20 April 2013

Kulit Hitam Pun Tak Jadi Masalah



Sejak sekolah menengah atas, aku memang sudah terbiasa menggunakan hand and body lotion untuk perlindungan kulitku, karena aku termasuk salah satu orang yang aktif melakukan kegiatan banyak di luar. Kebiasaan itulah aku harus merawat tubuhku, minimal dengan menggunakan hand body lotion.

Meskipun sudah menggunakan hand body, aku merasa masih belum percaya diri, karena takut dengan sinar matahari. Bahkan sejak masuk di perkuliahan kulitku yang memang sudah hitam pun semakin menghitam, karena aktivitasku yang semakin menggebu-gebu. Mengikuti kegiatan kemahasiswaan atau himpunan mahasiswa jurusan merupakan hal yang mengharuskanku untuk banyak bergerak dan aktiv di kegiatan luar.

Suatu hari, aku mendapat tugas di luar dan saat itu panas matahari sedang menyengat. Aku mengendarai sepedaku dimulai dari pukul 10 pagi sampai sore. Panas matahari ini tidak bisa aku hindari karena saat itu aku hanya menggunakan kaos berlengan panjang, celana panjang, jilbab dan mengenakan masker. Aku pikir ini semua cukup untuk melindungiku dari sinar matahari.  Saat itu aku masih menggunakan body lotion yang hanya menjadikan kulit tampak putih namun tidak melindungi kulit dari sinar matahari. Berkali-kali seperti itu, hingga pada akhirnya ketika aku pulang ke kampung halaman, aku dibilang oleh ayah ibuku kalau aku semakin menghitam, tidak hanya ayah ibuku, teman-temanku pun demikian.

Aku masih bersikap biasa mendengar kritikan seperti itu, dan masih tahan untuk mendengarnya, karena sejak aku duduk di bangku sekolah dasar pun aku selalu diejek teman-temanku dengan sebutan liteng (kulit hitam).  That’s no problem, I think. Aku santai saja menjalani kehidupanku, toh ini hidupku. Mau cantik, jelek, putih, item, sama saja Tuhan yang menciptakan manusia. Ketika itu aku selalu berpandangan positif. Tetapi, semakin hari semakin bertambah parah saja rupanya. Aku merasa sudah dewasa, setidaknya aku harus bisa merubah diri. Paling tidak, meskipun warna kulitku gelap, minimal harus terlihat bersih bersinar jika dilihat oleh orang lain.

Aku bercerita dengan teman satu kosku. Menceritakan keluh kesahku tentang hal kecantikan wanita. Hingga pada akhirnya, aku disarankan oleh temanku untuk mencari produk yang mengandung SPF15, untuk melindungi kulit dari sinar matahari. Saat aku sedang berbelanja di pusat perbelanjaan, aku pun tertarik mengganti hand body lotionku. Aku membaca satu persatu fungsi dari setiap yang ditonjolkan oleh produk masing-masing body lotion. Tiba-tiba aku melihat produk dari Marina. Aku pun membeli body lotion Marina UV White yang memiliki ekstra SPF 15 yang melindungi 94% tubuh dari sinar UV. Selain itu, hand body ini mengandung Biowhitening yang berasal dari yogurt dan vitamin B3 dan E, yang kaya akan nutrisi dan bekerja membantu mencerahkan warna kulit agar tampak lebih putih merata, meskipun kulitku tidak bisa seputih yang di iklannya, tetapi setidaknya kulitku merasa terlindungi dengan menggunakan Marina UV white ini.

Setelah beberapa kali menggunakan Marina UV white ini, kulitku berasa sehat. Meskipun berkulit gelap, minimal jika dipandang oleh orang lain berasa bersih dan bercahaya. Aku pun sudah tidak diejek liteng (hitam) lagi oleh teman-teman dan ayahku. Aku merasa percaya diriku jauh lebih baik dengan menggunakan Marina UV White yang mengandung SPF15 yang melindungi kulit dari sinar UV dan Biowhitening yang berasa dari yogurt dan vitamin B3 dan E, sehingga kulit berasa lebih bercaya.

Takut matahari? Pakai saja Marina UV White yang mengandung SPF15, kamu akan berasa lebih percaya diri dari sebelumnya. Kulit hitam pun, jadi tak bermasalah! Ini Marina UV Whiteku, punya kamu manaaaaaa??? :)))






Tag: Cantik, perlindungan optimal setiap hari, kulit putih, SPF, yogurt, Hand & Body Lotion, percaya diri  dan Marina UV White Extra SPF 15., 
Share:

5 April 2013

Stop Say It! :)

Holla! Lama tidak mencoreng lembaran blog dengan ocehan saya yang terkadang tidak jelas. Well, pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan selamat hari autis sedunia pada tanggal 2 April 2013. Yuk! Jangan menggunakan kata Autis lagi untuk bahan ejekan kepada orang lain. Menghormati adek-adek, kawan-kawan kita yang terkena Autis ini.

Autis? Kadang jika dibayangkan bahkan dipikirkan orang-orang menganggap bahwa anak-anak yang terkena penyakit ini harus dijauhi dan dihilangkan dari kehidupan sosial. Seharusnya, justru mereka lebih didekatkan kembali dengan lingkungan sosial. Bukan untuk dijauhi. Mereka butuh kita, mereka butuh motivasi dari kita untuk kesembuhan mereka. Mereka juga tidak gila, tapi mereka hanya anak-anak yang kurang beruntung untuk mendapatkan motorik yang lebih baik, tidak seperti kita. Mereka hanya butuh belaian sayang dari kita, asalkan kita bersabar untuk menghadapinya, pasti mereka akan melakukan apa yang kita minta.

Sejujurnya, membiacarakan tentang autis, saya sendiri belum pernah mengasuh anak autis. Tapi, beberapa kali saya pernah melihat anak yang mempunyai masalah ini. Rasanya, campur aduk. Rasanya, sedih sekali, karena mereka tidak beruntung seperti kita. Tapi yang membuat saya salut, mereka berusaha untuk mendekatkan, dan mengakrabkan diri kepada kita yang masih diberi keutuhan. Merek masih mau diajak senyum, bersalaman bahkan berusaha untuk mengajak kita berbicara. Namun, terkadang karena kita seringnya tidak paham dengan yang disampaikan oleh mereka, kita justru bersikap sok calm down. Paling tidak, minimal sikap kita adalah bagaimana timbal balik yang kita berikan kepada para anak-anak autis tersebut. Bagaimana cara kita untuk bisa menerima apa yang ingin mereka sampaikan kepada kita.

Sekali lagi, jangan pernah menganggap bahwa anak autis itu gila. Mereka itu luar biasa, mereka hanya butuh "polesan" dan sentuhan dari orang-orang di sekitarnya. Semoga kita semua selalu lebih bisa menghargai anak-anak seperti itu, lebih bisa memahami juga.

STOP TALK AUTISM TO JUDGING!!! :')
Share: