25 December 2018

Yuk Belajar Adab Bertanya

Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh,

dear you,

lama ya tidak bersua menuliskan prakata di blog saya ini. Maafkan diri, karena terlalu mager untuk menuliskan sesuatu :) Kali ini, saya akan membahas tentang belajar adab bertanya. Mungkin yang telah menjadi followersnya Nadhira Arini sudah pernah membaca postingan-postingan beliau tentang bagaimana cara yang baik untuk bertanya atau berbicara dengan seseorang. Apalagi, jika seseorang itu baru kita jumpai karena sudah lama tidak bertemu.

Nah dear, yang disampaikan oleh beliau mengundang motivasi saya untuk menuliskan adab yang baik ketika bertanya atau berbicara dengan orang lain. Jangan sampai yaaa pertanyaan kita itu menyinggung perasaan hati mereka. Kita tidak tahu loh, apakah pertanyaan kita bisa menyakitinya atau tidak, yang jelas jika satu pertanyaan dapat menyakiti perasaannya bisa saja itu memutuskan hubungan silaturahim yang sudah terjalin baik sebelumnya.

Di musim liburan seperti ini, atau bahkan musim lebaran pasti bertemu dengan orang tersayang adalah sebuah dambaan. Berkumpul dengan keluarga besar juga salah satu impian, karena bisa mengeratkan tali silaturahim kita. But, you have to remember ya dear... Ketika berkumpul dengan mereka cobalah mencari obrolan atau pertanyaan-pertanyaan yang tidak menyangkut ke urusan pribadinya, terkecuali jika dia bercerita tanpa kita tanya.

"Eh kamu kok gemukan sekarang?" -- "Eh kamu sekarang jerawatan, nggak kaya dulu" -- "kapan kamu nikah/ sebar undangan?" -- "Udah ada calonnya?" -- "Udah isi belum?" -- "Nggak nambah lagi nih?" dan pertanyaan berderet yang bisa saja pertanyaan-pertanyaan demikian dapat memicu rasa sakit hati. Kita tidak merasa memang, tapi coba deh jika berada di posisi demikian? Bagaimana rasanya?

Coba tanya hal-hal semacam yang mengarah ke pekerjaan, atau kabar atau pengalaman yang sudah ia lakukan selama ini. Pasti, akan menjadi cerita yang seru yang bisa saja menjadikan kita motivasi hidup. Itu yang disebut dengan positive vibes dalam sebuah percakapan. Yang belum menikah, bisa saja konsul tentang bagaimana menjalani kehidupan rumah tangga, atau yang belum memiliki anak bisa saja konsul atau cerita tentang mengasuh anak yang baik seperti apa. Atau jika tak mampu bertanya yang ada di atas itu bisa saja mau memperkenalkan seseorang dengan yang belum menikah tersebut. Siapa tahu jodohnya dan malah jadi pahala karena mempermudah urusan para singlelillah yang ingin segera menikah.

Well, yang ditanya nggak perlu baper kaliiiii. Itu juga kan pertanyaan umum, ngapain juga yang ditanya baper? Hihihi kembali lagi yaaa ke adab bertanya. Jika niatnya baik, ia tidak akan membuat pertanyaan-pertanyaan demikian atau melontarkan hal-hal demikian. Apalagi baru ketemu bangeeeet loooh setelah sekian lama tidak bertemu. Jadi, cukup doain atau cariin yaaa hehehh :D Kecuali kalau tiap hari atau sering bertemu itu sudah terbiasa dengan pertanyaan demikian. 

"Vid, curhat ya?" Big No! Saya hanya menuliskan apa yang memang beberapa teman juga mengalaminya kok. Jadi, bukan dari pengalaman pribadi saja melainkan juga dari beberapa pengalaman teman-teman. Siapa tahu, jodohnya masih belum terlihat karena disuruh belajar untuk memantaskan diri, siapa tahu belum dapat rezeki keturunan karena disuruh untuk terus-terus berdoa pada-Nya, siapa tahu masih belum diberi kelancaran rezeki dalam urusan pekerjaan karena sedang dilatih untuk bersabar dan ikhtiar pada-Nya. Semua ada hikmah masing-masing, jadi tidak perlu ngoyo atau mendesaknya.

"Vid, tapi kan umur dan bla bla bla..." Umur sudah ada yang ngatur, kenapa kita yang repot? Siapa tahu, Allah mengatur jodohku bukan di umur sekarang, atau Allah bahkan sudah menyiapkan jodoh terbaik-Nya jika saya memang benar-benar yakin pada kuasa-Nya. Kita nggak akan pernah tahu kan? Setiap-setiap manusia ingin berkeluarga dan memiliki keturunan, pasti! Saya yakin demikian. Mana ada sih yang nggak mau melanjutkan perjuangan dakwah dan melakukan ibadah demikian? Jika ditanya, pasti mauuuu bangeeet. Tapi, Allah punya cara-Nya untuk mengabulkan doa-doa kita. 

Belajarlah, untuk bisa menahan segala godaan pertanyaan yang bersifat pribadi. Karena, tidak semua orang menyukainya. Banyak juga yang risih ditanya hal-hal yang bersifat pribadi sekali, apalagi setelah sekian lama bertemu...

Yuk belajar instropeksi diri sendiri dulu. Ini catatan juga saya buat untuk diri sendiri supaya tidak melakukan hal demikian. :)

Bismillahirrohmanirrohim :)


Yuk, belajar untuk lebih bisa bertanya dengan santun bukan untuk menyinggung. Jika sekiranya bingung maka diamlah dan dengarkan apa yang ingin diceritakan olehnya itu lebih baik atau sekedar bertanya "apa kabar?" Karena sungguh, pertanyaan yang sifatnya sangat pribadi itu bisa menyebabkan putusnya silaturahim :) *FYI


-vidahasan-

Share:

4 December 2018

Thoriqul Iman

Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh,

Tulisan ini saya tulis kembali sebagai pengingat kembali diri saya, betapa untuk mencapai iman itu susah. Menjaga keimanan itu sangat susah karena harus dibarengi dengan keistiqomahan. Bagaimana caranya?

Dear,
saya kembali tekankan karena diri ini juga masih butuh belajar sangat banyak, berdiskusi dengan orang-orang yang sholeh supaya kita bisa mengikuti mereka dalam hal-hal yang baik. Thoriqul Iman berarti Jalan Menuju Iman. Bagaimana caranya menuju iman? Dengan mengkaji ilmu-ilmu agama dan sering sekali sharing. Saya belajar banyak hal selama mengikuti kajian di setiap minggunya. Ada yang membuat hati ini ikut tergerak ketika saya dijelaskan berbagai macam hal tentang jalan menuju iman. Nah, bagaimana caranya menjalankan iman itu?

Kembali lagi, kita beriman kepada siapa? Tentu saja kepada Sang Pencipta Makhluk. Lalu siapa Sang Pencipta Makhluk tersebut? Yap, Dialah Allah Azza Wa Ja'la. Pernahkah berfikir, untuk apa kita diciptakan? Tentu saja, untuk beribadah supaya bisa menempuh perjalanan menuju Surga-Nya yang amat sangat indah.

Dear,
sebagai manusia yang hidup di dunia yang sangat fana' ini, terkadang diri kita lalai dengan segala hal, terutama untuk urusan di akhirta kelak. Padahal, sejatinya kita akan kembali ke haribaan-Nya kelak. Entah sekarang, nanti sore, nanti malam, besok, lusa, minggu depan, bulan depan atau tahun depan. Begitu seterusnyaaa... Duh, saya masih salah satu manusia yang memang masih harus terus belajar supaya kelak bisa mengemban dakwah dan amanah ketika mempunyai titipan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Manusia itu adalah tempatnya salah, bahkan dia bisa menjadi munafik ketika memang hatinya masih belum terbuka. Maka dari itu, perbanyak melakukan hal yang baik supaya kelak bisa menjadi tabungan kita di surga.

-vidahasan-


Share:

12 August 2018

Kerja Sosial di Jerman (2)

Moin Moin...

Jebrol juga ini tulisan setelah sekian lama nggak memunculkan tulisan kembali dan menjenguk blog pribadi ini hehehh... Maafiin yaaa karena eh karena kemalasan yang seringkali melanda dalam diri dan butuh motivasi untuk bisa merangkai kembali kata-kata. :')

Baiklah.. kali ini saya masih dengan cerita pengalaman saya selama bekerja sosial di Jerman. Sistem bekerjanya seperti apa dan ada beberapa yang sering sekali bilang "Vida mah di Jerman jalan-jalan mulu yaaa..." Hmmm... Itu hanya sekilas aja yang teman-teman liat di layar sosial, tapi seringkali butuh perjuangan di balik layar untuk bisa kemana-mana mumpung masih di Eropa huehehe :D so, let me to write about it....

Vid, kerja di Jerman sendiri bagaimana dengan kamu yang menggunakan kerudung?

Teman, alhamdulillaaahh sekali tempat kerja di tiga bulan pertama tidak mempermasalahkan saya menggunakan kerudung. Tapi setelah itu sejujurnya saya diharuskan untuk menggunakan penutup kepala. Akhirnya karena kondisi demikian, saya mengusulkan untuk menggunakan penutup kepala seperti daleman ninja dan tertutupi dengan topi rajut khas Winter. Keadaan demikian yang membuat saya lebih berfikir untuk kembai ke Indonesia. Bisa jadi karena saya memang belum menemukan komunitas yang tepat buat diri saya, jadi masih merasa belum ngeklik untuk stay for a long time in Germany. But so far I lived there, the people were so nice and always took responsibility on me. :)

Seringkali beberapa teman bertanya "Vida, ist das nicht warm mit den Mutze, die du traegst?" -- "Nein, ist immer bequem fuer mich wenn meine Haare zudecken. Kein Problem!" -- "Na gut, wenn du so denkst". That means, (Vida, kamu nggak kepanasan pake begituan?-- Nggak, nyaman-nyaman aja kalau rambutku tertutup. Nggak masalah".

Paling membuat saya terharu adalah, di saat chef menyatakan bahwa tidak ada kerudung di tempat kerja, lalu perjuangan kollega untuk tetap memperjuangkan saya mengenakan kerudung yang membuat saya how they are  so respect to the others, even we have in a different religion. Terharu bahagia karena salah satu dari mereka sampai bilang "How dare they are to you. It's impossible! Vor der Anfang, du darfst es tragen, aber jetzt muss du abtragen!" Betapapun mereka mengusahakannya, tetap saja mereka tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Saya? Yah, karena masih terikat kontrak selama bekerja saya mengenakan seperti yang sudah saya tuliskan sebelumnya. :)

"Allah lagi menguji keimanan, jika kau mendapatkan ujian tersebut apakah kau akan semakin jauh atau justru semakin mendekati-Nya. Allah sedang membuat dirimu untuk lebih dekat dengan-Nya, kalau Dia nggak ngasih ujian demikian, mana mungkin kau akan diberi ujian demikian? Kau sudah diberi banyak kenikmatan oleh-Nya. Maka terus memperbaiki diri" :)

That was, that I thought. He never let you go for Him. That's why, He gives you this oppurtunity. :')

Ada kesulitan tersendiri nggak selama di sana dalam beribadah?

Hmmm... Untuk beribadah kesulitannya adalah di waktu. Setiap hari bisa saja berubah-ubah, dan bedanya bisa 2-3 menit. Seperti halnya, jika masuk musim panas shubuh akan dimulai pada pukul 3 dini hari, dan maghrib pukul 21.30,  sehingga puasa pun harus mengikuti waktu di sana. Pun demikian ketika musim dingin tiba, shubuh akan lebih siang lagi waktunya pukul 6 hingga 6.30 pagi, Maka jadilah saya ketika harus bekerja dan berangkat pukul 6, saya harus mengambil waktu kerja untuk beribadah. Atau seringkali saya jamak, karena saya masih menjadi bagian dari musafir dalam waktu lama. Menurut pengertian saya, selama saya tidak menetap di sebuah negara untuk selamanya, saya akan menyebut diri saya sebagai musafir. Jadi, ketika waktu sholat tertinggal atau ada waktu untuk sholat saya akan menjamaknya kecuali sholat shubuh.
Tapi, sebisa mungkin saya mengusahakan tepat waktu dan membawa mukenah kemanapun saya pergi.

Everythings gonna be alright, if you are only trust Him. He would help you everytime you need Him :)

Waktu kerjanya apakah hectic? karena sering dengar mereka sangat workaholic kan?

Waktu kerja di Jerman memang hectic, namun dalam waktu-waktu tertentu. Saat itu ada dua Shifts di tempat saya kerja, yaitu pagi dan siang. Pagi hari kerja akan dimulai dari pukul 6 hingga 2 siang, siang harinya dimulai dari pukul 13.30 hingga 21.30. Mana yang paling disuka? Saya lebih enjoy jika dapat shift pagi. hehe kenapa? Karena sore hari setelah kerja saya bisa jalan sekedar ke kota atau ke kota sebelah yang jaraknya hanya sekitar 20 menit saja dari tempat saya tinggal. Kalau siang, waktunya seakan cepat berlalu, jadi setelah selesai dinas saya nggak bisa pergi kemana-mana karena sudah terlalu malam.

Well, untuk lemburan di tempat saya kerja jika ada lembur atau jam lebih akan digantikan libur di bulan berikutnya. Mungkin ada yang berbentuk uang lemburan, tapi sepemahaman saya reward lemburan atau pulang telat akan digantikan dengan hari libur atau kita bisa mengambil waktu pulang cepat sesuai dengan keinginan kita karena kelebihan jam. Contoh, kalau saya shift pagi hari yang seharusnya pulang jam 2 siang, tapi karena kondisi tertentu saya harus pulang jam 4, berarti jam kerja saya jadi 10 jam. Itu artinya, saya ada waktu 2 jam untuk bisa berangkat lebih siang lagi atau pulang lebih awal karena kelebihan jam. Atau kalau kita mau, kita bisa mengganti dengan mengambil hari libur karena kelebihan jam tersebut. Makanya, jangan heran kalau orang barat sering travelling jauh karena jatah libur mereka dalam setahun bisa mendapatkan 27-30 hari.

Mungkin nih kalau dibilang workaholic bisa jadi. But, if you know what I mean. They did it, because they want have loooooong holidaaayy... heheheh :D Kalau saya selalu ambil jatah satu minggu atau 5 hari untuk minta liburan panjang. Setiap pekerja pun harus bisa respect to others yaaa.. Misal nih, kebanyakan orang akan mengambil jatah libur di tahun baru daripada natal (mereka lebih excited dengan New Years Eve sih ketimbang natal), nanti akan ada yang dapat jatah dinas natal untuk menggantikan yang libur selama 10 hari pun demikian sebaliknya. Saat itu saya kedapatan jatah libur natal selama 10 hari, jadi saya manfaatkan waktu untuk liburan ke Muenchen heheh...

Oh iya, kalau waktu kerja tertulis minus itu tandanya kita harus kerja lebih lama untuk menutupi waktu minus kerja kita. Ada hitungan tersendiri pokoknya kalau dapat waktu kerja minus. Terakhir saya kerja sampai kontrak habis saya -0,30 (itu artinya waktu kerja saya harus lebih lama 30 menit dari waktu yang sebenarnya). Intinya sih di sana, lebih menekankan waktu ya karena memang pekerja di sana harus on time or in time.

Apa yang membuat kamu bisa bertahan untuk membantu orang-orang berkebutuhan khusus?

Hmmm... Bertahan karena mungkin butuh ongkos buat pulang ke Indonesia huehehhe... Lebih tepatnya karena di sana saya lebih banyak belajar sabar, bersyukur dan rasa peduli terhadap sesama. Emang susah di awal-awal, apalagi kalau dinas pagi harus mengejar target waktu semua penghuni jam 7 sudah standby di meja makan untuk sarapan. Jam 8.30-9.30 mereka akan dijemput oleh supir untuk menuju tempat kerja khusus mereka. Nah, di lantai tempat saya dinas hampir seluruh penghuni pergi ke tempat kerja. Jadi, setelah mereka pergi kerja yang dikerjakan oleh kami biasanya merapikan kamar mereka, mengisi pampers, mengganti handuk atau mengisi peralatan mandi mereka yang sudah habis. Bisa saja, pas jadwal belanja kami akan pergi berbelanja untuk kebutuhan satu Minggu.

Di sana saya lebih banyak belajar menghargai wakt, jadi lebih disiplin waktu juga. Hmm tapi setelah balik Indonesia sepertinya kedisiplinan waktu saya jadi berkurang. Olala... malu sama diri sendiri, apalagi kalau pas jadwal menuntut ilmu. Pas lagi futur-futurnya lebih parah lagi :((

Well, beberapa Minggu lalu saya dikabarkan bahwa salah satu penghuni meninggal. If you know, salah satu penghuni ini adalah salah satu penghuni favorit saya. Orang tuanya sangaaaaaat baiiik... Udah kaya Ayah Ibu kalau pas mereka berkunjung ke tempat kami. Seringkali membawakan kami oleh-oleh, dan saat saya akan pulang ke Indonesia mereka bahkan sampai rela malam-malam berkunjung ke tempat kerja (But, I was not there the time). And I thought, that I'd never meet him again. They put gift and a letter on the table. (yang ini ceritanya ntar deh ya)

Nah, intinya mah ya. Saya bersyukur dipertemukan dengan orang-orang baik di saat menjadi pekerja sosial di sana. :)

Kalau ada tawaran berangkat ke Jerman lagi gimana?

Kalau ada tawaran lagi? Waaah semoga ada rezeki bisa kembali terbang ke sana. But now, it's not urgent. Mungkin kehidupan sudah berbeda hehehhe... Bahasa Jerman juga sudah jarang digunakan, bahkan berbicara saja masih berfikir. Kangen bangeeet belajar bahasa Jerman lagi sebenarnya. Sekarang malah lebih concern ke bahasa Inggris. Coba dooong demi apa? :((

Bahasa itu sebenarnya mudah, asalah we have to oft to practice in speaking yaaa... kalau jarang digunakan dan ngendap bakalan ilang kaya saya jadi terluntang lantung. Target sih ini, bahasa Inggris harus dikuasai dan kembali lagi belajar bahasa Jerman. Semogaaa semogaaa nanti kalau ke sana dalam rangka belajar, belajar bersama pasangan dan harapan Eaaaa :D :D :D

Lost in Salzburg

--Vidahasan--
Share:

22 June 2018

Kerja Sosial di Jerman (1)

Hali Halo Liebe Leute...


Tulisan ini sebenarnya adalah tulisan lanjutan di label tentang Kerja Sosial di Jerman. Nah, kalau ada yang belum baca, sok manggaaa dipersilahkan untuk membacanya. Tulisan ini lebih ke menjawab pertanyaan beberapa teman yang penasaran dengan saya, "Vida, dulu emang kamu ngapain sih di Jerman?" Biar nggak penasara, saya tulis dulu yaa tentang kerja sosial di rumah untuk tuna grahita dan bagaimana menjalani kehidupan bersama mereka. :) 

Enjoy the story...

Jadi, setelah ikutan jejak para senior jurusan dengan program Aupair (kapan-kapan akan saya jelaskan tentang Aupair yaa) di Jerman, saya melanjutkan kembali dengan program yang lebih seru dan menantang. Nama programnya adalah Freiwilliges Soziales Jahr, dalam bahasa Indonesianya disebut Kerja Sosial Tahunan. Kenapa tahunan? Karena kami diberi kesempatan maksimal 1,5 tahun untuk merasakan sebagai volunteer di Jerman. Kalau sebelumnya sudah dijelaskan yaa tempat-tempat yang bisa untuk dijadikan sebagai FSJ (singkatnya). FSJ bisa dilakukan dalam berbagai bidang, bisa sosial (panti jompo, panti rehabilitasi, sekolah khusus, atau tempat lain), bidang kesehatan (rumah sakit, praktek dokter), atau bisa di bidang hiburan seperti museum, pelayanan dan masih banyak lagi. Tapi eh tapi, saya akan lebih menceritakan tentang pengalaman saya sebagai FSJ di rumah untuk disability human in Mannheim.

Saya mulai kerja pada tanggal 1 September 2014. Sehari sebelumnya, saya akhirnya move dari kota Frankfurt menuju kota Mannheim. Alhamdulillah, tempat saya mengabdi selama setahun ke depan ini menfasilitasi saya sebuah ruang di rumah susun (saya menyebutnya Wohnung). Ruangannya cukup besar, memiliki kamar mandi+toilet dan dapur. Tidak perlu khawatir untuk peralatan memasak sudah mereka siapkan untuk kehidupan kita mendatang. Di 3 bulan pertama saya tinggal berdua bersama dengan seorang teman, setelah itu saya pindah kamar di lantai 5 yang pemandangannya MashaAllah, bisa dinikmati jika saya lelah setelah pulang kerja.



Hari Pertama.

Kami berkenalan dengan beberapa orang yang juga mengikuti program yang sama. Jadi, kita tidak akan menjadi anak bawang sendirian, karena ada beberapa teman-teman yang lain yang juga baru sama seperti kita. Tempat kerja sosial saya, bernama Werner Huelstrunk Haus (http://www.reha-suedwest.de/whh-ma/) boleh dikepoin situsnya, tapi menggunakan bahasa Jerman yaa heheh.. Di WHH (singkatnya) ada 3 lantai yang setiap lantai memiliki penghuni yang unik-unik dan menarik untuk didampingi. Kami, diperkenalkan dengan seluruh pegawai di WHH beserta penghuninya. Oh iya, saya tidak akan menceritakan panjang lebar di hari pertama sampai hari terakhir saya bekerja yaa :D takut nanti bisa jadi web drama stroy huehehehe

Setiap lantai dari lantai 1 sampai 3 ada 10 penghuni. Jadi total dalam satu rumah ada 30 penghuni. Untuk pekerjanya, setiap lantai memiliki 4 orang profesional, 1 Azubi (pelajar), dan 1-2 FSJ. Jadi, total setiap lantai memiliki 7 pegawai. Untuk FSJ dan Azubi punya mentor masing-masing. Jadi, kalau ada apa-apa mentor tersebut yang akan bertanggung jawab untuk FSJ atau Azubinya. Tugas mentor biasanya mengarahkan kita sebagai pegawai baru untuk melakukan hal-hal yang baik sebelum menangani si penghuni. Tapi buat saya, seluruh 4 pegawai profi merupakan mentor saya, karena saya mengambil hal-hal baik yang mereka lakukan. :)

Tugasnya ngapain aja sih kalau di sana? 

Di 3-7 hari pertama saya hanya bisa menyaksikan para senior saya melakukan banyak hal untuk para penghuni (kami sebut penghuni panti aja yaa) :) Nah, untuk tugas karena masih jadi FSJ dan bukan profesional semacam senior lainnya, saya hanya melakukan hal-hal yang bisa dilakukan dan mudah. Contohnya seperti memandikan mereka, membersihkan kotoran mereka, membangungkan mereka, menyiapkan makan, mendampingi mereka bermain, jalan-jalan keliling tempat kerja atau ke kota, menyiapkan segala sesuatu kalau mereka akan liburan, yang penting spending time sama mereka. 

Tugas yang buat saya berat adalah memandikan mereka, karena untuk memandikan orang-orang ini butuh kekuatan dan kefokusan. Kekuatan biasanya digunakan untuk menggendong, jadi memindahkan dari kursi ke kasur, lalu kasur ke kursi mandi, dan begitu seterusnya atau biasanya kami menggunakan alat bantu yang disebut lifter untuk mengangkat penghuni yang badannya cukup besar dari saya. Tapi, dari 10 penghuni di lantai tempat saya kerja, saya tidak boleh menangani 3 orang penghuni khusus. Mereka memiliki kelainan pada syaraf mereka yang biasa disebut dengan epilepsi. Kata para mentor, "Vida, du darfst nicht mit denen, weil die Epilepsi haben. Ich hab Angst wenn, sie Unfall bekommen" (Vida, kamu tidak boleh menangani mereka ya, karena mereka punya epilepsi, takut terjadi apa-apa). 

Di awal saya tidak boleh menangani 3 pasien khusus, tapi di 4 bulan terakhir saya menangani salah satu penghuni yang memiliki epilepsi. Hanya saja, saya harus hati-hati karena saya harus benar-benar memperhatikannya jika terjadi hal yang tidak diinginkan. Hanya sekali-dua kali saja menanganinya, tidak terlalu sering menangani salah satu ini. (Maaf yaa... nama akan saya samarkan, karena memang orang Jerman sangat menjaga privasi sekali termasuk nama mereka).

Untuk obat, FSJ tidak diizinkan untuk memberi obat langsung ke penghuni. Jadi, yang memberi obat secara khusus adalah para mentor atau Azubi. Katanya, "das ist nicht dein Job. Wenn du Azubi bist, dann kannst du machen" (ini bukan tugasmu, nanti kalau kamu kamu seorang pelajar baru deh kamu coba kasih mereka obat). 

Masing-masing penghuni memiliki kebutuhan masing-masing yaa.. Kalau di lantai 3 ada 6 penghuni yang menggunakan total kursi roda. But they can doing for theirself. Kita nggak perlu mendorong terus-terusan, karena ada beberapa penghuni yang bisa mengendarai kursi rodanya sendiri. Sisanya 4 orang, mereka bisa berjalan dengan kaki mereka hanya kita perlu memapahnya saja pelan-pelan kalau mereka terlalu cepat berjalan :)

This job can make me feel understand about humanity, the person that we think 'they can't doing anything', is special human with their personality. Mereka bisa kok melakukan hal-hal yang biasa kita lakukan, asalkan kita bisa menempatkan diri kita di sisi mereka dan menjadi percontohan yang baik buat mereka. Bukan mereka yang belajar dari saya, justru saya belajar banyak hal dari mereka, seperti rasa syukur. Betapapun kekurangannya mereka, mereka tetap menikmati kehidupan mereka sendiri. Jika ada yang bilang "yaiyalah, kan mau nggak mau" hmmm... Just think on yourself, dear. Allah benar-benar Maha Adil, di saat hamba-Nya dirasa tak memiliki apapun tapi Dia tahu kok kita memiliki kemampuan. Bahkan, kita mampu loh atas izin dan kekuatan dari-Nya :)

Emang dulu udah pernah punya pengalaman menangani orang-orang tersebut? Nggak takut gitu?

Terkadang, kita melakukan sesuai dengan kemampuan kita saja. Kalau bisa yauda ngelakuinnya itu aja terus sampai kita bosan melakukannya. Nah, kalau FSJ di Jerman ini buat saya adalah sebuah ajang untuk mencari jati diri. Kita mau kemana sih sebenernya? Makanya FSJ ada di Jerman, sebagai batu loncatan supaya anak-anak muda bisa lebih peka dengan kondisi sosialnya, ikut merasakan bekerja setelah lulus SMA, makanya di sana kalau sudah berumur 18 tahun diharuskan untuk bisa mandiri bahkan kudu nyobain aboard ke tempat lain. Bahasa kerennya, lu kalau nggak keluar rumah, kuper banget! hehe

Saya tidak memiliki basic sama sekali untuk menangani orang-orang demikian, istilah learning by doing itu berlaku banget di Jerman. Kita belajar sambil melakukannya, bukan hanya belajar terus-terusan secara teori, tapi ketika masuk ke prakteknya hasilnya nol besar. Makanya nih, di awal saya pun sempat ragu, "kira-kira bisa nggak yaaa" dan alhamdulillaaaaah... dapet mentor-mentor yang super kece di tempat kerja. Ada apa-apa langsung tanggap bahkan bisa dibilang saya merasakan kekompakan di lantai tempat saya kerja. Mereka memaklumi, apalagi saya baru dan bukan warga Jerman asli. Mereka respect sekalipun saya mengenakan kerudung. Penghuni ini berusia sekitar 23-60 tahun (saat itu), mungkin sekarang sudah lebih dari itu.

Kalau takut, pastilah takut.. namanya juga for the first time banget menangani orang-orang demikian. Setelah nyoba dan bisa dalam waktu kurang lebih seminggu akhirnya nagiiih dan berasa berharga bangeeet bantuin mereka hehe.. Takutnya karena nggak bisa menanganinya, grogi dan salah memahami, menanggapi mereka setiap penghuni. Apalagi, ada penghuni yang kalau kita berbicara harus dengan suara agak keras supaya dengar, ada yang harus menggunakan bahasa isyarat, ada yang harus pelan-pelan supaya mereka paham bahasa bibir kita, ada yang ngoceh terus mau didengerin, ada yang moody abiiiss.. Ada banyak setiap karakter di dalam diri mereka. MashaAllah.... Saya belajar banyak hal tentang karakter orang-orang demikian :)

Oh iya, sebagai anak FSJ nih kita juga dapet fasilitas seminar selama 25 hari selama setahun. Di cerita selanjutnya yaa saya ceritakan tentang seminar dan ngapain aja selama di seminar :) Jadi, kita juga nggak akan butaaa banget deh masalah psikologis atau teknis karena berkat seminar tersebut :)

Vid, itu kan menangani dewasa ya? Kalau laki-laki dewasa kamu masih menanganinya?

Hehe... Namanya tugas dan sudah signing kontrak berarti kudu siap melakukan apapun. Ya Allah, sebenarnya nggak boleh, tapi sungguhlah saya berniaaaat banget untuk membantu orang-orang ini. Berniat dalam kebaikan, semoga Allah mengampuni saya karena saya balik lagi berfikir, kalau tidak ada orang-orang ini apa yang akan mereka lakukan? Kalau tidak ada profesi demikian, bagaimana kehidupan mereka di masa mendatang? Bagaimana mereka mandi, buang air, makan, dan segala macamnya? Tapi kan bisa ambil yang perempuan ajaaa... Justru di lantai saya kebanyakan laki-lakinya. Dan diharapkan nggak pilih-pilih penghuni yang mau ditangani. Kalau siap bekerja di sana, berarti harus siap dengan segala kondisi apapun. Itu pendapat saya saat itu. Karena untuk mencari yang spesialis anak-anak agak susah dan memang jarang di daerah wilayah Baden Wuerttemberg, mungkin harus ke wilayah Jerman bagian utara dulu yang banyak menerima khususnya untuk yang berkerudung. Kalau saya meyakini, lakukanlah hal baik meski sulit. Semoga Allah meridhoi apa yang saya lakukan.. wallahua'lam bis showab :)

Di Jerman sendiri, adanya organisasi demikian untuk membantu jaminan mereka ke depannya. Mereka sudah mendapat uang saku dan fasilitas dari pemerintah, tujuannya adalah jika orang tua mereka sudah tidak mampu merawat mereka dengan kondisi demikian, lalu siapa lagi yang akan merawat kalau bukan orang-orang yang sudah ahli tersebut? Kereeen yaaa... Karena orang-orang ini pun harus menempuh sekolah dulu untuk bisa merawat para penghuni tersebut. Coba kita? Kelabakan karena tidak terbiasa menangani mereka, takut mereka brutalah, takut mereka memukul kitalah, no, dont judge a book by a cover! Cuman praduga kita aja, karena sebenarnya mereka tidak demikian.

Mereka hanya butuh perhatian kita aja, tapi jangan terlalu terlena diperhatikan supaya mereka dapat belajar mandiri melakukan beberapa kegiatan yang memang harusnya bisa mereka lakukan sendiri. Contohnya, di lantai tempat saya penghuninya masih bisa diajak kerja sama. Misal, si A bertugas meletakkan peralatan makan setelahnya di tempat cuci, si B membantu menyiapkan lap atau meletakkan makanan yang sudah disiapkan ke meja makan, si C memasukkan peralatan makan ke Spullmachine (alat cuci piring), atau bisa jadi si D membantu menyapu lantai, dan lain sebagainya. Jadi, ditekankan supaya saling bekerja sama satu sama lain. Keceee kan meskipun dengan kekurangan mereka masing-masing...

satu sudut asik di tempat kerja (maafin yaa kalau nggak sopan) heheh :)


---

Di cerita selanjutnya akan saya jelaskan tentang jadwal kerja, libur, dan cuti yaa dear. Supaya nggak penasaran bagaimana dunia kerja di Jerman sendiri masalah waktu kerja, dan liburnya. but by the way anyway busway, ini disebabkan pada suka bilang "Vida kayaknya jalan-jalan teruuuus deeh tiap Minggu" ah, belum tau aja di balik layarnya kaya gimana :D

-vidahasan-


Share:

20 June 2018

Mencintaimu Karena Allah

Dear Friends,

jadi, mohoooon maaaf sekali jika kau membaca tulisan ini dengan baper. Yang nulis aja bisa baper, (semoga) yang baca jangan sampai baper bacanya karena masalah jodoh yaaaa... hehehh

Kenapa tiba-tiba saya menuliskan permasalah jodoh di blog? Mungkin, karena bagi kebanyakan orang terutama para single-Lillah topik yang paling dan sangat paling populer adalah tentang jodoh. "Hey Jodoh, where are you? I just waiting for you, here for you" Masih menunggu aja nih? Titiknya belum muncul-muncul juga? Keep Calm and stay be with single-Lillah, jangan sampai kendor dikarenakan jodohnya belum nampak juga. :)

Dear you, someday if you are falling in love, you have to be brave on yourself dear. Karena kau tahu, sejatinya rasa cinta itu didatangkan dari Allah dan untuk Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Siapa yang memberi kita rasa kalau bukan Dia? Siapa yang membolak-balikan hati, kalau bukan Dia juga? Maka, jangan hanya bisa bilang 'I Love You' but you have to say 'Anna Uhubikka Fillah' (aku mencintaimu karena Allah). Allah sedang mempersiapkan seseorang untuk bisa menjagamu, untuk bisa membimbingmu, untuk bisa menguatkanmu hingga ke Jannah-Nya. 

Kalau kau berjodoh dengan seseorang yang namanya selalu kau sebut tiap hari di dalam doa-doamu, maka memang Allah sudah menuliskan dia untukmu. Kalau bukan, jangan bersedih hati, sejatinya Allah sedang mempersiapkan seseorang yang paling dan sangat spesial untukmu di kemudian hari. Percaya kan? Harus percaya, karena Allah itu baaaaaiiiikk banget sama hamba-Nya, sekalipun kita suka menjauh dari-Nya.

Saya pernah mendengar dari salah seorang teman saya, sebut saja ia bernama Inayah. Jika kau tahu, perjuangan untuk meraih cinta untuk mendapatkan dia cukup lika liku. Allah benar-benar masih menyayanginya, why? Because He choose someone, who's better to herself. Ada hikmah di setiap permasalahan, bahkan kau tahu, siapa yang memberi kita sebuah masalah jika bukan Dia Yang Maha Hidup? Allah masih sayaaaaang banget sama diri kita, makanya kita dikasih masalah supaya kita bisa dekat dengan-Nya.

So, let me to telling you about that story...

Teman saya ini sudah putus dengan pacarnya, Dia mah maunya pasrah aja. Menurutnya, 'kalau gue jodoh sama dia, gue bakalan balik lagi kok sama dia' someday, she said so... Dalam perjalanan menuju cinta-Nya, bisa jadi dia memiliki banyak pilihan, bahkan dia pernah sempat dilamar seseorang yang 'ngebet nikah'. Padahal sejatinya menikah adalah bukan tentang tepat waktu, tapi ada waktu yang tepat di mana Allah yang mengatur semuanya itu, so keep calm because Allah is prepared your time to married. Singkat cerita, dia dihantui rasa keraguan apakah laki-laki yang melamarnya ini adalah laki-laki yang memang dipilihkan oleh Allah untuknya?

Kau tahu, ada doa-doa yang namanya ia sebut setiap kali ia melaksanakan sholat. Bahkan, di saat ia merasa bimbang kekuatan Allah luar biasa karena Ia datangkan seseorang di masa lalunya untuk menjadi pilihan hidupnya. Inayah bercerita, bahwa ia bermimpi bertemu mantannya dan menikah dengannya. Satu hal, ketika kita istikharoh jika seseorang itu muncul di dalam mimpi berarti itu adalah sebuah jawaban, bukankah demikian? Tapi buat saya, kembali ke hati kita masing-masing. Allah yang menguatkan hati kita apakah pilihan kita benar-benar dia atau bukan. Atau bisa jadi, Allah menunjukkan sifat-sifat dia yang memang tidak selayaknya menjadi pendamping kita sebelum kita menikah dengannya. Bukankah, ibadang paling lama itu adalah berumah tangga?

Nah, ini juga terjadi pada teman saya yang dilamar oleh seseorang. Allah Maha Baik karena, Allah menunjukkan dia sikap yang tidak sepantasnya. "Lo bayangin, kalau itu terjadi sama gue? Dia mau nikah karena dia mau bayar hutang-hutangnya", katanya. Rupanya, persepsi 'Allah akan memberikan kekayaan setelah menikah' disalah artikan oleh beberapa orang. Astaghfirullohaladzim... Dear, memang benar Allah akan memberikan rezeki-Nya bagi orang yang telah menikah, dan itu fakta bukan ekspektasi. Tapi please, rezeki itu datang dari Allah, kita yang berikhtiar. Kalau kita tidak ikhtiar mencari rezeki, bagaimana Allah akan mendatangkan rezekinya ke kita coba? Balik lagi yaa ke niat, menikah dan mencintai itu karena Allah bukan karena urusan duniawi saja. Sama mungkin yaa seperti jodoh (eh)... Kata orang, kalau mau bertemu jodoh, harus bisa membuka hati dengan orang lain dan paling penting adalah pasti ada jalan, pasti banget ada jalan untuk bertemu dengan jodohnya... Eeaaa...

If you know, that the ending of her love's story is... Dia menikah dengan mantannya yang dia selalu sebut namanya dalam doa-doanya. Memasrahkan segala kehendak pada-Nya adalah sebuah jalan untuk mencapai Ridho-Nya. Asalkan kita terus yakin pada-Nya, jangan pernah lelah untuk terus berdoa yaa, dear...

Dear, carilah pasangan yang bisa membuatmu mencintai Allah lebih lagi, yang mampu merindukan-Nya terus lagi, yang mampu membimbingmu menuju Jannah-Nya, yang selalu menjadi penyemangatmu ketika dirimu merasa futur, yang paling penting bisa menjadi pemimpin keluargamu mencapai Ahlul Jannah. Masalah yang lain itu nomor kesekian, karena kalau mencintainya karena Allah pasti dah apapun dalam kehidupan kita akan manjadi keberkahan tersendiri. ((Ini menurut cerita dari orang-orang yaaa.. saya sendiri kan belum pernah merasakan. Mohon didoakan yaaa dear)) :)

Sejatinya pernikahan itu adalah sebuah keberkahan, karena jika kita melaksanakannya maka tuntas sudah tugas seorang ayah terhadap anak perempuannya, namun sebuah kehidupan baru bagi si pasangan karena harus berjuang dan berfikir bagaimana membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah wa rohmah? Maka, pernikahan itu akan diridhoi di waktu yang tepat yang akan Allah tunjukkan padamu suatu saat nanti. Doa-doamu akan dikabulkan seiring perjalanannya waktu, karena jodoh akan bertemu di pelaminan (inshaAllah) atau jodoh akan dipertemukan kelak di surganya Allah (Aamiin Allohumman Aamiin)... :)


Berdoalah jika dia yang terbaik untukmu, minta sama Allah didekatkan ke dalam ikatan penuh rahmah, jika bukan maka, "Allah sudah menyimpan seseorang yang teramat khusus untuk kamu atau Allah sedang menyuruhmu untuk memantaskan diri supaya dia yang istimewa tidak kecewa padamu, dia yang istimewa merasa sangat berarti memilikimu. Karena pasanganmu adalah cerminan dirimu, jadilah yang terbaik untuk dirinya menuju jannah-Nya bersama-sama. Pencarianmu telah berakhir dengan indah, karena mencintai karena Allah itu adalah hal teromantis yang dirasakan"



-vidahasan-

Share:

14 June 2018

Sepotong Roti

Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh


Dear friends, I just wanna write about something that make my heart hurt. I just remember about the people in other world, just realized how did they this Ramadhan?

Pagi itu, ketika sahur saya memakan selembar roti tawar yang memang menjadi menu andalan saya selama saya puasa. Bahkan, biasanya saya lebih memilih untuk meminum air putih saja ketika akan berpuasa Senin-Kamis (misalnya). Ini bukan bermaksud ingin riya' saya hanya ingin bercerita bahwasanya rasa syukur itu perlu sekali kita rasakan. Why? because Allah gave us everything, what we need! Do you believe it, don't you?

Sekilas, diri saya yang dulu selalu acuh sama lingkungan bahkan pernah memandang sebelah mata dengan teman-teman yang melakukan aksi di jalan raya mendukung kemerdekaan negara muslim yang sedang berjuang saat ini, menjadi tersadar. Ada rasa haru, iri, bahkan kecewa dengan diri sendiri kenapa saya tidak bisa melakukan hal demikian saat dulu. Memang ya, penyesalan itu datang selalu pada akhirnya. Allah itu Maha Baik banget, super duper baik banget. saking Allah baik banget sama kita, kalau kita nggak nyamperin, Dia cari-cari, nanya sama malaikat "Ya Malaikat, tumben nih si Fulan nggak dateng? Lagi ngapain dia? Oh, dia sedang bersenang-senang dengan teman-temannya". Ya Allah.... Di saat hamba-Nya lupa aja, Dia slalu ingat hamba-Nya.

Di penghujung Ramadan ini, membuat saya lebih banyaaaaak sekali menginstropeksi diri saya. Dari hal apapun termasuk makanan. "Vid, lagi diet? Kok makannya cuman roti?" Bukan, saya hanya sedang belajar untuk slalu bersyukur dengan yang ada di depan saya. Adanya roti, maka makanlah dengan enak roti tersebut, adanya air putih, maka minumlah saya seteguk dua teguk air putih. Belajar dari Rasululloh Sallahu'alaihi Wassalam, jika adanya kurma maka makanlah ia dengan kurma, jika hanya ada air maka minumlah ia seteguk air.

Kebiasaan diri kita, jika berbuka banyaaaak sekali menu terhidang di atas meja. Entah pada akhirnya makanan tersebut habis atau tidak itu urusan belakangan, penting adalah masalah perut dan nafsu yang menjadikannya bertubi-tubi dalam diri kita. Jika diliat saudara-saudara muslim kita di Palestina, Suriah, Myanmar, Afganistan, Afrika, apa kabar mereka? Dengan kondisi perang, nyamankan mereka berbuka dan makan sahur dengan diiringi alunan musik yang setiap waktu akan mempertaruhkan keselamatan mereka? Nyamankah mereka dengan kondisi tidak ada air ketika tanah mereka kekeringan? Nyamankah mereka dengan kondisi tidak memiliki tempat tinggal karena telah diusir dari negaranya sendiri?

Dear, belajar untuk bisa membuat porsi diri lebih baik lagi. Kalau sekiranya tidak akan memakannya, maka tak perlu dibeli atau jika memang berniat memakan, maka makanlah dengan nikmat. Allah itu menganugerahi kita rezeki yang begitu melimpah. Tinggal bagaimana diri kita memanfaatkan rezeki yang sudah diberi oleh Allah dibandingkan saudara-saudara muslim kita yang sedang berjuang memerdekakan kebebasannya yang diri kita hanya bisa membantu dari kejauhan atau hanya mengirimkan sebuah doa yang terlantun dari ucapan kita.

Ya Allah, jika saja saya bisa membantu menuju ke tempat kejadian perkara langsung maka ridhoi perjalanan saya ya Allah untuk bertemu dengan saudara-saudara muslim saya di sana, untuk memberi manfaat meskipun itu hanya sebesar biji kurma. Setidaknya, melihat mereka tersenyum adalah sebuah kebahagiaan yang hakiki.

"Ya Allah muliakanlah Islam dan orang Islam! Ya Allah, hinakan syirik dan musyrikin. Ya Allah tolonglah saudara-saudara yang muslim dan mujahidin dan golongan-golongan lemah di Palestina, Irak, Lubnan dan di semua tempat dan di semua masa" 

pic by mbak @benefiko


Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh


Share:

9 May 2018

Muslim Society in Germany

Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh,


Ini cerita lanjutan tentang Muslim di Jerman. Jika sebelumnya saya menceritakan tentang makanan halal di Jerman, kali ini saya akan menceritakan tentang bagaimana kehidupan jika muslim hidup di Jerman. Biasanya ada yang sering menanyakan ke saya tentang sikap orang Jerman sendiri terhadap warga muslim yang tinggal di Jerman itu seperti apa. "Vida, kamu kan muslim ya di sana? Terus orang-orang Jerman sendiri ketika melihatmu mengenakan kerudung dan tau bahwa kamu muslim, bagaimana sikap mereka?"

Well, sebenarnya mah sikap mereka biasa-biasa aja terlepas dari saya yang beragama Islam. Mereka menghormati warga yang menganut Islam di daerahnya. Dulu, ketika saya pertama kali menginjakkan kaki di Jerman saya kira saya yang akan sendirian yang muslim dan mengenakan kerudung. Rupanya, anggapan saya salah besar, bahwa di mana-mana masih ada muslim di sekitar kita meskipun memang tidak se mayoritas di Indonesia. Mereka justru saling respect to others kalau saya lihat ya.. Banyak beberapa muslim yang berasal dari Maroko, Turki, Algeria, Irak, Iran dan lain-lain. Mereka juga masih tetap mengenakan kerudung meskipun bukan tinggal di negara mereka sendiri, bahkan mereka juga masih tetap berpuasa meskipun waktu puasa di Jerman hampir 20 jam lamanya.

Suatu hari, ibu asuh saya di sana menyampaikan kalau dia bertemu dengan seorang muslimah berasal dari Uzbekistan. Namanya Saodat, dia meminta nomor muslimah ini supaya saya bisa ada teman mengobrol dan teman saling berbagi. Saking excitednya saya, saya pun menghubungi dia. Memperkenalkan diri. Pertemuan pertama kali diawali dengan berbagai macam cerita yang tidak terduga. Dia menceritakan bagaimana dia bisa berhijrah di negara yang minoritas muslim ini.

Menurutnya, "Vida, kamu harus banyak bersyukur karena lingkunganmu mendukungmu untuk melakukan banyak hal sesuai dengan ajaran agama kita. Jujur aku iri dengan orang-orang yang dapat mempraktekan kewajiban sebagai seorang muslim. Aku baru mengenakan kerudung setelah aku di Jerman. Tapi Allah memang Maha Luar Biasa Baik yaaa.. Dia memberi hidayah kepadaku di saat aku berada dalam situasi yang menurutku terburuk. Ada kala di satu titik aku merasa mulai jenuh, hingga datanglah Allah yang menolongku melalui beberapa orang".

Waaaa that story were touch meeee! I don't know what I could say, just Alhamdulillah... Kerennya si Saodat ini adalah dia sudah berjilbab dan berkerudung syar'i, berbedalah dengan saya yang masih mengenakan jeans ala-ala dengan gaya yang ala-ala modern. Salut banget, karena baru berhijrah dia bisa berusaha untuk melakukan sebisa mungkin yang menurutnya baik. Saking terlalu asiknya bercerita, pertemuan pertama kami akhirnya harus berakhir karena sudah larut malam. Ada rasa bahagia tersendiri buatk bisa berjumpa dengan Saodat yang mashaAllah memberi pandangan rasa syukur kita sebagai umat muslim yang tinggal di mayoritas. "Ich muss aber jetzt los, Saodat. Wir treffen uns wieder irgendwann, wenn du Zeit hast" -- "Ja, klar. Kannst einfach mir schreiben".

Setelah pertemuan pertama dengan Saodat, saya kembali berjumpa dengannya. Luar biasanya adalah saya diajak berkeliling ke muslim society di wilayah Frankfurt. Pertama kali yang saya dan Saodat kunjungi adalah Islamic Center yang namanya Zentrum der islamischen Kultur Frankfurt, tempatnya boleh dibilang masih di wilayah dalam kota bahkan tidak terlalu jauh dari pusat perkotaan Frankfurt sendiri. Kalau Saodat bercerita sih, Islamic center yang ini didirikan oleh komunitas muslim Arab yang tinggal di Jerman. Tempatnya bukan berbentuk masjid, namun ada tempat sholatnya yang cukup luas karena saya sempat menumpang sholat Ashar di sana (maaf yaaa.. saya nggak sempat memfoto tempatnya) huhu :((

Setelah itu, saya menuju masjid yang dekat dengan daerah Hauptwache. Hauptwache adalah salah satu stasiun pemberhentian trem di Frankfurt yang letaknya di Zeil atau pusat kotanya Frankfurt. Tidak perlu berjalan jauh dari stasiun, kami menemukan tempat untuk sholat dan sangat kecil. Bentuknya seperti kamar kos saya, tapi mungkin agak sedikit besar berukuran sekitar 4x4. Daaaann if you know what? Di sana aku bertemu dengan seorang muallaf Jerman dan beliau sangaaat anggun dan cantik dengan kerudungnya yang menjulur. "Ich hab Islam einfach gefunden, und denke, dass Islam wirklich schoene Religion. Ich hab niemals so was fuehlen, deswegen lerne ich ueber Islam". MashaAllah... Allahu Akbar!!! Merinding mendengarnya... Alhamdulillah... Saya benar-benar bersyukur dipertemukan dengan orang-orang luar biasa ini. (daaaan sekali lagiii maaf... karena kami sungguh tidak berfoto. Dikarenakan adab dan sopan santun, padahal untuk kenang-kenangan sangatlah mengenang).

And afteer loooong journey, I didn't meet with Saodat again. I don't know why, may be, she is on focus by her study, that's why she was very busy. But in another chance and time, Qadarulloh we met again... and she invited me to her boarding house. Di sana saya bertemu dengan teman-teman Saodat yang berasal dari Rusia, Nigeria, dan Jerman sendiri, mashaAllah ini mah ketemunya bidadari-bidadari surga semua (aamiin...). Saya merasa tidak sendiri karena masih ada teman yang seaqidah dengan saya, yaaa meskipun saya masih sangat-sangat belajar dari mereka yang benar-benar menutup dirinya dan menjaga dirinya...

Naaah... di muslim society in Germany ini mungkin saya lebih fokus bertemu dengan orang-orang yang membuat saya justru lebih banyak belajar dari mereka yaa.. InshaAllah, di tulisan selanjutnya akan saya sampaikan tentang masjid yang ada di wilayah Jerman dan sekitarnya :')

Wassalamu'alaykum Warohamtullohi Wabarokatuh


Jika kau ingin benar-benar menemukan-Nya, maka salah satu cara adalah mendekap-Nya erat, bertemu dengan orang-orang shalih/ shalihah dan jangan malu untuk menceritakan apapun pada-Nya. Karena sejatinya manusia adalah akan kembali kepada-Nya. Diri kita hanya tinggal menunggu waktu. 
Semoga tetap menjadi muslim/ muslimah yang Sami'na Wa ato'na yaa deaar... :')


-vidahasan-
Share:

2 May 2018

Pendidikan Di Tapal Batas

Assalamu'alaykum Warohmatullohi Wabarokatuh,

Dear Friends,

semoga kamu tidak bosan dengan apa yang ingin saya tuliskan di blog saya ya. Yep! Karena lagi-lagi saya akan menceritakan tentang daerah pedalaman di mana 2 tahun lalu saya ditugaskan di sana. Berada di tempat yang daerahnya berbatasan dengan wilayah Malaysia membuat diri saya ini tersadar bahwa, Indonesia butuh orang-orang yang mempunyai pikiran "gila" untuk bisa merubahnya. Meskipun yang dilakukan adalah hal-hal kecil, yang penting adalah membuat dirinya bahagia sehingga orang di sekitarnya juga ikut merasakan kebahagiaan.

Berawal dari penasarannya saya dengan gerakan pendidikan seperti Indonesia Mengajar atau SM3T, sebelum lulus kuliah saya memasukkan dan menuliskan 2 nama tersebut di catatan wish list saya. Loh... Padahal nih, seorang Vida yang dulu kuliah di jurusan pendidikan bahasa Jerman, bahkan skripsi saja bukan mengambil ke ranah pendidikan, yang maunya sok sokan sastra justru memasukkan agenda mengikuti gerakan pendidikan di wish listnya. Kebayaaaang nggak siihh?? But, really I couldn't imagination for that! 

Saya mempertimbangkan salah satu dari dua pilihan tersebut yang akan ambil. SM3T jurusan saya tidak ada di dalam daftar pilihan, sedangkan Indonesia Mengajar siapapun boleh ikut serta untuk turun tangan, bahkan tidak hanya yang mempunyai background pendidikan, mau dia dari sarjana lulusan teknik, psikologi, akuntansi, dan lain-lain boleh ikut menjajal untuk mendaftar. So, I registered my name in this website. 

(pokoknyaa udah jadiii aja yaaa jadi pengajar muda terus uda ada di penempatan. Takut kelamaan ceritanya. Panjang soalnya mah....)

Intinya, dari kegelisahan yang berawal "Lah, aku sarjana mah pendidikan. Tapi gengsi banget buat ngajar di sekolah? Lah mereka? yang bukan sarjana pendidikan aja mau kerja di bidang pendidikan?" Astgahfirulloh... Betapa yaaa sombongnyaaa diri saya ini. Gaya, gengsi, sok-sokan, rasanya ada semua hal-hal demikian yang memang harus saya buang jauh-jauh...

Daaaaannn... Allah Maha Baik, Super Duper Baik. Bisa jadi, saya benar-benar diberi kesempatan untuk melihat langsung bagaimana pendidikan di daerah yang jauh dari fasilitas nyaman dan lengkap. Saya dipertemukan dengan sahabat-sahabat yang menjadi saudara saya yang luar biasa, yang seringkali memberi asupan positif di kala saya merasa jenuh.

Allah mungkin ingin memperlihatkan saya supaya saya lebih sering bersyukur, "Vid, kalau kamu nggak berpendidikan, kamu nggak akan bisa sampai ke Jerman, atau seperti sekarang ini"- "Vid, coba apa yang sudah kamu lakukan, apa kamu nggak mau dibagikan ke orang lain yang mungkin dari cerita-cerita kamu mereka lebih bisa bersemangat lagi untuk menggapai mimpinya?" Pertanyaan-pertanyaan ini selalu memacu di pikiran dan benak saya.

Di sana saya justru menjadi seorang pembelajar. Pembelajar yang benar-benar harus mensyukuri rasanya hidup di daerah yang fasilitasnya boleh dikatakan lengkap. Melihat anak-anak didik di daerah perbatasan membuat saya lebih banyaaak bersyukur, lebih banyak termotivasi, karena mereka tidak pernah mengenal kata menyerah bahkan mengeluh sekalipun. Apa yang mereka perbuat, ya cukup mereka syukuri. "Daripada nggak sekolah? Mau jadi apa anak-anak kami?" Kebanyakan dari orang tua murid selalu menyampaikan demikian.

Saluuut aslii saluuutt.. Belum lagi dengan perjalanan beberapa murid yang harus mereka tempuh berkilo-kilo meter dengan berjalan kaki melewati hutan sawit, coklat atau naik turun bukit yang cukup curam, bahkan tanah saja sempat longsor atau bahkan mereka rela tidak mengenakan alas kaki hanya demi menjaga sepatu mereka supaya tidak rusak. Selain itu, baiknya lagi Allah sama sayaaa... dipertemukan terus dengan orang-orang baik yang ada di sana. Meskipun memang baru pertama kalinya bertemu. Ada ajaaa untuk menawarkan bantuan-bantuan yang tak pernah diduga. MashaAllah... :")

perjalanan menyenangkan bersama anak-anak bukit Sion. Mendaki gunung lewati lembah :)
Allah kurang baik apa coba sama kita? Buku tinggal beli di toko buku terdekat, mau apa ajaaa juga dipermudah, tapi yaa kurang bersyukurnya diri kita pada-Nya.. Maka dari itu, memberi manfaat adalah salah satu cara untuk kita bisa menikmati keanugerahan-Nya. Semoga kita selalu menjadi hamba yang tak pernah kenal lelah untuk mencari ilmu dan membagikan ilmu kita kepada siapapun. Karena setiap orang adalah guru, setiap rumah adalah sekolah (Ki Hajar Dewantara).

Wassalamu'alaykum Warohmatullohi Wabarokatuh


Menjadi pendidik adalah sebuah anugerah dari Allah. Karena dengan demikian pendidik bisa belajar dari anak didik, begitu pun sebaliknya. Bisa jadi ada simbiosis mutualisme di dalamnya. :)

"Orang-orang yang berilmu kemudian dia memanfaatkan ilmu tersebut (bagi orang lain) akan lebih baik dari seribu orang yang beribadah atau ahli ibadah". (H.R. Ad-Dailami)


Share:

26 March 2018

How To Be Great a Muslim(ah)

Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh,


Udah kembali lagi di hari Sabtu. Beberapa bulan belakangan memang saya selalu excited kalau sudah masuk di hari Sabtu. Ada rasa tidak bersabar berjumpa dengan kerumunan manusia-manusia yang super positif di mana saya mendapatkan energi di sana. Mungkin terdengar lebay, namun beginilah adanya. Memang benar ya, jika hijrah itu berat, maka kau perlu untuk berjuang. Bagaiman? Menemukan teman hijrah yang dapat membuatmu lebih kuat dan memotivasimu. Itu yang saya dapatkan di setiap minggunya. :)

Kau tahu betapa Allah memang Sang Maha Luar Biasa. Why? of course. Coba dong, kalau nggak ada Allah, kita juga tidak akan pernah hidup di dunia ini atau bisa jadi dunia ini tidak akan pernah ada. Balik lagi ke dalam tiga pertanyaan yang sangat dasar (Uqdatul Qubra) Darimana Asal Kita?; Untuk Apa Kita Diciptakan?; Akan Kemanakah Kita Nanti? pernah nggak sih terbesit pertanyaan-pertanyaan tersebut? Jika pernah, apakah kau sudah menemukan jawaban atas pertanyaanmu? Kalau saya jujur untuk menjawabnya justru lebih terlena dengan kehadiran dari duniawi sendiri. Astaghfirullohaladzim...

Pernah terbesitkah kita bahwa dunia kita ini benar-benar hanya semenntara? Akan ada peristiwa di mana kita sama sekali tidak akan bisa memperdulikan orang lain sekalipun keluarga terdekat kita. Ada saatnya kita berjuang benar-benar sendiria, bahkan sahabat yang kita agung-agungkan di dunia pun sampai tidak peduli dengan kita. Ya, tempat yang suatu saat nanti kita datangi untuk mempertanggung jawabkan segala tingkah kita selama hidup di dunia yaitu Padang Mahsyar. Di sana kita akan dikumpulkan tanpa berpakaian, tanpa melihat siapa di samping kanan kiri atau depan belakang kita, kita hanya bisa fokus pada kesalahan-kesalahan kita yang pernah dilakukan semasa hidup di dunia.

((Vidaaaa... ini kenapa sih cerita di blognya begitu melulu))

Dear, saya hanya sekedar merangkum pembahasan kajian saya setiap minggunya. Bahasan setiap minggu di kelas intensiv studi islam ini begitu berat buat saya yang baru belajar tentang aqidah dan fikih. Makanya, saya harus merangkum ke dalam tulisan supaya saya bisa selalu mengingat apa yang disampaikan oleh Ust. Sulaiman. Ini sudah empat pertemuan dan di pembahasan ke empat ini membahas tentang Qada dan Qadhar. 

Ketika ditanya, apa sih itu Qada dan Qadhar? Kebanyakan akan menjawab ketetapan dari Allah. But, ketetapan yang seperti apa? Takdir yang sepeti apa? Qada adalah ketetapan Allah yang tidak dapat dirubah; dan Qadhar adalah ketetapan Allah yang bisa dirubah oleh manusia sendiri. Apa benar pengertiannya demikian? Kalau begitu ada takdir yang bisa dirubah oleh manusia itu sendiri? Apa yang saya pelajari kemarin agak sedikit mempermasalahkan perdebatan dalam fikiran manusia saat ini. Takdir itu bisa dirubah loh, iya dirubah karena itu memang kehendak juga dari Allah. Sudah jelas di dalam surat Ar Rad (11) "Allah tidak akan mengubah suatu kaum, kecuali kaum itu yang mengubahnya sendiri". Tapi dear, Allah itu sungguh lebih berkuasa atas apa diri kita. Jika Tangan Allah ingin merubah kaum tersebut, maka terjadilah Kun Fayakun. 

So like Hidayah loh... beberapa orang berpendapat bahwa yang namanya hidayah itu datang sendiri. "Nanti ah pake kerudungnya, menunggu hidayah menjemput. Kalau tiba-tiba kematian yang menjemputmu duluan bagaimana?" Dalam artian Allah itu sudah menyiapkan sebuah hidayah untuk umat-Nya, tinggal diri kita memilih sendiri mau memilih menjemput atau tetap terus berdiam diri hanya menunggu. Terus ada lagi, jika kita menulis, apakah itu kehendak Allah atau kehendak diri kita? For the first time my answer is of course by ourself. Astgahfirulloh... Sombong banget ya sayaaa.. huhu :(

Itu karena kehendak Allah loh kita menulis. Coba kalau Allah tidak menganugerahkan kita tangan, apakah kita akan pandai menulis seperti sekarang? Coba kalau Allah tidak menganugerahkan akal, apakah kita akan berfikir sedemikian rupa untuk menuliskan setiap kata? Mungkin bisa jadi, kita hanyalah diri yang tidak memahami apapun jika Allah tidak menganugerahkan itu semua. Allah keren banget yaa bisa menciptakan manusia sampai benar-benar diistimewakan banget sama Dia. Manusia itu makhlu yang paling Allah istimewakan dibanding makhluk-makhluk yang lain. Makanya, apa tujuan kita hidup di dunia ini kalau bukan untuk menjadi seorang khalifah di bumi dan menjadi hamba Allah yang bertaqwa?

Setiap yang Allah ciptakan itu tidak ada sia-sia belaka. Pasti semuanya kembali lagi bertujuan. Tinggal diri kita memilih tujuan hidup kita di dunia itu apa? Untuk membangkang sama Allah atau mau taat sama Allah. Jika mau taat, Allah sudah menyiapkan hadiah yang super duper istimewa banget buat kita, kalau kita mau membangkang Allah juga sudah menyiapkan yang "istimewa". Karena terpenting adalah Allah memberi kebebasan untuk manusia mempunyai pilihan, tinggal bagaimana kita mempertanggung jawabkan setiap amalan-amalan kita yang sudah dikerjakan semasa hidup.

Eh ini sedikit rangkuman tentang materi KISI di Sabtu kemarin ya tentang Al Qoda Wal Qadhar. Semoga kita semua selalu menjadi hamba Allah yang selalu Sami'na Wa Ato'na.

Wassalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Jika kau tau bahwa kita sangat diistimewakan sama Allah, lalu apa yang harus kita lakukan? Semoga kita selalu menjadi manusia yang Sami'na Wa Ato'na ya dear...
Remember, that you are really special. Whatever your face, your body, or what you have. Allah will always by your side so long you're always remember Him. 
Manusia diciptakan di bumi adalah untuk menjadi seorang khalifah dan beribadah kepada Allah


-- vidahasan --





Share:

18 March 2018

The Way To Believe

Assalamu'alaikum Warohamtullohi Wabarokatuh...

Dear Friends,

semoga Allah selalu memberimu kesehatan dan kenikmatan yaa... Ini adalah sebuah perjalanan hijrah saya yang meskipun memang buat saya masih cukup sulit namun tetap pelan-pelan. Alhamdulillah Allah mentakdirkan saya bertemu dengan teman-teman yang sholeh dan sholehah di komunitas Yuk Ngaji ini. MashaAllah... Melihat mereka antara malu dan mau maju, antara kagum dan takut, antara banyak sekali rasa yang mungkin dimiliki oleh orang yang ingin berhijrah di jalan Allah. Kemarin Sabtu adalah pertemuan KISI bagian ketiga yang menurut saya semakin minggu semakin berat materinya. Materinya sudah masuk ke dalam ideologi Islam. Subhanalloh...

Ada banyak nilai-nilai aqidah dalam islam yang memang saya sendiri pun belum tahu apa saja. Namun setidaknya dengan mengikuti KISI itu rasanya lebih dekat lebih dekat lebih dekat lagi untuk mencintai Islam. Saya ingat sebuah pertanyaan yang diajukan oleh kollega saya ketika saya di Jerman dulu, "Vida, coba deh, apa kamu pernah berfikir kenapa kamu bisa menjadi seorang muslim? Kamu muslim dari orang tuamu, atau kamu muslim benar-benar dari diri kamu sendiri?" Pertanyaan ini hanya bisa saya jawab dengan "Saya mencintai Islam karena orang tua juga  muslim"  jawaban yang buat saya menjadi malu pada diri sendiri.. Astaghfirullohaladzim...

Ustadz Sulaiman, pemateri KISI sempat melontarkan pertanyaan tersebut. Maka, di setiap pertemuan inilah saya menemukan jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan saya. Saya sholat 5 waktu, mengaji, berpuasa tapi apakah sudah ada esensinya menjadi muslim hanya dengan demikian? Menurut saya, ada yang sangat kurang dalam diri saya dengan sekedar sholat 5 waktu, mengaji dan berpuasa. Saya hanya melaksanakan sebagai tanggung jawab seorang muslim saja, tapi tidak tahu apa esensinya. Yang penting bagi saya adalah, saya menjalankan kegiatan tersebut supaya masuk surga. Sudah itu saja... :(( 

Maka Allah itu Maha Baik karena saya dipertemukan dengan komunitas ini. Banyak pengalaman baru yang bisa saya ambil kebaikan-kebaikan yang sudah teman-teman di komunitas ini alami. Dalam Surat Al Imron ayat 110 disampaikan bahwa "kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; diantara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik", maknanya adalah bahwa Allah sudah menjadikan diri kita (umat islam) adalah umat terbaik-Nya, kenapa karena ini berkat dari suri Tauladan kita Rasulullah SAW. Beliau yang begitu mempesona menjalankan tugasnya dengan 4 sifat bukan? Siddiq, Amana, Fathanah, dan Tabligh. 

Maka, dikatakan sebagai umat terbaiknya Allah kita harus bisa mencegah perbuatan-perbuatan yang mungkar yang jauh dari hal-hal kebajikan. Ada 3 hal yang harus kita lakukan untuk mengingatkan saudara sesama muslim kita sekuat-kuanya iman maka lakukanlah dengan tangan, jika tangan tidak dapat maka lakukanlah dengan lisan, jika pun lisan tidak bisa maka selemah-lemahnya iman adalah hanya menggunakan hati. Cukup dirasakan saja dan mendoakannya supaya mereka mendapatkan hidayah dari Allah.

Lah Vid Vid.. baru juga kan ikutan KISI udah sok sok ceramahin segalaa... :')

Dear, saya menulis ini sebagai review diri saya dan mengupgrade diri saya kembali sebagai seorang muslimah. Saya belum menjadi sesholehah seperti yang disampaikan di atas bahwasanya kembali lagi saya juga masih belajar dengan apa yang saya dapatkan di beberapa minggu ini. Sungguhlah saya tidak bermaksud menggurui siapapun, kita masih belajar bersama-sama dalam hal yang memang belum kita ketahui sebelumnya. Manusia punya akal kan? Nah akal itu adalah sebuah potensi yang kita miliki, maka janganlah kita melakukan praduga yang belum tentu benar adanya. 

Bersyukurlah dengan apa yang sudah kita miliki dengan potensi kita, Allah itu Maha Tahu (saya yakin bahwa kau pun tahu), jadi sampai apa yang kita rasa atau kita fikirkan Dia sangat-sangat tahu. Maka, jika pun ada yang baper dengan masalah cinta kembalilah untuk mengingat-Nya. Jangan sesekali kamu terjerumus dengan si virus merah jambu yang sama sekali belum jelas mengarah kemana. Jalinlah virus merah jambu itu dengan Yang Maha Pemberi Rasa, pasti akan lebih barokah.

Jika saja islam membuatmu berat maka ingatlah kau siapa yang menciptakanmu, siapa yang menciptakan alam semesta, ingatlah mengapa kau bisa ada di dunia ini, untuk apa kau ada di sini, dan dari mana datangnya dirimu. Tidak mungkin kan jika kau menjawab "aku datang dari rahim ibuku" lalu ayah ibumu berasal dari mana? kakek nenekmu? Dipikirkan sama-sama yaaa :)

Wassalamu'alaikum Wr. Wb


"Jika Allah memberimu sebuah cobaan bukan berarti Allah membencimu, Allah tidak pernah membenci hamba-Nya loh. Itu tanda bahwa Allah sedang merindukanmu untuk mendekap-Nya. Maka dekatilah Dia, jangan biarkan diri kita semakin jauh. Kau tahu, sekalipun diri kita jauh ada yang selalu setia menanti kehadiran kita. Semoga kita selalu menjadi orang yang selalu berhusnudzon sama Allah" :)


-- vidahasan --
Share:

13 March 2018

Life Muslim in Germany

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

((Cieee Vida lagi rajin nulis nih. Baru kemarin mengeluarkan tulisan lagi di blog sekarang mau launching lagi tulisan di blog. Sregep sregep dah! Hehehe))

Jika boleh jujur, ini adalah sebuah pembalasan di saat dulu-dulu saya jaraaaaaang sekali untuk menuliskan sesuatu dengan rutin di blog. Ingin kembali ke masa, di mana ada tulisan di blog satu tulisan dalam sehari. Kau tahu, ada begitu banyak moment yang harusnya dituliskan yang terbuang tanpa ada bekasnya. Mungkin ada, namun itu pun sangat sedikit. Sedih kan...

Well, semoga saya masih menjaga keistiqomahan dalam menuliskan prakata di blog supaya apa yang saya temui, apa yang saya lakukan dan apa yang lihat tidak menjadi sampah yang terbuang dengan sia-sia belaka. "Ya Allah, bimbing saya untuk menulis kembali. Jaga saya supaya tetap istiqomah dalam menulis, everything what I want to write".

So, saya hanya ingin flashback dengan masa sekitar 3 tahun yang lalu. Lama yaa... Jelas lama, karena di 3 tahun lalu banyak moment yang terbuang yang saya pun hampir lupa untuk menuliskannya di blog saya. Yap! If you wanna know, there is a time who can changes our life, that's why we have to remember our life long ago. Ah bahasa Inggrisnye njelimet, but I've just wanna try to write in english even not all the stories hehehe... Udah ah, nggak selesai-selesai mah ini kalau ceritanya ngalur ngidul.

Oh iya, terkait tulisan saya yang ini selalu banyak yang mempertanyakan ke saya "Vida, how's life muslims in Germany? you are a muslim, right? How can you find halal food there? or how can you to pray 5 times in a day? etc..." pertanyaan-pertanyaan ini sebenarnya cukup begitu mudah dijawab. Well yeaaah... keep calm down! all the questions have an answer.

Jerman merupakan salah satu negara yang berada di benua Eropa, tepatnya di Eropa Tengah. Seperti diketahui oleh beberapa khalayak lain, negeri yang disebut dengan negeri Panzer ini juga banyak transmigran yang berasal dari negara lain terutama negara muslim seperti Turki, Irak, Iran, Maroko, if you know, there is many muslim shops. Hehe...

Kalau di Jerman sendiri beberapa rekomendasi makanan kebanyakan adalah jajanan Turki atau jajanan Maroko. Kalau dulu saya tinggal di kota bernama Frankfurt dan Mannheim. Frankfurt yang termasuk salah satu kota metro di Jerman mah tidak perlu diragukan lagi. Apalagi kota Mannheim yang memang hampir mayoritas orang Turki penduduknya :D Meskipun tidak ada toko Indonesia, namun ada toko Asia yang menjual berbagai jenis rempah-rempah atau produk-produk dari Indonesia sehingga inshaAllah terjamin halalnya. Nah, di Frankfurt dan Mannheimjuga ada resto Turki seperti kebab, lahmacun (sejenis pizza Turki), dan lain sebagainya. So, don't worry be happy to live there ya dear... InshaAllah masalah makanan, Allah mempermudahkan sekali hamba-hamba-Nya kok yang sedang menempuh ilmu di negeri yang minoritas muslim. Rasululloh saja tidak pernah ambil pusing mengenai makanan, jika ada dimakan jika tidak ada beliau berpuasa. (Vid, jangan bandingin sama beliau dong... Saya nggak ngebandingin tapi mengikuti suri tauladannya beliau yang slalu ikhlas dalam menerima kondisi apapun. Why? because he believed that Allah will always help him) :)


Doner Kebab

Kebab Teller
Baklava

Lahmacun

Gambar di atas adalah contoh dari makanan Turki yang 100% halalan food. Ada Doner Kebab yang pakai roti dengan toping salad dan daging lahm (kambing) atau bisa beef (sapi); selain disajikan menggunakan roti, kebab juga dapat disajikan dengan menggunakan piring yang porsinya MashaAllah bisa buat orang teler beneran heheheh... Kalau dessert ada yang namanya baklava yang terbua dari pastry dengan isian potongan kacang yang halus yang rasanya manis-manis legiiiit banget, kalau saya kurang doyan dengan baklava ini karena terlalu manis. Nah, kalau lahmacun sendiri itu biasa disebut dengan pizza Turki, ini really tasty without meat only with tomato pasta. Gambarnya saya ambil di google yaa hehe karena memang saya jarang sekali meng capture makanannya. But wait, masih ada banyak lagi kok selain yang saya sebutkan di atas. Itu hanya umumnya yang sering terjual di streetfood di Jerman. Tapi tidak menutup kemungkinan hanya Turki, dari Maroko, Iran, Indonesia juga ada. Cukup yang perlu diwaspadai adalah restoran Asia yaa.. because we don't know what they cook halal food or not because of gelatine, pork oil or others... Just be careful yaaa if you wanna eat asian foods there :) Kalau saya masih enak masak sendiri karena di sana lebih murah masak sendiri daripada harus beli di tempat makan. Coba dong, sekali beli kau akan bisa menghabiskan kantong sebesar 2-10 euro, padahal jika dibelanjakan bahan 10 euro saja bisa dapat berbagai macam jenis bahan yang bisa disimpan sebagai stock beberapa minggu. Tapi yaa sesekali tidak masalah jika ingin jajan di luar, but you have to be careful yaaa for food choice :D

How about with tolerant, mosque, or if we want to pray during work? Let me write in the next chapter :)

Wassalamu'alaikum Wr. Wb


"Sungguh Allah akan memberi kemudahan bagi setiap insan yang selalu bertaqwa dan selalu tetap berada di jalan-Nya. Jangan pernah goyah apapun yang terjadi pada diri kita. Don't be panic! Because Allah is always by your side"

Hamburg, Agustus 2014

-- vidahasan --



Share:

12 March 2018

Who Am I?

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Ini cerita saya tentang pertemuan KISI yang kedua. Sebenarnya buat saya di setiap pertemuan itu adalah sebuah keberkahan sendiri. Why? tentu saja keberkahan. Dear, yang namanya ilmu itu kan kita cari bukan kita biarin begitu saja. Lalu apa manfaatnya dapetin ilmu? Masha Allah... Manfaatnya luar biasa banyak sekali. Apalagi seperti saya yang terkadang suka sekali kehilangan arah dan masih perlu banyak bimbingan untuk bisa meraih cinta-Nya. Sungguh saya manusia yang butuh untuk dibimbing, maka jika bukan kita yang mencari ilmunya, terus siapa lagi?

Ada 3 pertanyaan dasar yang sering sekali dipertanyakan oleh kita ini. First is Who am I?; second Where are we come from?; and the last is What is our future?. It's just a simple question, isn't it? Siapa sih sebenarnya diri kita ini? Darimana asal kita? Lalu apa sih tujuan hidup kita ini? Ada yang mungkin merasa abu-abu dengan dirinya sendiri? Saya termasuk masih ragu dengan diri saya sendiri karena saya masih belum tahu goals yang ingin saya capai apa sebagai insan ciptaan Allah. Sedih yaaa rasanyaa...

Bahasan di kelas studi islam Sabtu lalu, cukup membukakan diri saya. Manusia itu, atau kita itu makhluk yang sangat istimewa.. Kok bisa begitu? Kau tahu, itu sudah dituliskan sama Allah dalam Al Quran surat Al Imran ayat 110. Di ayat ini tertulis bahwa "kita (umat muslim) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia..."  Maha Suci Allah yang telah memberikan kuasa-Nya untuk kita. MashaAllah...

Weits, Vid Vid bahasan kamu kenapa jadi berat?

Duh teman, bahasan saya sebenarnya bukan berat tapi kembali lagi bahwa ini adalah sebuah refleksi supaya kita dapat lebih mengontrol diri kita sendiri sebagai makhluk ciptaan-Nya. Sudah ketemu jawabannya kan pertanyaan Siapa kita? Yes, of course we are come from God, He create us as He wish. Di mana Allah menciptakan manusia sendiri dari tanah dan akan kembali juga ke dalam tanah. Subhanalloh...

Ah Vida mah bahasannya berat terus daritadi. Tenang, bahasan ini memang lebih berat dari rindunya Dilan ke Milea. Maka, jangan goyah, karena ini berat. Yuk kita sama-sama berlomba-lomba untuk menjadi hamba-Nya yang bertaqwa. Jika rindu itu berat, maka memang sejatinya kau tak akan kuat. Daripada kau memikirkan rindu pada seseorang, lebih baik kau memikirkan yang merindukan kita. Who is that man? He is Rasullulloh SAW :) Belum tentu orang yang kita rindui berbalas rindu pada kita. Bisa jadi dia merindukan yang lain. Betul kan? -- Yauda biarkan rindu ini aku saja yang menjalaninya -- Astaghfirulloh Dear,  jika rindumu pada seseorang menjadikanmu lupa pada Yang Maha Kuasa, untuk apa? :((

Vid, lo yakin nggak merindukan seseorang itu? My dear who have a great Rahmat from Allah, bukan bermaksud tulisan ini mengguruimu. Sungguh bukan demikian, bahwa hakikatnya saya juga manusia biasa yang sekali lagi masih perlu banyak belajar. Makanya saya menuliskan prakata ini hanya sebagai bahan refleksi dan renungan supaya saya tidak lupa apa yang disampaikan oleh Ustadz-Ustadzah saya di kajian yang saya ikuti. Jika pertanyaan, apakah saya juga merindukan seseorang? Tentu saja iya, tapi saya hanya bisa berdoa "Ya Allah, lindungi saya, lindungi saya dari rasa rindu ini. Rindu ini memang berat jika saya slalu membiarkannya terjadi. Ya Allah, jika rindu ini tak hilang maka rindukanlah saya pada seseorang yang merindui syahid di jalan-Mu" :)

Manusia itu berakal, sehingga kita benar-benar harus bisa mafahim dengan apa yang kita lihat dan apa yang kita lakukan. Itulah yang dikaruniakan oleh Allah sebuah akal yang bisa digunakan oleh manusia untuk dapat memahami sesuatu, untuk dapat memilih mana yang benar dan salah, untuk dapat mengingat memori sepersekian milyar di dalam otaknya. 

Lalu, kita berasal darimana dan apa tujuan hidup kita? Just wait yaa another my hijrah stories. I would write soon. :)

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

"Jika hijrah merasa berat bagimu, maka kau hanya membutuhkan orang-orang di sekelilingmu yang dapat memperhatikanmu. Trust me, they would give you many or more motivation to us. They would be happy, if we walk in the good way, they would help you because of Allah". :)



-- vidahasan --

Share:

10 March 2018

Belajar Islam Lagi

Assalamu'alaikum dear readers,

Sudah hampir sebulan ini saya mengikuti kajian di setiap hari Sabtu. Buat saya weekend itu adalah salah satu bagian mood booster saya supaya dapat merecharge kembali energi yang sudah terbuang selama 5 hari. Jika ditanya, "kamu weekend kemana, Vid? mesti kamu jalan kan?" Antara iya jalan atau mengikuti kajian rutin tiap hari Sabtu di Univ. Indonesia. Dua hal yang saya dapatkan adalah dapat ilmu lagi tentang islam, dan dapat berkumpul dengan teman-teman yang super positif sebagai tambahan energi.

Jadi, saya mengikuti komunitas Yuk Ngaji regional Depok. Founder komunitas ini adalah Ust. Felixsiauw dan beberapa Ustadz lainnya. Tapi seriusan, saya mengikuti komunitas ini bukan karena founder tapi karena malu pada diri sendiri. Sudah dari lahir didengarkan adzan, murottal, mengaji, sholat dan lain-lain tapi kok rasanya masih begini-begini aja ya.. Maka, di sinilah tempat positif yang saya temukan sebagai kegiatan pencarian ilmu. Duh, daripada weekend saya keluyuran nggak jelas kemana, mending saya ikut kejelasan hati yang memang harus diwaspadai.

Setelah sekitar sebulan saya ikut kajian rutin, saat ini sedang diadakannya KISI atau bisa disebut juga Kelas Intensiv Studi Islam. Kajiannya memang berbayar, tapi ishaAllah sangat bermanfaat untuk diri ini. Nah, isi dari KISI ini sendiri adalah mempelajari islam lebih dalam lagi karena sunggulah saya malu pada diri sendiri karena meskipun saya muslim, tapi ilmu saja masih ya Allah belum ada apa-apanya. Masih sangat sangat perlu belajar untuk bisa membenahi diri mencapai surga-Nya.

Kau tahu, jika hati bergejolak pasti akan slalu bilang "Ya Allah, masih ada ruang kosong yang harus saya isi di diri saya ini. Sebelum terlambat. Allah memang belum menentukan jodoh untuk saya saat ini. Jika saya berfikir masalah jodoh terus lalu kapan saya akan memikirkan masalah akhiratnya. Kita saja masih belum tentu tau apakah jodoh dulu yang akan kita dapatkan di dunia, atau justru sebaliknya kita akan meninggalkan dunia terlebih dahulu?" Wallahu'alam...

Ih Vida ngeri bahasanya.. hehehe...

Itu refleksi untuk diri saya sendiri kok. Jika kau memang menerima apa yang disampaikan silahkan. Tapi, tulisan-tulisan yang saya buat memang saya khususkan untuk diri saya sendiri sebagai bahan renungan. Kau mungkin memang belum sempurna, tapi menyempurnakan iman adalah sebuah tugas yang mulia daripada menyempurnakan rupa. Sungguhlah, tiada yang sempurna di dunia ini. Meski demikian, kau begitu istimewa dalam naungan-Nya, kau begitu mempesona di mata-Nya, jika kau mau mendekati-Nya. 

Kata ustadz Sulaiman: "apa sih yang sudah kamu hasilkan selama hidup dunia? Padahal jika kau tahu, kita sungguh diistimewakan sama Allah. Tapi kitanya sendiri yang justru menjauh dari Allah. Hidayah itu harus dijemput, memang sulit namun sebagai umatnya Rasullullah SAW, kita harus tetap selalu berdiri tegak supaya tidak cepat goyah. Allah akan memberi kemudahan untuk kita jika kita sendiri mau menjemput hidayah-Nya".

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Cobalah untuk selalu mencari Allah dalam keadaan apapun.
Pesannya Ust. Yusuf Mansyur, "Cari Allah nanti apa-apa yang kamu cari akan dicarikan oleh Allah" betapa dimudahkannya kita kan ya? :)




-vidahasan-
Share:

4 March 2018

Hijrah Itu Berat, Kamu Nggak Akan Kuat

Bismillahirrohmanirrohim,

Assalamua'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh,


Akhirnyaaa tulisan pertama di tahun 2018 launching juga. Setelah beberapa bulan mencoba untuk bisa menetralisirkan hati dan perasaan, saya mencoba untuk menuliskan kembali tulisan yang mugkin akan sedikit berbeda dari tulisan saya yang sebelum-sebelumnya. Coba deh dibaca tulisan saya yang sebelumnya banyaaaaaak banget hal-hal yang disampaikan mengeluh bahkan sampai suka mengeluhnya, saya sampai sering tidak bersyukur atas Rahmat yang diberikan oleh Sang Pemilik Hati ini. Astaghfirullohaladzim...

Padahal Allah itu sayang banget sama saya (bukan cuman saya ya, tapi sama setiap hamba-Nya), tapi setiap kali Allah kasih ujian, cobaan, seringkali saya selalu mengeluh dengan yang diberikan oleh-Nya. Tulisan-tulisan yang sebelumnya sengaja saya tidak hapus supaya saya bisa merefleksikan diri betapa saya menjadi si tukang pengeluh dan tidak pernah bersyukur. :(

Nah, 2018 ini membuat saya banyak sekali untuk instropeksi diri. Salah satunya untuk bisa kembali menata hati dan lebih banyak berserah diri pada-Nya, doakan semoga selalu istiqomah ya. Sebenarnya, perjalanan hijrah ini diawali ketika saya berada di penempatan. Bersyukur sekali dapat teman-teman satu penempatan yang kerjaannya slalu mengingatkan satu sama lain dalam hal apapun. Salah satunya saya dipertemukan dengan dua manusia yang berasal dari organisasi lain yang memang Allah takdirkan bertemu di sana. 

Suatu hari salah seorang dari mereka memang slalu banyak berbicara. Slalu nyinyir mah kalau bisa dibilang. Anak ini memang unik kalau nggak sesuai dengan apa yang ada difikirannya, slalu disampaikan langsung jika ada yang salah dari diri saya. Salah satunya adalah "aurat". Katanya, sebagai wanita, semua tubuh itu adalah aurat kecuali wajah dan telapak tangan. Hanya dengan sindiran halusnya yang suka bilang "Mbakpid, mana itu kaos kaki. Astaghfirulloh, sudah keluar tidak pakai kaos kaki pula" teguran ini memang sebenarnya bagi orang yang baru mendengar bisa menyakiti hati. Tapi entah ya, di saat anak ini slalu bilang demikian hampir setiap hari saya jadi merasa malu sama diri saya sendiri "Iya ya. Kaki itu adalah aurat perempuan, jadi harus menggunakan kaos kaki setiap kali mau keluar" saya mah cuman ngebatin aja demikian. But finally, hati ini selalu dilanda rasa penyesalan luar biasa. Bahkan melihat dua manusia ini ngaji dan sholat dhuhanya mashaAllah rajinnya saya jadi banyak belajar dari mereka.

Akhirnya saya memutuskan mengikuti grup ODOJ (One Day One Juz), rupanya untuk membaca tilawah saja beratnya ya Allah apalagi satu juz. Saya meyakinkan diri saya untuk bisa belajar bahwa ingin konsisten dan memegang komitmen tersebut untuk mengikuti ODOJ. Satu bulan pertama alhamdulillah saya bisa melewatinya, namun di bulan-bulan berikutnya saya selalu bolong-bolong dan jarang laporan. Alhasil di waktu yang tepat saat itu saya dikeluarkan dalam grup karena dinilai tidak konsisten dalam bertilawah. Sedih karena memang demikian peraturannya. Jika 3 kali tidak laporan berturut-turut maka anggota akan dikeluarkan dari grup. :((

Hati saya kembali berbalik tidak konsisten. Tapi saya belajar untuk konsisten sholat dhuha mengikuti dua manusia yang menginspirasi saya ini. Saya mulai berfikir "Mungkin Allah sengaja mempertemukan saya dengan dua manusia ini untuk bisa menegur saya lebih dekat dengan-Nya". Hingga terus-terusan saya belajar untuk tetap tilawah setiap harinya meskipun saya tidak kembali mengikuti ODOJ. "Begitu beratnya ya untuk hijrah di jalan Allah? Banyak cobaan kanan kirinya" :((
Baik, saya akan pelan-pelan saja belajar untuk bisa mengkonsistenkan ini semua. Pelan-pelan ya Allah, tuntun saya untuk slalu berada di jalan-Mu.

Di saat selesai penempatan saya masih sama, pun dalam hal berpakaian masih suka mengenakan celana dan jeans. Duh, iya pelan-pelan saja untuk bisa tetap berdiri tegak di jalan Allah. Setelah OPP selesai, saya memang belajar untuk bisa lebih membiasakan diri mengenakan rok daripada celana. Mengurangi menggunakan celana lebih tepatnya, lagi-lagi "Vid, pelan-pelan... Pelan-pelan inshaAllah yaa... jangan terlalu ngoyo dalam hal berpakaian". Setidaknya inshaAllah konsisten dalam hal lain, meskipun dalam berpakaian masih suka berubah-ubah. 

"Pak, Vida boleh nggak pakai jilbab atau kerudung besar?" Saat itu saya menyampaikan keinginan saya ke bapak. Bapak mengizinkan namun kembali lagi "pelan-pelan Vid, pelan-pelan. Allah tahu kok, kamu sedang belajar untuk memperbaiki diri. Belajar dulu belajar dulu". Memang berat ya, kalau kita tidak bisa konsisten dengan diri kita sendiri. Tapi yang membuat saya sangat tersentuh adalah di saat umat muslim Indonesia bersatu di kegiatan 212. Rasanya MashaAllah.... merinding melihat mereka berlomba-lomba untuk kebaikan dan membela agama Allah. Saya? Apalah diri saya ini yang masih selalu memikirkan keegoisan diri.

Di saat saya kerja di Jogja dibilang old modis, saya berusaha untuk selalu tetap menjadi diri saya apa adanya. Pakaian seperti biasanya, make up juga jarang-jarang but someone said, hey Vida, you work in the publich place, you must and you have to change your style. Duh, kalau memang kerjaan menyuruh saya untuk merubah penampilan saat itu saya memang ingin resign langsung. Dan Allah kembali menunjukkan kuasa-Nya. Allah membawa saya ke tempat di mana saya kembali bisa mengajar tanpa ada tekanan penampilan yang harus modis. Saya dipertemukan kembali dengan kawan di kala penempatan di Nunukan, BJ. Mungkin dengan cara ini Allah mau membimbing saya dan meridhoi untuk selalu berada di jalan-Nya. Ikut ngaji rutin meskipun 2 kali dalam sebulan di masjid istiqlal atau kadang suka tiba-tiba ikut kajian di mana gitu yang ustadznya berbeda.. hehe

Alhamdulillah, di tahun 2018 ini saya mulai belajar banyak tentang how to be a good muslim. Mengikuti kajian rutin tiap minggunya dan saat ini saya ikut komunitas YukNgaji chapter Depok. Kalau Dilan bilang, rindu itu berat, biar aku saja. Kami yang masih belajar islam (lagi), hijrah itu berat, kamu nggak akan kuat maka dibutuhkan hijrah jamaah supaya saling mengingatkan satu sama lain. Setidaknya, sekarang dalam hal berpakaian saya sangat meminimalisir menggunakan celana kecuali memang dalam keadaan akan berolahraga lari (masih sedih karena masih belum punya rok celana yang nyaman buat olahraga) :(

Memang benar "Allah tidak akan mengubah suatu kaum, kecuali kaum itulah yang merubahnya sendiri" (Q.S Ar Rad:11), tentu saja diri kita sendiri yang dapat mengubahnya. Dear, hidayah dari Allah kita jemput bukan kita hindari. Jika saja ingin berubah, maka berubahlah karena Allah. Allah benar-benar akan beri kita kemudahan jika kita mau berusaha untu slalu berada di jalan-Nya. Saya merasakan sekali kenyamanan yang luar biasa di saat curhat sama Allah. Kamu mau apapun Allah kasih, yang penting adalah kamu bersabar dalam setiap prosesnya.. Lama sih proses itu, karena setiap proses itu nggak ada yang instant. Pun makanan instant saja masih butuh proses panjang untuk bisa langsung instant. Betul kan?

Sungguh, cerita saya ini bukan bermaksud untuk takabbur, namun saya mencoba untuk merefleksikan diri saya di tahun-tahun sebelumnya. Saya muslim dari saya lahir, tapi apa yang sudah dipelajari? Apa yang sudah diamalkan? Hanya paham-paham saja tapi tidak turut serta mengamalkannya, suka liat orang berdebat tentang agama, tapi apakah kita sudah tahu ilmu yang sebenar-benarnya? Belajar dulu, belajar lagi dan belajar terus karena Allah. Saya hanya masih menjadi seorang pembelajar yang masih harus slalu butuh bimbingan. Makanya Allah menunjukkan betapa banyak teman-teman yang siap membantu untuk bisa saling mengingatkan satu sama lain, supaya hati tidak bisa dibolak-balikkan lagi. Yang Maha membolak-balikkan hati kan Allah, kita mah bisa apa ya? Betul sekali, memang Allah itu Maha membolak-balikkan hati, tapi jika tidak dari diri kita sendiri lalu dari siapa lagi? :')

Kau tahu lalu kau mau. Maka Allah senantiasa menunjukkan kekuasaan-Nya padamu
Maka berjalanlah di jalan-Nya. 
"Jika kamu lelah dalam berhijrah maka: Ketika engkau menuju jalan yang benar di jalan Allah maka berlarilah, jika sulit bagimu maka berlari kecillah. Jika kamu kembali lelah maka berjalanlah, jika itu saja tidak mampu maka merangkaklah. Namun, jangan pernah sesekali berhenti dan berbalik arah" (Imam Syafi'i)



Semoga bermanfaat ya Dear...

Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

-VidaHasan-
Share: