Dengan keberhasilan Isna meng GC pak Basir, kami rombongan ber10 pun menyeberangi lautan menuju ke kota kabupaten. Nah, karena pembahasan materi akan sangat membutuhkan waktu yang cukup panjaaaaang... Maka, kami pun menginap di hotel yang saat pertama kali kami tiba di kabupaten (Bisa jadi hotelnya langganan kami nih) hehe :D
Begitulah kira-kira amunisinya. Menjadi pembicara yang (semoga) bisa dipahami oleh yang lain, dan menjadi pendengar yang (semoga) memberi kenyamanan untuk si pembicara, berbagi masalah dan bersama-sama menemui solusi. Ah indahnyaaa :')
Jadi, saat itu hotel berasa milik kami ber 11 orang, karena selasarnya cuman kami yang menggunakan dan tanpa ada satu pun tamu yang hadir di antara kita #tsaaah :))
Di hari 'amunisi' pertama ini kami selesai kurang lebih sekitar pukul 12 malam. Jadwal keesokan harinya selain dapet 'amunisi' lagi, kami sowan ke dinas pendidikan dan kantor bupati. Menunggangi mobil angkot yang cukup umpel-umpelan untuk ber 11 orang :))
Yeeey Sahuuuur... Ibu di hotel nyediain menu bubur ubi :D yang lain pada nggak bisa makan kalau nggak ada nasi jadi selain bubur ubi, beberapa beli makanan di luar buat cari makan. Alhamdulillah...
Eh yang motoin siapa ya? Oh iyaa yang motoin mbacims hehe :') Siips suwuuun mbacims sudah difotoin. Meskipun tidak ada dirimu di dalam foto, tapi mah kamu tetep ada di dalam hati kita. Eeaaaa... :D
Daaaan menuju kembali ke hotel buat kembali dapet 'amunisi' sebelum besoknya harus bertolak keliling desa penempatan teman-teman yang lain. Kata kak Jaim mah, ini materi harus beneran habis malam ini supaya besok nggak kepikiran lagi pas kunjungan ke desa-desa yang lain. Dan beginilah gaya kami dapet amunisi di hari berikutnyaaa..
Rame yaa banyak tempelannya.. sampai muka pak Koord aja ditempelinnya sendiri karena mungkin terlalu menyenangkan buat dia :)) 'amunisi' kedua ini sih juga selesai jam 12an, setelah akhirnya kami memutuskan untuk memotong diskusi dengan makan sate di warung favorit kami, dekat rumahnya mas Rizal dan mbak Wi hehehhe :D Sebenernya sih bukan hanya sate aja menunya, tapi karena favoritnya pada sate, yauda deh para penyuka sate suka kebablasan :D
Hmm... personil kurang dua orang rupanya. Isna dan Bulan menghilang karena mareka mencari asupan air untuk minum, jadi pinjem motor mas Rizal lalu cabut deh beli barang di minimarket favoritnya :D Itu asupan 'amunisi' kami sebelum akhirnya berlanjut di episode 'amunisi' terakhir yang mengharuskan kami untuk menahan kantuk :D Jadi, untung aja ada rule buat 'amunisi' bagi yang datang terlambat harus bisa bikin ice breaking supaya nggak ngantuk. Hmm... Saat itu kalau tidak salah yang datang terlambat mbacims dan Isna hueehhe jadi wajib ngasih asupan biar nggak ngantuk :)))
Taraaaa... Hari ini kami akan berlayar menuju ke hulu :D main-main ke desa penempatan teman-teman Nunukers yang lainnya. Seperti biasa menyewa speedboot milik pak Buyung (langganannya tim yang di wilayah 2 dan 3) yang muat hingga 11 orang. Kami pun melaju cukup kencang hingga di jalan kami menemui 'Nenek' yang sedang berjemur di tepian sungai.
Tiba-tiba satu orang nggak bisa nahan pipis yang akhirnya mengharuskan kami berhenti di salah satu tempat untuk pekerjaan proyek dan meminta izin masuk karena seriusan kebelet nggak nahan. Bisa ditebak itu siapa? Iya, siapa lagi kalau orang yang suka ngerepotin ini (yang nulis ceritanyalah). Duh maaf yaa teman-teman, ya gimana lagi :( so, ketika kamu harus menempuh perjalanan kurang lebih 3 jam lamanya menunggangi speed boot yang mana nggak ada kamar mandinya, dan tiba-tiba di tengah lautan terus sampai melewati sungai kebelet pipis yang mana samping kanan kirinya adalah hutan sawit dan ada 'Nenek' di sana, lalu harus berbuat apa? :(( Maka, dengan terpaksa harus beneran berhenti dan meminta izin untuk numpang pipis daripada pipis di celana :o. Padahal ini buat proyek loh dan nggak sembarangan boleh masuk ke dalam :(( Untungnya Mas dan Mbak securitynya baik hati mengizinkan kami masuk. Alhamdulillah.... :D
Akhirnya kami pun kembali melanjutkan perjalanan kembali sampai ke pelabuhan pembeliangan di kecamatan Sebuku. Dari pelabuhan inilah, Bagja rupanya punya kenalan yang bisa ditumpangi, GCnya juga keren kalau Bagja. Mobilnya milik pak Camat pula heheh :D Tapi di satu sisi, kami harus menuju ke kantor desa Pembeliangan karena mobilnya tidak muat untuk kami ber 11. Nah, akhirnyaaaa kami pun dipinjami bus sekolah dari pak desa kenalannya kak Yori, Bele, Isna dan mbacims. Cihuuuy:')
((Arap maklum gaya saya yang agak alay di foto)) Dari pembeliangan, kami bergerak menuju kecamatan Tulin Onsoi desa Sekikilan, tempatnya Isna. Di sana mereka sedang mempersiapkan perpisahan keesokan paginya sekaligus mengantarkan Isna kembali ke haribaan karena dia tidak bisa turut serta keliling ke desa yang lain. :( Puas bermain dengan anak-anak Sekikilan dan berkenalan dengan keluarga angkat Isna, akhirnya kami berlabuh untuk mengantarkan Cimpluk ke rumahnya. Cimpluk juga tidak bisa turut serta membersamai kami, karena sama-sama mempunyai acara keesokan harinya :( yah jadi berkurang 2 orang personil. Kami pun berkenalan dengan keluarga Cimpluk yang ibunya memang cukup gaul sekali :')
|
SDN 003 Tulin Onsoi |
|
Hosfams mbacims |
Taraaaa begitulah suasananya kekeluargaan ini. Berkunjung dari satu tempat ke tempat lain yang sudah seperti keluarga sendiri. :') Dan setelah ini kami harus berpisah (untuk bertemu lagi) dengan 2 personil dari kami, Isna dan mbacims.
So, kami melanjutkan kembali menuju ke rumah kak Yori di desa Apas, Sebuku. Oh iya, jika sebelumnya di Sebatik akan menemui banyak sekali orang Bugis dan sebagian kecil Timor, berbeda dengan di wilayah 2 dan 3 ini. Wilayah Sebuku, Tulin Onsoi, Sembakung Atulai, Lumbis dan Lumbis Ogong (saya sebutnya daerah kecamatan PM) dihuni oleh suku dayak Agabag. Jadi, interaksi kami berbeda-beda :')
Kami beristirahat sejenak di rumah kak Yori sekitar pukul 1 siang. Sebelum akhirnya kami melanjutkan petualangan menuju desa Tanjung Matol penempatan Bagja. Bercengkerama dengan keluarga asuh kak Yori sambil menikmati semilirnya angin. Setelah sholat dhuhur kami langsung bersiap untuk ke Tanjung Matol dengan menggunakan
pick up milik Bapak angkat kak Yori. Perjalanan ditempuh sekitar 3 jam lamanya, dan benar saja tiba di Matol pun sekitar pukul 4 sore. Tapi yang lebih seru adalah, kami disambut hangat oleh anak-anak Tanjung Matol yang super duper keren dan ramah sekali :)
|
Bermain di Sekolah |
|
Icha bersama dengan 2 bapak guru |
Hmm... Mereka
mah menyenangkan. Etapi semua anak pasti menyenangkan kok, jadi tergantung diri kita menyikapinya seperti apa. Setelah bercengkerama sebentar dengan orang tua Bagja dan anak-anak Matol, kami langsung tancap kembali menuju Mansalong, kota kecamatan Lumbis. Selama perjalanan sungguh menyenangkan dibersamai dengan pelangi Matol yang kian mengindahkan :) Oh iya, saat pulang kami harus mendorong mobil pick up kami, karena kami harus melewati jalanan tanah yang becek dan mobil tidak bisa menarik beban yang ada di belakang. 4 Superman yang keren beserta dengan wonder woman pun berbondong-bondong mendorong mobil hingga mobil mau mengangkat kembali keluar dari lingkaran tanah yang becek :))
|
Ditemani pelangi saat perjalanan menuju Mansalong |
(Fotonya pokoknya hilang yang ngedorong mobil. Udah gitu aja). Pokoknya, setelah ngedorong-dorong pick up yang sempat kebelosok ke dalam lubang berlumpur rasanya ada haru bahagia di perjalanan ini (buat saya sih nggak tau yang lainnya) :D Yang jelas, bagi yang puasa berbuka di atas pick up... Yeyyy alhamdulillah :')
Sekitar pukul 18:30 kami pun tiba di Mansalong. Tempat menginap kami adalah di rumah baca milik bu DJ (salah satu guru SD yang berada di kecamatan Lumbis), guru yang super duper kece! :') Sholat tarawih bagi yang sholat, karena setelahnya kak Jaim pun akan diajak berkeliling desa Mansalong dan bertemu dengan pak Camat Lumbis Ogong :D (ini sih lagi ngetrick supaya bisa pake perahu besarnya beliau kan yak? Biar bisa keliling wilayah Patal sampai Binter) heheheh...
Yuks istirahat! Karna besok perjalanan kami akan mengitari sungai Lumbisnya. Menelusuri desa Patal sampai Binter dengan menggunakan perahu, orang sana menyebutnya dengan tempel (sejenis ketinting namun muat untuk sekitar 15 orang).
For your information dari 10 desa penempatan Nunukers, satu-satunya desa yang belum pernah dikunjungi ya punya Bele dan mbacims (cuman sebentar doang sih). Soalnya, karna waktu sudah sangat mepet, jadi kami memang tidak sempat berkunjung ke rumah Bele :( Yaaahh.. Makanya mah jadi nggak sempat kenalan sama Amangnya dan Inangnya Bele deh. :(
16 Juni 2016
Yeyy hari ini akhirnya akan berlayar menuju desa yang kudu banget desanya dilampaui dengan ketinting atau tempel. Desa penempatan Bang Ulil (Desa Patal), Bulan (Desa Sukamaju), dan Salman (Desa Binter). Berlabuh terlebih dahulu ke desanya bang Ulil di Patal, lalu bertemu dengan anak-anak Patal. Dari kota kecamatan sampai desa ditempuh sekitar 45 - 60 menit lamanya.
|
Lebih dekat dg keluarga asuh bang Ulil |
|
Menjadi pendengar |
|
mengisahkan bang Ulil di Patal |
Sempat berkunjung juga ke rumah dinas yang bang Ulil tinggali karena dia belum dapat
Hosfam saat itu. Kurang lebih 8 bulan dia tinggal sendirian di rumah dinas, yang akhirnya di 4 bulan terakhir sebelum penarikan ada yang mau ngangkat dia jadi anaknya :D
Alhamdulillah... Baik, setelah puas bermain-main di Patal maka kami kembali bertolak menuju desanya Salman, Binter. Harusnya sih bisa mampir Sukamaju karena ngelewatin desanya Bulan juga. Tapi, kata Bulan kalau sempat mampir kalau tidak ya cuman ngelambaiin tangan aja ke desanya :D
Sekilas tentang Desa Binter, juga salah satu desa paling ujung di kecamatan Lumbis Ogong (eh tapi kayaknya ada yang paling ujung lagi dink hehe tapi nggak tau nama desanya apa). Jarak tempuhnya sampai ke negeri sebelah aja bisa dicapai sekitar kurang lebih 3 jam lamanya, sama seperti ditempuh dari desanya Isna di Sekikilan. Cuman bedanya, jika desa Isna bisa ditempuh dengan jalur darat, kalau di Salman harus menggunakan perahu lagi untuk sampai ke negeri sebelah. Kalau Sebatik
mah nggak usah ditanya, darat atau lewat air juga bisa heheh cuman butuh waktu 15 menit pakai
speed boot, atau jalan kaki sekitar 1-2 jam lamanya.
Buat saya pribadi, saya terkesan dengan desa-desa penempatan Bang Ulil, Bagja, Bulan dan Salman.
Why? Pemandangannyaaaaa Masya Allah... Ajib gileee lah pokoknya. Cantik beneeer dah! Selama perjalanan di atas perahu disuguhi sama hijau-hijauan ciptaan Gusti Allah. Jadi nggak bosen seriusan! Bahkan mungkin bisa bertemu dengan binatang yang sedang asik bercengkerama di atas pohon atau rumah-rumahnya (mata lope-lope) :')
|
menanti Tempel yang akan mengantar kami |
|
Tuh kan... Cantik |
|
Desa Binter |
Nah, keren kaaann..
insightnya, yang penting tetap disyukuri dimanapun ditempatkan hehe.. Yang penting sudah melihat sebagian keindahan Indonesia ini di tanah Borneo. Kami berkeliling desa Binter, bertegur sapa dengan warga dan mengunjungi kepala sekolah Salman. Menarik buat saya adalah, di sana kerajinannnya keren, pada kreatif semuanya. Mungkin, karena memang mayoritas suku dayak dan mereka masih menyimpan unsur-unsur budayanya, jadi masih kental banget dan sungguh berasa banget Kalimantannya hihihi :D
"Pak Salman, nanti kita buatkan rompi seperti yang digantung di atas itu!" kata pak Romi (Bapak Kepseknya Salman).
Semua beralih memandang pakaian adat dayak yang terbuat dari lapisan kayu gaharu karena seriusan terpukau dengan karyanya (ujungnya beneran dibuatin loh, waktu kami penarikan dan mau balik ke Jawa -_- dan yang dikasih cuman Salman doang) hahaha *Yaiyalaaaahh :D
|
Backgroun sekolah Salman |
|
Bele ngintip dengan asiknya |
Iyaa lagi-lagi ini sisa-sisa foto yang saya punya (jadi curhat, keinget,
mbuh bubar bubar) :((
Keseruan kami berkeliling di kecamatan Lumbis Ogong pun dilanjutkan dengan berkunjung ke desanya Bulan. Yeeeyy! Akhirnya sempat juga ke desanya Bulan di Sukamaju heheh :D Nah, di sini saya belajar banyak sekali fakta karena saya buat kesalahan. Tapi bukan bermaksud demikian kok seriusan :') Apa kesalahannya kenapa masih diinget banget sampe sekarang.
So, jadi ketika kami mengobrol dengan warga di desa Sukamaju saya sempat (masih) kaget dengan bahasa yang digunakan. Alhasil saya keceplosan tertawa lirih, dan saya ditegur oleh kanan kiri saya "Eh nggak boleh gitu. Mereka memang bahasanya seperti itu" Iyaaa... Saya keceplosan, duh maafkanlah saya ini karena bukan bermaksud demikian :(( Satu hal yang saya pelajari adalah meskipun bahasa Indonesia mereka masih kurang lancar, tapi mereka masih tetap mau berusaha supaya mereka bisa berkomunikasi dengan kita dan jangan pernah menyepelekan orang-orang seperti mereka, karena dari mereka pun kita bisa belajar hal yang belum pernah kita pelajari. Saya akui
mah kalau saya salah, maafkan saya yaaa buat saya mah ini kesalahan yang seriusan bakalan diinget
mah. Makanya baru 2 bulan di penempatan saja, Bulan bahasa dayaknya sudah cas cis cus udah mirip kaya orang Dayak sungguhan :D kereeeen mah Bulaaan :)
|
SDN 002 Lumbis Ogong |
|
Bersama warga di Sukamaju |
|
Diskusi asik |
Oh iya, Bang Ulil, Bulan dan Salman PM Nunukan yang memang hidupnya di rumah dinas. Jika Salman bertahan sampai akhir di rumah dinas sendirian, berbeda dengan bang Ulil dan Bulan yang beberapa bulan terakhir sebelum penarikan mereka malah bisa tinggal sama warga. Alasanya? Ah bisa dikepoin langsung aja yaa sama orang yang bersangkutan heheh...
So, perjalanan kami berakhir. Hingga akhirnya kami harus kembali ke Mansalong sore harinya sekitar pukul 4 sore. Ditutup dengan sunset yang Masya Allah cantiknya, karya dari Sang Maha Karya :')
|
Sunset di Lumbis Ogong |
Malam ini kami berkumpul untuk terakhir kali sebelum lebaran dan kembali ke kabupaten hehehh... Paginya kami harus kembali ke desa kami masing-masing termasuk saya dan Mubin yang harus kembali ke Sebatik, kak Jaim yang harus kembali ke Jakarta, Bele dan kak Yori ke Sebuku, pun demikian dengan Bagja, bang Ulil, Salman, dan Bulan. :')
17 Juni 2016
Jadi, petualangan
site visit sudah selesai gaaaeesss... Itu cerita yang berusaha saya ingat-ingat dari setahun yang lalu :)) Saya dan Mubin kembali pagi hari pukul 6 dari Mansalong-Sebuku (3 jam perjalanan), Sebuku-Nunukan (3 jam), dan Nunukan-Sebatik 15-30 menit belum lagi tiba di rumah kami masing-masing yang harus naik taksi dari pelabuhan menuju rumah.
Sedangkan kak Jaim kembali terbang dari Malinau setelah sholat jumat dengan si pengantar Bulan, Salman dan bang Ulil. :D
Terima kasih banyak kak Ijmaaaa telah memberi 'amunisi' buat kami hehehhe
***
Kalau ada tanggal salah mohon dimaafin yaaa.. namanya juga mengingat-ingat kembali apa yang terjadi di masa lampau. Ya tujuannya supaya memang jadi pengingat, dan cerita buat ke depannya hehehhe
Saya yakin
mah jika kita berniat baik sama orang InshaAllah akan selalu dipertemukan selalu dengan orang-orang baik yang luar biasa. Seperti mbak Wi dan mas Rizal, Orang tua angkat kita yang selalu direpotin kita tapi mereka malah justru nggak merasa repot, bu Jum, bu DJ, pak Ramlan, dan masih banyak orang-orang baik yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang berada di penempatan. Tentunya, masing-masing dari kita menemukan orang-orang baik tersebut. Iya kan?
Semoga orang-orang baik yang selalu direpotin kita ini selalu sehat walafiat dan selalu diberkahi sama Gusti Yang Maha Agung :')
Daaaannn rupanya kita ini nggak ada foto bareng-bareng sama mas Rizal dan mba Wiwi yaaa. Kok jadi sedih :(( Semoga dipertemukan di lain kesempatan dengan keadaan sehat pokoknya :')
|
PM XI Kabupaten Nunukan (di depan rumah mas Rizal dan mbak Wi) |
-vidahasan-