ÜKetika sedang random seperti ini, yang diingat pertama kali memang adanya adalah orang di rumah. Ah, rumah memang selalu menjadi tempat terteduh dan menyenangkan. Banyak kenangan di sana. Pak, lagi dan lagi aku menuliskan ini tentangmu. Jangan pernah bosan ya Pak untuk bacanya. Tenang saja, ada saatnya Mama pun akan mendapatkan tulisan yang agak-agak melow dariku.
Pak, gadis yang Bapak slalu bilang "bocah kecilku, gadis kecilku" yeah. That's me, Dad! I'm still daddys little girl. why?
Meskipun hampir 3 tahun lamanya hidup di perantauan, Bapak masih tetap saja memantau anaknya ini. Seperti tidak pernah lepas dari pandangannya, mungkin takut anaknya akan terjadi sesuatu yang tidak diharapkan. Tapi, semoga tidak Pak. InshaAllah, gadis kecilmu ini baik-baik saja di tanah rantau, karena aku masih dipertemukan dengan orang-orang yang luar biasa baiknya. Alhamdulillah...
Ya, meskipun Bapak tidak pernah setiap detik, menit, jam bahkan hari menelefonku, namun adakalanya ketika kita bercengkerama melalui via seluler ada hal-hal yang Bapak selalu harus tahu. Bahkan, ketika aku bercerita terkadang pulang malam pun Bapak slalu bilang "Jangan pulang malam sendirian. Nanti kalau ada apa-apa repot." Repot dalam hal mungkin merepotkan orang-orang yang baik yang sedang bersamaku, atau mungkin Bapak yang akan repot karna sulit untuk segera menjangkau tempat rantauanku.
Pak, sekali lagi tenang. Anak gadismu ini inshaAllah aman. Jika Bapak tidak percaya, Bapak bisa saja bertanya dengan orang-orang terdekatku, bertanya tentang keberadaanku dan kegiatanku selama di perantauan ini. Justru aku belajar banyak hal di sini, Pak. Bapak masih khawatir? Iya, jelas mungkin masih saja ada kekhawatiran itu. Sekalipun Bapak tau, anak gadisnya ini sudah pernah merantau jauh dari bumi pertiwinya, tetap rasa was-was itu selalu ada.
Ingat sekali aku Pak. Saat itu ketika tahun pertama benar-benar merantau Bapak slalu melihat sisi lain dariku. Ada sedikit masalah pun Bapak slalu tahu, bahkan Bapak mencari tahu dengan cara Bapak sendiri yang aku pun susah untuk memulai menjelaskannya. Tak ada kata yang dapat diungkapkan saat itu dengan adanya masalah yang mungkin [agak] berat. Bukan aku tak mau cerita, namun aku justru khawatir ketika Bapak semakin mengkhawatirkan aku.
Itu saja yang membuatku takut. Dikhawatirkan orang yang aku pun mengkhawatirkannya, justru aku takut akan mengecewakan Bapak jika permasalahan ini pun berakhir tak mengenakan. Hanya maaf saja yang bisa aku sampaikan Pak. Maaf, belum bisa menjadi gadis dewasa yang Bapak inginkan. Ah, atau Bapak masih saja menganggap bahwa aku adalah masih gadis kecil Bapak? Mungkin saja seperti itu.
Masih ingat, ketika Bapa bilang, "Rupanya, gadis Bapak sudah dewasa, padahal kalau dengar suara di telefon rasa-rasanya masih saja gadis kecilnya Bapak". Yap! Time flies so fast, and I don't know what should I say about the time.
Dad, maybe I'm still daddys little girl, but I'm a women who wanna make you happy and proud of what I did for. :)
Sebatik, 23 Juni 2016
Menikmati kesyahduan pagi
--vidahasan--