17 November 2019

Allah stay by your side

The Power of Allah stay by your side.

---
after a months I break from my writing daily routines. I'm feeling not well. I didn't know why. May be, I have to break from some physically activities.

Sometimes, I'm just feeling sick of all, what was doing in my daily life. But, I know that Allah is dislike with people who do not doing anything in their life. Allah is dislike that we can not to struggle for their life, why? Because Allah help us always every minutes, every hours and everytime when we always pray to Him. I know, that nobodys perfect. I'm just human that want to be good people and do what Allah said in His Qur'an. 

I know, right now I'm so stuck of my life. it's because I'm feeling so far away from Allah. He knew everything about me, He knew what a problem I have now. That's why, He gave me this problem, so that I can come more and more to Him. It's so difficult things, I cannot to control my self. Ego is a thing that can not to control, that's mean we have to more learn and learn to control ourselves. How come? Yap! You can controll it my dear. There is Allah that would help you, believe in yourself that Allah always stay by your side.

Don't be panic, don't be afraid. We know, that He never leave us alone. You have to make stronger your Iman and Taqwa. Of course, with prayer. Pray is a strongest thing if you need something, if you need peacefully, and if you need some energy. Take out your worries, take out your sadness, and take out all negativity in your mind with prayer.

Without that, we are feeling so pity. Feeling like you don't have anyone in your life. Pretend your self that you're a special human that Allah created. You're special human that Allah gives some mission to live in the earth. That's mean, Allah really trust you people, that you can anything because of Allah.

Guys, in my religion said that Allah give everything to His human, but when we're make strongest our Iman and Taqwa.

Bismillahirrohmanirrohim...

You're the beautiful people that Allah created
So don't punish yourself if you can not do something what Allah wants
Just be yourself, just be the good people
Allah will always stay by your side.


-vidahasan-
Share:

Catatan Akhir Tahun 2018

Mungkin, kau akan terheran-heran kenapa tetiba saya menulis dua kisah dalam waktu yang hanya berjarak beberapa hari ini...

"Vid, harusnya yang 2017 kan udah lewat. Ngapain ditulis-tulis lagi?"

Bahwa sesungguhnya di tahun 2017 saya belum menuliskan refleksi saya. Maka, mumpung saya masih ingat dan memang harus bersusah payah mengublek memori tapi begitulah adanya yang saya ceritakan. Semoga kau bisa memahami tulisan-tulisan saya di blog ini yaaa dearest friends :)

Flashback Tahun 2018

Bisa dibilang bahwa tahun 2018 merupakan tahun yang penuh dengan kesemrawutan. Why?  Karena di tahun ini saya merasa masih banyaaak sekali kekurangan. Ealah wajar sih namanya juga manusia, suka melakukan banyak kesalahan. Tapi, saya bersyukur meskipun di awal tahun, saya dan Bagja berpisah tempat tinggal hehe karena ingin berdikari sendiri-sendiri kami bisa melewatinya #tjiee kek apa aja kaan berpisah heheh

Masih dalam suasana back to school masih sama. Mengajar dan mengajar... Tapi ada satu harapan yang kemungkinan ada dan inshaAllah tercapai. Di tahun 2017 ini saya bergabung bersama dengan Bagja untuk membuat satu tim menjadi pengelola rumah baca. Yap! Rumah baca ini, didirikan di rumah Bagja sendiri di daerah Ciomas, Serang, Banten. goalnya apa dengan sama-sama mengelola rumah baca ini? Setelah kami berdua berkisah satu sama lain akhirnya kami menemukan benang merah. Ya! Kami ingin kembali turun lapangan dan melakukan apa yang bisa kami lakukan. Meskipun memang masih belajar dan masih banyak sekali kekurangan.

Let me to tell about this...

TBM Anak Desa

Taman Baca Masyarakat Anak Desa yang didirikan pada tanggal 8 September 2017 adalah salah satu taman baca yang diinisiasi oleh teman saya Siti Bagja Muawanah.. Bagja tinggal di kampung, yang kebanyakan penduduknya adalah berkebun dan anak-anaknya mengikuti jejak-jejak orang tuanya. Kampungnya bernama Kp. Kuluk Leugeut, Desa Siketug, Kec. Ciomas, Serang, Banten. Saya salut sama kedisiplinannya mengenyam pendidikan tinggi. Mindsetnya berbeda dari anak-anak desa lainnya, sehingga bisa jadi motivasi untuk anak-anak di desanya. Kenapa demikian?

So, menurutnya sekalipun dia anak desa, tapi harus tetap bisa sekolah dan menjadi sarjana. Karena dengan mengenyam pendidikan akan membentuk kepribadian seseorang selain dirinya punya wawasan yang luas kan? Ibarat kata, juragan angkot yang tak berpendidikan baik, karena bisa memberikan nafkah keluarganya, tapi akan lebih baik lagi jika juragan angkot yang berpendidikan. Karena, dengan juragan angkot yang berpendidikan, dia bisa mengajarkan ke anak-anak bahwa ada banyak hal-hal yang perlu kita pelajari di dunia ini. Juragan angkot yang tidak berpendidikan, kurang bisa merespon secara baik bagaimana menyelesaikan sebuah masalah.

Diriku bahagia bisa tergabung dan bahkan mengenal adik-adik di Ciomas. Dari mereka ku belajar bagaimana rasa bersyukur dan rendah hati, bagaimana rasanya berjuang untuk terus mengejar mimpi... Kami menginisiasi kegiatan Ramadhan Camp dan Kelas Cita-Cita. Dari inisiasi tersebut, terbentuklah JAI Foundation yang terdiri dari aku, Bagja, Mubin, Ihfal dan Bu Faiz. Atas dasar apa tiba-tiba mendirikan sebuah yayasan? Atas dasar bahwa kami ingin sama-sama memberikan manfaat untuk orang lain.

Dana setiap kegiatan kami dapatkan dari donatur yang berbaik hati menyisihkan sebagian rezekinya. Bahkan, mereka pun tak tanggung-tanggung dalam jumlah yang lumayan. Alhasil, dari proses itulah kegiatan kami alhamdulillah selalu diberi kelancaran, bahkan beberapa sudah menjadi relawan untuk kami.

Bu Faiz selaku pembina yang dengan sigapnya slalu menjadi penengah di kala kami berempat mulai bersitegang.
Ihfal si adik bungsu yang paling sering bilang"hayuk kak" kita laksanakan serta rela berwira-wiri demi kelancaran kegiatan.
Bagja dengan ketangguhannya mempersiapkan segala kegiatan dan tak pernah berputus asa selalu memberikan positive vibes.
Mubin dengan ide-idenya yang luar biasa dan inisiatifnya untuk kelangsungan program-program yayasan kami.
Serta diriku yang seringkali ikut mengalir dalam arus yang penting kerjaan selesai meskipun seringkali keluar deadline hehehhe...

Di tahun 2018 ini juga bergabung dengan tempat ngaji yang MashaAllah pergerakannya. Hawanya jadi lebih sering deket sama Allah.. Adem dan tenaaang banget rasanya. Tapi, namanya berproses adakalanya futur itu selalu ada kan yaa hehe.. Pada dasarnya jika kita ingin berubah, lakukan terlebih dahulu hal-hal yang kecil. Maka, inshaAllah hal besarnya akan menyusul dengan sendirinya. MashaAllah yaaa...


Then, you have to improve yourself yaaa.. don't be afraid if you wanna do something. Let Allah help you always. Because He never let you alone guys :)


-vidahasan-
Share:

5 August 2019

Jangan Lupa Bersyukur

Haii dear friends,
Asslamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Waaah lama banget yaa nggak nulis-nulis lagi nih di blog. Aku yakin sih lebih banyak yang tertarik menonton vlogger-vlogger di youtube daripada membaca di blogger. But, let me see siapa yang akan bertahan untuk tetap nge blog hehehhe.. Karena ngeblog aja uda sangat jarang sekali sepertinya, jadi aku masih lebih memilih ngeblog. Why? karena prakata dalam tulisan banyak sekali mengungkapkan rasa dibanding harus menampilkan sebuah drama. :')

Nah, kali ini aku ingin menulis tentang yang rasa syukur.

Iya, jadi kemarin 4 Agustus I'm getting older and alhamdulillah Allah still loving me until this day. Dia masih beri aku nafas, masih diberikan segala kenikmatan meskipun sehari sebelumnya ada drama yang mana Allah aja masih sayang sama aku. Di tengah kegundah gulanaan diri ini, di umur segini masih gini-gini aja. Di umur yang seharusnya (mungkin) banyak yang bertanya-tanya tentang "pendamping hidup" di umur yang seharusnya sudah bisa lebih banyak berkarya, namun berasa waktunya kebuang sia-sia karena terlalu nyaman dengan zona. Tapi tetep yaaa... Ada doa yang disampaikan oleh Bapak dan Mama serta beberapa teman. Terima kasih sudah mengingatnya, mengingat hari dimana aku dilahirkan, mengingat hari dimana aku harus bisa menjadi lebih baik terus-menerus dan mengingat hari dimana ada doa-doa yang tercurahkan.

Lalu apa targetnya? Targetnya tidak banyak seperti sebelum-sebelumnya, hanya minta sama Allah selalu diberi kesehatan, keberkahan dan menjadi pribadi yang lebih baik bahkan kalau bisa lebih bermanfaat untuk orang di sekitarku. Lebih banyak bertafakur karena dengan demikian lebih banyak bisa berefleksi ke diri sendiri. Jadi, minta doa dan saling mendoakan ya teman-teman supaya Allah slalu beri kita kemudahan dalam setiap urusan kita. Aamiin Allohumma Aamiin :')

By the way nih ngobrolin masalah bersyukur, dua hari ini ramai sekali orang berbicara tentang masalah listrik padam karena gempa. Tenaaang dear, di balik segala musibah ada hikmah. Meskipun memang akhirnya jadi porak poranda. Mungkin karena kita belum siap yaa dengan segala kondisi yang secara tiba-tiba demikian. Padahal itu bisa saja terjadi loh sekalipun kita belum siap dengan segala kondisi. And how about me?

Aku dari kemarin udah pasrah aja. Mau listrik padam juga mau gimana lagi? Mau bilang sama siapa? Mau protes sama siapa? Yauda disyukurin aja karena masih bisa tidur dengan lelap meski listrik mati hehehe masih bisa ngecas Hp pake power bank meski sinyalnya naik turun nggak jelas. Masih bisa makan, meski listriknya mati (ya kan kalau lapar tinggal makan aja, ngapain nahan lapar sampe listriknya nyala? hehehe) Paling penting, aku yakin di balik kegemparan kita ada orang-orang di balik layar yang berusaha bekerja untuk bisa menstabilkan kondisi demikian kan? Ada orang yang berjuang untuk memperbaikinya. Jadi, tak perlu banyak mengeluh... 

Ini sekedar flashback di tahun 2016, saat awal-awal masih ada di penempatan daerah pulau Sebatik, Kalimantan Utara. Aku ditempatkan di daerah yang desanya saat itu belum terjamah oleh listrik. Mungkin sekitar 4 bulan lamanya mau ngecas barang-barang elektronik aja susah, adanya hanya sekedar menggunakan jenset. Bahkan, Bapak piaraku tak punya jenset. Maka, kita berkumpul di bawah terangnya rembulan sambil melihat bintang dan MashaAllah yaaa... masih ada kehidupan kok hehehe apalagi dari atas rumah orang tua piaraku bisa terlihat kota Tawau, Malaysia yang lampunya berkelap kelip. Di situ saya merasa sedih...

Di saat di pulau Jawa penerangan sudah ada dimana-mana, apa kabar dengan saudara-saudara kita yang ada di daerah? Terus kemarin aku flashback dengan kehidupan di penempatan doooong... makanya yaa seakan yaudalah yaa nanti juga bakalan hidup lagi kok, nanti juga bakalan balik normal lagi dong. Toh ini hanya sehari atau dua hari aja, nggak sampai yang bertahun-tahun kan? Hehehe

Belajar untuk menerima segala kondisi itu perlu rupanya. Saat ini aku malah sedang merasa nge-down dengan sebuah kondisi. Makanya, belajar untuk bersyukur juga perlu karena bersyukur itu adalah salah satu cara untuk bisa menerima segala kondisi. Aku kurang bersyukur kali yaaa makanya kurang rasa bahagianya.. Doain aku ya teman-teman semoga selalu bisa bersyukur dengan segala kondisi biar bisa ikhlaaaas dan bahagia :D

Well, itu aja deh yaa. Ini bukan curhat sih tapi ini sebuah refleksi yang harus aku lakukan. Supaya oh supaya aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagiiii...

Jangan lupa selalu bersyukur yaaa dear...

Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

-vidahasan-


-Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat".-
(Q.S Ibrahim: 7)


Share:

1 January 2019

Melihat Mundur (2017)

Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatu,

sesungguhnya postingan ini hanya mau memberikan sebuah refleksi di dua tahun ke belakang. Kenapa dua tahun belakang? Karena eh karena saya sama sekali tidak mentargetkan apapun di tahun 2018 kemarin. Rasanya sediiiih karena tidak ada refleksi di tahun sebelum tahun 2018. Padahal, seringkali saya selalu membuat wish list setiap tahunnya dan emang apapun yang kita tulis, kalau kita usahakan ujungnya pasti akan terjadi. We'll see it yaaa..

Tahun 2017

Di tahun 2017 merupakan salah tahun penjajakan saya ke ranah pekerjaan yang lebih serius. Karena selama tiga tahun terakhir sebelum tahun 2017, saya melakukan beberapa perjalanan yang menjadikan diri saya selalu belajar bagaimana melewati setiap masalah demi masalah. Dari sejak lulus kuliah di tahun 2013 hingga 2016. Yaaap, and I thought, that I was just let it be with the time in 2017. Setelah kembali dari penempatan di kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, sebenarnya ada beberapa wish list yang ingin saya capai. Salah satunya adalah kembali mengajar bahasa Jerman di salah satu kursus bahasa Jerman hits di Indonesia, yaitu Goethe Institut Indonesien.

Tapi, Allah berkehendak yang lain. Pada akhirnya bulan Februari saya ditawari untuk menjadi seorang travel consultant di Yogyakarta. Prosesnya begitu cepat dan saya tertarik kembali mencoba hal baru lagi. Saat itu masih dalam masa percobaan selama tiga bulan. Saya ingat, dari bulan Februari akhir hingga bulan Juni. Tugas saya saat itu adalah menjadi translater itinarary journeys dari para turis yang ingin berwisata ke Indonesia menggunakan agen kami. Nggak tanggung-tanggung, karena harus menerjemahkan dari bahasa Inggris ke Bahasa Jerman. Beraaaaat sejujurnya... apalagi saya sudah selama setahun terakhir tidak menggunakan bahasa Jerman saya.. Kagoook rasanyaaa... Tapi eh tapi seru menjadi seorang travel consultant, karena akhirnya bisa tau bagaimana membuat sebuah itinerary journey para turis yang akan berlibur... Ilmu baru lagi ini mah namanyaaa :')

But, I did'nt continue this work. I resigned in about June. Setelah dijalani rupanya pekerjaan ini tidak sesuai dengan impianku hehehhe... Enak siih bisa jalan-jalan, tapi mashaAllah orang-orang di dalamnya udah pada punya pengalaman dan saya masih nol pengalaman dengan hal semacam demikian. Jadi rasa minder karena ilmunya belum seberapa seperti teman-teman satu kantor. Qodarulloh, saya resign juga nggak cuma-cuma. Di samping saya kembali belajar bahasa Jerman di kantor, saya juga sempat dipertemukan dengan tim dari Deutsche Zentrum dan Lembaga Indonesia Jerman. Jadi, makin nambah ilmu lagi kan setelah setahun nggak praktek bahasa Jerman.. Karena diharuskan untuk berbincang menggunakan bahasa Jerman di dua tempat ini.

Daaaan kembali Allah tunjukkan jalannya, karena passion saya rupanya lebih ke mengajar anak-anak tingkat SD. Akhirnya, saya melamar sebagai guru di salah satu sekolah di Jogja, sempat ikut interview dan psikotest, but I failed it. It's ok, that was not yours. Saya kembali mencari pencerahan sebelum saya benar-benar keluar dari travel consultant ini. Maksud saya, supaya ketika nanti saya keluar saya bisa langsung dapat pekerjaan. Then again, takdir Allah kembali. Saat saya pulang ke rumah, saya cerita dan ngobrol dengan bapak ibu, "gaweane mboten cocok kalih Vida pak. Pengen ngucali sing liyane mawon" (pekerjaannya belum pas sama Vida pak, mau cari yang lain). Pernah di tahun ini sebelum memutuskan meninggalkan Jogja, saya mendaftar kembali menjadi wartawan di media cetak di Jakarta. Tapi sama saja, saat itu belum berhasil. Itu adalah hari terakhir saya sekalian meninggalkan Jogja saat mengikuti walk interview di Jakarta. Tapi, pas di saat bersamaan teman saya mengabarkan bahwa dibutuhkan guru bahasa Jerman di SMA Al Azhar Jogja... saat itu rasanyaaaaa ya Allah.. udah di kereta dan pengen balik lagi rasanya. Seriusaan.. Tapi lagi-lagi ya, Allah belum memberi izin saya untuk menjadi seorang wartawan hehee...

And Finally, after lebaran teman saya menginformasikan bahwa ada lowongan guru di salah satu sekolah swasta di Jakarta. Saya kembali mencoba dan ingat pesan bapak "Vida, kalau memang mau kerja di Jakarta coba fokuskan aja cari kerja di Jakarta. Jadi, jangan cari di tempat yang lain. Tempat yang lain coba aja dijadikan sebagai alternativ kalau di Jakarta memang belum ketemu" MashaAllah... Doa bapak diijabah, alhamdulillah saya lolos interview dan keesokan harinya langsung taken contract for a year. Percobaan maksimal selama satu tahun, kalau mengajarnya bagus akan diangkat menjadi pegawai tetap.  :)

Prosesnya yang ini juga begitu cepat. Memang, Allah itu sayang banget yaa sama kita. Meskipun, saya juga masih suka lalai tapi, Dia tetap ajaaa kasih apa  yang kita mau. Saya sediiiihhh bahkaaan merasa kurang bersyukur dengan apa yang dikasih sama Allah :(( (Astaghfirullohaladzim))... And I'm a teacher now! 

Di tahun pelajaran 2017/2018 saya mengajar sebagai guru kelas dua. MashaAllah... luar biasaaa sekali tantangannya heheeeh.. alhamdulillaaah ada partner yang udah punya banyak pengalaman dalam hal mengajar. Jadi, bisa sharing bagaimana cara melayani anak-anak terutama juga emak-emaknya hehehhe... Banyak kejadian yang tidak terduga saat pertama kali mengajar dan menjadi guru di sekolah swasta se-kece ini. Mungkin, karena rata-rata mereka adalah orang punya jadi lebih ke pengembangan karakter anaknya yang berbeda dan meladeni anak-anak plus orang tuanya. :')

Tapi, tenaaaang... saya belajar banyak hal dengan begitu. Perbedaan jelas signifikan antara sekolah di daerah 3T dan sekolah di kota besar. Dari perlakuan, pembelajaran, sikapnya dan lain sebagainya. Maka, saya harus lebih belajar banyak lagi dan harus bisa move on karena bukan mengajar di daerah lagi hehhhe... Alhamdulillahnyaaa dapat partner yang super sabaaar dan selalu jadi panutan saya selama di belajar di kelas dua ini. Teman-teman baru pun juga seruuu dan seringkali kami bercengkerama bersama.

Well, targetan di 2017 masih ada lagi... salah satunya ingin memperdalam ilmu agama. Rasa-rasanya masih sangat minim agama saya, maka saya harus mengasahnya. Akhirnya saya seringkali ikuta kajian bulanan ustadz Yusuf Mansyur dan AA Gym di masjid Istiqlal sembari mencari kajian yang lain yang lebih intensif. 

Oh iya, selama satu semester saya satu tempat tinggal bersama dengan Bagja. Bagja adalah teman satu penugasan ketika saya juga berada di Nunukan. Kaaann.. Allah takdirkan kembali bertemu dengannya setelah sempat dikira akan berpisah dan akan jarang berjumpa. Apalagi, setelah penugasan dia mendapat tugas kembali di Aceh dengan mengikuti program yang lain. Alhamdulillaaah... saya bisa juga belajar banyak darinya, dari target-target hidupnya yang ingin dicapainya :)

Setidaknya di 2017 saya masih merasakan menjadi orang yang masih bisa berbagi dengan yang lain meskipun memang tidak dalam waktu yang lama. Ikut bantu-bantu di Deutsches Zentrum, cari rumah belajar para relawan di pinggiran kali code, jadi pendamping untuk anak-anak yatim saat bulan Ramadhan dan jadi panitia kelas inspirasi Pemalang yang pertama kalinya diadakan di Pemalang. Semacam itu saja membuat diri ini bahagia dan bersyukur sekali bisa bantu mereka demikian... Sekalipun sedikit ilmu, tapi tetap berbagilah ilmunya dengan siapapun...

Kalau ini pertanyaan yang sering sekali diajukan...

Apakah ada target menikah di tahun 2017? Sesungguhnya ada, tapi saya masih bisa menjalaninya secara pelan-pelan dan tidak 'ngoyo' harus ngebet banget nikah di tahun ini. Sudah ada keinginan, namun masih belum dipertemukan sama Allah jodohnya.. Jadi, salah satu target di tahun 2018 adalah menikah. Melihat beberapa teman yang sudah memiliki pasangan dan momongan, ku hanya bisa membayangkan saja saat ini. MashaAllah... Tapi, menikah itu juga butuh ilmu dan persiapan diri. Maka, jika memang sudah menjadi target besarnya saya harus banyak-banyak mencari ilmu tentang pernikahan supaya lebih siap menjalani kehidupan rumah tangga.. Bismillaaaah in 2018... :')


Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh


Semoga apa yang disemogakan menjadi terijabah
Semoga harapan bukan hanya harapan
Semoga Allah mengabulkan segala yang telah didoakan
Semoga menjadi peningkatan iman dan taqwa dalam beribadah



-vidahasan-
Share: