3 October 2015

Hello Berlin (2)

Hali Halo,

melanjutkan cerita perjalanan ke Berlin. Bertepatan banget nih hari ini adalah Tag der deutschen Einheit. Saya sengaja menuliskan hari ini biar berkesan mengingat tanggal 3. Oktober haha Apaan sih? Ada apa ditanggal ini? Nah itu sudah saya jelaskan tentang hari ini "Tag der deutschen Einheit" haha. Nah oke oke saya artikan maksudnya, so, hari ini bertepatan dengan hari penyatuan Jerman kembali. Jerman sudah bersatu sejak 25 tahun yang lalu. Umurnya samaan kaya saya, beda 2 bulan aja heheh :D Jerman bersatu pada tanggal 3.Oktober 1990, ketika itu 6 wilayah Jerman yang dulu awalnya Jerman timur, bergabung menjadi satu. Bukan lagi jerman barat atau timur, tapi menjadi republik persatuan Jerman :) Nah 6 wilayah yang dulu terpisah ini Brandenburg, Mecklenburg-Vorpommern, Sachsen, Sachsen-Anhalt, Thueringen dan sebagian wilayah di Berlin.

Nah tempat-tempat yang saya akan sampaikan dan yang saya selami di bagian ini termasuk tempat-tempat yang merupakan saksi nyata dari Jerman barat dan Jerman Timur. Well, melanjutkan perjalanan terakhir di bagian pertama yang ketika itu saya dan Debora sedang asyik berduduk dan bersarapan ria di belakang Alexanderplatz.

Alexanderplatz Park


Kawasan taman ini ramai dikunjungi orang termasuk wisatawan baik lokal, interlokal, maupun asing. Seperti saya dan Debora yang masuk daftar pencarian orang asing (eh nggak ding, maksudnya wisatawan asing) kekek :D

Nah dari Park ini kami berjalan kaki sekitar 500 meter menuju ke Berliner Dom. Berliner Dom termasuk salah satu gereja besar di Jerman, tapi gereja ini bukan masuk gereja Katholik lebih ke Evangelische (Protestan), gereja ini dibangun pada zaman Barock. Di depan gereja ini terbentang halaman luas, dimana orang-orang bisa bersantai, berjemur, bahkan piknik di sana ketika musim panas tiba. Di seberang gereja terdapat Museum Insel (Museum Island) yang di museum ini terdapat peninggalan dari zaman Mittelalter (abad pertengahan). Tapi sayang, saya nggak masuk bahkan ketika itu depan Museum sedang direnovasi, maka jadilah kami berdua cuman gigit bibir aja karena nggak masuk. :((( Di gereja pun juga nggak sempat masuk, karena harus bayar uang tiket masuknya. Padahal, di dalam gereja kalo menurut cerita terdapat kuburan raja-raja dan pastur-pasturnya hehe.. Pokoknya kami kalo bersinggungan dengan masalah uang sudah agak terlalu sensi heheh :D Karena yang terpenting bagi kami, dapat melihat secara langsung bangunannya.

Berliner Dom von Vorne

Berliner Dom gegen der Strasse

Nah, setelah dari Berliner Dom, kami menyusuri jalanan panjang. Mungkin sekitar 2 sampai 3 kilometer kami berjalan kaki. Dari Alexanderplatz, Berliner Dom sepanjang perjalanan akan ditemui bangunan-bangunan yang kami cari dan kami tuju. Mentok jalan dari Alexanderplatz adalah Brandenburger Tor (Gerbang utama dari tembok Berlin). Well, sebelum sampai sana, mungkin saya akan menjelaskan ada apa saja setelah dari Berliner Dom ini. Oh ya, tenang saja sekalipun perjalanan kami panjangm, tapi kami asyik menikmatinya, karena banyak juga para wisatawan yang lebih berjalan kaki daripada harus menggunakan kendaraan umum.

Humboldt University Berlin
Mungkin bisa dibilang bangunan ini semacam rektorat dari Universitas Humboldt Berlin. Universitas ini didirikan pada tahun 1809, salah satu Universitas tua di Jerman meskipun bukan paling tua (karena yang paling tua ada di Heidelberg). So next, jadi Humboldt ini diambil dari nama politikus Jerman yang memahami prinsip pendidikan liberal, Wilhelm von Humboldt yang ketika itu Raja Wilhelm III masih memimpin. Panjang ceritanya, bakalan overcrowded blog saya kalo saya tulis sejarah ceritanya heheee :p

Kebetulan saat itu di depan kampus beken ini ada bazar buku, penjualnya menjual buku-buku tua, bahkan tua sekali, bahkan mereka menjual piringan hitam yang menurut saya itu sudah jarang sekali ada dan sangat klasik. Berasa ada alam-alam vintage pas melihat-lihat para pedagang buku tua ini kekek.. Luar biasa syekaliii.. bahkan tulisannya juga ada yang masih menggunakan tulisan bahasa Jerman zaman pertengahan. Ini termasuk tulisan kuno, dan saya juga nggak bisa membacanya. Mungkin kalo di Indonesia ada bahasa sanksekerta, semacam seperti itu.

Mittelaltere Schriftliche

Alte Buecher
Kami masih melanjutkan perjalanan, dengan pemandangan banguna yang, ng ng ng ng banyak konstruksinya T.T dan itu sangat sayang sekali. Kenapa harus banyak konstruksi di saat saya berkunjung di Berlin ini :((( namun, yang jelas setiap langkah merupakan perjalanan yang tak akan pernah bisa dilupakan. Kami melewati berbagai macam toko, bangunan, dan hotel. Nah, karena saat itu bertepatan dengan final liga champion yang mana Juventus akan melawan tim sepakbola Barcelona FC, maka ada banyak berbagai macam orang yang sengaja datang memang untuk melihat pertandingan tersebut.

Biar keliatan kalo saat itu sedang ikut euforia
And then beberapa meter sebelum sampai di gerbang utama, kami melewati museum Madam Taussads Berlin. Kepingin sekali bisa masuk, namun lagi-lagi hanya gigit bibir karena masalah hmmm apalagi kalo bukan tiket masuknya T.T jadi cuman bisa memotret si Marlynd Monroe aja deh nih yang terpampang di depan Museum :p

Marlynd Monroe
Dan laluuu sampailah kami di gerbang utama tembok Berlin Brandenburger Tor heheeh... Nah jadi nih gerbang ini salah satu gerbang pemisah antara Jerman barat dan Jerman timur. Karena sekarang Jerman sudah bersatu padu menjadi Republik Jerman, maka bangunan ini sekarang dijadikan sebagai simbol nasionalisme dan salah satu bukti nyata dari bersatunya Jerman bahkan ketika Jerman belum bersatu. Kalo baca tentang sejarahnya menurut saya bener-bener das war echt tragisch und furchtbar. Benar-benar menyeramkan dan mencengangkan seluruh dunia.

Brandenburger Tor
Kalau sudah melihat gerbangnya, kami penasaran bagaimana bentuk tembok Berlinnya atau biasa dalam bahasa Jerman disebut Berliner Mauer. Panjang dari tembok Berlin sebelum dihancurkan mencapai kurang lebih 160 kilometer dan dibangun pada tahun 1961. Sebenernya karena sudah terpisah dan dihancurkan, masih ada sisa-sisa dari tembok Berlin sendiri, kebetulan letak tembok Berlin pun cukup jauh dan harus dijangkau menggunakan Trem. Ceritanya nanti, setelah saya bercengkerama tentang Reichstag (gedung Parlemen Berlin) hehehe.. karena setelah puas melihat gerbang ini, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju ke gedung Parlemen. Seperti biasa, masih mudah untuk dilalui menggunakan jalan kaki

Reichstag
Gedung pemerintahan atau biasa disebut gedung parlemen ini merupakan salah satu gedung pusat yang diminati banyak wisatawan. Pasalnya nih, bangunannya memang unik dan besar dibangun sekitar pada tahun 1884-1894. Paham kan, Angela Merkel dan kawan-kawannya sering mengadakan pertemuan di sini. Termasuk ketika mereka memutuskan Kanselir Jerman. Oh ya, di Jerman Kanselir lebih banyak aktivitasnya daripada Presiden. Jadi tugas kanselir mengatur segala sistem kenegaraan sedangkan presiden sifatnya hanya memimpin dan memberi pemecahan masalah (menurut saya sih gitu. Ini murni sepemahaman saya ya, kalo salah ya mangap) :p Nah beda kan kalo di Indonesia, justru Presiden memimpin iya, mengatur iya, turun tangan juga harus iya. Gimana presiden kitanya nggak semakin kurus atau kantung matanya semakin berat coba? Beliau aja benar-benar memikirkan rakyat. Kalau di Jerman, yang lebih memikirkan rakyat ada si ibu kanselir kami (ceileee "kami") ibu Angela Merkel yang ulang tahunnya sama seperti saya. Eh bukan ding, yang ulang tahunnya sama seperti saya itu Ratu Elisabeth (malah curcol.. then stop it to curcol.. zzz).

Setelah puas berfoto-foto ria nih, rencana masuk pun juga gagal haha dan rupanyaaaaa masuk ke gedung parlemen itu gratis tis tis, tapi harus booking via online. Nah, kalo uda terdaftar via online baru deh bisa masuk dengan nyaman ke dalam gedung parlemennya. Keren kaaann.. Informasi ini saya dapat setelah sampai rumah. WTF lah hahahaha

Setelah ini, kami melanjutkan kembali perjalanan menuju tempat pertemuan Debora bersama dengan kenalannya. Kami berjumpa di daerah Gedaechtniskirche aduh saya nggak tau lah bahasa Indonesianya hahaha.. Yang jelas ini gereja paling tua di Berlin, No! Bahkan se Jerman salah satu gereja tua juga heheh.. Karena sebenernya tujuan utama kami ada berjumpa dengan kenalannya si Siska, kami tidak mengambil gambar sama sekali. Jadi kami hanya fokus berjumpa dengan si mbak saja.

Pertemuan kami (pertemuan pertama saya lebih tepatnya), disaji dengan makan siang di resto cepat saji. Iya mana lagi kalo bukan KfC, kan uda ngehits banget tuh hahaha... Kami mengobrol dan duduk. Namun, tiba-tiba sebuah kejadian hampir terjadi (ini narasinya semacam menyeramkan setajam silet gitu lah ceritanya hahahha). Nah, jadi si Debora hampir kecopetan T.T masih ada aja yaaa di negara berkembang gini orang-orang licik macam gitu. Padahal tasnya sudah dijaga, tau-tau si (calon) maling nutupin tasnya Debora pake jaketnya dia. Alhasil, dengan trik seperti itu tangan si (calon) maling ini masuk ke persembunyian jaketnya. Aseliiii gilaaaa -____- untung si Debora cepat tanggap dan akhirnya ketahuan, dengan tiba-tiba si bapak tersebut berdiri, mengambil jaketnya kembali dan langsung pergi keluar :|

Saya dan mbak Siska (nama mbaknya) nggak ngerti apa-apa karena si Debora nggak bilang sama sekali. Setelah dia ngeliatin sampai bapaknya hilang dari pandangan matanya, dia pun membuka mulut "Aku hampir kecopetan sama si bapak yang tadi..." Kami berdua terbelalak, "kenapa nggak bilang?"-- "Aku speechless mbak"-- pantesan pas mbak Siska tanta, "was ist den los?" si bapak tersebut nggak menjawab malah buru-buru cepat pergi. Coba deh kalo si Debora langsung bilang, pas ada security biar sekalian kena. Alhamdulillah... semua barang aman terselamatkan, namun tetap waspada.

Setelah makan siang, kami diantar mbak Siska menuju hostel tempat bermalam kami malam ini. Hostel kami bernama Hostel Orange, iya pas sampai warnanya orange semua haha seger gitu.. Untungnya hostel ini letaknya masih dekat dengan stasiun kereta, jadi masih mudah dijangkau untuk kemana-mana. Akhirnyaaa kami pun berpisah dengan mbak Siska, dan yah beristirahat sejenak di Hostel :D

by the way, dilanjut lagi nih ke season 3. Gilaaa rupanya mah banyak banget cerita di Berlinnya. Pantesan aja saya kadang bermalas-malas bikin ceritanya karena terlaluan nih panjangnya hahaha...

Pemalang, 3.Oktober 2015
--vidahasan--
Share: