1 January 2019

Melihat Mundur (2017)

Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatu,

sesungguhnya postingan ini hanya mau memberikan sebuah refleksi di dua tahun ke belakang. Kenapa dua tahun belakang? Karena eh karena saya sama sekali tidak mentargetkan apapun di tahun 2018 kemarin. Rasanya sediiiih karena tidak ada refleksi di tahun sebelum tahun 2018. Padahal, seringkali saya selalu membuat wish list setiap tahunnya dan emang apapun yang kita tulis, kalau kita usahakan ujungnya pasti akan terjadi. We'll see it yaaa..

Tahun 2017

Di tahun 2017 merupakan salah tahun penjajakan saya ke ranah pekerjaan yang lebih serius. Karena selama tiga tahun terakhir sebelum tahun 2017, saya melakukan beberapa perjalanan yang menjadikan diri saya selalu belajar bagaimana melewati setiap masalah demi masalah. Dari sejak lulus kuliah di tahun 2013 hingga 2016. Yaaap, and I thought, that I was just let it be with the time in 2017. Setelah kembali dari penempatan di kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, sebenarnya ada beberapa wish list yang ingin saya capai. Salah satunya adalah kembali mengajar bahasa Jerman di salah satu kursus bahasa Jerman hits di Indonesia, yaitu Goethe Institut Indonesien.

Tapi, Allah berkehendak yang lain. Pada akhirnya bulan Februari saya ditawari untuk menjadi seorang travel consultant di Yogyakarta. Prosesnya begitu cepat dan saya tertarik kembali mencoba hal baru lagi. Saat itu masih dalam masa percobaan selama tiga bulan. Saya ingat, dari bulan Februari akhir hingga bulan Juni. Tugas saya saat itu adalah menjadi translater itinarary journeys dari para turis yang ingin berwisata ke Indonesia menggunakan agen kami. Nggak tanggung-tanggung, karena harus menerjemahkan dari bahasa Inggris ke Bahasa Jerman. Beraaaaat sejujurnya... apalagi saya sudah selama setahun terakhir tidak menggunakan bahasa Jerman saya.. Kagoook rasanyaaa... Tapi eh tapi seru menjadi seorang travel consultant, karena akhirnya bisa tau bagaimana membuat sebuah itinerary journey para turis yang akan berlibur... Ilmu baru lagi ini mah namanyaaa :')

But, I did'nt continue this work. I resigned in about June. Setelah dijalani rupanya pekerjaan ini tidak sesuai dengan impianku hehehhe... Enak siih bisa jalan-jalan, tapi mashaAllah orang-orang di dalamnya udah pada punya pengalaman dan saya masih nol pengalaman dengan hal semacam demikian. Jadi rasa minder karena ilmunya belum seberapa seperti teman-teman satu kantor. Qodarulloh, saya resign juga nggak cuma-cuma. Di samping saya kembali belajar bahasa Jerman di kantor, saya juga sempat dipertemukan dengan tim dari Deutsche Zentrum dan Lembaga Indonesia Jerman. Jadi, makin nambah ilmu lagi kan setelah setahun nggak praktek bahasa Jerman.. Karena diharuskan untuk berbincang menggunakan bahasa Jerman di dua tempat ini.

Daaaan kembali Allah tunjukkan jalannya, karena passion saya rupanya lebih ke mengajar anak-anak tingkat SD. Akhirnya, saya melamar sebagai guru di salah satu sekolah di Jogja, sempat ikut interview dan psikotest, but I failed it. It's ok, that was not yours. Saya kembali mencari pencerahan sebelum saya benar-benar keluar dari travel consultant ini. Maksud saya, supaya ketika nanti saya keluar saya bisa langsung dapat pekerjaan. Then again, takdir Allah kembali. Saat saya pulang ke rumah, saya cerita dan ngobrol dengan bapak ibu, "gaweane mboten cocok kalih Vida pak. Pengen ngucali sing liyane mawon" (pekerjaannya belum pas sama Vida pak, mau cari yang lain). Pernah di tahun ini sebelum memutuskan meninggalkan Jogja, saya mendaftar kembali menjadi wartawan di media cetak di Jakarta. Tapi sama saja, saat itu belum berhasil. Itu adalah hari terakhir saya sekalian meninggalkan Jogja saat mengikuti walk interview di Jakarta. Tapi, pas di saat bersamaan teman saya mengabarkan bahwa dibutuhkan guru bahasa Jerman di SMA Al Azhar Jogja... saat itu rasanyaaaaa ya Allah.. udah di kereta dan pengen balik lagi rasanya. Seriusaan.. Tapi lagi-lagi ya, Allah belum memberi izin saya untuk menjadi seorang wartawan hehee...

And Finally, after lebaran teman saya menginformasikan bahwa ada lowongan guru di salah satu sekolah swasta di Jakarta. Saya kembali mencoba dan ingat pesan bapak "Vida, kalau memang mau kerja di Jakarta coba fokuskan aja cari kerja di Jakarta. Jadi, jangan cari di tempat yang lain. Tempat yang lain coba aja dijadikan sebagai alternativ kalau di Jakarta memang belum ketemu" MashaAllah... Doa bapak diijabah, alhamdulillah saya lolos interview dan keesokan harinya langsung taken contract for a year. Percobaan maksimal selama satu tahun, kalau mengajarnya bagus akan diangkat menjadi pegawai tetap.  :)

Prosesnya yang ini juga begitu cepat. Memang, Allah itu sayang banget yaa sama kita. Meskipun, saya juga masih suka lalai tapi, Dia tetap ajaaa kasih apa  yang kita mau. Saya sediiiihhh bahkaaan merasa kurang bersyukur dengan apa yang dikasih sama Allah :(( (Astaghfirullohaladzim))... And I'm a teacher now! 

Di tahun pelajaran 2017/2018 saya mengajar sebagai guru kelas dua. MashaAllah... luar biasaaa sekali tantangannya heheeeh.. alhamdulillaaah ada partner yang udah punya banyak pengalaman dalam hal mengajar. Jadi, bisa sharing bagaimana cara melayani anak-anak terutama juga emak-emaknya hehehhe... Banyak kejadian yang tidak terduga saat pertama kali mengajar dan menjadi guru di sekolah swasta se-kece ini. Mungkin, karena rata-rata mereka adalah orang punya jadi lebih ke pengembangan karakter anaknya yang berbeda dan meladeni anak-anak plus orang tuanya. :')

Tapi, tenaaaang... saya belajar banyak hal dengan begitu. Perbedaan jelas signifikan antara sekolah di daerah 3T dan sekolah di kota besar. Dari perlakuan, pembelajaran, sikapnya dan lain sebagainya. Maka, saya harus lebih belajar banyak lagi dan harus bisa move on karena bukan mengajar di daerah lagi hehhhe... Alhamdulillahnyaaa dapat partner yang super sabaaar dan selalu jadi panutan saya selama di belajar di kelas dua ini. Teman-teman baru pun juga seruuu dan seringkali kami bercengkerama bersama.

Well, targetan di 2017 masih ada lagi... salah satunya ingin memperdalam ilmu agama. Rasa-rasanya masih sangat minim agama saya, maka saya harus mengasahnya. Akhirnya saya seringkali ikuta kajian bulanan ustadz Yusuf Mansyur dan AA Gym di masjid Istiqlal sembari mencari kajian yang lain yang lebih intensif. 

Oh iya, selama satu semester saya satu tempat tinggal bersama dengan Bagja. Bagja adalah teman satu penugasan ketika saya juga berada di Nunukan. Kaaann.. Allah takdirkan kembali bertemu dengannya setelah sempat dikira akan berpisah dan akan jarang berjumpa. Apalagi, setelah penugasan dia mendapat tugas kembali di Aceh dengan mengikuti program yang lain. Alhamdulillaaah... saya bisa juga belajar banyak darinya, dari target-target hidupnya yang ingin dicapainya :)

Setidaknya di 2017 saya masih merasakan menjadi orang yang masih bisa berbagi dengan yang lain meskipun memang tidak dalam waktu yang lama. Ikut bantu-bantu di Deutsches Zentrum, cari rumah belajar para relawan di pinggiran kali code, jadi pendamping untuk anak-anak yatim saat bulan Ramadhan dan jadi panitia kelas inspirasi Pemalang yang pertama kalinya diadakan di Pemalang. Semacam itu saja membuat diri ini bahagia dan bersyukur sekali bisa bantu mereka demikian... Sekalipun sedikit ilmu, tapi tetap berbagilah ilmunya dengan siapapun...

Kalau ini pertanyaan yang sering sekali diajukan...

Apakah ada target menikah di tahun 2017? Sesungguhnya ada, tapi saya masih bisa menjalaninya secara pelan-pelan dan tidak 'ngoyo' harus ngebet banget nikah di tahun ini. Sudah ada keinginan, namun masih belum dipertemukan sama Allah jodohnya.. Jadi, salah satu target di tahun 2018 adalah menikah. Melihat beberapa teman yang sudah memiliki pasangan dan momongan, ku hanya bisa membayangkan saja saat ini. MashaAllah... Tapi, menikah itu juga butuh ilmu dan persiapan diri. Maka, jika memang sudah menjadi target besarnya saya harus banyak-banyak mencari ilmu tentang pernikahan supaya lebih siap menjalani kehidupan rumah tangga.. Bismillaaaah in 2018... :')


Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh


Semoga apa yang disemogakan menjadi terijabah
Semoga harapan bukan hanya harapan
Semoga Allah mengabulkan segala yang telah didoakan
Semoga menjadi peningkatan iman dan taqwa dalam beribadah



-vidahasan-
Share: