1 June 2016

Menanam Sayuran Hidroponik

Kamis, 17 Maret 2016.

Pagi ini memang secerah senyuman riang anak-anak kelas 3. Kebetulan pagi hari ini, kami kedatangan tamu istimewa yang akan meliput di sekolah kami. Selain itu, senyuman anak-anak kelas 3 ini pun merekah karena mereka akan melaksanakan praktek IPA. Mereka bilang ini pertama kalinya mereka melakukan praktek dalam belajarnya mereka.

Sebelumnya, saya memang sudah membagikan beberapa kelompok, sehingga akan mudah mengontrol anak-anak unyu ini. Sekitar ada 5-6 kelompok dalam kelas, masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang. Beberapa hari yang lalu, saya memang mempunyai ide untuk mengajak mereka menanam hijau-hijauan. Kebetulan saya mempunyai bibit sayuran yang siap akan ditanam di daerah penempatan saya. Namun, entahlah, akan tumbuh subur atau akan tetap seperti itu, saya pun belum tahu karna saya sendiri pun belum mencoba.


Anak-anak membawa botol ukuran sekitar 1 liter, masing-masing kelompok. Lalu, mereka pun membawa gunting atau silet untuk memotong botol tersebut. Sebelum kegiatan ini dimulai, saya mengantar kak Candra yang merupakan salah satu reporter dari Indonesia Border untuk mengambil beberapa gambar di lingkungan sekolah. Kemungkinan, saya akan masuk setelah istirahat.

Setelah saya selesai mengantarkan kak Candra, saya pun masuk kelas dan menjelaskan sedikit tentang pembuatan tanaman hidroponik dengan menggunakan botol tersebut.

“Nah, sesuai janji Ibu, Ibu akan mengajak kalian untuk menanam kembali lahan kita. Sayang kan, lahan kita kosong tidak ada yang dapat dimanfaatkan”. Ujar saya.
“Yeeeeeeyyy…” teriak anak-anak.
“Ibu, kenapa harus menggunakan botol? Bolehkah tumbuh?” tanya salah seorang anak.
“Boleh saja. Tapi, seharusnya kita butuh tali sumbu untuk menyerap airnya dari bawah. Kita tidak adakah sumbu?” Tanya saya kembali.
Saya pun mencari-cari ide, supaya anak-anak tidak kecewa jika praktek ini batal hanya karena kami tidak mempunyai sumbu. Akhirnya, saya pun mencari akal dengan menggantinya menggunakan kain lalu dipotong lalu dibagi menjadi 6 bagian. Saya rasa, ide ini pun cukup berjalan, karena kain juga dapat menyerap air dari dalam ketika kain itu hanya diletakkan didalam kungkuman air.


Untung saja, hal-hal baik selalu saja ada ketika kita memang akan melaksanakan hal yang baik. Ada kain yang tidak terpakai di dalam kelas. Kami pun membaginya menjadi 6 bagian agak sedikit kecil lalu dibagikan ke masing-masing kelompok.


“Nah, sekarang kita mencari tanah yaaa..” Ujar saya. “Masing-masing kelompok harus ada yang mencari paling sedikit 1 orang, paling banyak 3 orang. Sedangkan yang lain, silahkan ambil air lalu beri lubang di tutup botolnya” Lanjut saya sembari mencontohkan memotong botol dan melubangi tutup botol. Anak-anak pun mengikuti saya dengan seksama.


Kami pun berhamburan keluar ruang kelas, karena kami akan menuju ke bukit belakang sekolah mencari tanah di atas sana. Anak-anak semangat mencari tanah untuk menanamkan bibitnya masing-masing. Namun, mereka belum tau bibit apa yang akan ditanam oleh mereka masing-masing karena sengaja saya belum bagikan bibitnya ke mereka.


Berbagai macam bibit sayuran sudah saya persiapkan untuk mereka. Ada bibit kangkung, bayam, tomat, buncis, dan kacang panjang. Masing-masing kelompok mempunyai tanggung jawab untuk merawat dan menjadikannya subur tanaman mereka. Mereka sungguh excited dengan praktek seperti ini. Bibit pun saya bagikan lalu mereka menanamnya. Ah, sungguhlah menyenangkan sekali pembelajaran seperti ini. Tidak hanya mereka yang belajar, saya pun juga ikut belajar bersama dengan mereka.





 Mereka pun berjanji akan merawatnya hingga sayuran berbuah. Iya, begitulah mereka, janji adalah janji namun jika dilihat sekarang ini saya pun tidak tahu apa kabar tanaman mereka :D sepertinya banyak yang rusak karna jatuh, karna ditabrak oleh anjing-anjing yang berkeliaran di sekitaran sekolah. Bahkan beberapa siswa pun ada yang menjatuhkannya, entah karna sengaja atau tidak yang jelas, tanaman kami saat ini entah tidak tahu apa jadinya. L L


Tapi, yang membuat saya salut adalah, mereka sudah berusaha setidaknya untuk ikut kembali memberikan penghijauan di sekitar mereka. Kalian luar biasa, Nak! J

--vidahasan—
SDN 005 Sebatik Tengah, Kab. Nunukan, Kaltara.
Share:

0 comments: