22 December 2015

Nunukers (part 1)

Senin, 21 Desember 2015

Hari ini kami berencana untuk bersilaturahim dengan beberapa stakeholder di kabupaten Nunukan. Seperti yang sudah disampaikan pak Akhmad semalam, kami akan dijempu oleh pihak diknas pada pukul 8 pagi. Hal yang tidak disangka-sangka, hampir semua dari kami bangun kesiangan :'D mungkin karena terlalu lelah, jadi apapun itu tidak peduli. Saya saja pun demikian, bahkan sama sekali tidak mendengar gempa yang menurut teman-teman yang lain semalam terjadi. Oh jeeee -,- padahal gempanya cukup besar dan lama, kalo pas lihat di berita sih 6,1sr guncangannya. Alhamdulillah tidak terjadi apa-apa dengan kami. Tapi sih sungguh bahaya sekali kalo terus-terusan seperti ini :(((

Also, jam 8 pagi pun kami sudah siap dan sebelum cabut kami sarapan dengan sup singkong. Saya penasaran, karena bentuk supnya kental karena dicampur dengan tepung kanji, telur dan bumbu sup, dimakan dengan pastel isi, orang Kalimantan sendiri mempunyai nama istilah dari pastel ini (tapi saya lupa namanya apa :(((( nanti kalo ketemu si Ibu yang membuatnya saya tanyakan lagi :D rasanya enaaakk dan pokoknya lecker lecker lazis :D

Kami menunggu jemputan cukup lama, karena si bapak masih ada pertemuan di kantornya. Tepat sekitar pukul 9:30 kami pun menuju ke kantor kepala diknas kabupaten Nunukan. Perjalanannya seru, jadi kantor kepemerintahan di Nunukan sendiri letaknya memang cukup jauh dari pusat kota. Kenapa? Karena pemerintahnya masih peduli dengan ekonomi rakyatnya, kata kak Yori yang mendengar dari si Bapak "kalo nanti kantor pemerintah di pusat kota, kasihan tukang angkotnya nggak bisa berkembang. Nah, makanya kami memutuskan untuk di sekitaran sini, supaya mereka juga punya penghasilan dari masyarakat yang akan ke kantor pemerintahan". Gile gileee mantep deh pokoknya, salut banget ((tepuk salut)).

Kami pun berbincang-bincang dengan pak Kadis Nunukan, beliau ramah dan mereka sungguh berharap besar buat kami. Pak Bunardi pun sangat sangat mengharapkan, bahwa kami mampu mengubah prospek pendidikan yang ada di Nunukan ini, terutama karakter yang dimiliki oleh guru-guru di Nunukan inj. Kami merasa terharu dan semakin semangat untuk berjuang dan belajar bersama-sama di setiap desa yang akan kami singgahi nanti.

Perbincangan kami berakhir sekitar pukul 12:30, dan kami melanjutkan untuk ishoma. Setelah dari Diknas kami berencana untuk berkunjung ke Polres dan kodim. Alhamdulillah kami diberi tumpangan sama pak Akhmad seharian, bahkan kami naik mobil yang belakangnya terbuka. Karena dari Diknas dipinjamkan hanya 1 mobil, jadi kami memilih mobil bak dan duduk di belakang. Soooooo unique and coooll, karena semua justru pengen duduk di belakang :)))) sampai-sampai para pegawai kantor terheran-heran dengan apa yang dilakukan oleh kami :D :D maklum, kami hanya mengingat kenangan masa kecil kami yang suka naik mobil seperti itu.

Setelah tiba di Polres dengan rombongan ber11, kami benar-benar menjadi pusat perhatian masyarakat sekitar. Bahkan kami dikira orang KPK yang tiba-tiba masuk ke polres ingin menginvestigasi :))) seriusan lah ini, rompi kami cukup membuat para masyarakat sekitar rada ngeri-ngeri takut :))) kami hanya diijinkan perwakilan saja untuk berjumpa dengan kapolsek, yang lain menanti di luar dan bercengkerama bersama (mumpung masih bareng-bareng) hahaha :D nah, tak lupa kami berfoto cyantik dan ganteng dengan pak polisi yang lainnya, sembari mencari jejaring kayaknya boleh :))) maksudnya mah jejaring cari informasi seputar desa masing-masing gitu hehehhe

Lanjuuut lagiii menuju ke Kodim. Pastinya ingat kodim mengingatkan kami dengan secapa, I feels like home :') meskipun secapa begitu, tapi saya merasa saya kembali pulang ke rumah, meskipun hanya 4 hari 3 malam, tapi tapi secapa itu akan selalu terngiang di hati kami. Bahkan setelah kami mengobrol-ngobrol cantik dengan pak Kadir yang merupakan salah satu wakil dari kadim saja, kami masih sempat melakukan binsil :))) si bapak hanya tertawa dengan melihat tingkah laku kami ini hahaha lagi-lagi mumpung kami masih ber10, lakukan hal gila yang kami miliki. 

Perjalanan hari ini kami tutup dengan membeli gorengan oh gorengan. Beli pisang loh, bonusnya sambal kacang. Udah ngerasain makan pisang cocol sambal? Enaaaaakk luar binasah!!! Pisangnya juga demikian :))) well well well, selamat tiduur dan slalu tetap semangat! :D

-vidahasan-

Nunukan, 21 Desember 2015
Share:

21 December 2015

Perjalanan menuju Nunukan

Minggu, 20 Desember 2015

Setelah dari Pegunungan Bintang dan Banggai diberangkatkan, pagi dini hari ini pukul 02:00 kami bersiap menuju ke bandara internasional soekarno hatta dan betapa pun kami akan siap diberangkatkan menuju ke daerah penempatan masing-masing. Kami yang bersisa 30 orang siap menjemput dan memandangi senyum anak-anak di ujung negeri ini, meskipun kami tahu berpisah dari teman-teman yang 2 bulan sudah hidup bersama begitu berat, kami cukup takut untuk bisa move on (entahlah memang 'kami' atau hanya saya saja yang takut tidak bisa move on) yang jelas kebersamaan 2 bulan ini meninggalkan banyak cerita yang sangat menyenangkan.

Masing-masing dari kami memang akhirnya akan fokus pada daerah masing-masing, Aceh Utara, Natuna, dan Nunukan siap untuk melanjutkan perjalanan kami. Kami pun mendoakan satu sama lain, berpelukan, terharu bahagia, dan siap melangkahkan kaki menuju perjuangan masing-masing. Teman-teman Natuna diberangkatkan pada pukul 6 pagi, sedangkan Aceh Utara dan kami Nunukan hanya selisih 5 menit. Rasa dag dig dug mungkin saja menyelimuti kami (atau hanya saya :D), karena kami akan mengadu nasib di tempat yang benar-benar kami belum pernah ke sana. Well, semua akan ada proses, dan dari proses akan ada pembelajaran, jadi hanya jalani, lakukan, dan berdoa saja untuk semua ini. Ikhlas dan sabar adalah kunci utamanya :)

(( show action at Soeta airport))

So, tadaaaaa akhirnya kami ber10 ditambah dengan kak Haiva pun siap menuju lapangan dan gate pesawat kami diberangkatkan. Seriusan awalnya saya masih meraba-raba, apakah benar ini sudah pemberangkatan? Hahaha soalnya seperti baru kemarin dimana, terus sekarang berada dimana itu rasanya seperti dejavu. Tapi mau apa dikata, saya harus melihat realita bahwa hal ini benar adanya hohoho :D pesawat kami ke Nunukan tinggal landas pada pukul 06:40, dijadwal sih jam segitu, tapi entahlah, kami cukup telat masuk ke pesawat. Jadi, sudah ada 6 orang yang sudah jalan duluan menaiki bis menuju ke pesawat, saya dan 4 orang yang lainnya menunggu bis selanjutnya karena masih ada penumpang yang belim masuk ke gate. Cukup lama menunggu, dan kami pun memastikan untuk bertanya "apakah ini bus yang benar menuju ke pesawat GA 562 menuju ke Balikpapan?" Si bapak pun bilang "iya betul mbak, nanti tunggu teman saya yang membawa dokumen baru nanti kita jalan ke sana". Kami pun aman.

Setelah itu, kami pun masuk ke dalam pesawat. Kami sangat excited dan tidak sabar sampai menuju ke Nunukan. Perjalanan Jakarta-Balikpapan ditempuh kurang lebih 2 jam perjalanan menggunakan jalur udara. Kami tiba di Balikpapan sekitar pukul 10:30 WITA, bandara Balikpapan termasuk salah satu bandara yang sudah sangat bagus. Saya pun terlena dengan tatanan dari bandara ini, karena suasanya benar-benar suasana wilayah Borneo. Nah, di bandara kebetulan ada pentas adat yang menggunakan baju adat suku dayak. Mereka, memainkan lagu dengan menggunakan alat musik khas Kalimantan. Kami tertegun dan ingin langsung menyambangi mereka (kebetulan kami berada di lantai 2, jadi kami melihat hanya dari atas). Saya pun mengajak beberapa teman, tapi malah dicuekin :(( dan rupanya kak Ulil sama Isna mau banget turun ke bawah buat menyambangi mereka (yeeeyy jadi ada temen deh). Kami pun berfoto sembari memperkenalkan diri kami ke grup ini. 

Semua orang hanya tersenyum melihat tingkah laku kami dan bahkan mungkin ada yang terkaget-kaget karena dikira KPK (karena rompi yang kami pakai) :D setiap lewat selalu jadi perhatian lingkungan sekitar bahkan sempat beberapa kali ditanyai oleh beberapa orang yang juga penumpang menuju Balikpapan-Tarakan. Kami menunggu di bandara sekitar 2,5 jam, dengan kegiatan kami yang beraneka ragam. Tidur, ngemil, ngobrol, bahkan sepertinya urat malu kami sudah tidak ada lagi karena kami bergulingan di bawah lantai :D :D yang penting intinya kami bahagia dan sangat menikmati perjalanan kami ini.

Pesawat menuju ke Tarakan take off pada pukul 13:05 dengan menggunakan pesawat Garuda GA662. Pesawatnya lebih kecil dari pesawat yang pertama (jelas saja sudah, karena Tarakan nggak sebesar Balikpapan). Perjalanan ke Tarakan sekitar 1,5 jam via udara, meskipun bandara internasional, tapi bandara ini nggak sebesar yang kami bayangkan :D well, yang penting bisa ke Nunukan dimanapun kami transit. Kami langsung memindahkan barang-barang bagasi kami, karena pesawat yang akan kami tumpang dari Tarakan-Nunukan lebih kecil dari kedua pesawat sebelumnya. Pesawat kami menuju ke Nunukan adalah pesawat lokal yang masih menggunakan kipas di samping kanan kirinya, namanya pesawat Kalstar. Sebelumnya saya sudah melihat pesawat ini di Balikpapan, dan iyaaaa ampuuun memang 'unyu' sekali. 

Kalstar jika dijadwalkan akan diberangkatkan pukul 16:20, kami harus menanti kembali sekitar 1,5 jam dan kami sempatkan sholat dhuhur-ashar. Sembari menanti rupa-rupanya pesawat kami delay dengan waktu yang tidak dapat ditentukan. Meskipun demikian, kami memang benar-benar menikmati perjalanan. Tidak peduli mau delay pun yang penting kami bersama (saya mulai baper pemirsaaaaahh hahaha), iya karena kebersamaan kami ber10 akan berakhir beberapa hari saja, karena kami akan dipisahkan dan menuju ke desa kami masing-masing.

((Inilah seonggok pemuda yang terdampar di bandara Tarakan))


"Perhatian-perhatian, kepada para penumpang Kalstar silahkan masuk ke pintu nomor 4" ucap bagian informasi. Waaa akhirnya setelah hampir 2 jam terlantar di bandara Tarakan, kami bersiap menuju ke Nunukan. Wajah kami berseri karena sudah tidak sabar menanti tiba di sana. Ketika kami akan masuk ke dalam pesawat petugas menyampaikan "free seat" kami sempat tertegun karena free seat. Dalam benak kami, free seat berarti bebas tempat duduk dimanapun berada, jadi setidaknya kami bisa ber10 duduk bersama. Sesampainya akan memasuki pesawat, Bagja bilang "ayok ayok cepet masuk. Biar dapet tempat duduk" -- "loh? Ini free seat kan?" -- "iya free seat. Tapi tetep harus cepet-cepetan, makanya itu bebas tempat duduk" -- "nah tak kira bebas tempat duduk itu bebas milih dimanapun yang penting kan kita berangkat semua" -- "nggak, bebas tempat duduk itu tetep cepet-cepetan, kalo nggak dapet ya berarti nunggu lagi pesawatnya" -- "setdaaaahhh" lalu kami bergerudukan langsung masuk ke dalam pesawat, karena hanya dibatasi 89 penumpang. Oh jeeee...

Alhamdulillah, kami ber10 plus kak Haiva berangkat bersama-sama. Gile gile aje, kalo ada yang berangkat paginya atau berangkat menggunakan kapal :D :D :D ajeee gileee lah pokoknya, pengalaman pertama yang sangat mengenaaang bangett. Perjalanan Tarakan-Nunukan hanya sekitar 20-30 menit. Awalnya saya sempat takut dengan getaran yang ada di pesawat Kalstar, bayangkan pesawat Balikpapan-Tarakan saja getarannya sudah macam begitu, apalagi Kalstar yang hanya menggunakan baling-baling kanan kiri saja. Hmmmm cukuplah was was saja :D

And theeeennnn.... Yeeeaayy! Nunukan, Nunukan, Nunukan oyeeee :D kami benar-benar sooooo excited dan tertawa lepas sesampainya di bandara kecil ini. Yell yell kami pun tak lupa kami alunkan, sungguh sudah tak ada urat malu karena hampir semua orang melihat tingkah laku kami dan bertanya-tanya siapa kami ini :D :D :D sungguh kebahagiaan kami sampai di Nunukan adalah suatu rasa syukur yang tak ternilai, karena tempat inilah yang nantinya akan menjadi tempat kami bersemayam selama setahun, dan tempat inilah yang akan menjadi tempat baru kami untuk bernaung. Kami dijemput oleh sekretaris diknas Nunukan dan bagian pengelolaan pendidikan dasar di Nunukan, pak Akhmad dan pak Bunardi. Barang-barang yang kami bawa sempat membuat beliau-beliau terkejut, karena beliau lebih tertegun memandangi pelampung kami :D :D :D --sudahlah pak tidak apa, begitulah adanya-- hehehhe

((Bandara Nunukan))
Kami diantar menuju ke hotel tempat kami menginap yang bernama Sumber Mulya yang letaknya tidak jauh dari alun-alun kota. Di perjalanan kami pun bercengkerama tentang kabupaten Nunukan ini. Kami lekas beberes dan mandi (berasa sudah lama banget nggak mandi) setelah itu, ngobrol-ngobrol cantik dengan pak Akhmad dan pak Bunardi sambil makan malam di warung semacam Lamongan (ketemu lagi warungan Jawa di Nunukan) :D

Setelah makan malam, kami pun langsung ingin berkeliling kota Nunukan. Pak Akhmad bilang, ada pasar malam, dan kami hanya tinggal berjalan lurus saja sampai ujung. Kami pun mengikuti yang disampaikan oleh beliau, rupa-rupanya dalam perjalanan kami cukup tersesat karena sepanjang jalan kami tidak menemukan adanya pasar malam. Kami kira justru pasar malam adalah pasar yang dibuka ketika malam hari yang berada di alun-alun kota. Mengitari berkali-kali tak jua ditemukan akhirnya kami menyerah dan menuju ke hotel. Ohya ada pemandangan seru ketika malam hari, jadi nih di atas kabel-kabel listrik berjejer burung-burung banyaaaak banget di sana. Nah, saya kira itu adalah miniatur burung yang dipajang di sana. Pikir saya, sempet kali warga di sini memajang miniatur burung di atas kabel?. Tapi selidik punya selidiik rupanya itu burung aseli yang berjejer di atas kabel sana, karena kata pak Akhmad itu adalah rumahnya mereka masing-masing.

Well, perjalanan di hari pertama kami telah usai dan saatnya pun kami beristirahat dengan tenang. Tetep semangat kawan dan jangan lupa selalu bahagia :* 

-vidahasan-

Nunukan, 20 Desember 2015
Share:

19 December 2015

Menjadi PM

Setiap perjalanan mempunyai cerita masing-masing. Seperti saya, yang pastinya memiliki cerita yang berbeda dengan 49 pengajar muda lainnya. Jujur, sangka tidak disangka saya patut bersyukur sekali karena dapat disandingkan dengan pemuda-pemuda yang luar biasa, yang mempunyai prestasi segudang, dan daku mah apa dibandingkan mereka yang luar biasa sekali (ngomong gini mah mesti ada yang protes). Tapi seriusan, saya nggak bohong dengan apa yang saya lihat itu adalah hal yang saya rasakan. Namun, karena energi dan semangat 49 pengajar muda yang lainnya, membuat pengaruh besar dalam hidup saya ini saya pun merasa bahwa kita hidup untuk siapa? Buat apa? Dan bagaimana menjalani hidup? Jika ditanya, kenapa saya jadi pengajar muda? Jawabannya is simple karena memang sudah ditakdirkan untuk jadi pengajar muda :)

Ke 49 yang lain adalah teman-teman yang tersebar dari Aceh hingga Kendari (paling jauh). Dari berbagai macam jurusan dan beberapa Universitas ternama di Indonesia. Mengenal mereka adalah sebuah kebanggaan tersendiri yang seriusan sulit untuk saya ungkapkan. Kami akan disebar di 5 Kabupaten Aceh Utara, kepulauan Natuna, Nunukan, Banggai dan Pegunungan Bintang. Masing-masing Kabupaten akan terdiri dari 10 pengajar muda dan kami akan di sebar di 10 desa. 

2 bulan kami bersama, suka duka yang kami rasakan pun telah kami lewati. Awalnya muncul ego-ego yang tak dapat diredakan, masih saja menjadi pemicu, masih saja seperti sebuah perlombaan bahwa dirinyalah yang paling hebat daripada yang lain. 2 bulan di camp kami digembleng karena tujuan kami sama yaitu menggerakan pendidikan di Indonesia untuk lebih baik lagi. Lambat laun, tujuan itu pun menyatu dan kami menyadari bahwa kami ada di sini untuk Indonesia. Pesan pak Anies adalah it's not about me or you, it's about us. Ini bukan masalah tentang diri kamu atau saya, tapi ini tentang kita yang mempunyai tujuan yang sama. Maka, janganlah kalian menjadi sombong.

Kawan, mungkin saya memang seperti ini adanya. Maafkan jika saya belum bisa maksimal bercengkerama dengan kalian. Bukan maksud tak peduli, tapi beginilah adanya saya, terima kasih karena kalian telah memahami dan menerima saya apa adanya. Saya belajar banyak hal dari diri kalian, dari semangat dan energi kalian yang terpancar bahkan akhirnya sekarang memancar ke dalam diri saya. Saya yakin, energi itu akan sama ketika setahun ke depan telah usai, karena energi kalian positif. Bahkan bapak saya pun tadi siang mengatakan "bapak jadi nggak merasa khawatir karena teman-teman Vida mempunyai energi dan semangat yang luar biasa. Terpancar dari wajah mereka yang tidak terlihat berat". :)

Perjuangan kita ber-50 telah dimulai, our adventure is beginning. Our journey would be release from today. Kalian (kita) adalah harapan, semoga apa yang kita cita-citakan dapat kita laksanakan dengan sebaik-baiknya. Ingat kata pak Hikmat bahwa (1) letakkan cita-cita di dalam loker, anggap saja langit itu adalah loker karena membukanya tidak membutuhkan kunci, hanya pandangi langit saja ketika kita merasa jenuh dan galau; (2) pandangilah cakrawala, karena di cakrawala itulah terbentuknya cita-cita kita, jangan merasa ragu untuk terus memandangi cakrawala itu; (3) ingatlah ke matahari, karena matahari memancarkan sinar semangat untuk kita ketika kita merasa lelah.

Sekali lagi, semangat berjuang, selamat mengabdi di sekolah dasar masing-masing. Buatlah anak-anak Indonesia di negeri ini bangga pernah diajarkan oleh kalian (oleh kita), semoga kita menjadi inspirasi untuk mereka.


Jakarta, 19 Desember 2015
-vidahasan- 
SDN 005 Sebatik Tengah desa Sungai Limau kabupaten Nunukan
Share: