28 September 2020

Journey of RUBI Bangli (2)

So, here it is...

Aku lanjutkan kembali yaa petualanganku selama beberapa hari di Bali. Sejujurnya ini adalah pertama kalinya ke Bali tanpa ada embel-embel study tour atau dengan banyak rombongan. Dua kali ke Bali selalu karena ada kegiatan study tour bareng sekolah atau kampus dan itu sudah sangat lama sekali sejaaak hmmm hmmm sekitar tahun 2011 atau 2012 kalau tidak salah.

And then I decided to going there doing volunteering. For me it was so fun, although we have to pay the accomodation by ourself guys. There is a satisfying and feeling feeling sooo good :)

Nah, akhirnya kami berkumpul sekitar hampir 40 relawan meskipun masih ada juga yang belum tiba di malam hari itu. Kami mengadakan briefing dan berkenalan satu sama lain, karena baru pertama kalinya bertemu setelah selama kurang lebih 2 bulan kami bertegur sapa via whatsapp group. Mereka orang-orang keren yang kukenal, karena mereka bisa selegowo itu mengikuti kegiatan ini tanpa ada keluh kesah uangnya akan habis dan segala macam. Pokoknya, selama akomodasi masih ditanggung ber 40an ini, inshaAllah masih aman guys. Ibarat kata nih, berbuat baik jangan tanggung-tanggung, lakuin aja dengan totalitas penuh tanpa keraguan. Percaya aja bahwasanya rezeki akan kembali lagi ke kita kok :)

Kabut pagi masih terpampang nyata di daerah Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Cukup dingin saat itu, karena setelah hujan yang melanda wilayah tempat kami tinggal. Kami bersiap menuju "ruang pertunjukkan" bertemu dengan Bapak/ Ibu guru daerah, dan belajar bersama-sama dengan mereka. We were so excited, meski deg degan tapi itu wajar saja sebagai manusia yang memang memiliki rasa demikian.

Aku berjalan menuju tempat pelatihan bersama beberapa kakak volunteer. Setelah semalaman cukup begadang mempersiapkan yang perlu dipersiapka di keesokan paginya, akhirnya hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu. By the way, kami terbagi dari beberapa kelompok. Ada tim pemateri yang mengisi motivasi guru, media belajar kreatif dan kurikulum 13. Masing-masing dari kami memilih materi sesuai dengan pengalaman dan passion masing-masing. Selain narasumber pemateri-pemateri tersebut ada tim bagian dokumentasi.

Aku masuk dalam tim media belajar kreatif. Dari tiga materi yang akan disampaikan tim MBK dan K13 akan dibagi menjadi dua bagian, yaitu tim MBK kelas besar dan kecil dan K13 kelas besar dan kecil. Aku masuk dalam tim MBK kelas kecil bareng kak Sonia, kak Annisa dan kak Jule. Tim MBK kelas besar ada kak Zaka, kak Vira, dan kakak Dokter Erick plus koh Andre sebagai back up untuk MBK kelas besar. Di tim kurikulum 13 ada kak Tami, Kak Nana, koh Adi, Ibu Zifora, dan kak Putu. Di tim motivasi guru ada kak Monica, kak Riang, mbak Wiwit, mbak Tya, dan mbak Andari. Sisanya ada dokumentasi dan tim panitia yang super duper keren. :)

Keseruan pertama sudah dibuka dengan menyambut bapak/ ibu guru menuliskan harapan-harapan adanya pelatihan pada hari ini dan esok hari. Kami relawan berbaris di depan pintu dan menjadi among tamu untuk menyambut Bapak-Ibu guru yang juga excited dengan kegiatan ini. Melihat senyum-senyum merekah dari wajah mereka, membuat aku dan tim menjadi sangat antusias untuk melewati hari ini. Ada sekitar 200 guru yang mengikuti pelatihan RUBI ini. 

Pembukaan di awali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, perkenalan relawan, dan ice breaking oleh kak Zaka. Setelah itu peserta di breakdown dengan materi pertama tentang Motivasi Guru yang disampaikan oleh Ibu Zifora, kak Monic, mbak Tya dan beberapa tim motivasi guru yang lainnya. Cukup menyenangkan dan slalu diselingi dengan ice breaking supaya tidak spanneng. Aku melihat keseruan dan kegembiraan dari Bapak Ibu guru yang mengikuti pelatihan dari RuBI, aku yakin karena memang konsep RuBI ini berbeda dari pelatihan-pelatihan biasanya. Ada energi positif yang ada di relawan-relawannya.

Setelah motgur selesai, time to break! Persiapan menuju materi selanjutnya yaitu Media Belajar Kreatif dan K13. Di Pelatihan ini, K13 dan MBK dijadikan satu dan dibagi menjadi dua bagian yaitu kelas besar dan kelas kecil. Aku kebagian mengelola kelas kecil, maklum siiiss... ngajarnya anak-anak bayik waktu di sekolah hihi jadi sembari sharing dengan bapak/ibu guru yang mengajar di kelas kecil. 

Soooo intens. Sesi pertama dibawakan oleh kak Jule, yang orangnya rame dan asik. brains stoarming tentang bagaimana mengembangkan kelas kecil, kesulitan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan kelas kecil. Jadi, untuk bisa lebih hidup di kelas kecil usahakan diri kita masuk ke pikiran mereka. Jadilah seperti anak-anak supaya bisa lebih dicintai oleh anak-anak. Jadilah orang tua di saat mereka membutuhkan pelukan hangat dari kita, bukan semata-mata mereka salah, kita ikut marah. Psikologi mereka akan semakin kena gaaees... Namanya juga anak bayik yang baru keluar dari sarangnya. Proses mereka untuk bertumbuh masih panjang dan ditentukan oleh kita yang mengajar di kelas kecil..

Bapak/ Ibu guru diminta untuk membuat media belajar yang menarik untuk anak-anak di kelas 1-3 SD. Mereka antusias bahkan entah saking antusiasnya, lebih antusias mereka dibanding kami. Jadi, semakin mereka semangatnya bertumbuh, kita juga harus menaikkan lagi semangat tumbuhnya kita supaya tidak kalah dengan semangat tumbuhnya bapak/ ibu guru di Bangli.

Pelatihan selesai sampai kurang lebih pukul 16.00, dan itu pun masih saja ada Bapak/ Ibu guru yang memilih pulang terlebih dahulu karena saat itu sedang dalam masa akan melakukan Penilaian Akhir Semester di Kab. Bangli. Yap! Pas mereka izin ada ocehan mereka yang bikin aku tertegun. Mungkin hal ini juga terjadi di daerah lain yang letak kota kecamatannya jauh dari sekolahnya. Katanya UPTD itu jauh dari sekolah yang beliau ajar, jadi harus sampai di sana sebelum UPTD tutup kalau mau mengambil soal ujiannya. Kadang ada juga yang jaraknya bisa sampai satu jam hanya untuk mengambil soal ulangan.. Kalau disimak-simak nih padahal, di Bangli sendiri sangaaaat jarang ada kendaraan umum. Menurutku, motor adalah satu-satunya kendaraan yang cukup mudah dijangkau. Ojol? Waduuh jangan harap, karena kalau sudah ada ojol mang opangnya bakalan ngomel-ngomel. huhuhu

Tapi tetep salu sama Bapak/ Ibu guru yang masih mau berjuang untuk bisa tetap mengajar peserta didik. Belum lagi, jika ada peserta didik yang sekolah terus harus bawa adiknya ke sekolah karena tidak ada yang menjaganya di rumah. Dan geeengs... itu beneran terjadi, karena aku menemukan fenomena tersebut. :')

Well... hari ini sudah selesai pelatihan.. Jadi, dilanjutkan lagi keesokan harinya dengan materi yang lebih seru dan tempat yang juga lebih asik lagi... Karena ketemu dengan anak-anak.  See yaaaa :)

-vidahasan-


Menjadi relawan pendidikan itu bukan pencitraan tapi memang keharusan
Jika kau ingin menjadi yang membanggakan lakukan saja kebaikan yang bisa dilakukan
Meski kebaikanmu tak seluas buih lautan
You are what you did!






Share: