Dan saya ingin belajar di kota yang (mungkin dulu) sebutan kota pelajar.

Dengan sepenuh hati saya mengerjakan soal, dan entah kenapa ketika mengerjakan soal seperti langsung lancar mengerjakan dan merasa yakin saya akan belajar di sini. Tapi, tetap saja lillahita'ala apapun keputusannya, Gusti Allah sudah merencanakan hal yang baik buat saya. Terang saja, pas pengumuman saya diterima. Awalnya saya santai, karna saya sengaja ingin mengecek nanti-nanti saja di warnet. Saya justru berkunjung ke rumah simbah. Tiba-tiba teman seperjuangan saya, yang juga mendaftar di Jogja bertanya, gimana dengan hasil pengumumannya? Saya dengan santai menjawab, saya tidak tahu, saya belum cek data. Saya balik bertanya dengan hasil tes teman saya, dan dia bilang, dia tidak lolos seleksi. Saya deg degan, saya takut. Entah kenapa perasaan ini tetiba datang sendiri. Berbeda dengan pengumuman tes seleksi yang ada di Semarang, santai, tidak setakut dan segemetar ini. 

Teman saya pun menawarkan untuk mengecek data saya. Sebenrnya saya tidak mau, karna saya ingin melihat hasilnya sendiri. Tapi apalah daya, karna sebegitu penasarannya saya akhirnya memberi nomer pendaftaran saya ke teman saya. Dan benar saja, teman saya bilang saya lolos seleksi. Saya tidak percaya, tapi dia sungguh-sungguh mengatakannya. Sekali lagi impossible. Bahkan saya sampai bilang, mungkin dia salah tulis atau salah apa gitu, dan dia bilang lagi, bener karna di sana ada nama saya. Sujud syukur alhamdulillah. Lagi dan lagi saya lolos dengan hal yang begitu mendesam seperti ini. Teringat ketika dulu masuk SMA N 2 Pemalang, dengan nilai rata-rata 7 koma sekian, minim di bawah, dan udah ketar-ketir karna nilai saya termasuk salah satu nilai kritis. Dan alhamdulillah diterima di sekolah ini :)

Iya, alhamdulillah. Petualangan saya pun dimulai di kota yang kental akan adat kejawennya. Di kota yang berhati nyaman, dengan lingkungan yang ramah. Iya, Arvida Rizzqie Hanita, jurusan Pendidikan Bahasa Jerman, memulai mimpinya dari sini, dari kota ini. Gusti Allah punya rencana buat saya. :)

Frankfurt, 15. Juli 2014


Share:

13 July 2014

8. Ramadhan

Hari ini ada sommer fest di kindergarten. Penasaran karna belum pernah sama sekali ke acara seperti ini. Maklum saja, di Indonesia kan cuma ada perpisahan dan itu cuma duduk terus nonton sambutan-sambutan sama pentas juga. Kalo di sini, sommer fest semacam acara perpisahan juga di kindergarten cuman lebih outdoor dan penonton nggak cuma duduk tapi juga bantu-bantu di belakang. Itu yang saya lihat di sini.

Theater yang dibawakan anak-anak TK ini lucu. Umur mereka berkisar 3-6 tahun. Saya senang karna entah kenapa dari dulu emang suka melihat anak-anak, meskipun kadang juga mereka ngeselin hehe.. Namanya juga manusia, senang pun ada susahnya juga.

Si artem pentas di sommer fest, dia cerita kalo dia jadi harimau di teaternya. Jujur, pas saya nonton agak kurang paham isi ceritanya. Saya tertawa karna orang-orang tertawa dan melihat tingkah anak-anak lucu ini. Meskipun sudah hampir setahun di Jerman, tapi bahasa Jerman saya merasa masih sangat kurang. Terutama di pendengaran, dan itu schlecht banget buat saya ini. Saya ingin terus belajar dan belajar supaya bahasa jerman saya tidak hilang begitu saja dengan cuma-cuma.

Kalo garis besar isi cerita dari teater ini tentang kehidupan di hutan. Tentang anak hutan bersama dengan teman-teman binatangnya, dschungel. Toll dan super kalo saya bilang anak-anak ini. Nggak sia-sia para Gärtnerin di sini melatih mereka. Ini hal yang luar biasa buat saya, karna saya bisa menyaksikan langsung adegan semacam ini hihi...

Namun, di satu sisi hari ini saya ada pemilu presiden di konsulat. Beruntungnya, tempat sommer fest dan konsulat tidak terlalu jauh, alhasil saya ijin mamak asuh saya untuk pergi ke sana sebentar. Dan sampai sana ramai orang dan saya harus mengantri. Ketemu mbak Rambat, teh pio sama yeni. Ngobrol-ngobrol sambil nunggu giliran. Saya belum dapet nomer antrian karna saat itu data saya harus dicek terlebih dahulu dari pihak kjri.

Setelah data saya dicek, ternyata dari pihak kjri bilang kalo surat suara saya sudah dikirim ke alamat yang ada di data lapor diri saya. Saya bilang saya belum dapet, tapi dari panitia bilang, satu orang hanga dapet satu surat suara, jadi saya nggak bisa dapet lagi deh surat suaranya. Disuruh tunggu dan tanya sama orang rumah. Tapi pas balik dan tanya sama si mamih, dia bilang nggak ada surat buat saya. Alhasil saya tunggu tunggu dan tunggu, tetep belum dapet juga, GOLPUT!!! :( padahal saya ingin nyoblos, sudah ada pilihan. :(

Tapi yasudah tak apa. Mudah-mudahan berkah, karna saya golput juga nggak disengaja juga. :)

Frankfurt, 5 Juli 2014
Share:

Rindu

Seminggu sekali minimal, saya telfonan sama orang rumah. Berkeluh kesah menceritakan hal-hal yang baru yang saya dapat di sini tiap minggunya. Mungkin semacam laporan begitu kali ya.. Rasanya rindu sekali, ingin nangis ketika harus bertatap muka langsung dengan ayah dan ibu di rumah yang hanya melalui layar handphone. Iya, cuma bisa bertatap muka lewat layar handphone tanpa bersentuhan secara langsung. Rasanya, pengen sekali meluk mereka. Rindu berat. Hampir setahun lamanya saya tak berjumpa langsung dengan mereka. Sanak saudara dan tetangga, serta kerabat karib pun belum. Iya cuma satu kata. Rindu...

Mau bagaimana lagi? Keadaan lah yang menghendakinya. Saya ingin pulang, namun rasanya, untuk apa pulang? Kalo saya sendiri pun selama setahun di sini belum mendapatkan apa-apa. Teman pun belum sebanyak yang saya bayangkan. Saya hanya ingin bisa makaryo. Pulang bawan berkah buat bapak ibu di rumah, pulang bawa pengalaman yang menarik untuk dijadikan patokan biar bisa kerja di tempat yang layak. Iya, cuma itu saja.

Hal yang membuat saya selalu ingin meneteskan air mata, ketika berkomunikasi sama bapak ibu adalah ketika bapak slalu bilang, kangen saya. Iya ketika beliau berkata seperti itu. Mungkin yang bapak sama ibu rasakan, sama seperti yang saya rasakan. Ini saya kangen sekali, sudah sampai ubun-ubun. Cuma tetep satu kata RINDU. 

Rasanya emang cepet setahun itu. Tapi menunggunya begitu lama, rasa-rasanya ingin segera beralih sampai tahun depan. Rasa-rasanya ingin sekali menginjakkan kembali kaki ini di tanah kelahiran. Satu tahun ini begitu banyak hal yang di dapat, tetapi belum begitu sempurna untuk dicapai. 

Allah, sehatkan bapak ibu di rumah. Sehatkan keluarga saya dan sanak saudara saya, serta sehatkan diri saya supaya saya bisa berjumpa kembali secara langsung dengan mereka di tahun depan. Aamiin Allahumma aamiin. Doa itu yang selalu saya ucap. :)
Share:

8 July 2014

7. Ramadhan

Ngeeekkk saya kesiangaaaan... Nggak sauuuurrr.. Ya Allah. Rasanyaaaa nyeseeekk.. Nggak tau yah. Cuma minimal itu mau minum aja deh huhu nyesek rasanya :(

Malah doa saya hari ini, saya batal puasa karna dapet menstruasi. Biar bisa minum :p udah sampe tengah hari rasanya panaaaas.. Karna emang ini hari panas banget. Ya meski emang masih kuat sebenernya.

Hari ini saya juga diajakin renang sama tantenya bocah. Awalnya gimana gitu, karna saya nggak punya baju renang. Eh ladalah untung ada manset item panjang sama celana legging item juga. Bahannya udah kaya baju renang jadi bawa aja deh. Buat nutupin kepala, tinggal pake daleman ninja udah deh beres hoho... Mangkaaatt njuk renang hohooo
 
Baru kali ini ikutan nyemplung hehe.. Biasanya nggak pernah ikut nyemplung cuma nungguin doang. Tapi bisa ikutan nyemplung kali ini. Lama nggak renang. Jadi kangen sama Nani, dulu kan sering renang bareng sama Nani :( Naniiiii kangeeeennn huhuu

Oke, sekitar 3 jaman di dalem kolam renang pas ganti ealah dalah alhamdulillah saya dapet. Wahahaha malahan. Akhirnya ngebatalin puasa deh. Minum. :p rasanya plong nyes gitu pokoknya haha...

Kesempatan deh, makan makan makan dan makan. Yang penting minuuuumm... Itu yang paling penting daripada makan :|

Energi ada lagi. Jadi semangat lagi. Jadi nggak loyo.. Yohaaaa hehehh

Grüße,
Vida
Share:

6. Ramadhan

Sauuurr... Sauuurr... Pas ngeronda gini saur. Takutnya gangguin nih bocah bangun soalnya. Maklum, saya tidur di kamar lantai satu bareng sama mereka. Si mamih mah enak, nyaman tidurnya karna tidur tanpa gangguan siapapun. :| nah saya, harus pelan-pelan biar bocah nggak pada bangun dari tidurnya. Kalo mereka jam saur bangun saya yang repot. Bangun pagi dikit aja saya udah repot.

Iya masih sama saur sisa buka semalem. Orak arik gitu sama kurma alhamdulillah. Nikmat rasanya. Tambah lagi vitamin, jadi semoga puasa hari ini berkah dan emang kuat karna udah minum vitamin hoho.. Iya, saya saur di kamar si mamih. Maklum karna takut ganggu bocah pada tidur makanya sibuk sendiri di kamar si mamih. Semua barang sisa saya taruh di kamar mamih.

Jam 5:30 tengtong. Rupanya si delano udah bangun aja gitu. Masih pagi banget cuy, saya aja itu juga tidur lagi. Belum shubuhan astaghfirulloh -,- tapi untungnya dia tahu, kalo itu emang masih pagi banget dan akhirnya dia ngebiarin sayanya melanjutkan tidur. Hehe anak satu ini emang pengertian kadang. Itu kan belum jadwalnya saya kerja. Jadwal saya kerja seringnya jam setengah7 tet. Pokoknya mah. Dan bener aja jam 06:00 bocah-bocah udah pada bangun. Tiwas. Ini masih pagi. Yaampuuunn... Sabodo teing mah, saya lanjut tidur barang 15 menit. Ngantuuuukk...

Dan iya aja, saya bangun, nyiapin sarapan mereka teruuuss sekitar jam 7:20 si mamih dateng. Masuk kamar, langsung ngomong ke saya, kalo saya nggak boleh tidur di kamarnha -,- iya saya salah. Udah makan di situ pulak belum diberesin pulak. Pffft. Yaudah pasrah. Saya deg deg ser mah pokoknya. Heheh takut kena omel :)))

Yaudah, saya anter bocah ke sekolah. Pulang. Beresin kamar lagi deh. Yaudah gitu. Iftarnya masak mie goreng pake sosis goreng sama goccini. Sadaaaap... Alhamdulillah. Heheh niatnya goccini mau dilanjut makan buat saur. Saya simpen deh goccini gorengnya hohoooh

Gruesse,
Vida
Share:

5. Ramadhan

Hari ke lima bulan Ramadhan. Waaakkk lagi-lagi saur pake kurma sama apel. Heheh alhamdulillah. Mepet abisnya. Tapi masih ada sisa tumis simping sama jamur semalem. Jadi makan aja deh heheh... Ngantuk banget sebenernya huaaahhh kayaknya cuma tidur 2-3 jaman doang. Malemnya singkat banget. Kangen ramadhan di rumah. Rasanya nyesek banget emang :( cuma mau gimana lagi dijalanin yang sekarang. Demi!

Also, hari ini berat sih nggak. Repot aja, karna lagi-lagi harus ngeronda. Jadi jatah masak kayaknya dikejar-kejar aja gitu. Lagi-lagi menu buka semalem dimanfaatkan. Ada telur juga akhirnya niatnya mau masak omelet oseng simping jamur. Eh pas digoreng malah ancur lebir alhasil jadi orak-arik deh. Heheh... Mayan lah, penambah rasa lapar. Alhamdulillah hihi...

Yah mau nggak mau bolak-balik naik ke atas buru-buru pula. Dikira juga si mamih nggak bakal pulang gitu tapi kok tumben jam 11 malam ternyata dia balik ke rumah hehe udah beres-beres dikit di lantai atas. Jadi paginya biar nggak perlu beresin lagi. Tinggal tidur lagia gitu :p kan enak tuh. Nggak tau, akhir-akhir ini malah emang lebih milih tidur daripada kerja :(( iya nggak papa. Tidur di bulan puasa kan juga ibadah :p

Iya, ngantuknya luar biasa soalnya. Tidur jadi berkurang, karna harus nunggu isya biar nggak tertinggal. Kalo udah isya, malah kadang yang bablas saur atau shubuhnya -,- ribet emang. Hahah

Udah udah. Dinikmatin ibadahnya di negeri orang. Buat pengalaman hidup, buat cerita anak-anak saya nanti. Buat cerita suami juga heheh :))

grüße,
Vida.
Share:

4. Ramadhan

Eh udah hari ke 4 Ramadhan aja. Waktunya cepet banget berlalu, masyaallah. Sepertinya saya belum ngapa-ngapain ini huhuu... Hari ini saya cuma saur pake kurma dan apel. Maklum aja semalem ngeronda, jadi nggak sempet masak apa-apa. Saya mah udah pasrah aja deh hari ini. Takut nggak kuat juga sih, tapi fakta berkata lain, karna saya yakin saya pasti kuat. Saya pasti bisa ngejalanin puasa hari ini. Heheh

Pulang-pulang terang aja tiwas. Mumpung si mamih belum pulang ke rumah nih, saya mau beres-beresin rumah dulu. Yah alakadarnya mah. Dan inget kalo hari ini putzfrau dateng. Cuma sempet ditanyain sama mamih, apakah diri saya ini baik-baik saja apa nggak. Jujur aja nggak, karna saya puasa. Jawab aja mah begitu. Dia kaget, dia juga lupa. Terus dia nanyain, emang kamu semalem makan apa? Saya jawab aja, saya cuma makan roti pas iftar terus pas saurnya saya makan kurma sama apel doang. -,- nelangsa. Dia kaget, karna saya cuma makan begituan aja gitu. Eh terus ditawarin deh buat belanja di toko maroko. Belanja kurma yang enak biar saya nggak kekurangan kurma buat iftar di sini. Heheh

Sebelumnya mah saya disuruh sama delano, buat nganter barang dia yang tertinggal di rumah. Iya. Dia pelupa, alhasil saya balik lagi ke sekolah cuma buat nganter barangnya dia doang -,- tapi tiba-tiba pas di jalan, mamih telfon disuruh barengan karna dia juga mau nitip barangnya si Dill yang ketinggalan buat mata pelajaran seni. Iya, baru nyampe Willy Brand Platz aja udah ditelfon, deringnya handphone saya keras pula. Saya malu. :|

Yaudah, disuruh sama mamih suruh turun di haltestelle di Gruneburgweg, terus suruh nunggu dia di sana. Iya, saya ke sana. Sampai sana disuruh laporan kalo udah nyampe. Habis itu katanya mau belanja sekalian kurma, terus dia juga mau ke kantornya suaminya yang nggak jauh juga dari innenstadt. Nggak lama kemudian dateng deh si mamih. Ternyata mau nyari torntopf itu semacam pot kecil gitu buat tugas seninya si delano. Muter-muter belum nemu, dan saya nyaranin mbok ya ke toko bunga. Biasanya mah banyak di sana. Kan bisa milih-milih juga gitu. Kalo nyari di supermarket semacam Rewe atau Bio mah nggak ada mih -,-

Yaudah, hampir sekitar 45 menitan nyari, alhasil dapet kan di toko bunga. Yaudah saya anter deh map sama tuh pot ke delano. Nggak ketemu sama anaknya, ketemunya sama gurunya aja. Jadi saya titipin ke beliau. Hehehh.. Balik lagi, karna si mamih nunggu di butik langganannya dia. Namanya Buresi. Oh ya salah satu pelayan di butik ini sudah kenal sama saya. Sewaktu pertama kali ketemu, dia nanya asal saya. Saya jawab aja dari Indonesia. Dia kaget tapi sekaligus senang, karna ternyata adeknya dulu pernah tinggal di Indonesia dan menikah sama orang Indonesia, selama 7 tahun. Adiknya tinggal di Surabaya. Ternyata dia juga bisa loh berbahasa Indonesia si adiknya itu. Nama wanita yang ramah ini Marjolein. Yah, cerita-cerita banyak sama dia. Pas ketemu lagi hari ini, ternyata si mamih cerita kalo saya pengen ikut program sosial. Eh dikasihlah contact person kenalan dia di salah satu träger di Frankfurt. Alhamdulillah seneng bukan main. Berkah ramadhan.

Nah, setelah si mamih nyari barang saya nunggu sambil ngobrol sedikit dengan marjolein. Lumayan menambah kenalan lagi. Mungkin karna dia mengenal Indonesia. Aslinya si Marjolein ini dari Niederland (belanda). Cocok mungkin ya, maklum aja belanda kan penjajah di Indo, tapi orangnya ramah-ramah loh kalo ketemu sama orang Indo. Katanya sih begitu. Ntar kalo ada rejeki, sapa tau bisa main-main ke belanda heheh...

Also, abis dari buresi, saya dan si mamih cabut deh ke toko marokko. Di jalan, dia ngeliat ada resto china. Terus nawarin ke saya, mau beli nggak, tar pas iftar tinggal diangetin aja gitu. Saya bilang, nggak usah lah. Gampang. Heheh.. Bingung abisnya mau makan apa. Mending masak sendiri aja mah kalo saya hohooo... Saya dapet 2 packung gede kurma. Alhamdulillah. Berkah ramadhan lagi. Lumayan lah hihi... Eh disuruh si mami, katanya suruh belanja aja di toko asia. Itu kan sesuai lidah sama selera saya. Dikasih deh uang 50€ buat belanja di toko asia.

Di Toko asia mah saya biasa ngincernya Indomie sama mie sedap yang gampang aja gitu masaknya hehe biar nggak repot ngadon-ngadonin. Yang pentingnya mah saya ngincer ikan sebenernya. Alhasil saya beli simping atau kerang yang udah tanpa kulit. Ini favorit banget buat saya ini hehe.. Mamah kan kalo di rumah seringnya ditumis kering. Kalo saya akhirnya dimasak tumis pake jamur sekalian. Tapi tanpa nasi. Waktu itu nyobain mashed potatos instant gitu. Tapi ternyata nggak enak. Yaudah, enakan simping tumis jamur aja deh makannya. Hoho

Alhamdulillah. Puasa hari ini lancar. Nggak ada halangan meskipun udah mau pingsan aja karna bolak-balik jemput bocah -______-


Grüße,
Vida
Share:

3 July 2014

3. Ramadhan (30 juni 2014)

Ini hari senin. Ouch, dan saya harus bekerja seperti biasa mengurus ini bocah-bocah. Untungnya anak asuh saya yang paling gede masih di tempat tantenya. Alhasil agak santai, karna dua bocah kembar ini doang di rumah. Ah ya, saya justru malah menginap di tempat mbak rambat malam tadi. Sudah niat juga ingin saur, alhasil pun bablas sampai pagi. Nggak saur -,- udah Lillahita'ala aja mah, yang penting kuat kuat kuat sampai bedug maghrib. 

Saya bergegas bangun pukul 5 pagi, lalu shubuhan (udah agak telat gara-gara bangun siang). Mbak rambat masih terlelap, maklum saja mbak rambat lagi dapet tamu, makanya santai aja kaya gitu. Dan saya sibuk dengan barang-barang saya, karna saya harus segera pulang ke rumah. Okay, pukul 06:30 saya harus segera cabut. Dengan terpaksa saya membangunkan tidur pulasnya mbak rambat (maaf ya mbak, udah ngebangunin), lha gimana lagi, saya juga harus sudah sampai rumah jam setengah 7 pagi. Belum lagi, nyiapin sarapan dan lain-lain. Also, saya jalan cepet biar nggak ketinggalan U Bahn. Dan yah, ich habe geschafft. Hehehh

Tepat sesuai rencana, saya sampai rumah pukul 06:06, dan bersiap-siap terlebih dahulu, lalu naik ke atas bangunin si kembar seperti biasa. Mereka kan harus pergi ke taman kanak-kanak hari ini. Senangnya kalo ini bocah udah mulai pada ke sekolah. Jadi dapet ketenangan jiwa dan batin hahaha... Also, iya seperti biasa siap-siap terus cabut deh ke sekolah. Biasanya habis nganter saya suka jalan kaki dari sekolah sampai rumah, tapi hari ini saya lebih memilih naik bus. Entah kenapa, rasanya malas buat berjalan lagi huehehhe... Mungkin takut kehausan. Iya maklum, puasa lebih dari 18 jam itu rasa-rasanya nggak karu-karuan. Kuat sih iya kuat, tapi kadang panasnya yang nggak nahan, trus akhirnya kehausan -,-

Tapi untung hari ini nggak terlalu panas. Masih sama kaya 2 hari sebelumnya, jadi masih bisa tahan diri dan kuat buat tetap puasa. Alhamdulillah...

Jatah jemput juga nih siang ini. Dua kali pulak. Si kembar kan pulang sore, nah yang paling gede pulang lebih awal jam 2. Makanya hasilnya bolak-balik ke sekolah deh -,- ya nggak papa sih, berasa cepet waktunya mah. Jadi masih santai dan masih bisa tahan banting. Cumaaaann... Malemnya, juga harus ngeronda jagain anak-anak. Gara-gara si emak juga pergi gitu. Paling payah nih gink, pas puasa, emak asuh ngeronda, aupairnya juga ngeronda. Makanya jadi ribet karna nggak bisa ditinggal ni bocah-bocah. Kalo malem kan kudu bangun, mau saur biar nggak ketinggalan gitu ceritanya. Tapi malahan suruh jagain mereka. Pfft. Yo nggak papa sih saya, orang udah tugas juga hehe..

Na ja... Saya pun cuma saur 5 biji kurma sama 1 buah apel plus air putih, alhamdulillah.. Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Ini luar biasa, pokoknya maknyus banget. Iya saya cuma masih sering nangis aja, ketika ber ramadhan ria di kampung halaman, sama bapak ibu di rumah, sama adek-adek tercintah. Rasanya, nyes banget ber ramadhan sendirian di negeri orang. Tapi buat pembelajaran diri juga, supaya jadi orang yang lebih kuat. Wanita tangguh!!! :)


Salam,
Vida
Share:

1 July 2014

Puasa Hari kedua di negeri 4 musim

Ini latepost. Harusnya kemarin nulisnya. Tapi gegara ini tablet saya ngeinstall sendiri jadinya ambyar. Ilang semuanya. Ah ya, maaf ya kalo tulisan ini bahasanya macem2 antara baku dan tidak baku. Saya sendiri soalnya agak bingung untuk bercerita dengan gaya bahasa apa. Orang saya sendiri juga nulisnya dengan gaya tengkurup nyium bantal kok :p

Ah ya, puasa hari kedua. Hari minggu tanggal 29 juni 2014. Masih saja usung-usung untuk bekerja. Rintangannya apa? Hmm pagi itu ketika saur yang hampir telat dengan menu 5 buah kurma, satu buah apel dan sebotol air putih, alhamdulillah nikmat luar biasa tiada tandingannya. Berasa sehat dan sedang melakukan diet. Hahha tapi nggak masalah yang penting saya saur meskipun bangunnya agak kesiangan pukul 02:38. Padahal kan shubuh pagi ini pukul 02:58. Pendek banget yak malamnya. Buka puasa jam 21:43 terus isya jam 23:47. Udah ngantuk-ngantuknya. Alhasil jujur memang saya meninggalkan (lagi) sholat tarawih dan witir. Sedih :(

Well, seharian bekerja memang nggak kerasa sih. Pagi jam 6:30 saya harus standby di atas. Siap jaga barangkali ini bocah berdua bangun. Sembari menunggu mereka bangun,saya pun melanjutkan tidur kembali. Maklum saja, saya masih ngantuk, bolak-balik bangun. Daaaann jeng jeng jeng, pukul 07:00 bocah berdua bangun dan langsung masuk kamar aja nyelonong gitu tanpa rasa bersalah -,- (emang kebiasaan gitu sih mereka). Tapi lumayanlah bisa tidur lagi barang 30 menit hehehh... Yah begitulah, ngasih mereka sarapan, gantiin pakaian mereka, habis itu main deh sama mereka sampai menunggu jatah makan siang mereka, dan setelah itu saya free, saya libur. Hehehh

Jatah saya libur kali ini, seperti biasa mengunjungi kakak tercantik saya seantero Frankfurt :p mbak Ramby syalalalala... Yeah, she is the only one i have in Frankfurt. Nggak ada lagi habisnya selain sama dia. Mau sama sapa mainnya? Pipit sama Kiki? Beuh meskipun deket cm 38 menit tetep aja sejam nyampe rumah mereka, mahal pula ongkosnya :p Hanir? Otoy? Dimas? Opo meneh, jauh-jauhnya mereka ituu... Pfftt. Milkha? Ah dianya juga udah balik ke Indo kok huhu :( alhasil temen kencan, sahabat, saudara, kakak ya cuma beliau itu mbak Ramby. Hihihih... Wonder woman loh pemirsah. Masih jomblo pulak! :p

Yeaahh berkunjung ke rumah mbak ramby itu setidaknya menghilangkan stres berkepanjangan. Eh, untung kena untung pas saya lagi menanti mbak rambat di haltestelle U Bahn, saya disapa sama ibu-ibu rombongan gitu dari Indonesia, "selamat siang..." Salah seorang ibu menyapa saya sambil tersenyum, saya balas juga dengan ucapan selamat siang. Lalu ibu tersebut bertanya "Indonesia ya?" Saya hanya manggut-manggut sambil tersipu luma-luma. Lalu, yang lain bertanya "tinggal di sini ya?" Itu pertanyaan agak gimana gitu sebenernya menurut saya, alhasil saya jawab saja "iya". :D rombongan seperti ibu-ibu arisan tersebut sedang mencari restoran dekat wilayah tersebut. Sempat bertanya juga sama saya, tapi saya juga kurang tahu, ya karna saya juga kebetulan bukan tinggal di komplek tersebut. Sekitar 10-15 menit jarak rumah saya ke rumah mbak rambat. Ya ya and then vorbei!

Setelah sedikit agak lama menanti mbak rambat, datanglah beliau dan ba bi bu... Jalan-jalan sebentar ke Main, karna kebetulan ada Zia juga. Main itu nama sungai loh ya di Frankfurt. Jadi bukan Main=dolan. Hehehh sebenernya tadi sudah dipesan sama emak asuh saya, kalau beliau ada acara dan saya harus segera balik ke rumah lagi. Saya menunggu telfonnya, tapi nggak seperti biasanya beliau ribet. Dan jeng jeng jeng handphone saya berdering, dan beliau mengabarkan bahwa beliau tidak jadi pergi, diundur keesokan harinya. Also, saya bahagia bahagia karna saya masak-masak lagi di tempat mbak rambat. Memang jatah masak kalo udah di rumah mbak rambat. Apalagi masakan Indonesia. I love it!!!

Dan menu ifthar kami adalah pepes tongkol, sambel bawang, perkedel kentang keju, laziiiisss... Hohooh alhamdulillah bisa merasakan masakan-masakan ini. Meskipun belum sejago masakan ibu saya tercinta di rumah. Namun setidaknya mengingatkan adanya keberadaan ramadhan di negeri minoritas muslim, karna berasa tidak sendirian di negeri 4 musim ini. Danke mbak rambat for all :*


Gruesse aus Frankfurt,
Vida Hasan.

Share: