Kamu tahu? Yang paling berat dari manusia-manusia single yang belum memiliki pasangan adalah komentar orang-orang. "Eh, si ini udah umur sekian tapi belom nikah-nikah. Kasian ya..", lalu di sisi lain, setelah si single itu menikah namun belum dikaruniai anak "Udah isi? Buruan jangan ditunda-tunda, mumpung masih muda. Nanti kalo sudah berumur susah.." Ucapannya mungkin menaruh rasa empati yang mendalam karena di umurnya yang sudah seharusnya berkeluarga dan mempunyai pasangan, ia tetap saja sendiri. Di sisi lain mungkin, ucapan yang ia sampaikan itu ada sebuah doa, namun ternyata itu bukan doa, hanya menjadi sebuah nyinyiran yang bikin si pendengar males dan berkomunikasi lagi dengannya.
Salah satu penyebab putusnya silaturahmi itu juga demikian, boleh menaruh rasa empati terhadap orang namun, jangan sampai terucap kata-kata yang menyakitkan. Ucapan terindah yang bisa kita lakukan adalah mendoakan secara diam. Ketika berjumpa, bertanyalah kabar dan kesibukan yang sedang dilakukannya, atau mungkin bercerita tentang kehidupan mendatang. Biarlah yang menjadi milik pribadi bukan selayaknya diumumkan. :)
Menikah...
Yap! Menikah itu juga bukan lomba yang harus dicepet-cepetin, yang diburu-buru siapa yang akan menikah duluan akan mendapatkan hadiah. No no no... konsepnya nggak demikian ferguso. Sejatinya menikah itu berproses, prosesnya di mulai dari menyelesaikan diri sendiri lalu ia mengajak partner untuk sehidup seiyanya sampai akhir hayat. Kalo menikah itu adalah lomba atau kompetisi, maka akan ada proses yang salah dalam menjalaninya.
Menikah itu...
Butuh visi yang sama supaya bisa sama-sama belajar sampai jannah-Nya. Bukan sekedar ucap ijab qabul belaka lalu selesai, karena panjaaang sekali perjalanan pernikahan ini. Bagaimana menjadi support system satu sama lain, bayangin, ketika kita tinggal di rumah kontrakan atau kos saja yang berbeda-beda kepalanya belum tentu cocok semua kan? Bahkan, kita hanya tinggal beberapa tahun saja sama mereka atau sama keluarga yang since we were baby yang bareng-bareng terus sama mereka. Menikah itu long liiiifeeee yang kita hidup sama orang asing selain keluarga kita, terus tiba-tiba setiap waktu bareng sama kita. Perlu belajar banyak hal, terutama kontrol diri, karena kita itu akan meng-create new ecosystem not egosystem.
Menikah itu...
"Buruan nikah... udah ada calonnya belom? Kasian ya, nggak laku-laku. Nanti jadi perawan tua loh..." Allah... Ada sih yang mungkin masih bilang demikian. Jodoh itu bukan perasa tua atau muda, bukan perkara ada atau tidak ada. Jodoh itu belum pasti di dunia, tapi sudah pasti di akhirat, makanya kejarnya yang udah pasti aja...
Kasus lain...
"Dia udah nikah sampai 10 tahun tapi belum dikaruniai anak. Mandul kali ya..." :)
Yaah senyumin aja deh ya. Kita coba ngelus dada sambil mendoakan ia baik-baik saja. Di zaman sekarang, coba berpikir positif, negatifnya diilangin dulu aja.. Daripada kenapa-kenapa mikirin hal-hal negatif terus-terusan kan? Nggak akan selesai-selesai. Jadinya energi kita ikutan negatif, bawaannya emosi terus, iri sama orang lain, dan lain-lain...
Well, kita coba praktikin apa yang bisa kita lakuin dan bermanfaat buat yang lain dulu yuuk... Nanti, kalo udah saatnya ada meski kita belum baik sesuai dengan mau-Nya, kita tetap terus lakuin hal yang membuat pribadi kita jadi terus baik :)
-vidahasan-
Yang kita bentuk itu ecosystem keluarga supaya 'Bani'nya tetap terus hidup
Bukan Egosystemn yang nantinya akan pecah belah
Maka, menikahlah di waktu yang tepat bukan tepat waktu :)