28 June 2017

Site Visit Nunukaners (2)

Nah, melanjutkan cerita sebelumnya namun tetap di hari yang sama :)

13 Juni 2016


Dengan keberhasilan Isna meng GC pak Basir, kami rombongan ber10 pun menyeberangi lautan menuju ke kota kabupaten. Nah, karena pembahasan materi akan sangat membutuhkan waktu yang cukup panjaaaaang... Maka, kami pun menginap di hotel yang saat pertama kali kami tiba di kabupaten (Bisa jadi hotelnya langganan kami nih) hehe :D

So, setelah menempati kamar masing-masing maka kami harus mempersiapkan diri untuk 'amunisi' di hari pertama kami. Yihaaaa pembahasan lagi tentang visi dan misi, ngerumusin masalah-masalah yang ada, apa yang sudah baik, dan apa yang perlu ditingkatkan :)) Puasa-puasa jadi nggak ada coffee break and lunch. Menu yang didapat seharian yaaa tentang materi 'amunisi' dari kak Trustee kita ini hihihi

Ngejelasin yang perlu dijelasin

Merhatiin yang perlu diperhatiin

Mendengarkan yang perlu didengarkan

Begitulah kira-kira amunisinya. Menjadi pembicara yang (semoga) bisa dipahami oleh yang lain, dan menjadi pendengar yang (semoga) memberi kenyamanan untuk si pembicara, berbagi masalah dan bersama-sama menemui solusi. Ah indahnyaaa :')
Jadi, saat itu hotel berasa milik kami ber 11 orang, karena selasarnya cuman kami yang menggunakan dan tanpa ada satu pun tamu yang hadir di antara kita #tsaaah :))

Di hari 'amunisi' pertama ini kami selesai kurang lebih sekitar pukul 12 malam. Jadwal keesokan harinya selain dapet 'amunisi' lagi, kami sowan ke dinas pendidikan dan kantor bupati. Menunggangi mobil angkot yang cukup umpel-umpelan untuk ber 11 orang :))


14 Juni 2016

Yeeey Sahuuuur... Ibu di hotel nyediain menu bubur ubi :D yang lain pada nggak bisa makan kalau nggak ada nasi jadi selain bubur ubi, beberapa beli makanan di luar buat cari makan. Alhamdulillah...

Di jadwal harus sudah standby jam 8 pagi, supaya bisa lebih pagi ke kantor dinas dan pulang lebih awal. Kalau tidak salah ingat, saat itu pak Kepala Dinas sedang umroh, jadi yang bisa kami temui satu-satunya ya Bapak angkat kami di dinas, pak Ahmad hihi :') Bapak yang humble dan selalu mengerti akan anak-anaknya ini, yang suka banget ngebantuin di saat kami susah (masalah transportasi di kabupaten terutama), Bapak yang supadupacool pokoknya buat kami.

Kunjungan ini berkisar kurang lebih 30 menitan setelah ngalor ngidul ngobrol dan curhat-curhatan, akhirnya kami pun kembali undur diri menuju kembali ke persinggahan untuk dapat 'amunisi' lagi :D Rencana mau ke kantor Bupati, tapi saat itu Ibu Bupati sepertinya sedang sibuk jadi kembali terundur untuk menemui beliau ;)


Ngobras (Ngobrol Asik)

Diskusi

Roll Camera Action


Eh yang motoin siapa ya? Oh iyaa yang motoin mbacims hehe :') Siips suwuuun mbacims sudah difotoin. Meskipun tidak ada dirimu di dalam foto, tapi mah kamu tetep ada di dalam hati kita. Eeaaaa... :D

Daaaan menuju kembali ke hotel buat kembali dapet 'amunisi' sebelum besoknya harus bertolak keliling desa penempatan teman-teman yang lain. Kata kak Jaim mah, ini materi harus beneran habis malam ini supaya besok nggak kepikiran lagi pas kunjungan ke desa-desa yang lain. Dan beginilah gaya kami dapet amunisi di hari berikutnyaaa..


market place

dodolan

tempelan sticky notes

kebanyakan mikir jadi begitulah pak Koord

Rame yaa banyak tempelannya.. sampai muka pak Koord aja ditempelinnya sendiri karena mungkin terlalu menyenangkan buat dia :)) 'amunisi' kedua ini sih juga selesai jam 12an, setelah akhirnya kami memutuskan untuk memotong diskusi dengan makan sate di warung favorit kami, dekat rumahnya mas Rizal dan mbak Wi hehehhe :D Sebenernya sih bukan hanya sate aja menunya, tapi karena favoritnya pada sate, yauda deh para penyuka sate suka kebablasan :D

Warung favorit

makan sate dan aneka macam masakan

Hmm... personil kurang dua orang rupanya. Isna dan Bulan menghilang karena mareka mencari asupan air untuk minum, jadi pinjem motor mas Rizal lalu cabut deh beli barang di minimarket favoritnya :D Itu asupan 'amunisi' kami sebelum akhirnya berlanjut di episode 'amunisi' terakhir yang mengharuskan kami untuk menahan kantuk :D Jadi, untung aja ada rule buat 'amunisi' bagi yang datang terlambat harus bisa bikin ice breaking supaya nggak ngantuk. Hmm... Saat itu kalau tidak salah yang datang terlambat mbacims dan Isna hueehhe jadi wajib ngasih asupan biar nggak ngantuk :)))

15 Juni 2016

Taraaaa... Hari ini kami akan berlayar menuju ke hulu :D main-main ke desa penempatan teman-teman Nunukers yang lainnya. Seperti biasa menyewa speedboot milik pak Buyung (langganannya tim yang di wilayah 2 dan 3) yang muat hingga 11 orang. Kami pun melaju cukup kencang hingga di jalan kami menemui 'Nenek' yang sedang berjemur di tepian sungai. 

Tiba-tiba satu orang nggak bisa nahan pipis yang akhirnya mengharuskan kami berhenti di salah satu tempat untuk pekerjaan proyek dan meminta izin masuk karena seriusan kebelet nggak nahan. Bisa ditebak itu siapa? Iya, siapa lagi kalau orang yang suka ngerepotin ini (yang nulis ceritanyalah). Duh maaf yaa teman-teman, ya gimana lagi :( so, ketika kamu harus menempuh perjalanan kurang lebih 3 jam lamanya menunggangi speed boot yang mana nggak ada kamar mandinya, dan tiba-tiba di tengah lautan terus sampai melewati sungai kebelet pipis yang mana samping kanan kirinya adalah hutan sawit dan ada 'Nenek' di sana, lalu harus berbuat apa? :(( Maka, dengan terpaksa harus beneran berhenti dan meminta izin untuk numpang pipis daripada pipis di celana :o. Padahal ini buat proyek loh dan nggak sembarangan boleh masuk ke dalam :(( Untungnya Mas dan Mbak securitynya baik hati mengizinkan kami masuk. Alhamdulillah.... :D

Akhirnya kami pun kembali melanjutkan perjalanan kembali sampai ke pelabuhan pembeliangan di kecamatan Sebuku. Dari pelabuhan inilah, Bagja rupanya punya kenalan yang bisa ditumpangi, GCnya juga keren kalau Bagja. Mobilnya milik pak Camat pula heheh :D Tapi di satu sisi, kami harus menuju ke kantor desa Pembeliangan karena mobilnya tidak muat untuk kami ber 11. Nah, akhirnyaaaa kami pun dipinjami bus sekolah dari pak desa kenalannya kak Yori, Bele, Isna dan mbacims. Cihuuuy:')


Setelah tiba di pelabuhan pembeliangan Sebuku

Di Kapolsek Sebuku

((Arap maklum gaya saya yang agak alay di foto)) Dari pembeliangan, kami bergerak menuju kecamatan Tulin Onsoi desa Sekikilan, tempatnya Isna. Di sana mereka sedang mempersiapkan perpisahan keesokan paginya sekaligus mengantarkan Isna kembali ke haribaan karena dia tidak bisa turut serta keliling ke desa yang lain. :( Puas bermain dengan anak-anak Sekikilan dan berkenalan dengan keluarga angkat Isna, akhirnya kami berlabuh untuk mengantarkan Cimpluk ke rumahnya. Cimpluk juga tidak bisa turut serta membersamai kami, karena sama-sama mempunyai acara keesokan harinya :( yah jadi berkurang 2 orang personil. Kami pun berkenalan dengan keluarga Cimpluk yang ibunya memang cukup gaul sekali :')

SDN 003 Tulin Onsoi

Hosfams mbacims

Taraaaa begitulah suasananya kekeluargaan ini. Berkunjung dari satu tempat ke tempat lain yang sudah seperti keluarga sendiri. :') Dan setelah ini kami harus berpisah (untuk bertemu lagi) dengan 2 personil dari kami, Isna dan mbacims. So, kami melanjutkan kembali menuju ke rumah kak Yori di desa Apas, Sebuku. Oh iya, jika sebelumnya di Sebatik akan menemui banyak sekali orang Bugis dan sebagian kecil Timor, berbeda dengan di wilayah 2 dan 3 ini. Wilayah Sebuku, Tulin Onsoi, Sembakung Atulai, Lumbis dan Lumbis Ogong (saya sebutnya daerah kecamatan PM) dihuni oleh suku dayak Agabag. Jadi, interaksi kami berbeda-beda :')

Kami beristirahat sejenak di rumah kak Yori sekitar pukul 1 siang. Sebelum akhirnya kami melanjutkan petualangan menuju desa Tanjung Matol penempatan Bagja. Bercengkerama dengan keluarga asuh kak Yori sambil menikmati semilirnya angin. Setelah sholat dhuhur kami langsung bersiap untuk ke Tanjung Matol dengan menggunakan pick up milik Bapak angkat kak Yori. Perjalanan ditempuh sekitar 3 jam lamanya, dan benar saja tiba di Matol pun sekitar pukul 4 sore. Tapi yang lebih seru adalah, kami disambut hangat oleh anak-anak Tanjung Matol yang super duper keren dan ramah sekali :)

Bermain di Sekolah

Icha bersama dengan 2 bapak guru

Hmm... Mereka mah menyenangkan. Etapi semua anak pasti menyenangkan kok, jadi tergantung diri kita menyikapinya seperti apa. Setelah bercengkerama sebentar dengan orang tua Bagja dan anak-anak Matol, kami langsung tancap kembali menuju Mansalong, kota kecamatan Lumbis. Selama perjalanan sungguh menyenangkan dibersamai dengan pelangi Matol yang kian mengindahkan :) Oh iya, saat pulang kami harus mendorong mobil pick up kami, karena kami harus melewati jalanan tanah yang becek dan mobil tidak bisa menarik beban yang ada di belakang. 4 Superman yang keren beserta dengan wonder woman pun berbondong-bondong mendorong mobil hingga mobil mau mengangkat kembali keluar dari lingkaran tanah yang becek :))

Ditemani pelangi saat perjalanan menuju Mansalong

(Fotonya pokoknya hilang yang ngedorong mobil. Udah gitu aja). Pokoknya, setelah ngedorong-dorong pick up yang sempat kebelosok ke dalam lubang berlumpur rasanya ada haru bahagia di perjalanan ini (buat saya sih nggak tau yang lainnya) :D Yang jelas, bagi yang puasa berbuka di atas pick up... Yeyyy alhamdulillah :')

Sekitar pukul 18:30 kami pun tiba di Mansalong. Tempat menginap kami adalah di rumah baca milik bu DJ (salah satu guru SD yang berada di kecamatan Lumbis), guru yang super duper kece! :') Sholat tarawih bagi yang sholat, karena setelahnya kak Jaim pun akan diajak berkeliling desa Mansalong dan bertemu dengan pak Camat Lumbis Ogong :D (ini sih lagi ngetrick supaya bisa pake perahu besarnya beliau kan yak? Biar bisa keliling wilayah Patal sampai Binter) heheheh...

Yuks istirahat! Karna besok perjalanan kami akan mengitari sungai Lumbisnya. Menelusuri desa Patal sampai Binter dengan menggunakan perahu, orang sana menyebutnya dengan tempel (sejenis ketinting namun muat untuk sekitar 15 orang).

For your information dari 10 desa penempatan Nunukers, satu-satunya desa yang belum pernah dikunjungi ya punya Bele dan mbacims (cuman sebentar doang sih). Soalnya, karna waktu sudah sangat mepet, jadi kami memang tidak sempat berkunjung ke rumah Bele :( Yaaahh.. Makanya mah jadi nggak sempat kenalan sama Amangnya dan Inangnya Bele deh. :(

16 Juni 2016

Yeyy hari ini akhirnya akan berlayar menuju desa yang kudu banget desanya dilampaui dengan ketinting atau tempel. Desa penempatan Bang Ulil (Desa Patal), Bulan (Desa Sukamaju), dan Salman (Desa Binter). Berlabuh terlebih dahulu ke desanya bang Ulil di Patal, lalu bertemu dengan anak-anak Patal. Dari kota kecamatan sampai desa ditempuh sekitar 45 - 60 menit lamanya.

Lebih dekat dg keluarga asuh bang Ulil

Menjadi pendengar

mengisahkan bang Ulil di Patal
Sempat berkunjung juga ke rumah dinas yang bang Ulil tinggali karena dia belum dapat Hosfam saat itu. Kurang lebih 8 bulan dia tinggal sendirian di rumah dinas, yang akhirnya di 4 bulan terakhir sebelum penarikan ada yang mau ngangkat dia jadi anaknya :D Alhamdulillah... Baik, setelah puas bermain-main di Patal maka kami kembali bertolak menuju desanya Salman, Binter. Harusnya sih bisa mampir Sukamaju karena ngelewatin desanya Bulan juga. Tapi, kata Bulan kalau sempat mampir kalau tidak ya cuman ngelambaiin tangan aja ke desanya :D

Sekilas tentang Desa Binter, juga salah satu desa paling ujung di kecamatan Lumbis Ogong (eh tapi kayaknya ada yang paling ujung lagi dink hehe tapi nggak tau nama desanya apa). Jarak tempuhnya sampai ke negeri sebelah aja bisa dicapai sekitar kurang lebih 3 jam lamanya, sama seperti ditempuh dari desanya Isna di Sekikilan. Cuman bedanya, jika desa Isna bisa ditempuh dengan jalur darat, kalau di Salman harus menggunakan perahu lagi untuk sampai ke negeri sebelah. Kalau Sebatik mah nggak usah ditanya, darat atau lewat air juga bisa heheh cuman butuh waktu 15 menit pakai speed boot, atau jalan kaki sekitar 1-2 jam lamanya.

Buat saya pribadi, saya terkesan dengan desa-desa penempatan Bang Ulil, Bagja, Bulan dan Salman. Why? Pemandangannyaaaaa Masya Allah... Ajib gileee lah pokoknya. Cantik beneeer dah! Selama perjalanan di atas perahu disuguhi sama hijau-hijauan ciptaan Gusti Allah. Jadi nggak bosen seriusan! Bahkan mungkin bisa bertemu dengan binatang yang sedang asik bercengkerama di atas pohon atau rumah-rumahnya (mata lope-lope) :')


menanti Tempel yang akan mengantar kami

Tuh kan... Cantik
Desa Binter
Nah, keren kaaann.. insightnya, yang penting tetap disyukuri dimanapun ditempatkan hehe.. Yang penting sudah melihat sebagian keindahan Indonesia ini di tanah Borneo. Kami berkeliling desa Binter, bertegur sapa dengan warga dan mengunjungi kepala sekolah Salman. Menarik buat saya adalah, di sana kerajinannnya keren, pada kreatif semuanya. Mungkin, karena memang mayoritas suku dayak dan mereka masih menyimpan unsur-unsur budayanya, jadi masih kental banget dan sungguh berasa banget Kalimantannya hihihi :D

"Pak Salman, nanti kita buatkan rompi seperti yang digantung di atas itu!" kata pak Romi (Bapak Kepseknya Salman).

Semua beralih memandang pakaian adat dayak yang terbuat dari lapisan kayu gaharu karena seriusan terpukau dengan karyanya (ujungnya beneran dibuatin loh, waktu kami penarikan dan mau balik ke Jawa -_- dan yang dikasih cuman Salman doang) hahaha *Yaiyalaaaahh :D

Backgroun sekolah Salman

Bele ngintip dengan asiknya
Iyaa lagi-lagi ini sisa-sisa foto yang saya punya (jadi curhat, keinget, mbuh bubar bubar) :((
Keseruan kami berkeliling di kecamatan Lumbis Ogong pun dilanjutkan dengan berkunjung ke desanya Bulan. Yeeeyy! Akhirnya sempat juga ke desanya Bulan di Sukamaju heheh :D Nah, di sini saya belajar banyak sekali fakta karena saya buat kesalahan. Tapi bukan bermaksud demikian kok seriusan :') Apa kesalahannya kenapa masih diinget banget sampe sekarang.

So, jadi ketika kami mengobrol dengan warga di desa Sukamaju saya sempat (masih) kaget dengan bahasa yang digunakan. Alhasil saya keceplosan tertawa lirih, dan saya ditegur oleh kanan kiri saya "Eh nggak boleh gitu. Mereka memang bahasanya seperti itu" Iyaaa... Saya keceplosan, duh maafkanlah saya ini karena bukan bermaksud demikian :(( Satu hal yang saya pelajari adalah meskipun bahasa Indonesia mereka masih kurang lancar, tapi mereka masih tetap mau berusaha supaya mereka bisa berkomunikasi dengan kita dan jangan pernah menyepelekan orang-orang seperti mereka, karena dari mereka pun kita bisa belajar hal yang belum pernah kita pelajari. Saya akui mah kalau saya salah, maafkan saya yaaa buat saya mah ini kesalahan yang seriusan bakalan diinget mah. Makanya baru 2 bulan di penempatan saja, Bulan bahasa dayaknya sudah cas cis cus udah mirip kaya orang Dayak sungguhan :D kereeeen mah Bulaaan :)

SDN 002 Lumbis Ogong

Bersama warga di Sukamaju

Diskusi asik
Oh iya, Bang Ulil, Bulan dan Salman PM Nunukan yang memang hidupnya di rumah dinas. Jika Salman bertahan sampai akhir di rumah dinas sendirian, berbeda dengan bang Ulil dan Bulan yang beberapa bulan terakhir sebelum penarikan mereka malah bisa tinggal sama warga. Alasanya? Ah bisa dikepoin langsung aja yaa sama orang yang bersangkutan heheh...

So, perjalanan kami berakhir. Hingga akhirnya kami harus kembali ke Mansalong sore harinya sekitar pukul 4 sore. Ditutup dengan sunset yang Masya Allah cantiknya, karya dari Sang Maha Karya :')

Sunset di Lumbis Ogong
Malam ini kami berkumpul untuk terakhir kali sebelum lebaran dan kembali ke kabupaten hehehh... Paginya kami harus kembali ke desa kami masing-masing termasuk saya dan Mubin yang harus kembali ke Sebatik, kak Jaim yang harus kembali ke Jakarta, Bele dan kak Yori ke Sebuku, pun demikian dengan Bagja, bang Ulil, Salman, dan Bulan. :')

17 Juni 2016

Jadi, petualangan site visit sudah selesai gaaaeesss... Itu cerita yang berusaha saya ingat-ingat dari setahun yang lalu :)) Saya dan Mubin kembali pagi hari pukul 6 dari Mansalong-Sebuku (3 jam perjalanan), Sebuku-Nunukan (3 jam), dan Nunukan-Sebatik 15-30 menit belum lagi tiba di rumah kami masing-masing yang harus naik taksi dari pelabuhan menuju rumah.

Sedangkan kak Jaim kembali terbang dari Malinau setelah sholat jumat dengan si pengantar Bulan, Salman dan bang Ulil. :D

Terima kasih banyak kak Ijmaaaa telah memberi 'amunisi' buat kami hehehhe

***

Kalau ada tanggal salah mohon dimaafin yaaa.. namanya juga mengingat-ingat kembali apa yang terjadi di masa lampau. Ya tujuannya supaya memang jadi pengingat, dan cerita buat ke depannya hehehhe

Saya yakin mah jika kita berniat baik sama orang InshaAllah akan selalu dipertemukan selalu dengan orang-orang baik yang luar biasa. Seperti mbak Wi dan mas Rizal, Orang tua angkat kita yang selalu direpotin kita tapi mereka malah justru nggak merasa repot, bu Jum, bu DJ, pak Ramlan, dan masih banyak orang-orang baik yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang berada di penempatan. Tentunya, masing-masing dari kita menemukan orang-orang baik tersebut. Iya kan?

Semoga orang-orang baik yang selalu direpotin kita ini selalu sehat walafiat dan selalu diberkahi sama Gusti Yang Maha Agung :')

Daaaannn rupanya kita ini nggak ada foto bareng-bareng sama mas Rizal dan mba Wiwi yaaa. Kok jadi sedih :(( Semoga dipertemukan di lain kesempatan dengan keadaan sehat pokoknya :')

PM XI Kabupaten Nunukan (di depan rumah mas Rizal dan mbak Wi)


-vidahasan-
Share:

Site Visit Nunukaners (1)

Assalamualaykum Wr.Wb,

Hallo :)

Jangan bosan-bosan ya ketika saya lagi-lagi menulis tentang daerah penempatan kami tim Nunukan. Supaya bisa mengingat akan hal-hal yang menyenangkan di sana. Iya meskipun kemungkinan akan selalu dibilang "Rindu" tapi memang beneran rindu kok. Saya mah hanya bisa melampiaskan kerinduan saya lewat tulisan dan melihat kenangan via foto-foto saja. Susah untuk bertemu langsung dengan orang-orang di dalamnya, karena kesibukan masing-masing :)

Bismillahirrohmanirrohim,

Ini sih cerita tentang amunisi tim Nunukaners ketika di penempatan. Kedatangan seorang pendamping yang disebut dengan trustee itu merupakan sebuah amunisi loh hehe.. Tamu yang 'agak' penting ini datang jauh-jauh dari Jakarta buat ngasih 'amunisi' buat tim yang sukanya sangat slow down banget ini dan suka baperan juga mungkin. Tepatnya sih dimulai dari tanggal 11 sampai 17 Juni 2016. Ini sudah bulan Ramadhan looohh... Seingat saya minggu kedua bulan Ramadhan :')

Well, saya akan mencoba mengingat-ingat sedikit apa yang dilakukan dengan 'pengamunisian' ini. Selama kurang lebih satu minggu lamanya. Semoga yang dingat pun juga sama diingat oleh teman-teman saya yang lainnya heheh :D

11 Juni 2016

Kedatangan mas Trustee yang akan memberi amunisi terhadap timnya itu adalah satu hal yang kadang Pengajar Muda butuhkan di penempatan. Seringkali PM suka salah jalur kalau nggak dilurusin nih :)) Namanya kak Ijma Sujiwo, yang suka banget direpotkan oleh tim kawakan dari Nunukaners ini. Suka dengerin ceramahannya anak-anaknya, meskipun kadang kalau ditelfon susahnyaaaaa yaampuuuun haha tapi sekalinya nelfon sih bisa berjam-jam lamanya :D

Kak Jaim datang dengan membawa segala perlengkapan perang dari Jakarta seperti kertas plano, ATK (spidol, sticky notes, masking tape, gunting, dll), materi-materi dan yang paling penting adalah bawa dirinya sendiri :)) Dijemput oleh mbacims dan Bele di Kabupaten. Seperti biasa tiba sekitar maghrib dan menginap di rumah relawan kami mbak Wi dan mas Rizal yang kebetulan saat itu hanya ada mas Rizal saja di rumah (mbak Winya lagi persiapan ngelahirin si Ghia di Makassar) :D Maklum, saat itu kami belum mendapatkan basecamp, jadi kami masih harus menumpang hehe

Welcome mas Trustee di Nunukan. Semoga bisa bertahan dengan teriknya matahari yang cukup menyengatkan tubuh yaaa dan semoga kuat puasanya hihi :") Selamat istirahat...

12 Juni 2016

Keesokan harinya kak Jaim pun dibawa kabur menuju ke Sebatik. Diharapkan kak Jaim bisa menjangkau keseluruh wilayah penempatan kami (kalau dijadwal sih begitu yaa) entah nanti realitanya seperti apa. Nah, karena pas memang ditakdirkan datang ke Sebatiknya hari minggu jadi sekolah pada libur. Alhasil kak Jaim tidak berjumpa dengan kepala sekolah kami yang di Sebatik. Awalnya dijadwalkan datang pukul 11 siang, tetiba mundur jadi uda sesorean tiba di desa penempatan saya terlebih dahulu. Di Dusun Berjoko, kampung Lourdes, Desa Sungai Limau.

Menggunakan speed boot kebanggaan dari pelabuhan Sei Bolong Nunukan sampai Bambangan Sebatik. Terus dari Bambangan menuju desa saya harus kembali menggunakan taksi (sebutan untuk semua jenis mobil Avansa). Setibanya di rumah orang tua angkat saya, biarkan bernafas dan beristirahat sejenak. Lalu kami berkeliling kampung menemui beberapa guru sekolah (termasuk ibu angkat saya yang memang guru PAI di tempat saya mengajar).

Kami pun menuju rumah pak Hila dan Bu Kori, selaku yang lebih disesepuhkan di sekolah hehe guru yang cukup gaul buat saya dan selalu saya repotin terutama kalau masalah sepeda motor heheh... Kami pun menuju ke sana, ngobrol sejenak dan berwisata sebentar ke gereja. Jika rombongan sudah hadir di rumah singgahnya Mubin, saya, mbacims, Bele, kak Jaim, dan Mamak masih berkeliling desa.

pict by Shalipp Sanri

Di atas adalah sisa foto yang masih selamat :') karena saya sedang terkena musibah dengan data-data saya di hardisk :( yang motoin sohib saya yang satu penempatan di desa namun berbeda yayasan :D

Sekitar pukul 15.00 saya pun menuju ke rumah Mubin yang berada di desa sebelah, desa Maspul namanya. Kami akan bermalam di sana karena malam harinya setelah sholat tarawih, kami akan membahas agenda selama satu minggu site visit. So, agenda memang agak padat sih haha (sok banget lah pokoknya). Kak Jaim yang baru tiba udah diajakin aja muterin Sebatik :D Setibanya di Mubin, ketemu Nunukaners yang lain, istirahat sebentar, terus langsung diajak ketemu sama pak Camat (pak Harman) dan pak kepala UPTD Sebatik Tengah (pak Saleh). Maapin ya kak, kayaknya nggak ada banget jatah istirahat buat kakak haha :))

Sumber: FB Mubin

Sumber: FB Pak Harman
Oke, demi mewujudkan kenangan yang afdhol saya harus banget ngubek-ngubek foto dari beliau-beliau yang menyimpannya. Maafkan yaa pak Harman dan Mubin hehe :)

Pulau Sebatik itu punya keunikan tersendiri. Awalnya sudah direncanakan mengajak kak Jaim buat bisa melihat patok 3, patok yang terkenal seantero Sebatik yang (katanya orang) ada rumah yang dapur di Malaysia dan ruang tamu di Indonesia (padahal sebenernya juga nggak gitu). Itu patok mah emang udah dari dulu bermasalah, yang harusnya wilayah yang ngakunya Malaysia itu ya milik negeri kita sendiri. But you know lah, masalah ini entah kapan selesainya. Lah... balik lagi aja deh ke cerita awalnya. Jadi, intinya sih mau ngajakin kak Jaim ke sana, tapi karena waktu sangat meveeet sekali dengan waktu maghrib, walhasil jadi gatooot deh. Maapin lagi kak belum jadi poto di patok 3 :(

Ujungnya, malah terjebak buat ikutan safari Ramadhan di masjid Al Aqsa Aji Kuning heheh.. padahal mah (katanya) yang dapat undangan Vida sama Mubin, malah yang dijebakin kak Jaim buat duduk paling depan lagi haha :)) Di undangan terteranya Indonesia Mengajar kak, bukan Vida atau Mubin. Jadi ya mewakilkan aja kami berdua heheh :D

Suasana Safari Ramadhan di masjid Al Aqsa
Pokoknya katanya mah, setelah maghrib harus segera kabur dan sholat tarawih di masjid depan rumah Mubin aja yang dekat hihi... Oke-oke akhirnya kami pun langsung capcus pulang ke rumah setelah sholat maghrib. Ditambah dengan 2 personil Shalipp dan Aldo :)) (suka banget ngikutin) :D :D Padahal salah satu dari mereka saya suruh buat bawa balik motornya pakcik Aki ke rumah karena sore tadi dipake sama mbacims buat ke rumahnya Mubin. Nuhun sangat yak :D

Nah... Baru deh setelah tarawih kami pun berkumpul bersama membahas agenda untuk ke depannya. MasyaAllah... meskipun terkantuk-kantuk seenggaknya mah bersyukur bisa berkumpul seperti ini sama mereka, apalagi di bulan Ramadhan, jadi semakin syahdu :')

PS: 
Ada cerita loh di balik perjalanan saya, mbacims, Bele, dan kak Jaim ke tempat Mubin hehehe.. Mbacims boncengan dengan Bele, saya dengan kak Jaim. Mbacims dan Bele lebih dahulu jalan di depan, sedangkan saya dan kak Jaim setelahnya. Karena jalannya tanah menanjak dan rusak saya malah khawatir yaa dibonceng sama kak Jaim :((( Akhirnyaaa saya pun bawa motor sampai naik ke atas dekat pintu masuk kampung. Weheheh.. Pas di jalan, saya dibonceng kak Jaim dan saya justru semakin khawatir karena feeling bad pokoknya lah. Akhirnya setelah memompa motor di dusun sebelah saya pun yang menyetir sampai di rumah Mubin. Nggak usah ditanya reaksi 3 laki-laki Nunukan lainnya, pokoknya mah terkejut. Lah, daripada saya dan kak Jaim kenapa-napa? Mending saya aja lah yang bawa motor (mentang-mentang udah tahu medannya kaya gimana) heheh :)). Teruuuuss.. Pas di jalan saya nyariin mbacims dan Bele yang udah jalan duluan tapi kok nggak ketemu. Pas uda nyampe di Mubin, rupanya mereka pun belum sampai TKP. Padahal mereka jalan lebih dahulu, tahunyaa malah kesasar hampir di tengah hutan :)) Lah kok? Pokoknya perjalanan hari kedua ini mah menyenangkan :')


13 Juni 2016

Yuhuuuu... Paginya kami harus berlayar kembali menuju Nunukan karena harus 'kembali belajar' dengan menumpang mobil pick up punya pak cik kenalan Bapak, kami pun diantar menuju ke Bambangan.

By the way, saya harus balik duluan nih lebih awal karena saya harus ambil barang dan mengembalikan motor. Barang belum saya bawa sekalian karena saya masih ada tanggungan motor yang harus kembali ke tangan pak Hila (maklum motor pinjem) heheh... Agak merepotkan teman2 memang, karena niatnya saya mau balik malam harinya. Tapi karena sudah sangat larut akhirnya saya memang harus balik ke rumah keesokan paginya dan ditemani oleh mbacims. :')

Tau-tau mah ujaaaan... MasyaAllah.. Walhasil motor saya letakkan di kolong rumah om Balapito dan kami berdua pun harus turun dengan berjalan kaki karena jalanan licin dan becek. Agak nyeremin karna akhirnya kami pun harus menyeker ayam :D Sampai di rumah, cuci kaki, ambil barang langsung kembali naik lagi di pos ronda menunggu jemputan. Kami pun ditemani para kurcils yang akan berangkat ke sekolah, setidaknya bertemu mereka sebentar sebelum saya meninggalkan mereka selama seminggu dan berliburan.

Duo kembar
Yey.. Nunukaners
Oh iya, waktu itu kak Yori belum hadir di tengah kami. Masih ada agenda di desa yang tidak bisa ditinggalkan, tapi tenang sajaaa... Kak Yori turut bergabung dengan kami setelah kami tiba di kabupaten ;) Foto saya dan mbacims itu disela menunggu jemputan pick up yang datang dari arah desa Maspul, selanjutnya kami ber-10 menaiki pick up menuju ke pelabuhan Bambangan dan tiba di Sei Bolong, Nunukan :")

Seperti biasanya, atas GC Isna kami selalu menyarter perahu milik pak Basir. Alhamdulillah, bapaknya sabar dan asik jadi beliau juga selalu standby ketika kami menghubungi beliau heheh...

((sayangnya foto yang di perahu pun ikutan ke detected)) :'(

-- Cerita di hari berikutnya saya lanjutin lagi nanti yaa --

to be continued...

-vidahasan-


Share:

24 June 2017

Makna Idul Fitri

Alhamdulillah ya Allah, Ramadhan dan Lebaran tahun ini bisa kembali merasakan hangatnya suasana bersama dengan keluarga. Mungkin agak terdengar lebay jika saya selalu berkoar-koar 3 kali puasa dan lebaran tidak bersama dengan keluarga. Sungguh, meskipun sedih namun kebahagiaan hakiki dimiliki dan dirasakan oleh diri saya juga. Bagaimanapun juga saya menemukan kehangatan yang berbeda karena bertemu dengan kerabat dan saudara baru di perantauan. 

Baik, saya tidak akan menceritakan kenapa saya bisa tidak pernah pulang atau berlebaran di perantauan. Saya hanya ingin membagi catatan tentang memaknai Idul Fitri sendiri :)

Well, Idul Fitri yang dalam harfiah berarti kembali fitrah atau kembali ke suci . Semoga setelah berpuasa selama satu bulan lamanya, amalan yang diri kita perbuat mendapatkan ganjaran yang setimpal dari Gusti Allah. Aamiin... Bagi saya pribadi Idul Fitri menjadikan sebuah targetan diri untuk bisa menjadi lebih baik lagi meskipun bukan di bulan Ramadhan. 

Sedih nggak sih ditinggalkan sama Ramadhan? Rasanya ibadahnya sungguh masih belum khusyuk. Masih suka bolos sholat tarawihnya, tadarusnya juga masih bolong-bolong nggak karuan, masih suka ghibah, riya, dan lain sebagainya. Rasanya, diri saya masih belum puas melakukan kebaikan-kebaikan di bulan Ramadhan yang pahalanya padahal bisa berlipat-lipat ganda. Astaghfirullohaladzim :( 

Saya berkata demikian karena saya juga masih tahapan menjadi seorang pembelajar untuk bisa lebih memperbaiki sikap diri. Bukan berarti saya sudah baik, masih banyak hal-hal yang tidak baik yang saya miliki yang harusnya saya buang sedikit demi sedikit kebiasaan itu :( Mungkinkah kita bertemu kembali dengan Ramadhan berikutnya? Wallahua'lam bis shawab, maka demikian apa yang harus diperbuat selain memperbaiki diri dan kembali menghamba pada Rabbnya, selain bermesra dengan Gustinya? 

Allah itu Maha Baik, sungguh Maha Baik (saya yakin pada tahu). Dia itu beri kita bulan dimana bulannya itu penuh dengan keberkahan. Tapi manusianya (termasuk saya di dalamnya) sungguhlah lupa bersyukur atas apa yang diberi olehNya. Masih suka lalai perintahNya, masih suka ngelakuin hal-hal yang dilarangNya, dan masih banyak lagi. Kalau kata Ust. Hanan bilang "Sungguhlah Dia Maha Baik pada umatnya. Dia selalu kasih umatNya itu kesempatan yang luar biasa. Jika umatNya lupa padaNya maka dia akan beri umatNya itu sebuah ujian supaya umatNya lebih dekat denganNya, supaya umatNya bisa bercengkerama denganNya" Mashaa Allah :)

...

Jadi, jika saja semua orang memaknai Idul Fitri hanya dengan makan opor-rendang-ketupat, kembang api, baju baru, sepatu baru, dan semua benda barunya kecuali hati yang baru, maka apalah makna Idul Fitri yang sesungguhnya? Yuk ah! Lebih khusyuk lagi untuk dekat dengan-Nya yang sudah memberikan banyak kebaikan untuk kita, yang sudah memberikan banyak rezeki untuk kita. 

Maka Fastabiqul Khairat (berlomba-lombalah dalam kebaikan) selagi kita masih diberi umur, sehat dan kesempatan sama Gusti Allah :) Karena kita tidak akan pernah tahu umur kita, maka persiapkanlah sejak saat ini. Semoga apa yang kita kerjakan selalu mendapat RidhoNya dan sama-sama belajar serta sama-sama saling mengingatkan dalam kebaikan :) Bismillah yaaa :)

Taqobalallohuminna Wa Minkum Shiyamana Wa Shiyamakum
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1438 H Mohon Maaf Lahir dan Batin 

-vidahasan-

Share: