30 September 2015

Hello Berlin (1)

Waaa lama sekali saya menjamah rumah ini kekeke.. sudah saatnya pembersihan dari sarang laba-laba. Maafkan saya karena kesibukan yang saya lakukan (ceileh sibuuuukk) haha iya, sejujurnya karena kemalasan yang tiada terkira, alhasil blog saya yang sedikit kece ini terserang hama yang tak tau bentuk rupanya seperti apa *_* Yasudah yasudah.. Perjalanan kali ini saya ingin menceritakan tentang Berlin, perjalanannya uda lama banget, dari sekitar seminggu atau tepatnya kurang lebih 10 hari sebelum menjelang bulan Ramadhan. Iya itung-itung bonus liburan sebelum tunjangan hari raya hehe.. yuk mari mari check in dulu... :D



Berlin, 2 Juni 2015

Yap! Ini bertepatan dengan hari raya waisak kalo di Indonesia. Saya mengambil cuti selama 7 hari untuk melakukan sebuah perjalanan kembali. Kalau sebelumnya ke Praha melakukan solo travelling, kali ini saya melakukan duet travelling bersama dengan adik angkatan saya yang juga sedang berada di negeri antah berantah juga, Debora namanya (maaf yak Cis, namamu aku pasang Hahaha.. Buat kenang-kenangan je :p). Kami pun berjanjian untuk merancang perjalanan kami dimulai dari tempat menginap, dan tempat tujuan wisata yang akan kami sambangi di Berlin ini. Sejujurnya, kami hanya berkebetulan saja pergi ke Berlin di hari yang sama. Daripada kami berjalan sendiri-sendiri akhirnya kami pun bersama-sama.

Perjalanan ini kami awali dari pertemuan kami di Halte Bus Berlin, karena kami berangkat dari kota yang berbeda. Debora berangkat dari Freiburg, sedangkan saya berangkat dari Mannheim, dan kami berjumpa langsung di Halte Bus Berlin. Namun, yang membuat saya merasa tidak enak adalah keberangkatan saya yang rupanya terlalu sore, sedangkan ke Berlin jarak tempuh hingga 8 jam perjalanan dari Mannheim. Debora justru berangkat lebih awal dari saya, karena perjalanannya lebih lama dibandingkan saya. Waaahh.. jatuhnya dia pun menunggu saya hingga sekitar 2 jam lamanya (selayaknya orang ilang). Ngapunten Cis.. :D

But really thank you for waiting...

Setelah kami berjumpa di Halte, kami pun menuju ke lokasi rumah yang mau menampung kami berdua. Kami menggunakan sistem couch surfing, ini pengalaman saya menggunakan perantara seperti ini. Debora pun yang mencari-cari orang yang mau menampung kami berdua. Saya pun juga mencari, tapi karena mendadak akhirnya lamaran saya sering ditolak oleh mereka. Padahal saya sudah sangat excited dengan komunitas ini. Memang nggak tiap tuan rumah baik, tapi kebanyakan juga baik karena beberapa juga mendapatkan referensi dari orang-orang yang sudah pernah menumpang di sana. Akhirnya Debora yang menemukan satu rumah, pasangan laki-laki dan wanita. Kesalahan kami adalah, kami datang sangat telat sedangkan rumahnya sekitar 15 menit jalan kaki dari stasiun kereta terdekat, hingga akhirnya kami pun tak sempat beramah tamah dengan sang pemilik rumah. Memang agak zonk jadinya, berasa tamu kurang ajar ini, dateng telat, bangunin mereka yang sudah beristirahat :((( Huwaaaa tut mir leid, tut mir leid, tur mir echt so leid :((( das werde ich niemals wieder machen...

Kami menginap di rumah ini semalam, awalnya ingin sampai 2 malam. Namun, karena ternyata bentuk deal Debora ke mereka hanya semalam akhirnya kami nggak bisa menambah hari lagi, malam berikutnya kami pun menyewa tempat tidur di Hostel. Also, setelah kami beberes kami pun sudah dipersiapkan sofa tidur dan dipersilahkan untuk beristirahat. Kami pun tertidur dengan pulas meskipun ada rasa (seriusan) nggak enak dengan si pemilik rumah. Aseliiii kurang ajaaar hahaha duhlah ya Allah :(((

Keesokan paginya, kami bergegas untuk bersiap diri melanjutkan petualangan hari pertama kami di Berlin. Kami bangun sekitar pukul 6 pagi, dan si pemilik rumah belum bangun sama sekali. Iya tentu saja, jam 6 di Jerman itu masihlah sangat pagi untuk melakukan sebuah aktivitas kecuali memang yang dapet gawe kudu berangkat jam 6 pagi (kaya saya hehe..). Kami berencana keluar sekitar jam 7 pagi, tapi sampai jam 7 kami siap si pemilik rumah belum juga bangun. Mereka bangun dan keluar kamar sekitar pukul 7:15. Well, nungguin mereka siap-siap dulu. Eh, nggak usah ditanya dari jam 6 itu kami mandi pagi apa nggak, kami nggak mandi pagi sama sekali, yang terpenting ganti baju aja udah sama sikat gigi :D mana ada orang tau, kami mandi apa nggak. Perkara mandi atau nggak kan juga nggak terlihat sama sekali sama mereka. Orangnya juga bakalan sama sekalipun mandi, nggak bakalan berubah hahahha (ini apasih cerita beginian -__-) oke dilanjutkan!

Well, jam 8 pagi kami pun akhirnya keluar dan berpamitan dengan si pemilik rumah. Maklum, karena mengejar waktu kami harus buru-buru. heheh tempat pertama yang mau kami raih itu adalah Alexander Platz! Alexander Platz itu semacam tempat tongkrongan buat anak-anak gaul di Berlin, banyak cafe, toko-toko macam H&M, C&A, Primark, dan lain-lain bertebaran di sana. Dari tempat kami bermalam sebenernya tidak terlalu jauh, jalan kaki (30 menit), menggunakan Trem (5 menit), bedanya jauh banget yaa hahaha.. Also, kami pun berfikiran bahwa mending menggunakan Trem menuju ke sana. Pas sampai Haltestelle, nggak ada Ticket Automat di sana. Duhlah scheisse! Kami bertanya dengan orang sekitar, dimana kami bisa membeli tiket Trem. Lalu orang tersebut menjawab, tiket dapat dibeli di Trem saja, karena di Trem juga ada mesin otomatisnya. Kami pun merasa lega, dan Trem pun tiba..

Kami langsung menuju ke mesin tiket otomatis yang berada di dalam Trem. And theeenn... Rupa-rupanya ini mesin nggak bisa dimasukin uang kertas dan harus dalam bentuk receh! Oh Neiiinnn... Uang kami tak ada yang berlogam, semuanya kertas dan dengan jumlah yang lumayan besar. Karena kami tak berhasil membeli tiket, kami pun akhirnya keluar dari Trem di Haltestelle berikutnya. Banyak yang memperhatikan kami *_* malu-maluin mah ini namanya zzz...

Perhatian!
Jadi nih, nggak semua mesin otomatis bisa dimasukkan menggunakan uang kertas. Biasanya mesin yang nggak bisa dimasukin uang kertas termasuk mesin tua (lama) yang belum diganti. Namun, tak perlu khawatir, saya yakin pemerintah Jerman akan mengkondisikan ini dan akan mengganti dengan mesin otomatis baru yang dapat dengan mudah dimasukin uang kertas tak hanya uang logam saja ;)

Nah ini salah satu mesin otomatis yang bisa dimasukkin uang kertas kekek


 Well, next story!

Akhirnya dari Halte tersebut kami pun sepakat untuk berjalan kaki. Anggap saja itu tak jauh dari tempat kami turun :D sekalian kan, kalo yang namanya travelling kalo nggak jalan kaki mah bukan travelling beneran. :D Tapi sukak! Tapi mendung :( yah.. sedikit gerimis, tak apalah, apapun kondisinya tetap semangat berjalan kaki :D

And then.. Tadaaaaaa


 Ini yang biasa disebut sama tempat nongkrong anak muda di Berlin. Di Alexanderplatz ini ada menara TV yang menjulang tinggi itu, dan memang jadi salah satu icon juga di Berlin. Di tempat ini juga ada jam dunia, jadi waktu dari berbagai negara bisa kita tahu dengan melihat jam dunia ini. Oh iya, Alexanderplatz ini juga pusat dari segala pusat kereta, semua Trem, kereta api baik dalam bentuk ICE, IC ataupun kereta regional selalu melewati tempat ini. Istilahnya memang tempat ini mudah dijangkau dengan menggunakan transportasi umum. Nah, karena saking gedenya nih tempat, kami sering muter-muter nggak jelas karena nggak tau arah. Kalo dari segi sejarah mah ceritanya panjang haha saya pun juga nggak ngerti gimana tempat ini dinamai dengan Alexanderplatz hehe :D

Nah, kalo masalah die Weltuhr yang ada di Alexanderplatz ini adalah semacam sebagai simbol jam dunia. Jam dunia ini diresmikan pada tanggal 30. September 1969 (waaaww berarti hari ini tepat 46 tahun dooong hehhe.. penting nggak penting) :D

Die Weltuhr Berlin
Well, selanjutnya saya masuk ke bagian menara televisinya. Menara ini adalah salah satu bangunan yang tertinggi di Jerman, dan bangunan ke 4 yang tertinggi di Eropa. Kebayang tingginya? Iya kebayang banget, saya aja kebayang-bayang sampai sekarang ini, dan pengen ke sana lagi haha tinggi menara ini 368 meter. Di dalamnya ada restoran dan bahkan sebenernya nih, kita bisa kok naik sampai atas menaranya. Tapi ya sayangnya saya nggak naik ke atas, entahlah kudu bayar berapa dan nggak tau bakalan berapa lama ngantrinya -__- Intinya menara TV ini adalah salah satu simbol untuk Jerman (nationales Symbol fuer Deutschland).

Fernsehturm
Nah, dari Alexanderplatz kami beristirahat sekejap di taman belakang dari menara TV ini. Selanjutnya kami menuju ke Berliner Dom. Sebuah gereja Kathedral yang terkenal di Berlin, dan salah satu gereja tertua juga. Tempatnya nggak begitu jauh dari Alexanderplatz. Cukup berjalan kaki sekitar 15 menit, kami pun tiba di Berliner Dom. Penasaran bangunannya? Tunggu yaa cerita selanjutnya.. kayaknya kalo saya cerita semua di satu page bakalan jadi sebuah novel tak terbatas jadinya hahaha ceritanya biar penasaran gitu yang baca! :P


Pemalang, 30.09.2015
--vidahasan--
Share: