15 May 2015

München-Füssen-München (3)

Bagian ke tiga perjalanan di München akhirnyat aku tulis juga. Raga ini sungguh malas buat mencet layar touch. Entahlah... Hmmm.. Tapi yang jelas, aku tulis kok sekarang jadi semoga ceritanya juga nggak ngelantur kemana-mana, semoga aku juga masih inget ngapa-ngapainnya hahaha

München, 25.12.2014

Hello World!
Selamat natal! Merry christmas! Fröhliche Weihnachten! Bagi teman-teman yang merayakan.

Also, hari ini aku berkelana sendiri tanpa Rangga the ganks. Iya, karna mau ketemu sama si Nana. Nana kawan sekampus dulu pas masih kuliah di Jogja. Terus, dia nyusul ke Jerman dan sekarang tinggal di Ingolstadt. Nana baru beberapa bulan tiba di Jerman, dan dia excited biar bisa ketemu sama aku. Akhirnya menyusullah dia ke München, dan kami merencanakan perjalanan kenluar München. Tinggal memilih antara Salzburg atau ke Füssen. 

Pagi drama... Aaah saat itu memang sedang musim dingin, biasalah kalau uda musim dingin memang rasanya malaaaas untuk bangun pagi dan keluar rumah. Namun, apalah daya ini mumpung masih di München, MASA IYA cuman di rumah doang? Nggak kereeeeennn! Maka jadilah, aku datang ketemu sama Nana telat di stasiun. Sekitar sejam rupanya Nana menunggu di stasiun, maafkan ya Na gara-gara bocah-bocah masih pada tidur, akhirnya aku jadi ikut-ikutan nggak jelas gini. Nana masih dengan setia menungguku meskipun sejam! Bayangin cobaaaa... Duuuhlaaah :(( harusnya bisa on time, tapi ini seriusan berbeda. 

Well, sekitar pukul setengah 10 pagi, aku baru berangkat dari rumah host family si Awan menuju ke stasiun. Sebenernya nggak terlalu jauh jarak rumahnya sampe ke stasiun, tapi tetep kudu pake U-Bahn, biar nggak telat, kan masih harus ada beberapa halte buat turun. Nah, sebelum berangkat si Rangga masakkin anak-anaknya nasi goreng hihi berasa udah kayak emak dia di rumah. Masakin anak-anaknya yang baru pada bangun tidur nasi goreng. Asiik banget nggak tuh? Thanks Ranggaa.. :D

Aku cepat-cepat berjalan, supaya nggak tertinggal U-Bahn (kereta bawah tanah). Dari rumah Awan sampe halte U-Bahn, aku mengendarai sepeda. Si Awan meminjamkan sepedanya ke aku, biar aku nggak perlu lama-lama nungguin busnya. Soalnya ini kan tanggal merah, jadi semua pada libur, semuanya ingin bersantai, dan tidak banyak aktivitas warga yang dilakukan, tidak seperti hari-hari normal. Sudah sekian lama setelah tidak mengendarai sepeda... Ah.. Saya rindu bersepeda, sungguh! 

Mengejar U-Bahn, memang selalu butuh waktu yang hmm... Bikin gregetan syekaliii.. Mengejar mereka itu macam lari estafet, kalau tertinggal jatuhnya bakalan nungguin lamaaaa dan bikin bege di tempat. Iya kaya aku, mau kaki terpontel-pontel karna selalu lari ngejar mereka, terus tertinggal, pak supirnya mah masa bodo, sekalipun sopirnya ngeliat aku uda lari-lari tetep aja ditinggal! Pokoknya CATET! On time itu seriusan penting kalo lo idup di negeri berkembang! Kalo nggak, lo bakal nunggu meskipun emang ujungnya tetep dapet tapi bakalan tetep ngerusak rencana-rencana awal -___-

Nah, akhirnya di stasiun! Daannn Nanaaaa... Ketemu deh sama Nana! Long time no see... Bercipika cipiki ria, kami berbahagia bersama, dan memulai petualangan pertama kami berdua bersama. Nana masih bingung gimana cara beli tiket secara otomatis di mesin. Dia butuh penjelasan lebih rinci, biar dia bisa mempergunakannya. Sebenernya aku bisa aja beli tiket regional dari halte kereta arah mau ke stasiun, tapi karna si Nana minta dikasih petunjuk, akhirnya aku pun beli tiket di mesin otomatis yang ada di stasiun. Setelah membeli tiket, kami berdua bingung ingin ke arah Salzburg atau ke Fuüssen, jarak mereka dari ujung hingga ujung dan nggak akan sempet kalo keduanya. Seharusnya kalo mau sempet ke keduanya berangkat lebih pagi. Ada rencana juga ingin ke Dachau, tapi lihat kondisi dulu seperti apa.

Also, akhirnya kami berdua memutuskan untuk menuju ke arah Füsse. Ada apa aja di Füssen? Di sana ada istana Walt Disney hehe orang-orang sih menyebutkan seperti itu. Jadi ada Neuschwanstein, dan istana-istana yang lainnya. Aku memang dari dulu excited pengeeeen banget ke sana. Kata si Nana, dia juga nggak tau itu apa, terus aku jelasin maka jadilah kami berdua ke sana. Oh iya, ini juga dikarenakan karna kereta yang paling cepat berangkatnya adalah ke arah Füssen,mke arah Salzburg masih lamaaaa dan harus nunggu sejam lagi. Jadi berfikir, yang ada aja sudah, yang cepat ada saja sudah. Everything is ok, kok. Hihihi :D :D 

Kami langsung bergegas menuju kereta, meskipun masih sekitar 25 menit kereta berjalan, tapi kereta kami sudah di tempat. Maka, kami bergegas menuju ke sana. Pas masuk... Tetiba ketemu sama mbak-mbak dari Indonesia juga hehe awalnya kami berfikir karna beliau berselfie ria menggunakan tongsis, dan warna kulitnya juga tak begitu beda dari kami. Pokoknya erotis asia gitu wajah dan kulitnya. Jadi kami selalu bisa menebal asal mereka hahaha.. Mbaknya tersenyum dan langsung bertanya "Dari Indonesia ya?"-- "Eh iya mbak.. Hehe" sepanjang perjalanan kami mengobrol. Beliau sudah lama tinggal di Jerman, dan bahkan sekarang menetap di Jerman. Aku sih nggak tau mbaknya uda bersuami apa belom, yang jelas mbaknya juga membawa tamu dari Malaysia. Kebetulan juga mbaknya ada acara di Zug Spitze (Jerman paling ujung selatan dekat Swiss). Beliau rupanya adalah seorang penari yang (cukup) terkenal di wilayah Bayern. Aku lupa sih namanya siapa. Katanya tinggal di Nürnberg tapi kerja di München.

So, perjalanan saat itu membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam. Iya dan maklum saat itu sedang musim dingin, bahkan sepanjang perjalanan sudah hujan salju. Si mbak yang menari pun bergalau, karna dia masih harus tetap menari atau tidak dengan cuaca yang hmm bisa dibilang buruk sih kalo di sini menyebutnya. Cuaca, hujan salju, berangin, salju tebel, dan pastinya dingiiiiinn... Tapi buat kami (aku dan Nana) terutama Nana hihihi really excited with snow! Buat aku, karna tahun lalu masih bisa liat salju, meskipun nggak sebanyak tahun ini tetap saja sudah liat, not really excited but interesant! :D :D

Sepanjang perjalanan seriusan dilumuri dengan perasaan galau, secara si mbak cerita kalo menuju ke istana di Füssen harus naik, dan biasanya ada bus yang beroperasi ke sana. Tapi entahlah kalo tak ada bus, maka kami harus berjalan kaki menuju ke atas sana. Itu pun juga harus pake sepatu yang bener, karna jalannya licin dan memang menanjak. Maklum saja, saat itu salju memang turun dengan derasnya. Di beberapa kilometer sebelum Füssen, salju pun benar-benar menumpuk apalagi di bagian selatan sana, di Füssen, kemungkinan lebih menumpuk lagi, no bukan hanya di Füssen, di Zug Spitze pun demikian begitu. Duhlah (//.') Ah tapi apapun demikian, sudah sampai sini, sudah berkereta ke arah Füssen, dan hanya gagal karna salju? Nooooo.... Aku harus tetap melanjutkan perjalanan ini, eh kami maksudnya hahaha... 

Iya, dan benar saja, hujan salju deras di Füssen. Meskipun demikian tetep kok pengunjungnya banyak banget, dari Asia pun rata-rata. Korea, China, lebih mendominasi saat itu. Tapi kan mereka menginap sepertinya di sana, kami berdua kan tidak menginap, dan harus balik lagi ke München sebelum tengah malam -,- dari stasiun kereta pun kami harus masih menggunakan bus menuju ke atas. Saat itu kereta kami terlambat beberapa menit dikarenakan cuaca dan salju terutama. Meskipun demikian, pak supir bus tetap masih mau menunggu dengan sabarnya hihi...

Satu bus bener-bener penuh dengan wisatawan semuanya. Si mbak harus ke hotel terlebih dahulu yang sudah dia pesen buat tamunya. Maklum juga, mbaknya bawa barang juga uda bejibun banyak banget. Nggak mungkin juga dia naik dengan membawa barang-barang saktinya ke sana. Apalagi ini bersalju, akhirnya mau nggak mau harus meletakkan barang-barang terlebih dahulu. Tapi kami berdua tetep lanjut menuju ke arah Neuschwenstein. Tak peduli apapun itu hahaha

So, kami pun akhirnya tiba di tempat yang kami tuju dan kami inginkan (aku sih lebih tepatnyaaa) hohoho... Aaaa iyaa dan kalo mau ke istana disney harusnya kudu naik dokar atau bus, tapi tapi saat itu nggak ada sama sekali kendaraan menuju ke atas sana. Akhirnya kami diharuskan untk berjalan kaki atau dokar ke sana. Tapi dengan dokar itu kudu bayar lagi, dan nggak tau bayar berapa euro. Hmm.. Oke perlahan-lahan ke masing-masing tempatnya. 

Jadi, di sana ada beberapa istana, dan memang yang paling terkenal adalah istana Neuschwanstein atau yang biasa disebut dengan istana disney (bisa dicek di google). Selain Neuschwanstein, ada istana Hohenschwangen, Linderhof, dan Herrenchiemsee. Kami berjalan ke yang terdekat dari jarak kami. Menuju ke istana Hohenschwangen. Jadi sekilas cerita, istana-istana ini di bangun pada zaman Mittelalter. Dulu sih, istana-istana tersebut di bangun untuk pusat bertemunya raja-raja di Bayern dan Austria, mungkin semacam rapat gitu untuk merencanakan rencana serangan atau apa gitu. Tapi seriusan, ini sih keren banget, cuacanya aja yang nggak keren, bikin traurig :(((

Paling nyesel juga salah sepatu, harusnya bisa pake stiefel yang memang buat naik gunung pas Winter, lhah ini pake sepatu boot yang hmm.. Buat jalan-jalan ke toko-toko. Yaelah, nggak tau juga sih kalo jalan naiknya bakalan menerjang kaya gitu. Sebenernya nggak menerjang banget, tapi tetep aja kalo menanjak, terus pake sepatu boot yang ke toko-toko tetep aja ngerasa nggak nyaman dan aman. Baiklah the next!

Sepanjang perjalanan di istana Hohenschwangen diselingi dengan foto-foto raja-raja di Bayern pada masa itu. Berasa masuk ke jaman kerajaan, atau jaman romawi kuno gitu deh hehe dengan salju yang numpuknya belum seberapa, tetap saja kerasanya berbeda dari yang terbayangkan haha... Kami mengitari istana ini sampai ujung menuju ke danau depan museum. Museum ini berisi sejarah bayern pada masa kerajaan. Kami nggak masuk, karna kami harus mengejar waktu biar nggak telat dan tertinggal kereta.

Akhirnya untuk menuju ke istana Neuschwanstein membutuhkan kaki yang kuat dan kesabaran yang hmm... Cukup mengesankan biar sampai puncaknya hihihi... Kami berjalan hingga terengah-engah (gueeee salah sepatu, udah itu aja T.T). Ah yang penting tetep lanjut meskipun pake boot macam begituan. Di pertengahan jalan, beberapa meter sebelum sampe ke puncaknya, si Nana udah terengah-engah dan seriusan nggak kuat naik lagi. Akhirnya dia menyerah dan tidak melanjutkan perjalanan sampe atas. Baiklah, aku seorang diri ke atas pun tak masalah, yang penting bisa ambil gambar di atas sana. Tapi iyaaa.. Karna sendirian dan emang kudu naik lagi ke jembatannya, aku udah nggak kuat. Alhasil menuju ke salah arah. Hmmmpfft..

Tapi nggak masalah sih, yang penting juga uda ambil gambar beberapa sekalipun itu selfie. Lagian, istana juga uda nggak jelas lagi bentuknya, karna tertutup kabut. Winter sekalipun jam 4 sore pun uda kaya maghrib di Indonesia langitnya. Gelaaaaappp... Huhuhu dan akhirnya pun aku turun meskipun nggak bener-bener puas, tapi tapi seenggaknya ngeliat.

Awalnya Nana bilang mau nungguin aku sampai turun di tempat dia nggak kuat lagi buat naik, tapi pas aku turun si Nana udah nggak ada, dan aku pastiin kalo dia pasti langsung turun ke bawah karna cuacanya dingin banget. Aku buru-buru langsung turun ke bawah, turunnya asli cepet banget gini ketimbang naiknyaaa aaaaa hahahaha --"

Pas uda nyampe di bawah, aku langsung masuk toko pernak pernik, beli beberapa barang yang bertuliskan Neuschwanstein dan kartu pos pastinyaaa hehe terus mencari Nana. Taunya Nana juga ada di toko tersebut, hehehe berjodohlah ya kita, jadi nggak perlu mencari ke segala penjuru. Kami memutuskan saat itu langsung pulang dan mengejar bus di halte. Untung aja, bus masih ada, padahal itu juga uda bus (hampir) terakhir menuju ke stasiun, terus sampe di stasiun kereta pun, kereta kami telat -,- well, nunggu beberapa menit deh.

Beberapa menit kemudian kereta pun tiba dan yap! Kami langsung naik tanpa babibu. Rupa-rupanya pas sedang nyamannya di dalem, pengumuman berkumandang di speaker kereta bahwa kereta nggak mengarah ke München. Penumpang yang mengarah ke München diharuskan pindah kereta di stasiun bla bla bla (lupa nama stasiunnya apa). Wealaaah hmm...  Untung sih kalo di Jerman, meskipun suruh pindah kereta nggak bakal disuruh bayar-bayar lagi. Tiketnya uda kesatuan dan bisa digunakan untk menumpang transportasi yang lainnya (ya cuma, trem, U-Bahn, kereta regional) kalo pake kereta ICE atau IC sih beda lagi gitu...

Nah, akhirnya setelah sekitar 2 jam perjalanan Füssen-München tibalah kami di München. Kami langsung bergegas menuju ke rumah host family si Awan. Si Rangga dan yang lain masih ada di sana soalnya, malam ini sepertinya kami akan pulang ke rumah masing-masing juga hehe.. Iya kan, kami balik, dan mengantar Nana terlebih dahulu di stasiun, karna dia juga balik ke Ingolstadt. Sebenernya maunya nginep, tapi karna keterbatasan tempat, maka jadilah dia balik :(( maaf ya Nana... Aber trotzdem, war schön mit dir zusammen. :')

Perjalanan ke Füssen seriusan seru bareng sama Nana... Ya meskipun beneran nggak sampe ke atas banget di Neuschwanstein, tapi tetep aja beda rasanya dengan kawan lama. Terima kasih Nana, sudah disempatkan bertemu di München meskipun cuman seharian, wenn die Zeit geht, dann können wir wieder im nächsten Mal treffen. Danke schön, dass du dabei warst :)

Mannheim, 15.05.2015
--vidahasan--
Share: