25 December 2018

Yuk Belajar Adab Bertanya

Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh,

dear you,

lama ya tidak bersua menuliskan prakata di blog saya ini. Maafkan diri, karena terlalu mager untuk menuliskan sesuatu :) Kali ini, saya akan membahas tentang belajar adab bertanya. Mungkin yang telah menjadi followersnya Nadhira Arini sudah pernah membaca postingan-postingan beliau tentang bagaimana cara yang baik untuk bertanya atau berbicara dengan seseorang. Apalagi, jika seseorang itu baru kita jumpai karena sudah lama tidak bertemu.

Nah dear, yang disampaikan oleh beliau mengundang motivasi saya untuk menuliskan adab yang baik ketika bertanya atau berbicara dengan orang lain. Jangan sampai yaaa pertanyaan kita itu menyinggung perasaan hati mereka. Kita tidak tahu loh, apakah pertanyaan kita bisa menyakitinya atau tidak, yang jelas jika satu pertanyaan dapat menyakiti perasaannya bisa saja itu memutuskan hubungan silaturahim yang sudah terjalin baik sebelumnya.

Di musim liburan seperti ini, atau bahkan musim lebaran pasti bertemu dengan orang tersayang adalah sebuah dambaan. Berkumpul dengan keluarga besar juga salah satu impian, karena bisa mengeratkan tali silaturahim kita. But, you have to remember ya dear... Ketika berkumpul dengan mereka cobalah mencari obrolan atau pertanyaan-pertanyaan yang tidak menyangkut ke urusan pribadinya, terkecuali jika dia bercerita tanpa kita tanya.

"Eh kamu kok gemukan sekarang?" -- "Eh kamu sekarang jerawatan, nggak kaya dulu" -- "kapan kamu nikah/ sebar undangan?" -- "Udah ada calonnya?" -- "Udah isi belum?" -- "Nggak nambah lagi nih?" dan pertanyaan berderet yang bisa saja pertanyaan-pertanyaan demikian dapat memicu rasa sakit hati. Kita tidak merasa memang, tapi coba deh jika berada di posisi demikian? Bagaimana rasanya?

Coba tanya hal-hal semacam yang mengarah ke pekerjaan, atau kabar atau pengalaman yang sudah ia lakukan selama ini. Pasti, akan menjadi cerita yang seru yang bisa saja menjadikan kita motivasi hidup. Itu yang disebut dengan positive vibes dalam sebuah percakapan. Yang belum menikah, bisa saja konsul tentang bagaimana menjalani kehidupan rumah tangga, atau yang belum memiliki anak bisa saja konsul atau cerita tentang mengasuh anak yang baik seperti apa. Atau jika tak mampu bertanya yang ada di atas itu bisa saja mau memperkenalkan seseorang dengan yang belum menikah tersebut. Siapa tahu jodohnya dan malah jadi pahala karena mempermudah urusan para singlelillah yang ingin segera menikah.

Well, yang ditanya nggak perlu baper kaliiiii. Itu juga kan pertanyaan umum, ngapain juga yang ditanya baper? Hihihi kembali lagi yaaa ke adab bertanya. Jika niatnya baik, ia tidak akan membuat pertanyaan-pertanyaan demikian atau melontarkan hal-hal demikian. Apalagi baru ketemu bangeeeet loooh setelah sekian lama tidak bertemu. Jadi, cukup doain atau cariin yaaa hehehh :D Kecuali kalau tiap hari atau sering bertemu itu sudah terbiasa dengan pertanyaan demikian. 

"Vid, curhat ya?" Big No! Saya hanya menuliskan apa yang memang beberapa teman juga mengalaminya kok. Jadi, bukan dari pengalaman pribadi saja melainkan juga dari beberapa pengalaman teman-teman. Siapa tahu, jodohnya masih belum terlihat karena disuruh belajar untuk memantaskan diri, siapa tahu belum dapat rezeki keturunan karena disuruh untuk terus-terus berdoa pada-Nya, siapa tahu masih belum diberi kelancaran rezeki dalam urusan pekerjaan karena sedang dilatih untuk bersabar dan ikhtiar pada-Nya. Semua ada hikmah masing-masing, jadi tidak perlu ngoyo atau mendesaknya.

"Vid, tapi kan umur dan bla bla bla..." Umur sudah ada yang ngatur, kenapa kita yang repot? Siapa tahu, Allah mengatur jodohku bukan di umur sekarang, atau Allah bahkan sudah menyiapkan jodoh terbaik-Nya jika saya memang benar-benar yakin pada kuasa-Nya. Kita nggak akan pernah tahu kan? Setiap-setiap manusia ingin berkeluarga dan memiliki keturunan, pasti! Saya yakin demikian. Mana ada sih yang nggak mau melanjutkan perjuangan dakwah dan melakukan ibadah demikian? Jika ditanya, pasti mauuuu bangeeet. Tapi, Allah punya cara-Nya untuk mengabulkan doa-doa kita. 

Belajarlah, untuk bisa menahan segala godaan pertanyaan yang bersifat pribadi. Karena, tidak semua orang menyukainya. Banyak juga yang risih ditanya hal-hal yang bersifat pribadi sekali, apalagi setelah sekian lama bertemu...

Yuk belajar instropeksi diri sendiri dulu. Ini catatan juga saya buat untuk diri sendiri supaya tidak melakukan hal demikian. :)

Bismillahirrohmanirrohim :)


Yuk, belajar untuk lebih bisa bertanya dengan santun bukan untuk menyinggung. Jika sekiranya bingung maka diamlah dan dengarkan apa yang ingin diceritakan olehnya itu lebih baik atau sekedar bertanya "apa kabar?" Karena sungguh, pertanyaan yang sifatnya sangat pribadi itu bisa menyebabkan putusnya silaturahim :) *FYI


-vidahasan-

Share:

4 December 2018

Thoriqul Iman

Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh,

Tulisan ini saya tulis kembali sebagai pengingat kembali diri saya, betapa untuk mencapai iman itu susah. Menjaga keimanan itu sangat susah karena harus dibarengi dengan keistiqomahan. Bagaimana caranya?

Dear,
saya kembali tekankan karena diri ini juga masih butuh belajar sangat banyak, berdiskusi dengan orang-orang yang sholeh supaya kita bisa mengikuti mereka dalam hal-hal yang baik. Thoriqul Iman berarti Jalan Menuju Iman. Bagaimana caranya menuju iman? Dengan mengkaji ilmu-ilmu agama dan sering sekali sharing. Saya belajar banyak hal selama mengikuti kajian di setiap minggunya. Ada yang membuat hati ini ikut tergerak ketika saya dijelaskan berbagai macam hal tentang jalan menuju iman. Nah, bagaimana caranya menjalankan iman itu?

Kembali lagi, kita beriman kepada siapa? Tentu saja kepada Sang Pencipta Makhluk. Lalu siapa Sang Pencipta Makhluk tersebut? Yap, Dialah Allah Azza Wa Ja'la. Pernahkah berfikir, untuk apa kita diciptakan? Tentu saja, untuk beribadah supaya bisa menempuh perjalanan menuju Surga-Nya yang amat sangat indah.

Dear,
sebagai manusia yang hidup di dunia yang sangat fana' ini, terkadang diri kita lalai dengan segala hal, terutama untuk urusan di akhirta kelak. Padahal, sejatinya kita akan kembali ke haribaan-Nya kelak. Entah sekarang, nanti sore, nanti malam, besok, lusa, minggu depan, bulan depan atau tahun depan. Begitu seterusnyaaa... Duh, saya masih salah satu manusia yang memang masih harus terus belajar supaya kelak bisa mengemban dakwah dan amanah ketika mempunyai titipan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Manusia itu adalah tempatnya salah, bahkan dia bisa menjadi munafik ketika memang hatinya masih belum terbuka. Maka dari itu, perbanyak melakukan hal yang baik supaya kelak bisa menjadi tabungan kita di surga.

-vidahasan-


Share: