26 March 2018

How To Be Great a Muslim(ah)

Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh,


Udah kembali lagi di hari Sabtu. Beberapa bulan belakangan memang saya selalu excited kalau sudah masuk di hari Sabtu. Ada rasa tidak bersabar berjumpa dengan kerumunan manusia-manusia yang super positif di mana saya mendapatkan energi di sana. Mungkin terdengar lebay, namun beginilah adanya. Memang benar ya, jika hijrah itu berat, maka kau perlu untuk berjuang. Bagaiman? Menemukan teman hijrah yang dapat membuatmu lebih kuat dan memotivasimu. Itu yang saya dapatkan di setiap minggunya. :)

Kau tahu betapa Allah memang Sang Maha Luar Biasa. Why? of course. Coba dong, kalau nggak ada Allah, kita juga tidak akan pernah hidup di dunia ini atau bisa jadi dunia ini tidak akan pernah ada. Balik lagi ke dalam tiga pertanyaan yang sangat dasar (Uqdatul Qubra) Darimana Asal Kita?; Untuk Apa Kita Diciptakan?; Akan Kemanakah Kita Nanti? pernah nggak sih terbesit pertanyaan-pertanyaan tersebut? Jika pernah, apakah kau sudah menemukan jawaban atas pertanyaanmu? Kalau saya jujur untuk menjawabnya justru lebih terlena dengan kehadiran dari duniawi sendiri. Astaghfirullohaladzim...

Pernah terbesitkah kita bahwa dunia kita ini benar-benar hanya semenntara? Akan ada peristiwa di mana kita sama sekali tidak akan bisa memperdulikan orang lain sekalipun keluarga terdekat kita. Ada saatnya kita berjuang benar-benar sendiria, bahkan sahabat yang kita agung-agungkan di dunia pun sampai tidak peduli dengan kita. Ya, tempat yang suatu saat nanti kita datangi untuk mempertanggung jawabkan segala tingkah kita selama hidup di dunia yaitu Padang Mahsyar. Di sana kita akan dikumpulkan tanpa berpakaian, tanpa melihat siapa di samping kanan kiri atau depan belakang kita, kita hanya bisa fokus pada kesalahan-kesalahan kita yang pernah dilakukan semasa hidup di dunia.

((Vidaaaa... ini kenapa sih cerita di blognya begitu melulu))

Dear, saya hanya sekedar merangkum pembahasan kajian saya setiap minggunya. Bahasan setiap minggu di kelas intensiv studi islam ini begitu berat buat saya yang baru belajar tentang aqidah dan fikih. Makanya, saya harus merangkum ke dalam tulisan supaya saya bisa selalu mengingat apa yang disampaikan oleh Ust. Sulaiman. Ini sudah empat pertemuan dan di pembahasan ke empat ini membahas tentang Qada dan Qadhar. 

Ketika ditanya, apa sih itu Qada dan Qadhar? Kebanyakan akan menjawab ketetapan dari Allah. But, ketetapan yang seperti apa? Takdir yang sepeti apa? Qada adalah ketetapan Allah yang tidak dapat dirubah; dan Qadhar adalah ketetapan Allah yang bisa dirubah oleh manusia sendiri. Apa benar pengertiannya demikian? Kalau begitu ada takdir yang bisa dirubah oleh manusia itu sendiri? Apa yang saya pelajari kemarin agak sedikit mempermasalahkan perdebatan dalam fikiran manusia saat ini. Takdir itu bisa dirubah loh, iya dirubah karena itu memang kehendak juga dari Allah. Sudah jelas di dalam surat Ar Rad (11) "Allah tidak akan mengubah suatu kaum, kecuali kaum itu yang mengubahnya sendiri". Tapi dear, Allah itu sungguh lebih berkuasa atas apa diri kita. Jika Tangan Allah ingin merubah kaum tersebut, maka terjadilah Kun Fayakun. 

So like Hidayah loh... beberapa orang berpendapat bahwa yang namanya hidayah itu datang sendiri. "Nanti ah pake kerudungnya, menunggu hidayah menjemput. Kalau tiba-tiba kematian yang menjemputmu duluan bagaimana?" Dalam artian Allah itu sudah menyiapkan sebuah hidayah untuk umat-Nya, tinggal diri kita memilih sendiri mau memilih menjemput atau tetap terus berdiam diri hanya menunggu. Terus ada lagi, jika kita menulis, apakah itu kehendak Allah atau kehendak diri kita? For the first time my answer is of course by ourself. Astgahfirulloh... Sombong banget ya sayaaa.. huhu :(

Itu karena kehendak Allah loh kita menulis. Coba kalau Allah tidak menganugerahkan kita tangan, apakah kita akan pandai menulis seperti sekarang? Coba kalau Allah tidak menganugerahkan akal, apakah kita akan berfikir sedemikian rupa untuk menuliskan setiap kata? Mungkin bisa jadi, kita hanyalah diri yang tidak memahami apapun jika Allah tidak menganugerahkan itu semua. Allah keren banget yaa bisa menciptakan manusia sampai benar-benar diistimewakan banget sama Dia. Manusia itu makhlu yang paling Allah istimewakan dibanding makhluk-makhluk yang lain. Makanya, apa tujuan kita hidup di dunia ini kalau bukan untuk menjadi seorang khalifah di bumi dan menjadi hamba Allah yang bertaqwa?

Setiap yang Allah ciptakan itu tidak ada sia-sia belaka. Pasti semuanya kembali lagi bertujuan. Tinggal diri kita memilih tujuan hidup kita di dunia itu apa? Untuk membangkang sama Allah atau mau taat sama Allah. Jika mau taat, Allah sudah menyiapkan hadiah yang super duper istimewa banget buat kita, kalau kita mau membangkang Allah juga sudah menyiapkan yang "istimewa". Karena terpenting adalah Allah memberi kebebasan untuk manusia mempunyai pilihan, tinggal bagaimana kita mempertanggung jawabkan setiap amalan-amalan kita yang sudah dikerjakan semasa hidup.

Eh ini sedikit rangkuman tentang materi KISI di Sabtu kemarin ya tentang Al Qoda Wal Qadhar. Semoga kita semua selalu menjadi hamba Allah yang selalu Sami'na Wa Ato'na.

Wassalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Jika kau tau bahwa kita sangat diistimewakan sama Allah, lalu apa yang harus kita lakukan? Semoga kita selalu menjadi manusia yang Sami'na Wa Ato'na ya dear...
Remember, that you are really special. Whatever your face, your body, or what you have. Allah will always by your side so long you're always remember Him. 
Manusia diciptakan di bumi adalah untuk menjadi seorang khalifah dan beribadah kepada Allah


-- vidahasan --





Share:

18 March 2018

The Way To Believe

Assalamu'alaikum Warohamtullohi Wabarokatuh...

Dear Friends,

semoga Allah selalu memberimu kesehatan dan kenikmatan yaa... Ini adalah sebuah perjalanan hijrah saya yang meskipun memang buat saya masih cukup sulit namun tetap pelan-pelan. Alhamdulillah Allah mentakdirkan saya bertemu dengan teman-teman yang sholeh dan sholehah di komunitas Yuk Ngaji ini. MashaAllah... Melihat mereka antara malu dan mau maju, antara kagum dan takut, antara banyak sekali rasa yang mungkin dimiliki oleh orang yang ingin berhijrah di jalan Allah. Kemarin Sabtu adalah pertemuan KISI bagian ketiga yang menurut saya semakin minggu semakin berat materinya. Materinya sudah masuk ke dalam ideologi Islam. Subhanalloh...

Ada banyak nilai-nilai aqidah dalam islam yang memang saya sendiri pun belum tahu apa saja. Namun setidaknya dengan mengikuti KISI itu rasanya lebih dekat lebih dekat lebih dekat lagi untuk mencintai Islam. Saya ingat sebuah pertanyaan yang diajukan oleh kollega saya ketika saya di Jerman dulu, "Vida, coba deh, apa kamu pernah berfikir kenapa kamu bisa menjadi seorang muslim? Kamu muslim dari orang tuamu, atau kamu muslim benar-benar dari diri kamu sendiri?" Pertanyaan ini hanya bisa saya jawab dengan "Saya mencintai Islam karena orang tua juga  muslim"  jawaban yang buat saya menjadi malu pada diri sendiri.. Astaghfirullohaladzim...

Ustadz Sulaiman, pemateri KISI sempat melontarkan pertanyaan tersebut. Maka, di setiap pertemuan inilah saya menemukan jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan saya. Saya sholat 5 waktu, mengaji, berpuasa tapi apakah sudah ada esensinya menjadi muslim hanya dengan demikian? Menurut saya, ada yang sangat kurang dalam diri saya dengan sekedar sholat 5 waktu, mengaji dan berpuasa. Saya hanya melaksanakan sebagai tanggung jawab seorang muslim saja, tapi tidak tahu apa esensinya. Yang penting bagi saya adalah, saya menjalankan kegiatan tersebut supaya masuk surga. Sudah itu saja... :(( 

Maka Allah itu Maha Baik karena saya dipertemukan dengan komunitas ini. Banyak pengalaman baru yang bisa saya ambil kebaikan-kebaikan yang sudah teman-teman di komunitas ini alami. Dalam Surat Al Imron ayat 110 disampaikan bahwa "kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; diantara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik", maknanya adalah bahwa Allah sudah menjadikan diri kita (umat islam) adalah umat terbaik-Nya, kenapa karena ini berkat dari suri Tauladan kita Rasulullah SAW. Beliau yang begitu mempesona menjalankan tugasnya dengan 4 sifat bukan? Siddiq, Amana, Fathanah, dan Tabligh. 

Maka, dikatakan sebagai umat terbaiknya Allah kita harus bisa mencegah perbuatan-perbuatan yang mungkar yang jauh dari hal-hal kebajikan. Ada 3 hal yang harus kita lakukan untuk mengingatkan saudara sesama muslim kita sekuat-kuanya iman maka lakukanlah dengan tangan, jika tangan tidak dapat maka lakukanlah dengan lisan, jika pun lisan tidak bisa maka selemah-lemahnya iman adalah hanya menggunakan hati. Cukup dirasakan saja dan mendoakannya supaya mereka mendapatkan hidayah dari Allah.

Lah Vid Vid.. baru juga kan ikutan KISI udah sok sok ceramahin segalaa... :')

Dear, saya menulis ini sebagai review diri saya dan mengupgrade diri saya kembali sebagai seorang muslimah. Saya belum menjadi sesholehah seperti yang disampaikan di atas bahwasanya kembali lagi saya juga masih belajar dengan apa yang saya dapatkan di beberapa minggu ini. Sungguhlah saya tidak bermaksud menggurui siapapun, kita masih belajar bersama-sama dalam hal yang memang belum kita ketahui sebelumnya. Manusia punya akal kan? Nah akal itu adalah sebuah potensi yang kita miliki, maka janganlah kita melakukan praduga yang belum tentu benar adanya. 

Bersyukurlah dengan apa yang sudah kita miliki dengan potensi kita, Allah itu Maha Tahu (saya yakin bahwa kau pun tahu), jadi sampai apa yang kita rasa atau kita fikirkan Dia sangat-sangat tahu. Maka, jika pun ada yang baper dengan masalah cinta kembalilah untuk mengingat-Nya. Jangan sesekali kamu terjerumus dengan si virus merah jambu yang sama sekali belum jelas mengarah kemana. Jalinlah virus merah jambu itu dengan Yang Maha Pemberi Rasa, pasti akan lebih barokah.

Jika saja islam membuatmu berat maka ingatlah kau siapa yang menciptakanmu, siapa yang menciptakan alam semesta, ingatlah mengapa kau bisa ada di dunia ini, untuk apa kau ada di sini, dan dari mana datangnya dirimu. Tidak mungkin kan jika kau menjawab "aku datang dari rahim ibuku" lalu ayah ibumu berasal dari mana? kakek nenekmu? Dipikirkan sama-sama yaaa :)

Wassalamu'alaikum Wr. Wb


"Jika Allah memberimu sebuah cobaan bukan berarti Allah membencimu, Allah tidak pernah membenci hamba-Nya loh. Itu tanda bahwa Allah sedang merindukanmu untuk mendekap-Nya. Maka dekatilah Dia, jangan biarkan diri kita semakin jauh. Kau tahu, sekalipun diri kita jauh ada yang selalu setia menanti kehadiran kita. Semoga kita selalu menjadi orang yang selalu berhusnudzon sama Allah" :)


-- vidahasan --
Share:

13 March 2018

Life Muslim in Germany

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

((Cieee Vida lagi rajin nulis nih. Baru kemarin mengeluarkan tulisan lagi di blog sekarang mau launching lagi tulisan di blog. Sregep sregep dah! Hehehe))

Jika boleh jujur, ini adalah sebuah pembalasan di saat dulu-dulu saya jaraaaaaang sekali untuk menuliskan sesuatu dengan rutin di blog. Ingin kembali ke masa, di mana ada tulisan di blog satu tulisan dalam sehari. Kau tahu, ada begitu banyak moment yang harusnya dituliskan yang terbuang tanpa ada bekasnya. Mungkin ada, namun itu pun sangat sedikit. Sedih kan...

Well, semoga saya masih menjaga keistiqomahan dalam menuliskan prakata di blog supaya apa yang saya temui, apa yang saya lakukan dan apa yang lihat tidak menjadi sampah yang terbuang dengan sia-sia belaka. "Ya Allah, bimbing saya untuk menulis kembali. Jaga saya supaya tetap istiqomah dalam menulis, everything what I want to write".

So, saya hanya ingin flashback dengan masa sekitar 3 tahun yang lalu. Lama yaa... Jelas lama, karena di 3 tahun lalu banyak moment yang terbuang yang saya pun hampir lupa untuk menuliskannya di blog saya. Yap! If you wanna know, there is a time who can changes our life, that's why we have to remember our life long ago. Ah bahasa Inggrisnye njelimet, but I've just wanna try to write in english even not all the stories hehehe... Udah ah, nggak selesai-selesai mah ini kalau ceritanya ngalur ngidul.

Oh iya, terkait tulisan saya yang ini selalu banyak yang mempertanyakan ke saya "Vida, how's life muslims in Germany? you are a muslim, right? How can you find halal food there? or how can you to pray 5 times in a day? etc..." pertanyaan-pertanyaan ini sebenarnya cukup begitu mudah dijawab. Well yeaaah... keep calm down! all the questions have an answer.

Jerman merupakan salah satu negara yang berada di benua Eropa, tepatnya di Eropa Tengah. Seperti diketahui oleh beberapa khalayak lain, negeri yang disebut dengan negeri Panzer ini juga banyak transmigran yang berasal dari negara lain terutama negara muslim seperti Turki, Irak, Iran, Maroko, if you know, there is many muslim shops. Hehe...

Kalau di Jerman sendiri beberapa rekomendasi makanan kebanyakan adalah jajanan Turki atau jajanan Maroko. Kalau dulu saya tinggal di kota bernama Frankfurt dan Mannheim. Frankfurt yang termasuk salah satu kota metro di Jerman mah tidak perlu diragukan lagi. Apalagi kota Mannheim yang memang hampir mayoritas orang Turki penduduknya :D Meskipun tidak ada toko Indonesia, namun ada toko Asia yang menjual berbagai jenis rempah-rempah atau produk-produk dari Indonesia sehingga inshaAllah terjamin halalnya. Nah, di Frankfurt dan Mannheimjuga ada resto Turki seperti kebab, lahmacun (sejenis pizza Turki), dan lain sebagainya. So, don't worry be happy to live there ya dear... InshaAllah masalah makanan, Allah mempermudahkan sekali hamba-hamba-Nya kok yang sedang menempuh ilmu di negeri yang minoritas muslim. Rasululloh saja tidak pernah ambil pusing mengenai makanan, jika ada dimakan jika tidak ada beliau berpuasa. (Vid, jangan bandingin sama beliau dong... Saya nggak ngebandingin tapi mengikuti suri tauladannya beliau yang slalu ikhlas dalam menerima kondisi apapun. Why? because he believed that Allah will always help him) :)


Doner Kebab

Kebab Teller
Baklava

Lahmacun

Gambar di atas adalah contoh dari makanan Turki yang 100% halalan food. Ada Doner Kebab yang pakai roti dengan toping salad dan daging lahm (kambing) atau bisa beef (sapi); selain disajikan menggunakan roti, kebab juga dapat disajikan dengan menggunakan piring yang porsinya MashaAllah bisa buat orang teler beneran heheheh... Kalau dessert ada yang namanya baklava yang terbua dari pastry dengan isian potongan kacang yang halus yang rasanya manis-manis legiiiit banget, kalau saya kurang doyan dengan baklava ini karena terlalu manis. Nah, kalau lahmacun sendiri itu biasa disebut dengan pizza Turki, ini really tasty without meat only with tomato pasta. Gambarnya saya ambil di google yaa hehe karena memang saya jarang sekali meng capture makanannya. But wait, masih ada banyak lagi kok selain yang saya sebutkan di atas. Itu hanya umumnya yang sering terjual di streetfood di Jerman. Tapi tidak menutup kemungkinan hanya Turki, dari Maroko, Iran, Indonesia juga ada. Cukup yang perlu diwaspadai adalah restoran Asia yaa.. because we don't know what they cook halal food or not because of gelatine, pork oil or others... Just be careful yaaa if you wanna eat asian foods there :) Kalau saya masih enak masak sendiri karena di sana lebih murah masak sendiri daripada harus beli di tempat makan. Coba dong, sekali beli kau akan bisa menghabiskan kantong sebesar 2-10 euro, padahal jika dibelanjakan bahan 10 euro saja bisa dapat berbagai macam jenis bahan yang bisa disimpan sebagai stock beberapa minggu. Tapi yaa sesekali tidak masalah jika ingin jajan di luar, but you have to be careful yaaa for food choice :D

How about with tolerant, mosque, or if we want to pray during work? Let me write in the next chapter :)

Wassalamu'alaikum Wr. Wb


"Sungguh Allah akan memberi kemudahan bagi setiap insan yang selalu bertaqwa dan selalu tetap berada di jalan-Nya. Jangan pernah goyah apapun yang terjadi pada diri kita. Don't be panic! Because Allah is always by your side"

Hamburg, Agustus 2014

-- vidahasan --



Share:

12 March 2018

Who Am I?

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Ini cerita saya tentang pertemuan KISI yang kedua. Sebenarnya buat saya di setiap pertemuan itu adalah sebuah keberkahan sendiri. Why? tentu saja keberkahan. Dear, yang namanya ilmu itu kan kita cari bukan kita biarin begitu saja. Lalu apa manfaatnya dapetin ilmu? Masha Allah... Manfaatnya luar biasa banyak sekali. Apalagi seperti saya yang terkadang suka sekali kehilangan arah dan masih perlu banyak bimbingan untuk bisa meraih cinta-Nya. Sungguh saya manusia yang butuh untuk dibimbing, maka jika bukan kita yang mencari ilmunya, terus siapa lagi?

Ada 3 pertanyaan dasar yang sering sekali dipertanyakan oleh kita ini. First is Who am I?; second Where are we come from?; and the last is What is our future?. It's just a simple question, isn't it? Siapa sih sebenarnya diri kita ini? Darimana asal kita? Lalu apa sih tujuan hidup kita ini? Ada yang mungkin merasa abu-abu dengan dirinya sendiri? Saya termasuk masih ragu dengan diri saya sendiri karena saya masih belum tahu goals yang ingin saya capai apa sebagai insan ciptaan Allah. Sedih yaaa rasanyaa...

Bahasan di kelas studi islam Sabtu lalu, cukup membukakan diri saya. Manusia itu, atau kita itu makhluk yang sangat istimewa.. Kok bisa begitu? Kau tahu, itu sudah dituliskan sama Allah dalam Al Quran surat Al Imran ayat 110. Di ayat ini tertulis bahwa "kita (umat muslim) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia..."  Maha Suci Allah yang telah memberikan kuasa-Nya untuk kita. MashaAllah...

Weits, Vid Vid bahasan kamu kenapa jadi berat?

Duh teman, bahasan saya sebenarnya bukan berat tapi kembali lagi bahwa ini adalah sebuah refleksi supaya kita dapat lebih mengontrol diri kita sendiri sebagai makhluk ciptaan-Nya. Sudah ketemu jawabannya kan pertanyaan Siapa kita? Yes, of course we are come from God, He create us as He wish. Di mana Allah menciptakan manusia sendiri dari tanah dan akan kembali juga ke dalam tanah. Subhanalloh...

Ah Vida mah bahasannya berat terus daritadi. Tenang, bahasan ini memang lebih berat dari rindunya Dilan ke Milea. Maka, jangan goyah, karena ini berat. Yuk kita sama-sama berlomba-lomba untuk menjadi hamba-Nya yang bertaqwa. Jika rindu itu berat, maka memang sejatinya kau tak akan kuat. Daripada kau memikirkan rindu pada seseorang, lebih baik kau memikirkan yang merindukan kita. Who is that man? He is Rasullulloh SAW :) Belum tentu orang yang kita rindui berbalas rindu pada kita. Bisa jadi dia merindukan yang lain. Betul kan? -- Yauda biarkan rindu ini aku saja yang menjalaninya -- Astaghfirulloh Dear,  jika rindumu pada seseorang menjadikanmu lupa pada Yang Maha Kuasa, untuk apa? :((

Vid, lo yakin nggak merindukan seseorang itu? My dear who have a great Rahmat from Allah, bukan bermaksud tulisan ini mengguruimu. Sungguh bukan demikian, bahwa hakikatnya saya juga manusia biasa yang sekali lagi masih perlu banyak belajar. Makanya saya menuliskan prakata ini hanya sebagai bahan refleksi dan renungan supaya saya tidak lupa apa yang disampaikan oleh Ustadz-Ustadzah saya di kajian yang saya ikuti. Jika pertanyaan, apakah saya juga merindukan seseorang? Tentu saja iya, tapi saya hanya bisa berdoa "Ya Allah, lindungi saya, lindungi saya dari rasa rindu ini. Rindu ini memang berat jika saya slalu membiarkannya terjadi. Ya Allah, jika rindu ini tak hilang maka rindukanlah saya pada seseorang yang merindui syahid di jalan-Mu" :)

Manusia itu berakal, sehingga kita benar-benar harus bisa mafahim dengan apa yang kita lihat dan apa yang kita lakukan. Itulah yang dikaruniakan oleh Allah sebuah akal yang bisa digunakan oleh manusia untuk dapat memahami sesuatu, untuk dapat memilih mana yang benar dan salah, untuk dapat mengingat memori sepersekian milyar di dalam otaknya. 

Lalu, kita berasal darimana dan apa tujuan hidup kita? Just wait yaa another my hijrah stories. I would write soon. :)

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

"Jika hijrah merasa berat bagimu, maka kau hanya membutuhkan orang-orang di sekelilingmu yang dapat memperhatikanmu. Trust me, they would give you many or more motivation to us. They would be happy, if we walk in the good way, they would help you because of Allah". :)



-- vidahasan --

Share:

10 March 2018

Belajar Islam Lagi

Assalamu'alaikum dear readers,

Sudah hampir sebulan ini saya mengikuti kajian di setiap hari Sabtu. Buat saya weekend itu adalah salah satu bagian mood booster saya supaya dapat merecharge kembali energi yang sudah terbuang selama 5 hari. Jika ditanya, "kamu weekend kemana, Vid? mesti kamu jalan kan?" Antara iya jalan atau mengikuti kajian rutin tiap hari Sabtu di Univ. Indonesia. Dua hal yang saya dapatkan adalah dapat ilmu lagi tentang islam, dan dapat berkumpul dengan teman-teman yang super positif sebagai tambahan energi.

Jadi, saya mengikuti komunitas Yuk Ngaji regional Depok. Founder komunitas ini adalah Ust. Felixsiauw dan beberapa Ustadz lainnya. Tapi seriusan, saya mengikuti komunitas ini bukan karena founder tapi karena malu pada diri sendiri. Sudah dari lahir didengarkan adzan, murottal, mengaji, sholat dan lain-lain tapi kok rasanya masih begini-begini aja ya.. Maka, di sinilah tempat positif yang saya temukan sebagai kegiatan pencarian ilmu. Duh, daripada weekend saya keluyuran nggak jelas kemana, mending saya ikut kejelasan hati yang memang harus diwaspadai.

Setelah sekitar sebulan saya ikut kajian rutin, saat ini sedang diadakannya KISI atau bisa disebut juga Kelas Intensiv Studi Islam. Kajiannya memang berbayar, tapi ishaAllah sangat bermanfaat untuk diri ini. Nah, isi dari KISI ini sendiri adalah mempelajari islam lebih dalam lagi karena sunggulah saya malu pada diri sendiri karena meskipun saya muslim, tapi ilmu saja masih ya Allah belum ada apa-apanya. Masih sangat sangat perlu belajar untuk bisa membenahi diri mencapai surga-Nya.

Kau tahu, jika hati bergejolak pasti akan slalu bilang "Ya Allah, masih ada ruang kosong yang harus saya isi di diri saya ini. Sebelum terlambat. Allah memang belum menentukan jodoh untuk saya saat ini. Jika saya berfikir masalah jodoh terus lalu kapan saya akan memikirkan masalah akhiratnya. Kita saja masih belum tentu tau apakah jodoh dulu yang akan kita dapatkan di dunia, atau justru sebaliknya kita akan meninggalkan dunia terlebih dahulu?" Wallahu'alam...

Ih Vida ngeri bahasanya.. hehehe...

Itu refleksi untuk diri saya sendiri kok. Jika kau memang menerima apa yang disampaikan silahkan. Tapi, tulisan-tulisan yang saya buat memang saya khususkan untuk diri saya sendiri sebagai bahan renungan. Kau mungkin memang belum sempurna, tapi menyempurnakan iman adalah sebuah tugas yang mulia daripada menyempurnakan rupa. Sungguhlah, tiada yang sempurna di dunia ini. Meski demikian, kau begitu istimewa dalam naungan-Nya, kau begitu mempesona di mata-Nya, jika kau mau mendekati-Nya. 

Kata ustadz Sulaiman: "apa sih yang sudah kamu hasilkan selama hidup dunia? Padahal jika kau tahu, kita sungguh diistimewakan sama Allah. Tapi kitanya sendiri yang justru menjauh dari Allah. Hidayah itu harus dijemput, memang sulit namun sebagai umatnya Rasullullah SAW, kita harus tetap selalu berdiri tegak supaya tidak cepat goyah. Allah akan memberi kemudahan untuk kita jika kita sendiri mau menjemput hidayah-Nya".

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Cobalah untuk selalu mencari Allah dalam keadaan apapun.
Pesannya Ust. Yusuf Mansyur, "Cari Allah nanti apa-apa yang kamu cari akan dicarikan oleh Allah" betapa dimudahkannya kita kan ya? :)




-vidahasan-
Share:

4 March 2018

Hijrah Itu Berat, Kamu Nggak Akan Kuat

Bismillahirrohmanirrohim,

Assalamua'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh,


Akhirnyaaa tulisan pertama di tahun 2018 launching juga. Setelah beberapa bulan mencoba untuk bisa menetralisirkan hati dan perasaan, saya mencoba untuk menuliskan kembali tulisan yang mugkin akan sedikit berbeda dari tulisan saya yang sebelum-sebelumnya. Coba deh dibaca tulisan saya yang sebelumnya banyaaaaaak banget hal-hal yang disampaikan mengeluh bahkan sampai suka mengeluhnya, saya sampai sering tidak bersyukur atas Rahmat yang diberikan oleh Sang Pemilik Hati ini. Astaghfirullohaladzim...

Padahal Allah itu sayang banget sama saya (bukan cuman saya ya, tapi sama setiap hamba-Nya), tapi setiap kali Allah kasih ujian, cobaan, seringkali saya selalu mengeluh dengan yang diberikan oleh-Nya. Tulisan-tulisan yang sebelumnya sengaja saya tidak hapus supaya saya bisa merefleksikan diri betapa saya menjadi si tukang pengeluh dan tidak pernah bersyukur. :(

Nah, 2018 ini membuat saya banyak sekali untuk instropeksi diri. Salah satunya untuk bisa kembali menata hati dan lebih banyak berserah diri pada-Nya, doakan semoga selalu istiqomah ya. Sebenarnya, perjalanan hijrah ini diawali ketika saya berada di penempatan. Bersyukur sekali dapat teman-teman satu penempatan yang kerjaannya slalu mengingatkan satu sama lain dalam hal apapun. Salah satunya saya dipertemukan dengan dua manusia yang berasal dari organisasi lain yang memang Allah takdirkan bertemu di sana. 

Suatu hari salah seorang dari mereka memang slalu banyak berbicara. Slalu nyinyir mah kalau bisa dibilang. Anak ini memang unik kalau nggak sesuai dengan apa yang ada difikirannya, slalu disampaikan langsung jika ada yang salah dari diri saya. Salah satunya adalah "aurat". Katanya, sebagai wanita, semua tubuh itu adalah aurat kecuali wajah dan telapak tangan. Hanya dengan sindiran halusnya yang suka bilang "Mbakpid, mana itu kaos kaki. Astaghfirulloh, sudah keluar tidak pakai kaos kaki pula" teguran ini memang sebenarnya bagi orang yang baru mendengar bisa menyakiti hati. Tapi entah ya, di saat anak ini slalu bilang demikian hampir setiap hari saya jadi merasa malu sama diri saya sendiri "Iya ya. Kaki itu adalah aurat perempuan, jadi harus menggunakan kaos kaki setiap kali mau keluar" saya mah cuman ngebatin aja demikian. But finally, hati ini selalu dilanda rasa penyesalan luar biasa. Bahkan melihat dua manusia ini ngaji dan sholat dhuhanya mashaAllah rajinnya saya jadi banyak belajar dari mereka.

Akhirnya saya memutuskan mengikuti grup ODOJ (One Day One Juz), rupanya untuk membaca tilawah saja beratnya ya Allah apalagi satu juz. Saya meyakinkan diri saya untuk bisa belajar bahwa ingin konsisten dan memegang komitmen tersebut untuk mengikuti ODOJ. Satu bulan pertama alhamdulillah saya bisa melewatinya, namun di bulan-bulan berikutnya saya selalu bolong-bolong dan jarang laporan. Alhasil di waktu yang tepat saat itu saya dikeluarkan dalam grup karena dinilai tidak konsisten dalam bertilawah. Sedih karena memang demikian peraturannya. Jika 3 kali tidak laporan berturut-turut maka anggota akan dikeluarkan dari grup. :((

Hati saya kembali berbalik tidak konsisten. Tapi saya belajar untuk konsisten sholat dhuha mengikuti dua manusia yang menginspirasi saya ini. Saya mulai berfikir "Mungkin Allah sengaja mempertemukan saya dengan dua manusia ini untuk bisa menegur saya lebih dekat dengan-Nya". Hingga terus-terusan saya belajar untuk tetap tilawah setiap harinya meskipun saya tidak kembali mengikuti ODOJ. "Begitu beratnya ya untuk hijrah di jalan Allah? Banyak cobaan kanan kirinya" :((
Baik, saya akan pelan-pelan saja belajar untuk bisa mengkonsistenkan ini semua. Pelan-pelan ya Allah, tuntun saya untuk slalu berada di jalan-Mu.

Di saat selesai penempatan saya masih sama, pun dalam hal berpakaian masih suka mengenakan celana dan jeans. Duh, iya pelan-pelan saja untuk bisa tetap berdiri tegak di jalan Allah. Setelah OPP selesai, saya memang belajar untuk bisa lebih membiasakan diri mengenakan rok daripada celana. Mengurangi menggunakan celana lebih tepatnya, lagi-lagi "Vid, pelan-pelan... Pelan-pelan inshaAllah yaa... jangan terlalu ngoyo dalam hal berpakaian". Setidaknya inshaAllah konsisten dalam hal lain, meskipun dalam berpakaian masih suka berubah-ubah. 

"Pak, Vida boleh nggak pakai jilbab atau kerudung besar?" Saat itu saya menyampaikan keinginan saya ke bapak. Bapak mengizinkan namun kembali lagi "pelan-pelan Vid, pelan-pelan. Allah tahu kok, kamu sedang belajar untuk memperbaiki diri. Belajar dulu belajar dulu". Memang berat ya, kalau kita tidak bisa konsisten dengan diri kita sendiri. Tapi yang membuat saya sangat tersentuh adalah di saat umat muslim Indonesia bersatu di kegiatan 212. Rasanya MashaAllah.... merinding melihat mereka berlomba-lomba untuk kebaikan dan membela agama Allah. Saya? Apalah diri saya ini yang masih selalu memikirkan keegoisan diri.

Di saat saya kerja di Jogja dibilang old modis, saya berusaha untuk selalu tetap menjadi diri saya apa adanya. Pakaian seperti biasanya, make up juga jarang-jarang but someone said, hey Vida, you work in the publich place, you must and you have to change your style. Duh, kalau memang kerjaan menyuruh saya untuk merubah penampilan saat itu saya memang ingin resign langsung. Dan Allah kembali menunjukkan kuasa-Nya. Allah membawa saya ke tempat di mana saya kembali bisa mengajar tanpa ada tekanan penampilan yang harus modis. Saya dipertemukan kembali dengan kawan di kala penempatan di Nunukan, BJ. Mungkin dengan cara ini Allah mau membimbing saya dan meridhoi untuk selalu berada di jalan-Nya. Ikut ngaji rutin meskipun 2 kali dalam sebulan di masjid istiqlal atau kadang suka tiba-tiba ikut kajian di mana gitu yang ustadznya berbeda.. hehe

Alhamdulillah, di tahun 2018 ini saya mulai belajar banyak tentang how to be a good muslim. Mengikuti kajian rutin tiap minggunya dan saat ini saya ikut komunitas YukNgaji chapter Depok. Kalau Dilan bilang, rindu itu berat, biar aku saja. Kami yang masih belajar islam (lagi), hijrah itu berat, kamu nggak akan kuat maka dibutuhkan hijrah jamaah supaya saling mengingatkan satu sama lain. Setidaknya, sekarang dalam hal berpakaian saya sangat meminimalisir menggunakan celana kecuali memang dalam keadaan akan berolahraga lari (masih sedih karena masih belum punya rok celana yang nyaman buat olahraga) :(

Memang benar "Allah tidak akan mengubah suatu kaum, kecuali kaum itulah yang merubahnya sendiri" (Q.S Ar Rad:11), tentu saja diri kita sendiri yang dapat mengubahnya. Dear, hidayah dari Allah kita jemput bukan kita hindari. Jika saja ingin berubah, maka berubahlah karena Allah. Allah benar-benar akan beri kita kemudahan jika kita mau berusaha untu slalu berada di jalan-Nya. Saya merasakan sekali kenyamanan yang luar biasa di saat curhat sama Allah. Kamu mau apapun Allah kasih, yang penting adalah kamu bersabar dalam setiap prosesnya.. Lama sih proses itu, karena setiap proses itu nggak ada yang instant. Pun makanan instant saja masih butuh proses panjang untuk bisa langsung instant. Betul kan?

Sungguh, cerita saya ini bukan bermaksud untuk takabbur, namun saya mencoba untuk merefleksikan diri saya di tahun-tahun sebelumnya. Saya muslim dari saya lahir, tapi apa yang sudah dipelajari? Apa yang sudah diamalkan? Hanya paham-paham saja tapi tidak turut serta mengamalkannya, suka liat orang berdebat tentang agama, tapi apakah kita sudah tahu ilmu yang sebenar-benarnya? Belajar dulu, belajar lagi dan belajar terus karena Allah. Saya hanya masih menjadi seorang pembelajar yang masih harus slalu butuh bimbingan. Makanya Allah menunjukkan betapa banyak teman-teman yang siap membantu untuk bisa saling mengingatkan satu sama lain, supaya hati tidak bisa dibolak-balikkan lagi. Yang Maha membolak-balikkan hati kan Allah, kita mah bisa apa ya? Betul sekali, memang Allah itu Maha membolak-balikkan hati, tapi jika tidak dari diri kita sendiri lalu dari siapa lagi? :')

Kau tahu lalu kau mau. Maka Allah senantiasa menunjukkan kekuasaan-Nya padamu
Maka berjalanlah di jalan-Nya. 
"Jika kamu lelah dalam berhijrah maka: Ketika engkau menuju jalan yang benar di jalan Allah maka berlarilah, jika sulit bagimu maka berlari kecillah. Jika kamu kembali lelah maka berjalanlah, jika itu saja tidak mampu maka merangkaklah. Namun, jangan pernah sesekali berhenti dan berbalik arah" (Imam Syafi'i)



Semoga bermanfaat ya Dear...

Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

-VidaHasan-
Share: