19 May 2012

Selepas Hujan






~aaaaaak~
aku berteriak dalam butiran-butiran hujan nan syahdu
Menyanyi dalam nada rintikan hujan
Berdawai disela-sela jatuhnya hujan
Betapa aku tahu, bahwa aku tak dapat meninggalkanmu
Yaa!! Seperti hujan ini

Meski gemricikan air terus dan terus terdengar hingga gendang telingaku,
Aku tak mampu meninggalkan syahdu suaramu
Seperti hujan dikala itu..

Kau tau?
Aku menuliskan namamu dalam hatiku
Tak akan pernah untuk bisa terhapus
Kau tau kenapa?
Karna kamu seperti hujan
Yang terkadang pergi dan datang sesuka hatimu

Ketika sedikit tinta dalam hatiku terhapus,
Perlahan kau pun memasuki lagi
Bak petir yang senang mencengkram ketakutan manusia

Selepas hujan,
Kamu masih tetap membasahi hatiku
Hingga saatnya hampir kering
Kau pun slalu datang kembali

Ini tidak tepat!
Sungguh tidak tepat!
Entahlah... kenapa kau seperti itu
Aku sulit untuk mencerna masuk ke dalam hatimu

*5 Mei 2012*
Share:

5 May 2012

hahapipihahapupu

Nahh.. gue cuma pengen cerita!! gue pengen cerita!! cerita apa? gue sendiri juga gak ngerti, gue lagi bingung soalnya. Mau cerita kaya gimana sih? lo maunya cerita tentang apa? Whaaaaaaaaaaatttt? cerita tentang cowok gue? Punya cowok aje kagak, udah deh gak usah ngehina gitu itu !!! zzz -_____-" gue emang gak punya cowok, atau biasa orang nyebutinnya sih dengan nama pacar. Wiiwww *matabelo* kok pada ribet sih masalah cowok? *ngoooookkk*

Oke, well it done. Trauma gue suka 'kebangetan' sama cowok! Habisnya gue kalo suka mesti malah diejekin doank sama anak-anak yang ujung-ujungnya cowok yang gue suka jadi kabur dan gak mau temenan sama gue lagi. It's so feel feel #nyesek hadeeehh --" mereka itu kayak ngeliat hantu yah, kalo gue suka sama mereka. Entahlah, apa yang ada dipikiran mereka. Gu gu ggu gue aja gak ngerti! Nah, kadang cowok aja gak ngerti apa yang mereka mau, apalagi cewek coba? hmmmm

Sudah habis-habiskan semuanya aja. Maka dari itu sih, gue pegang prinsip sekarang. Gak mau lah yang namanya berpacaran terlebih dahulu. Nunggu ada yang ngelamar kan enak. hahaa :p langsung tancap gas sambil putar lagu *eeeehhhhhh* ya kalo ada, kalo gak ada *naudzubillah* mudah-mudahan jangan jadi perawan tua (huaaaaaaaaaaaaaa) *nangis dipojokan, bersembunyi dalam kurungan* T___T

Gue sih gak mau terlalu ngoyo. Yang mau temenan sama gue, ya ayok, yang gak ya silahkan sonoooo deeehhh biar rugi sendiri gak temenan sama gue (emang gue apaan coba?) -___-" Yang jelas sih, gue pengennya nih, yang gak mau temenan sama gue yaudah pergi aja ke laut, gak usah ngeganggu hidup gue, pergi lo, pergi... gue gak butuh lo, orang-orang kaya lo emang harusnya dipenggal satu-satu *eh.. (sadis bener jeng) :[

"Hidupmu indah, bila kau tau jalan mana yang benar. Harapan ada, harapan ada, bila kau percaya" lirik lagu ini nih, ngegambarin kehidupan banget. Memacu motivasi buat hidup (berarti awalnya gue pengen mati donk? *astaghfirulloh* -__-") sepenggal lirik ini nih ya, ngasi kepercayaan bahwa harapan itu bakalan ada, kalo lo mau berusaha dan mau untuk terus berjuang. Kalo lo nya sendiri aja susah ngejalaninya, mana ada hidup lo bakalan indah. :D yah sama lah kaya gue. Sampai sekarang, gue ngejalanin hidup gue very well bangeettt.. tenang bangeet tanpa adanya sang pacar. :p *yah karna belum laku (sedih bangeeett)* :'( makanya hidup gue makmur sama kaya badan gue yang juga makmur *eehhh :p

Lo harus tau, gue nih hidup tenang karna ada keluarga dan sahabat gue. Mereka ngasi gue makanaaaan yang bergizi tiaaap hari (yaelaaaahh -__-) tanpa adanya mereka, sungguh deh beneran, gue gak bisa hidup dikehidupan ini, gue bakalan mati dikehidupan ini, dan gue, gue bakalan pincang karena gue slalu berurusan dengan hidup dan diri gue sendiri. Apa jadinyaaaa cobaaaaa?? yah lo bayangin aja deh yah, lo hidup dialam bebas sendirian yang notebene nih, tumbuhan yang jadi temen lo semua. Mana coba bisa diajak ngomong? Diajak cerita? gak bakalan lah, emang mereka manusia? emang mereka bisa ngomong kaya kita? (gue ngomong apa sih? nyambungnya gak karuan banget) zzzz --" yah bayangin juga deh, lo hidup didunia ini sendirian dan cuma ada lo seorang ya... Lo mau ngomong sama sapa? Tumbuhan? Hewan? mereka semua gak ada meeen... lo bener-bener hidup diarah kegelapan *ketawa sinis kayak musuhnya sailormoon* -___-

Jadi nih pesen gue nih, lo nikmati aja hidup lo yang cukup indah ini. Yah meskipun terkadang beberapa orang (dekat) juga bisa nyakitin lo, lo kan bisa cari mangsa yang lain buat dimakan *ketawa kejam* hahahaaa seenggaknya jangan merasa lo hidup sendirian. Lo masih ada keluarga, temen-temen lo, atau pacar mungkin (kecuali gue gak punya) yang bisa bikin hidup lo senang. Kalo lo cuma bisa kepikiran, semua orang jahat sama lo, gimana lo mau hidup? Lo itu diperhatikan sama banyak orang terutama yang dekat sama lo, yang ada disekitar lo. Tapi, lo nya aja yang gak sadar kalo ternyata orang-orang itu bener-bener perhatian sama lo.

Dulu gue juga pernah kepikiran semua orang jahat sama gue, tapi setidaknya gue ada usaha buat bisa berpikir positive thinking aja. Dan akhirnya sekarang pun terbukti kalo mereka ternyata care sama gue. Guenya aja yang bego, slalu ngehindar sama bikin mereka repot dengan sikap gue yang menurut gue juga masih kekanan-kanakan. Meski umur gue 21 tahun, gue juga masih bisa bersikap kekanak-kanakan, ada kalanya sikap orang berubah menjadi dewasa dan anak-anak meski itu tidak tetap sikapnya. :)

Well, thanks for read this note. I hope this Note will be your motivation. Yah, meskipun tata tulis, bahasanya amburadul seperti yang nulis, setidaknya gue berusaha buat bisa nulis aja sih. Dankeeeeeeee ;)

*5 May 2012*


Share:

First My Book :)


Hai Daddy :*
Thanks for reading my book. So feel happy. Akhirnya Bapak tau juga semua ungkapan hatiku dalam bukuku yang berjudul *it’s all about you Dad* yeay.. tulisanku yang pertama terbit disebuah buku yang berjudul Dear Papa. Meski gak seberapa, but so much feel happy Dad. Yey !! itu smua jujur diungkapkan dari lubuk hati yang paling dalam… dan buku itu didedikasikan buatmu. Buatmu. Just for you :*
Bentaran akan aku buat cerita buat ibu. Mamaaaaku hebaaat !! orang hebat.. semoga bisa terpenuhi semua karya2ku. Ini lagi garap proyek baru lho Pa Ma. Doakan anakmu yaa biar tulisan ini bisa dimuat. Aku hanya ingin mencoba membanggakan kalian semua. Dengan menulis aku ingin kalian tahu seluruh isi hatiku Pa Ma.. :)
Tulisanku adalah murni jujur dari lubuk hatiku. Meski kadang-kadang penuh dengan kecurcolan semata (heheee) tapi ya begitulah. Apa adanya sekali Pa Ma…
Semoga anakmu ini bisa memuat tulisannya lagi di buku yang kedua deh Pa Ma.. ditujukan buat kalian juga. Saat ini, akunya lagi bikin novel. Mudah-mudahan bisa dimuat pula. Aku juga lagi ngejar jadi wartawan. *seruu kali yaa* nambah pengalaman lagi diluar dengan masuk bidang Journalistik :*
Minta doa slalu dari Papa dan Mama deh yah :*
Love You so much :*
Share:

Curhatku PadaMu


Tuhan,
aku salah ya dengan sikapku ini ? apakah aku terlalu berlebihan ?
Tegur aku tegur aku
Ingatkan aku ingatkan aku
Agar aku tak salah langkah dengan sikap yang aku punyai
Tuhan,
mungkin aku hanya merasa PeDe
Orang menyukaiku atau tidak
Tapi aku justru merasa merekalah yang slalu tak bisa memahamiku
Apa aku egois ?
Haruskah aku menyuruh mereka tuk memahamiku
Memahami sifatku ini
Tuhan,
Aku bersyukur berada didunia
Aku bersyukur bisa kenal mereka semua
Tapi aku tak mengerti dg sikapku yang sesungguhnya
Adakah aku slalu merugikan mereka smua?
Tuhan,
Aku berusaha ingin berusaha dekat dg mereka
Namun, aku bingung
Adakah diantara mereka yang memahami maksudku ini?
Aku hanya bisa diam
Ketika mereka mengatakan tentang diriku
Terutama dibelakangku
Adakah aku harus berkata ?
Adakah aku harus melawan ?
Toh, itu pendapat mereka
Aku ingin bisa menerima
Tapi kenapa tak sanggup
Tuhan,
Bantu aku pliss bantu aku
Ingin sekali aku memahami diriku sendiri
Sebelum mereka memahamiku :(
Aku sedih
Sedih, jika slalu seperti ini
Ingin diam, tapi diam bukanlah aku
Ingin berkata, tapi berkata yang baik dan berisi
Tuhan,
Bantu aku bantu aku :(
Share:

Colourfull :)


Putih melambangkan kesucian
Merah melambangkan keberanian
Biru melambangkan seorang yang charming
Hijau melambangkan seorang yang murah senyum
Jingga melambangkan seorang yang anggun
Pink melambangkan seorang yang feminin
Kuning melambangkan seorang yang ceria
ahh.. sungguh dibalik kebaikan dari warna-warna itu
Aku ingin memiliki semuanya
Charming, suci, berani, anggun, feminin dan segala macamnya
Namun, dapatkah aku seperti itu ?
bisakah aku seperti itu ?
entahlah, karna aku tak pernah bisa sempurna
manusia tempatnya salah dan benar
manusia tempatnya kurang sempurna
meski berbeda namun tetap sama di mata Tuhan ;)
Share:

Sosok Ayah


Terpejam penatku siang ini
Aku bingung dengan apa yang harus aku lakukan
Kepenatan yang merajai sikapku
Kepenatan yang sungguh membuatku gila
Aku rindu dengan kesibukkanku
Aku rindu dengan apa yang ku lakukan dulu
Bersama dengan mereka
Bersama dengan keluargaku disana
Menghilang kepedihan dengan semangat
Menghilangkan kesedihan dengan senyuman dan canda tawa
Lelah ku fikir
Lelah ku rasa seperti ini
Namun aku harus mampu bertahan
Karna demi membahagiakan ayah
Ku lihat raut wajahnya berbeda
Ketika aku memohon tuk kembali ke tempat dimana aku berkarya
Namun, ayah sangatlah rindu padaku
Dia inginkan aku tetap disini
Menjaganya dan berkumpul bersama dengan yang lainnya
Rindu akan kehadiranku dirumah
Karna dia ingin menatap putri semata wayangnya
Karna dia ingin menatap gadis satu-satunya
Yang menurutnya sudah menjadi gadis dewasa
Yah, itulah aku itulah diriku yang dirindui ayah
Ayah… sungguh aku merasa lebih egois
Lebih tak bisa bersikap
Karna aku sekarang bukan bocah lagi
Tapi aku adalah seorang gadis
Yang sedang menggapai semua impiannya
Apapun yang ku putuskan itu adalah keputusanku
Trima kasih atas semua yang kau berikan untukku dad …
Love you dad…
Share:

Sang Mentariku


Hai kamu disana
apa kabarnya ?
kenapa sekarang tak kunjung mengabari diriku
jujur, aku terlalu khawatir padamu
adakah kau sudah bosan denganku saat ini ?
ahh.. baiklah, aku tidak masalah dengan itu
Karna aku tau kamu begini karna memang ini yang baik buatmu
namun, aku kadang merasa kesepian
raga pun menjadi lemas entah kenapa
saat kamu tak kunjung mengabari keberadaanmu
aku khawatir
takut terjadi apa-apa denganmu
wahai sang merpatiku
adakah kau mengirimkan pesan untukku ?
lewat mentari pagi ini
atau jangan-jangan kau menyampaikannya pada embun pagi
namun, embun tak kunjung menjumpaiku pagi ini ?
sudahlah,
aku pun berusaha agar tidak terlalu berharap padamu
hanya bisa memohon kepada Robbi
agar kamu slalu dalam lindunganNya ;)
Share:

Sang Bunga


Beneran hilang !
hah ! siapa yang hilang memang ?
entahlah…
sepertinya hatiku hilang
kemana perginya hatimu ??
entahlah…
apakah hatimu ada yang mencurinya ?
mungkin saja iya mungkin saja tidak..
kalaupun ada yang mencuri, siapakah yang mencuri hatiku ?
Masa sih, banyak yang menyukainya ?
*suasana hening*
pasti ada banyak yang ingin mengambil hatimu sayang
namun, mereka tak berani mendekatimu
mungkin karena kamu terlindungi
kamu adalah bunga yang sangat cantik
pasti banyak kumbang yang ingin mengecupmu
tapi mereka takut, karna kamu terlindungi oleh duri
benarkah ?
mudah-mudahan saja
lalu apa yang harus aku lakukan sekarang ?
putikku sudah tidak ada lagi
aku akan berkembang menggunakan apa nanti ?
adakah yang akan tetap menyukaiku ?
tentu saja
Tuhan, menciptakan manusia saling berpasang-pasangan
pasti akan ada kumbang yang akan berani mendatangimu
dan mengecup mahkotamu :)
Ahh… sungguh leganya :)
Share:

Nyanyian Burung Terakhir


kalo tulisan ini emang gue sengaja repost lagi gitu.. lo tau? Ini semacam karangan gue yang pertama *my first shortstory* hahaaa entahlah gue dapet inspirasi darimana yang jelas gue lupa. Gue beneran lupa!! pasword tumblr ajee gue lupa!! *kenapa masih ngebahas pasword tumblr cobaaaaa* ~aaaaaaaakkkk~


Aku berjalan menelusuri Taman Kota. Ku lihat bunga sudah tumbuh bermekaran. Lalu, kucium bunga tersebut. Aku melangkah mendekati seseorang yang duduk dibawah pohon beringin nan rindang. Lalu, pelan-pelan kudekati ia dari belakang, tiba-tiba ia tersentak dengan kedatanganku.
“Rara…Jangan bercanda!!! Aku tau kalau yang dibelakang itu kamu.” Ucapnya. Aku masih tetap berjalan perlahan-lahan, lalu aku langsung menutup matanya dari belakang. “Dor…tebak. Aku siapa!!!” kataku dengan suara yang dibuat-buat.
“Udah donx Ra, aku tau itu kamu. Ngaku aja deh…udah keliatan, itu suara buatan Rara…” ujarnya.
“Hehe…tau aja si kamu. Kalo ini Rara?!” ucapku lagi sambil melepaskan tanganku dari mata Genida.
“Ra, aku punya syair lagu baru. Ngga tau si, bagus apa ngga?” kata Genida.
“Aku yakin, pasti kalau syair itu dibuat oleh kamu, pasti bakalan keren dan bagus banget!!!” ungkapku.
“Huh…sukanya deh, membangga-banggakan aku. Emang ngga ada lagi ya selain membanggakan aku?” tanya Geni.
“Ngga ada!!! Soalnya aku sayang banget sama kamu…!!!” ungkapku lagi.
Genida adalah sahabatku sejak aku duduk di bangku TK, aku selalu bersama dengan dirinya hingga sekarang aku duduk di bangku kelas 2 SMA. Dia sangat pintar bernyanyi, membaca puisi dan membuat syair lagu dari puisinya. Sudah banyak lomba yang dimenangkan oleh dirinya, aku sungguh salut dan bangga memiliki teman seperti Genida.
Aku lalu berdiri dan mendorong kursi roda Genida. Karena kaki Genida memang lumpuh sejak beberapa bulan yang lalu. Aku slalu menyemangati dirinya karna dia slalu berputus asa, sama seperti diriku yang slalu menyemangati diriku sendiri.
“Gen, kita disini aja ya? Disini kan bagus banget…liat pemandangannya, kamu bisa berinspirasi membuat puisi lagi.” Kataku.
“Iya deh, disini aja.” Ucap Genida.
Genida slalu menemukan inspirasi dimanapun ia berada. Ketika aku sedang bermain gitar, aku melihat seorang laki-laki melihat kami bernyanyi dibalik pohon kelapa. Perlahan, laki-laki itu mendekati kami dan aku pura-pura tidak tau apa-apa.
“Hay, suaramu bagus banget…aku seneng bisa dengerin suaramu…” ungkap laki-laki itu.
Aku dan Genida sempat kaget dengan kedatangannya,
“Terima kasih…” balas Genida.
“Ohya, perkenalkan namaku Iwan. Kamu?” tanya Iwan sambil menjulurkan tangannya pada Geni.
“Aku Genida, panggil saja aku Geni. Ini sahabatku Rara.” Jawab Genida sembari memperkenalkan aku.
Aku hanya tersenyum padanya begitu juga sebaliknya.
“Eh, Gen, udah sore keburu malem. Pulang yuk? Ntar kamu dicariing lagi, sama om dan tante?” ajakku.
“Ya uda deh…!!!” kata Geni.
“Eh, boleh ngga aku nganterin kalian berdua pulang?” tanya Iwan.
Aku dan Geni saling lirik.
“Boleh…!!!” jawab Genida.
“Makasi ya…mmm…Ra, biar aku aja yang dorong kursi rodanya.
” Pinta Iwan. “Gimana Gen?” tanyaku pada Geni.
“Ngga usah Wan, biar Rara aja yang dorong. Soalnya, barangkali kamu belum terbiasa…” kata Geni.
“Nah…maka dari itu, biar aku terbiasa dorong kursi roda. Please…” Kata Iwan memohon.
“Ya udah deh…Ra, biar Iwan aja!” kata Genida.
Dalam perjalanan pulang, aku hanya dibelakang Geni dan Iwan. Aku merasa asing diantara mereka berdua. “Sepertinya, Iwan suka sama Genida?” ungkapku dalam hati.
“Ra…sini…jangan ngelamun terus. Ntar nabrak loch.” Panggil Genida.
“Eh iya…!!! Mmmm…Gen, aku mau ke warung bentar terus sekalian mau pulang langsung. Kamu kan udah ada yang nganter. Jadi kamu pulang sama Iwan aja ya Gen?” ucapku.
“Loh…kok gitu? Ngga Ra, ntar biar kamu juga di anter sama Iwan. Ya kan Wan?” tanya Geni pada Iwan.
Iwan hanya mengangguk tersenyum.
“Ngga usah lah…Gen. Wan, aku pokoknya percaya banget sama kamu. Jaga Genida ya, harus sampai rumah!!!” pesanku.
Lalu, aku berjalan ke arah warung. Itu hanya alasanku, karna aku merasa asing di antara mereka. Saat aku melamun dalam perjalanan, aku dihadang dan ditodong oleh orang yang tidak aku kenal.
“Cewe…jalan sendirian? Abang temenin ya neng?” kata salah satu dari mereka.
Aku hanya terdiam dan terus berjalan. Namun, mereka tetap mengikutiku dan menarikku
“Heh…serahkan dompetmu!!!” kata orang yang berambut gondrong.
Aku berteriak meminta tolong. Tiba-tiba Iwan muncul dan langsung menghajar gerombolan-gerombolan tersebut. Setelah perkelahian selesai, aku pun di tuntun Iwan pulang.
“Apa yang dibilang Genida bener kan? Kenapa kamu memisahkan diri?” tanya Iwan.
Aku terdiam.
“Ra, kamu jangan memalingkan muka padaku donx Ra… kamu kenapa si, slalu menghindar dariku?” tanya Iwan lagi.
Aku masih terdiam.
“Ra…aku tanya sama kamu. Jawab pertanyaanku donx Ra!!!” bentak Iwan padaku.
“Oh…ternyata kamu masih peduli sama aku? Lewat Genida? Kamu merayu dia kan? Kamu jangan pikir aku mau balikan lagi sama kamu.” Jawabku dengan emosi.
Sebenarnya, aku dan Iwan adalah teman satu sekolah. Namun, Genida tidak tau Iwan adalah mantan pacarku. Karena aku dan Genida tidak satu sekolah. Dia melihatku bernyanyi bersama Genida di dekat Taman. Tapi, aku pura-pura tidak mengenal Iwan.
“Kenapa kamu, tadi pura-pura tidak mengenaliku?” tanya Iwan.
“Buat apa? Buat apa aku kenal sama kamu lagi?” tanyaku balik.
“Kok kamu jawabnya kaya gitu? Aku ngga nyangka kamu bisa keras kepala kaya gini.” Kata Iwan.
“Terserah!!!” kataku sambil berlari pulang.
Iwan berteriak memanggil namaku. Tapi, aku pura-pura tidak mendengarnya.

***

Keesokan paginya, saat disekolah Iwan slalu menemuiku dan berkata ingin meminta maaf padaku.
“Ra, please maafin aku.” Kata Iwan. Aku hanya terdiam dan berjalan cepat untuk pulang sekolah.
Sore harinya saat aku sedang bersama Genida, Iwan datang lagi menemuiku dan Genida. Iwan hanya mengobrol dengan Genida dan aku hanya terdiam.
“Gen, biasanya kamu kemana aja?” tanya Iwan.
“Aku seringnya sih kesini bareng sama Rara. Dia kan sahabat yang paling baik yang pernah aku miliki. Aku beruntung banget loh, bisa punya sahabat kaya dia.” Jawab Genida melirikku.
“Apaan si Gen…biasa aja lagi…!!!” kataku senyum.
Iwan hanya melirikku dengan senyum, namun aku tidak membalas senyumnya. Aku lalu, mengajak Genida pulang. Dan Iwan pun slalu ada diantara kami berdua. Sejak saat itu, Iwan slalu datang menemuiku dan Genida di Taman.
Seperti biasa, pulang sekolah aku slalu bersiap untuk pergi ke Taman. Kali ini aku terlambat, karena kebetulan ada kegiatan di sekolahku. Aku ganti baju dengan gugup, dan berlari menuju Taman sambil membawa gitarku. Tiba-tiba orang yang aku temui dan biasa duduk dibawah pohon tesebut tidak ada. Hanya ada kursi di bawah sana.
“Mana Geni ya? Masa si, dia belum datang? Padahal aku kan benar-benar terlambat banget…tumben banget!!!” pikirku sambil duduk.
“Apa…jangan-jangan dia marah kali ya sama aku. Gara-gara aku datang terlambat?” pikirku lagi. 10 menit bahkan sampai 45 menit Genida tak muncul-muncul juga. Dan, aku melihat Iwan dari jauh berlari mendatangiku.
“Ra, bisa ikut aku sebentar ga?” ajak Iwan.
“Kemana? Ngga!!! Aku lagi nungguin seseorang.” Jawabku jutek.
“Ra, kamu nungguin siapa? Cowo baru kamu?” tanya Iwan lagi.
“Kamu mau tau aja deh.” Jawabku lagi marah.
“Ra, dari pada kamu nungguin orang yang ngga dateng-dateng mending kamu ikut aku aja.” Ajak Iwan.
“Aku kan udah bilang, kalo aku ngga mau ikut kamu…” bentakku.
“Ra, ini sahabat kamu. Geni!!!” balas Iwan membentakku.
Aku langsung terdiam dan berpikir ‘Ada apa dengan Geni?’. “Emang, Geni kenapa?” tanyaku penasaran.
“Ya udah…pokoknya sekarang, kamu ikut aku aja. Yuk…” ajak Iwan sambil menarikku dari tempat duduk yang berada di taman.
Aku dan Iwan berlari sambil bergandengan menuju kerumah Geni. Sesampainya disana, aku melihat orang tua Geni terutama mamahnya sedang menangis terisak-isak.
“Tante, ada apa?” tanyaku pada mamah Geni yang duduk di kursi.
“Geni, Ra!!! Geni…” kata mamah Geni gagap.
“Iya tante, memang ada apa dengan Geni?” tanyaku tambah penasaran.
“Geni…sakit. Dia sakit kanker kata dokter sudah nyawanya sudah sulit untuk diselamatkan lagi.” Jawab mamah Geni.
“APA!!!” aku tersentak dan benar-benar kaget. Ragaku seperti tidak bisa menerima ini semua. Genida sahabatku. Kenapa dia tidak pernah cerita bahwa dia mengidap penyakit ganas seperti itu. “Geni…kanker? Sakit?” kataku tergagap.
Air mataku langsung menitih dan aku langsung memeluk Iwan. Aku masuk ke dalam kamar Geni. Geni hanya terbaring lemah di kasurnya. Ia melihatku dan tersenyum.
“Hai Ra!!!” sapanya. Aku melangkah menuju dirinya dengan pelan-pelan.
“Gen, kenapa kamu tidak pernah bilang masalah ini?” tanyaku. Geni hanya tersenyum.
“Buat apa bilang? Kalo aku bilang, malah semakin membuat sedih orang yang ada didekatku.” Jawabnya.
“Tapi, setidaknya aku kasi tau dong Gen…kalo kaya gini, aku malah tambah sedih banget…” kataku.
“Udahlah…lagian, sekarang kamu udah tau kan?” tanya Geni dengan senyum.
Ia melirik ke Iwan dengan senyum lalu melirik padaku. “Hayo…ada yang disembunyiin juga kan dari kamu?” tanya Geni.
“Apaan?!! Aku slalu jujur sama kamu, aku ngga pernah bohong sama kamu kan Gen?” tanyaku balik.
“GA!!! Yang ini, kamu ngga pernah jujur sama aku. Iwan, pacar kamu dulu kan?” tanya Geni lagi.
Aku tersentak kaget sambil melihat ke arah Iwan.
“Tau ngga Ra, Iwan deket sama aku soalnya dia pengen balikan lagi sama kamu. Dia pengen aku bujuk kamu supaya kamu balikan lagi sama dia. Pleas Ra, kasih dia kesempatan yang kedua kalinya. Ini permintaan terakhir aku.” Kata Geni.
“Ngga Gen, kamu ngga boleh ngomong kaya gitu. Pleas jangan bilang kaya gitu lagi sama aku.” Pintaku.
“Ra, ini memang udah akhir hidupku. Jadi, jangan kecewain aku. Pleas kamu balikan lagi sama Iwan. Iwan udah berubah, dia ngga kaya dulu lagi. Pleas…” Pinta Genida memohon.
Aku lagi-lagi memandang ke arah Iwan. “Baiklah…aku beri dia kesempatan sekali lagi.” Kataku akhirnya.
Genida tersenyum. “Oya Ra, nih tolong kita nyanyi bareng-bareng ya sekarang? Itu permintaanku.” Pinta Genida memberikan selembar syair lagu padaku.
Aku lalu, bermain gitar dan Genida bernyanyi. Walaupun ia sakit, suaranya masih tetap bagus seperti dulu. Tiba-tiba suara Genida melemah bahkan tak terdengar suaranya lagi. Matanya langsung tertutup. Dan aku langsung menghentikan permainan gitarku. Pelan-pelan aku membangunkan Genida,
“Gen…Gen…Genida…bangun…katanya pengen nyanyi bareng lagi sama aku. Pleas Gen jangan bercanda. Aku ngga suka kamu bercanda kaya gini…” kataku sambil menangis. “Gen…pleas bangun…pleas. Gen, Gen, Geni… kamu jahat, kamu ninggalin aku dengan cara kaya gini? Kamu jahat!!!” teriakku sambil menangis. Aku memeluk Iwan dengan terisak-isak. Mamah, papah Geni dan Dokter pun datang, dan kata dokter Genida sudah tiada, dia sudah tak terselamatkan lagi.
Itulah nyanyian terakhir Genida. Burung yang berkicau indah sekarang sudah tiada. Sahabat yang slalu didekatku pun dia tlah hilang dan pergi untuk selamannya.
Share:

Hey Pagi !!


Nah tulisan ini juga gue repost lagi dari tumblr gue yang gue lupa paswordnya apa (aaahh sumpah sakit ati bangeet) -___-" 

Hey Pagi !
Cantiknya kamu hari ini
Aku pun tersipu malu nih
Karna aku belum mandi
Hey Pagi !
apa kabarmu ya hari ini ?
Aku lihat kamu lebih cerah hari ini
Adakah sesuatu menggembirakan kan datang nanti
hey Pagi !
Lihatlah diriku ini
Aku belum melakukan apa-apa dipagimu ini
Aku hanya baru saja melakukan olahraga yang tak rutin
Yaaap ! bersepeda dipagimu lhoh !
Senangnya bisa melihatmu pagimu ini
Hey Pagi !
Sinari selalu mentarimu ya dalam hati
Hati siapa ?
Hati dari langkah-langkah yang menungguimu tiap pagi :)
vida hasan (5 June 2011)
Share:

Kotaku Desaku (Oh Pemalangku)


Sebenernya, ini tulisan uda lama banget gue tulis. Kebetulan gue nulis ini nih di tumblr gue. Namun, gara-gara gue lupa pasword tumblr gue, gue cuma bisa pasrah aja. Yah untung masih inget alamat tumblr gue. Jadi, gue cuma pengen nge-repost aja ini tulisan. Selamat menikmati *lo kate mau makan --"* maksud gue, selamat membaca... :D

Selamat pagi semuanyaaaa…
Pagi ini, aku mengayuh sepedaku mengitari jalanan dikota ini
Lelah rasanya, but it’s so fun.. aku menyukainyaaa
Melihat sawah hijau nan permai dipedesaan, memandangi gunung Slamet yang berdiri megah
Oh.. sungguhlah indah Desaku ini….
Adakah yang mungkin kenal dengan sebuah kota kecil ini? Yap!! Pemalang, kota dimana aku dilahirkan dan dibesarkan oleh kedua orang tuaku. Kota yang berada ditengah-tengah kota terkenal. Sebelah timur berbatasan dengan kota Pekalongan, selatan berbatasan dengan kota Purbalingga, baratnya berbatasan dengan kota Tegal dan sebelh utaranya adalah berbatasan dengan Pantai Laut Jawa.
Banyak orang yang tak mengenal dengan kota ini, yah.. karena mungkin potensi kota kami ini kurang disodorkan oleh khalayak umum. Entahlah, mungkin belum siap untuk menerima turisan turisan. Kenapa bisa begitu? mungkin karena belum PeDe dan yakin juga mungkin. Heheee
Emang di Pemalang ada apa aja sih? (Pertanyaan bagus)
Banyaaak lhooo berbagai macam ciri khas yang dimiliki oleh kota Pemalang ini. Salah satunya mungkin pada kenal kue Dorayaki (kuenya Doraemon) tapi ini khas Pemalang bangeeeeeeeet. Bentuknya kaya gimana? Ya buleeet item gitu, gak ada isinya kok. Cuma kue cetak biasa, tapi rasanya Wowww, so Wonderfull taste.
Nahhh ada lagi lhoh !! Pada tau masakan khas yang namanya Grombyang gak yaa ? So good taste juga ini, dan perlu dicoba kalo teman-teman mampir ke kota Pemalang, atau bisa juga nyobain Sate Loso dan Lontong Dekem, Megono juga ada, atau mungkin Tauto pun ada. Yah, cukup lengkap sekali..
Saya ceritakan makanan Grombyang dulu. Apa sih itu? Terbuat dari apaan yaa??? Pada tahu rawon khas Jatim? Mirip seperti itu, tapi pasti beda. Iya doooonk.
Oke, Nasi Grombyang adalah nasi campur yang cara penyajiannya itu sangat unik. Isinya yaitu terbuat dari daging kerbau dengan kuah berbumbu khas Indonesia dan dilengkapi pula dengan sate kerbau. Cara penyajiannya yaitu, dengan menggunakan mangkuk kecil dan sendok yang bukan sendok biasa seperti yang kita makan lhoo. Jadi ada khas sendok buat nasi Grombyang sendiri. Nah, sayurnya itu dibuat dikuali yang sangat besar setelah ditutup dengan menggunakan kain berwarna mereka dan kalau ada pembeli itu kuali digoyang-goyang. hihihii unik kaaaan.
Nasi Grombyang sendiri sudah ada sejak 1960an. Wuidiiiihhh jaman setelah Indonesia merdeka. Dan yang paling terkenal ada di sekitaran Pasar Anyar atau jalan R.E Martadinata Pemalang. Kalo masalah harga dari Grombyang mah, dijamin terjangkau kok. Gak mahal-mahal amat. Pas laaaah buat kita jajan.
Ada sate Loso juga sama Lontong Dekem
Sate Loso itu merupakan salah satu makanan khas Pemalang juga. Seperti Gue dan berasal dari daging sapi/ kerbau. Bagi yang gak suka kerbau bisa itu menggunakan daging sapi. Tapi kagak dapet sensenya tar rasanya. Pasti beda, buka Pemalang banget. :D
Lontong Dekem mah mirip kaya opor gitu. Tapi bisa terbuat dari daging sapi, kambing atau kerbau. Mungkin lontong dekem lebih istimewa dengan menggunakan sate usus kering yang digoreng trus dibumbui dengan bumbu rempah-rempah. Nyaaaaaammmmmmm…..
Coba ada apa lagi yaa ?
Jajanannya banyak banget kalo diPemalang. Tadi ada kamir atau orang biasa nyebutnya dengan kue dorayaki, ada Bireng atau Serabi Goreng, trus ada kue Apem Comal yang berbeda dengan apem yang lain. Nahhh trus masih ada banyak lagi, gempolan dan lain-lain. Jajanan Pemalang itu merupakan jajanan-jajanan tradisional banget. Yang gak suka tradisional mungkin ya kurang menyukain, tapi yang suka banget sama tradisional (seperti saya) waaaaaaaaa Like This dah.
Hmmmmmmm tadi cerita tentang makanan yaaa
Nah, saya ini ingin cerita tentang tempat pariwisata yang ada di Pemalang. Jangan salah, meski kecil tapi ada berbagai macam tempat pariwisata di Pemalang lhooooo
Sekarang ini, yang lagi dan paling terkenal atau ngehits itu ya Pantai Widuri atau Widuri Water Park. Mungkin sejenis seperti Owabong yang ada di Purbalingga. Tapi lebih besar ini lho Water Parknya.
Cukup dengan membayar 13000 kita bisa masuk ke dalam Water Parknya. Wuiiihh murah meriah banget lhoh. Water Park ini diresmikan pada tahun 2009 kemarin. Masih baru kok, jadi kalau ada terlihat beberapa tempat yang kurang ramai ya harap dimaklumi karna memang tempatnya masih baru. Tapi tetep seru kok.
Ada di WWP ini jembatan yang menuju ke tengah laut. Kalo pas sunset bagus bangeeeeeeeeet. Kita bisa liat langsung sunsetnya lhoh. Jadi kagak bakal nyesel kalo kita dateng ke WWP.
Selain itu, di Pemalang juga ada wisata perkebunan Teh dan Kopi yang bertempat di daerah Moga. Bisa datang dan menikmati sejuknya pegunungan. Mungkin jenuh dengan kehidupan diperkotaan, dan ingin menikmati segarnya alam. Mari mampir ke Moga…
Ada juga perkebunan Strawberry. Yuhuuuu ini yang paling banyak disukai. Karena strawberry adalah buah yang paling disukai semua orang.
Waaah pokoknya banyak banget deh, panorama wisata alam di Pemalang. Ada Juruk (air terjun), wisata alam Baturaden, Tempat Pemandian Air Panas Guci, Goa Kelelawar dan masih banyak lagi.
Hayuk silahkan mengunjungi Pemalang kami. Karena Anda akan slalu kami kenang..
Komm doch mal nach Pemalang zu fahren..
Vida Hasan (5 June 2011)
Share: