31 December 2016

Nunukers punya anggota :)

Yeeeah! Akhirnya setelah setahun lamanya mau njebrorin orang-orang yang berada di balik layar selama penempatan. Kebersamaan dan kemesraannya (cieeee) Kalau kata bung Karno: Berikan aku 10 pemuda maka akan goncangkan dunia. Judulnya terlalu emmmm.. menggebu-gebu. Tidak apa, jika menggebunya demi kebaikan mah tetap saja kalimat bung Karno itu kami gunakan dan kami terapkan. Tapi penggunaan dan penerapannya dalam diam saja (cieee dalam diam euy)... :D :D
So, let me to introduce my team Nunukers. Rasanya kalau blog ini tidak diisi oleh wajah-wajah mereka ada rasa kurang. Iya, karena mungkin sudah seperti keluarga sendiri. (jangan-jangan kita jodoh ~~jodoh banyak macamnya yaa~~) ini saya urutin dari namanya aja yaa hehehh :D

1. Belathea Chastine Hutahuruk


Bela Bele lah saya panggilanya, dan dia suka dipanggil "Bele" karena di bahasa bataknya itu (kalau nggak salah) cantiik.. Kamu cantik-cantik dari hatimu. Cieee Bele dan *uhuk sensor* haha piisss Beleee.. Iya Bele itu gadis Bandung yang berdarah Batak, lahir dan besar di Bandung. Nona Sunda yang apapun itu saya belajar dari dia tentang arti ketegasan dan kesuperan. Bele wajahnya jutek sih, awal ketemu dan jumpa sama dia terlihat emang (agak) jutek. Tapi jangan salah, di balik kejutekannya Bele, ada sisi yang patut saya banggakan. Juteknya Bele mah sekian persen dari beberapa persen positivnya Bele. Maklum kan, Bele jadi paporit orang Nunukan terutama pemuda Nunukannya hihihi :D Saya suka dan salut banget sama ketegarannya ngadepin masalah. Paling adek di tim Nunukers ini bisa slalu ambil keputusan yang memang bisa dia pertanggung jawabkan. Kalau diliat mah prinsip Bele, mendingan pilih satu tapi setia daripada pilih banyak tapi nggak tau arah (cieee). Semacam di tim Nunukan, yang buatnya uda seperti keluarga banget. Semua keluh kesahnya dia curahkan tanpa malu-malu sama kami. Entahlah, soalnya Bele memang tidak langsung cepat akrab atau klop sama orang (itu sih pendapat saya). Duh si Bele mah apalagi sukanya belanja online shop, udah keranjingan kayaknya kalau udah nyentuh layar Hp terus buka salah satu aplikasi online shop.. Deuuuhh boro-boro hahaha.. yang akan paling dikangenin sama Bele adalah ketika Bele sebel sama orang, dia hanya bisa tarik nafas panjaaaaaang lalu "Oke" se simple itu untuk mengeluarkan amarahnya :) Sehat terus ya Bele, senyumnya dipanjangin lagi yaa.. hihihi :D

2. Dewi Rahmawati aka Cimpluk


Mbak Ciiiimsss.. pluk pluk pluk :D Hmmm... saya bisa beranggapan bahwa dia adalah penguat saya dan seperti cermin saya. Mungkin karena tingkat kebaperannya hampir sama mungkin yaa haha mbacim sapaan akrabnya dari teman-teman PM yang lain salah satu gadis Nunukers yang buat saya tingkat kepercayaan dirinya perlu banget dicontoh. Saya mah anaknya minderannya terlalu tinggi, jadi melihat sisi lain dari mbacim bikin saya yakin bahwa niat itu datangnya dari diri kita sendiri. Meskipun separuhnya memang dari orang lain :D Suasananya kalau mbacim lagi nge MC sebuah acara itu mah menyenangkan. MC Paporit lah pokoknya, ide-idenya super kreativ dan keren. Mana tahaaann pokoknyaa.. tingkat untuk jaringannya sangat luas, temannya ada dimana-mana, dan semua sayang sama dia termasuk saya juga sayang sama dia, seperti sahabat, saudara, kakak, adik, teman bahkan semuanya yang tidak dapat diucap secara langsung kecuali lewat tulisan ini. Cuman saya sering sedih, saking pedulinya dia sama orang lain, keseringannya dia jadi lupa diri sendiri untuk bisa memanjakan diri sendiri. Deeuh mbacim, jaga kesehatan yaaa.. Peduli sama orang lain boleh banget, tapi jangan lupa sama diri sendiri. Kalau diri sendiri aja sampai lupa, bagaimana nanti kamu bisa peduli lagi sama orang lain? Miss youuuu :*

3. Isnaini Rahmawati



Isnaini Rahmawati (pake nada susu murni nasional) hahaha Isna mah udah sepaket sama mbacim. Sudah menyatu seperti telur ibaratnya adalah mbacim kuningnya, Isna putihnya, masing-masing saling melengkapi kekurangannya. Isna itu unique woman, she is really kind and she loves more children. Kalau saya sebut, sebenernya Isna bermuka dua  :p tapi dalam hal kebaikan yaa.. intinya dia bisa menutupi rasa sedih, gelisah dan amarahnya dia di depan banyak orang. Saluuutnyaaa dia bisa nahan itu semua dan masih saja tetap senyum sama orang. Kalau saya pribadi mah sudah angkat tangan, mending bawa tidur lalu selesai. Diet obsessed :D iyaa paling nggak bisa kalau makan di piring sendiri, maunya berdua apalagi suka 'ngegangguin' makan orang. For me isn't disturb, that's why I called her miss unique :p. Diaa pokoknya bisa cepet akrab juga sama orang, meskipun ngakunya introvert garis keras :D kalau udah waktunya dia me time ya macam-macam. Jogging, senam, lompat-lompat, push up, sepedaan, motor-motoran, dan cuci piring (yang katanya hobi barunya dia). Anyway her hobby is biting :p sereeem kan? Semacam mirip seperti drakula hahaha

4. Muhammad Mubin


Ini dia.. partner saya di kecamatan Sebatik Tengah. Orang muda yang buat saya saklek, tapi ya saya belajar banyak juga dari dia yang saklek itu. Pria kelahiran Tuban ini masuk daftar kategori pria terbaper di Nunukan :D (itu sih versi saya yaa) tidak tau kalau versi yang lain seperti apa, yang jelas Mubin buat saya itu pria maco yang baperan :D anyway yang perlu banget dicontoh dari Mubin adalah cara bicaranya yang meyakinkan banyak orang dan tegas. Jujur, awal tugas sama dia mah tertekan. Tapi mungkin karna belum terbiasa aja sih Bin, tapi setelah itu saya jadi menikmati hal-hal yang unik dari diri Mubin (cieeee). Uniknya Mubin yang lain adalah, Mubin pria yang salah satunya suka banget kena masuk angin, dikit-dikit masuk angin, jalan kemana gitu juga masuk angin makanya setiap kali jalan sama Mubin, dia selalu bawa minyak freshcare. Impian yang paling ingin diraihnya menikah lalu S2 di Perancis. Aamiin... Tetep selalu semangats ya Mubin.. :D

5. Nurhikmah (Daeng Bulang)




Daeng itu mirip seperti marga, tapi kalau yang ini mah orang Sulawesi asli. Panggilannya Bulan, nama aslinya Nurhikmah, jadi kalau disambung ya Nurhikmah Daeng Bulan. Bulan itu sebutannya 1000 ide. Kalau di tim emang dia yang paling banyak idenya, dan paling bisa mengembangkan ide. Pokoknya ada-ada saja ide yang dibuatnya, meskipun terkadang kurang masuk akal tapi ya masuk juga. Bisa dibilang Bulan itu idenya out of the box bangetlah. Jago menggambar, tipe gambarnya buat saya asik karena anak-anak banget bentuk gambarnya. Lucuk pokoknya. Makanya, cocok kalau dia mengajar menggambar buat anak-anak, karena model sketsanya ya model anak-anak. "Anak Hutan" yang satu ini dulu kuliah di Univ. Hasannudin Makassar, lagi belajar bahasa Inggris di Pare supaya bisa ngomong bahasa Inggris dengan lancar. Impiannya pingin kuliah di Goettingen, Jerman. Saya pernah dong pesenin tiket pesawat salah. Dia minta berangkat kapan, saya peseninnya kapan. Duhlah, untung aja masih ada tiketnya :D kalau nggak ada mah ya tamat sudah. Maap yee Cibuuull...

6. Salman Al Farisi Supriyadi



Si Bro, yang super duper sabar ini kalau ngadepin wanita Nunukan mah sabarnya ngelebihin apapun :D Kalem banget orangnya, kalau bicara bikin adem (cieeee). Tapi habis itu udah deh, ngeledeknya jangan dibayangin, parahlah :') Bro (bebeb panggilan kesayangannya Kak Yo dan mbaCims) itu adalah koordinator tim Nunukan. Tugasnya mah yang paling jauh memang dia, desa paling (hampir sih) ujungnya kabupaten Nunukan. Bro Salman yang asli Lumajang ini memang masih lajang (yela promo sekalian bro) :p Seneng banget sama hal yang berbagi tentara, mungkin dia bercita-cita jadi tentara. Tapi, karena tingginya belum mencukupi (mungkin), jadi dia berfikir ulang kembali haha :p Suka banget dapet proyek individu dari pak Dandimnya Nunukan, pokoknya kalau dari kami ber10 yang sering dapet tugas di luar IM yang cuman dia seorang :D Graphich design banget soalnya memang si bro ini. Jadi, kalau kamu butuh design apapun (undangan nikahan, sunatan, pindah rumah, ulang tahun, atau postcard, poster, dan lain-lain) silahkan hubungin mas bro yang satu ini. Harga terbatas, rasanya tanpa batas, dan pastinya istimewa. (yoook diobral-diobral yoook) :D

7. Siti Bagja Muawanah


Teteh (Ustadzah) BJ. Adeem ngeliatnya, mau kaya dia tapi kok masih dibolak-balikin dulu hati saya. Belajar banyak dari pengalaman hidupnya yang luar biasa sekali, si teteh anak pertama dari sekian bersaudara. Wanita tangguh dan tegar yang bisa bikin lelaki klepek-klepek (peace teh). Teteh ini mah mandirinya MasyaAllah, selagi dia bisa melakukannya sendiri dia akan lakukan sendiri. Pada dasarnya teteh yang satu ini nggak mau buat ngerepotin orang lain. Teduh kalau berbicara, karena selalu santai ketika mengutarakan pendapatnya. Semoga si teteh disegerakan dapet jodohnya ya teh, biar ngapa-ngapain nggak selalu sendiri terus. Kita hidup juga seringnya butuh banget ada orang lain di sekitar kita. Jangan merasa nggak enakan kalau mau minta tolong, katanya kan ketika kita baik sama orang, orang itu juga akan baik sama kita. Di manapun kita berada juga pasti akan menemukan orang-orang baik di sekitar kita. Semoga teteh BJ selalu baik dimanapun berada, dan jangan lupa bahagia teh. Bahagia karena Allah! :')

8. Ulil Rukmana



Bang Ulil (Rokmini), abang Aceh yang satu ini juga salah satu lelaki Nunukan yang tukang baper, sama kaya cerminnya yang diceritain sebelumnya pokoknya. Tapi, kalau dicerna dia yang paling peka kalau anggotanya lagi ada masalah. Biasanya dia yang paling perasa kalau sikap anggotanya ada yang berbeda. Tiba-tiba, dia dateng terus langsung ditanyain deh "Kenapa, ada apa? kok beda?". Dari 3 lelaki, yang bercandanya paling kuat ya bang Ulil, dia udah out of the box banget pokoknya. Di luar kendali dia katanya. Bang Ulil ini double degree loh, dua gelar yang dia punya. Sarjana pendidikan (matematika) dan sarjana psikologi, pas pertama kenal mah ngebayangin gimana kuliahnya. Daaaannn... dari pelatihan, dia yang paling banyak penggemar wanitanya. Apalagi kalau di desa ya begitu deehh hahaha deketnya sama ibu-ibu desanya :D 

9. Yorina Sarah Francoise Lantang 



Kak Yori. Sebenernya saya salah satu fansnya kak Yori loh :D dari awal tahu kak Yori adalah seorang Doktor dari Jepang, saya ingin dapat ilmunya dari kak Yori. Saya inget, waktu pas DA online pernah kirim pesan ke kak Yor, tanya-tanya nggak jelas. Dan itu awal mulanya saya penasaran sama kak Yori :D selidik punya selidik rupaaanyaaa deuuh... Saya sempat malu sebenernya mau nyapa kak Yor karna gegara pernah kirim email nggak jelas sama kak Yor wahahaha :D Tapi ternyata Tuhan mentakdirkan kita untuk berada di satu penempatan, maka jadilah saya makin tercengang hahhaa.. Daaannn.... Ternyata setelah mengenal lama, kak Yori itu juga manusia biasa kok (lo kate selama ini apaan) :p iya dari tingkah-tingkahnya dan segala macamnya, berbeda dari yang saya bayangkan. Meskipun gelarnya Doktor tapi MasyaAllah lah salutnya saya sama dia pokoknya. Kenapa? Intinya mah tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata :D Paling lebih kagum lagi ketika kami lagi di museum Geologi, dan kak Yori menjelaskan tentang bebatuan. Gile lah pokoknya sampai paham betul pelapukan dan lain-lainnya. Dan saat itu baru sadar kalau kak Yori emang Doktor :D Tetap selalu berbagi ilmu sama orang lain ya kak! Kakak keren! :')

Secuil catatan di Penghujung Tahun

1 tahun lalu adalah hal yang luar biasa buat saya. Pengalaman yang benar-benar (mungkin) merubah hidup saya. Terima kasih sudah mau berbagi dengan saya, terima kasih sudah mau menjadi keluarga setahun saya, tapi bukan hanya setahun saja saya harap, bahkan sampai nanti nafas tak bisa berhembus kita adalah sebuah keluarga yang masing-masing saling mengingatkan satu sama lain. Entahlah, setahun kemarin benar-benar hal yang sangat berharga dan luar biasa buat saya. Melekat sungguh melekat, karena kalian ngangenin dengan karakter masing-masing. Saya senang punya kalian, saya senang bisa belajar banyak dari kalian, kalian menguatkan saya. You're rock, guys!!!


Salam dari saya untuk kalian semua :*

Pemalang, 31 Desember 2016
~ Arvida Rizzqie Hanita ~

Share:

22 December 2016

Gantung Rompi


Tepat setahun lalu, ah bukan. Lebih tepatnya satu tahun lebih 2 hari saya mendapat bahkan mengenakan rompi ini. Ada rasa bangga tapi punya tanggung jawab besar jika rompi ini saya kenakan. Rasa-rasanya baru beberapa hari lalu rompi ini selalu menemani keseharian saya selama di penempatan. Rompi ini yang menyelamatkan saya bahkan sampai gara-gara rompi ini, ada orang-orang baik yang selalu saya temui di setiap langkah kaki saya.
Setahun itu waktu yang cukup singkat ternyata. Banyak hal yang saya alami, banyak hal yang saya pelajari bahkan banyak hal yang saya lakukan meskipun selama hidup belum pernah saya lakukan. Menjadi pengajar muda adalah satu titik yang membuat diri saya semakin belajar, belajar dan terus belajar. Dulu mah, kalau kuliah suka males-malesa, giliran begini aja jadi baperan. I'm seriously. Pake rompi ini beneran ngeliat Indonesia sesungguhnya, bahwa rupanya semangat belajar di daerah teras utara negeri itu masih terasa.

Tiap malam, kalau saya di rumah saya mengajari adik-adik saya belajar. Meskipun kadang juga kudu dipaksa sama orang tua angkat saya, tapi mereka selalu belajar supaya cita-citanya bisa tercapai, katanya. "Aku ingin bah seperti kak Vida. Macamana ya caranya?" Saya? Diikuti? Duh, sangsin sebenernya jika mereka selalu berkata demikian. Kuliah aja begitu-begitu, pas-pasan nilainya hahaha... Tapi saya bersyukur, dengan demikian saya jadi lebih ingin belajar lagi dan terus belajar.

Rompi ini...
Membuat saya lebih banyak menemukan jati diri, lebih paham akan artinya berbagi meskipun memang belum sepenuhnya saya pahami sampai saat ini. Iya, karena pada dasarnya saya masih harus belajar, belajar dan terus belajar.

Rompi ini...
Memberikan saya pengalaman yang luar biasa berharganya, bahkan entah sampai kapan saya akan bisa move on dari setahun belakangan ini. Iya, setahun memberikan makna yang mendalam, benar kata orang. Kita datang sebagai orang asing dan akhirnya ketika kita benar-benar kembali ke tanah lahir kita, kita adalah keluarga di bumi di mana kita belajar tersebut.

Entahlah, setiap tempat di mana saya belajar di sana adalah sebuah rumah. Entah sudah berapa rumah saya singgahi untuk saya belajar. Kapanpun pasti saya akan kembali ke rumah yang sudah memberikan pelajaran hidup berharga buat saya.

Terima kasih untuk satu tahun berharganya. Terima kasih untuk kebersamaan yang menjadikan kita keluarga. :)


Pemalang, 22 November 2016
~~ Vidahasan ~~
Share:

Road to be Pengajar Muda XI (3)

Yap! Jam telah menunjukkan pukul 5 bagian Eropa Tengah. Saya baru selesai siap-siap akan menuju lantai 1. Saat itu saya meminjam kamar kak Novi untuk melakukan Direct Assessment, berhubung dikarenakan tempat saya sempit. Apalagi digunakan untuk menginap 3 orang. Jadi, semakin menyempit. Hanir dan Cuprit masih tidur (sedikit membuka mata) "Vida, nanti kalau sudah mau mulai kabarin aja ya.. Aku masih ngantuk tak tidur dulu barang 10 menit" Kata Hanir. "Oke. Pokoknya nanti aku miscall. Awas aja kalian kalau di miscall nggak bangun-bangun" Tambahku.

"Vida udah siap?" tiba-tiba skype saya berbunyi, kak Ncan sudah mengabarkan bahwa saya harus standby di depan layar. "Sudah kak" jawabku. Iya, Kak Bani Bacan yang akan menjadi pemandu di direct assessment saya ini. Selanjutnya akan ada 2 assesor di bagian interview nanti. Saya mengetuk pintu, mungkin kak Novi masih tidur. Maklum, kak Novi juga sepertinya tidur terlambat sekitar jam 3 dini hari tadi, sama seperti saya yang hanya tidur beberapa jam saja.

Pukul 05:45.
"Vida, 15 menit lagi ya.? Apakah teman-teman Vida sudah siap?" Tanya kak Ncan lagi. Saya jawab 'sudah' tapi sambil menelfon orang-orang di atas. Kak Novi saja yang sudah siap, sedangkan Hanir, Cuprit, Ragil dan Rosali belum juga hadir. Saya yakin, Hanir dan Cuprit masih tidur, tidak mendengar ada telfon masuk dari saya. Ragil dan Rosali sedang dalam perjalanan. "Kak, teman-teman saya siap sekitar 10 menit lagi. Soalnya tempat mereka tinggal jaraknya cukup jauh", kataku.

Pukul 06.00
"Oke. Saya akan menelfon Vida terlebih dahulu dan akan menjelaskan proses Direct Assessment ini", Kak Ncan menjelaskan, jika lebih baik saya mengikuti tes psikologi terlebih dahulu, perkenalan diri, micro teaching, FGD dan terakhir adalah interview dengan 2 assesor.

1. Tes Psikologi

Kak Ncan mengarahkan bahwa untuk tes psikologi akan ada 3 pertanyaan. Prosesnya adalah, dia akan menelefon, lalu memberi pertanyaan kepada saya. Saya diberi waktu 10 menit untuk mengerjakan tugas tes psikologi ini. Jika sudah selesai, saya dapat langsung menginformasikan kepada kak Ncan, dan akan langsung dikirim melalui skype. Dari 3 pertanyaan tersebut, saya hanya dianjurkan untuk menggambar sesuai dengan permintaan kak Ncan. "Oh... Ternyata tes psikologi begini ya". Saya hanya cuman membatin, apa yang saya gambar ya apa yang saat ada di pikiran saya. Rupa-rupanya, dari setiap gambar mempunyai makna pribadi kita sendiri ~ saya baru ngeh yang jelas ~ hahaha...  Oke, sekitar 60 menit tes psikologi telah selesai. Taraaa.. hasilnya? Ah yang penting I did, what I wanna did :D

~~
Setelah tes psikologi, lanjut ke agenda selanjutnya yaitu perkenalan diri sendiri (terutama ke kak Ncan). Saya dikasih waktu istirahat sekitar 5 menit lalu, kak Ncan akan kembali menelfon saya via skype. Sembari istirahat, rupanya teman-teman saya yang lain sudah standby berada di kamar kak Novi untuk mengikuti di agenda micro teaching dan FGD.
~~

2. Perkenalan Diri

Kak Ncan kembali menelfon saya dan memberi arahan kembali "Vida, coba perkenalkan diri Vida terlebih dahulu ya. Ceritakan tentang diri Vida". Jadi, saya menceritakan tentang diri saya namun tidak begitu banyak. Entahlah mungkin karena masih merasa kurang percaya diri jadi saya pun masih belum bisa mengungkapkan banyak hal. Perkenalan hanya diberi waktu sekitar 15 menit, sehingga tidak begitu banyak waktu yang terbuang. Kembali kak Ncan memberi arahan, "Vida, setelah ini akan ada yang namanya micro teaching. Apakah teman-teman Vida sudah siap? Saya beri waktu 10 menit ya, jika teman-teman Vida sudah siap, silahkan hubungi saya kembali lalu kita akan memulai tahap selanjutnya". ~~ "Iya, baik kak".

~~
Singkat cerita, saya kewalahan karena dua orang sahabat saya masih belum datang. Beberapa kali ditelfon tidak diangkat. Rupanya mereka terlalu lelap tidur sehingga mereka bangun kesiangan. Waktu sudah menunjukkan pukul 06.50 waktu setempat. Oh iya, bahkan si Frederik (pacarnya Ragil juga dateng dibela-belain bangun pagi) itu mah kereeeeen bangeeettt
~~

3. Simulasi Mengajar

Yuhuu dan akhirnya melangkah menuju simulasi mengajar. Saya kembali mengabarkan kak Ncan, bahwa kami sudah siap untuk kembali melakukan assessment selanjutnya. Saya mempersiapkan bahan yang sudah saya buat, dan saat itu saya mengajar IPS kelas 2 SD tentang dokumen pribadi dan keluarga. Sebelumnya saya googling terlebih dahulu, karena memang saya sudah lama tidak mengajar apalagi tentang SD. Kemudian, saya meminjam clipboard yang ada dari tempat kerja saya :D :D (bawanya itu yang bikin saya merinding. Malam-malam dan berisik banget lah) :)) Dan, tibalah kak Ncan kembali memberikan arahannya. Arahannya kali ini adalah dia dan teman-teman saya calon murid berdiskusi dan akan menentukan suatu kondisi yang saya harus bisa selesaikan ketika di dalam kelas. Kemudian, saya harus keluar ruangan dan bersembunyi jauh-jauh dari ruangan tempat saya melakukan tes. Ruangan yang kami gunakan sebenernya tidak kedap suara, sehingga jika saya berdiri di dekat pintu akan terdengar apa yang mereka bicarakan. Akhirnya saya berjalan agak jauh dari kamar sampai saya tidak dapat mendengar percakapan mereka. 10 menit kemudian saya dipanggil masuk dan mempersiapkan diri kembali.

Gugup. Karena tiba-tiba murid-murid saya berbicara gaga gigi gugu :| oke, jadi saya ditantang di sebuah kondisi jika nanti ketika saya menjadi pengajar muda dan masuk kelas, murid-murid saya tidak dapat berbahasa Indonesia. Apa yang harus saya lakukan? well, akting murid-murid saya ini perlu diacungin jempol dan saya total kebingungan dan terpaksa menunda pelajaran yang sudah saya buat ketika itu felt totally! Jadi teman-teman saya mengubah semua huruf vokal menjadi huruf 'i' contohnya apa kabar menjadi "ipi kibir" -- kami baik-baik saja menjadi "kimi biik-biik siji" dan seterusnya. Hanir yang totally different, her acting was so unpredictable. :D keren lah! Good Job kalian ya berperannya. Kece! Salut!

~~
nggak nyangka adalah ketika saya diterima di Indonesia Mengajar, lalu tiba-tiba semua sahabat pada berbondong-bondong bantuin, meskipun tinggal di lain kota, kerja siang, bahkan ada yang masih liburan pun disempetin buat bantuin saya. Terima kasih yang tak terhingga dan masih diinget banget sampai sekarang
~~

4. FGD (Forum Group Discussion)

Di FGD ini, saya masih membutuhkan sahabat-sahabat untuk membantu saya melaksanakan assessment di diskusi kelompok. Saya dan sahabat akan diberi suatu kondisi dan diharapkan mendapatkan solusi dari situasi dan kondisi tersebut. Saya jujur lupa situasinya seperti apa, yang jelas masih sangkut pautnya tentang pendidikan di Indonesia. Nah, untung saja sahabat-sahabat saya dapat mengimbangi. Meskipun mereka tidak ikut andil menjadi peserta (nyata) tapi mereka benar-benar seperti ikut andil menjadi peserta yang nyata. Hehe Ragil, Kak Novi, Hanirla, Fitri dan Rosi saling menguatkan dan berdiskusi satu sama lain. Waaaah kalian semakin aku kagumi dan keren :)

5. Wawancara

Tadaaaa... akhirnya ada di tahap penilaian yang terakhir yaitu wawancara. Semua sahabat saya sudah kembali ke peradabannya masing-masing dikarenakan mereka harus kembali beraktivitas lagi. Saya pun bergeser ke kamar sendiri, karena sebelumnya numpang di kamar orang :D :D kebetulan saya sedang tugas malam, jadi saya bisa santai-santai sejenak setelah direct assessment ini selesai.

Kak Ncan menginformasikan bahwa di tahap ini akan ada 2 assesor yang mewawancarai saya. Jadi, jika ditanya jawab saja apa adanya dan tetap jadi diri sendiri. Oke, saat itu 2 assesor saya adalah kak Riski (PM VIII) dan Kak Citra. Waaahh... pas diwawancara malah kebanyakan ngobrol dan seru. Malah jadi lupa waktu deh hehehe.. nah tips, biasanya dan seringnya pertanyaannya sesuai dengan essay yang ada di formulir pendafataran onlinenya. Jadi jangan lupa yaa dan harus diingat kembali apa yang sudah ditulis di sana. Kalau saya jujur lupa sih apa yang ditulis dan diucapkan :D

Na dann... selesai sudah direct assessment via online dari saya. Pada intinya sih prepare yourself and do what you want to do! Salam Pendidikan!!!

Pemalang, 22 Desember 2016
~~vidahasan~~ 

Share:

16 October 2016

Road to be Pengajar Muda XI (2)

DIRECT ASSESMENT INDONESIA MENGAJAR
[VIA ONLINE]

So, ada cerita unik sendiri di balik seleksi tahap II menjadi Pengajar Muda angkatan XI ini. Setelah dinobatkan dan dinyatakan lulus oleh tim galuhers melalui via email (bahkan sampai sekarang masih nggak nyangka lolos) menjadi pengajar muda, saya pun merasa “kok saya bisa lolos ya?”—“Oh, jadi baiklah. Ini masih tahap kedua, jadi bergembiralah setelah semua usai”. Menjalaninya pun tidak perlu mengoyo, yang penting ikuti saja alur yang ada.

Tepat pada tanggal 9 Juni 2015 (email pengumuman masih tersimpan) saya dinyatakan lolos di tahap ke-2 Indonesia Mengajar, yaitu Direct Assessment. Hampir sama dengan wawancara, perkenalan diri atau menceritakan tentang diri sendiri. Saat itu, saya diberi jadwal oleh pihak officer untuk memilih tempat ber DA. Jika seharusnya saya bisa berjumpa bahkan bertatap langsung dengan pihak officer, berbeda kala itu. Pilihan saya jatuh pada via online direct assessment.

Berbeda di negeri yang berbeda membuat saya harus teliti dalam mempersiapkan segala sesuatunya. Mungkin dari pihak yayasan pun demikian, terutama dalam masalah waktu. Direct Assessment sendiri terdiri dari psikotest, self presentation, FGD, wawancara dan simulasi mengajar. Sebelumnya saya hanya harus mempersiapkan teman-teman sendiri untuk bagian FGD (Forum Group Discussion) dan simulasi mengajar minimal 5 orang teman.

Selain itu, akun skype, gmail untuk gdrive dan berkas-berkas yang harus discan dan dikirimkan via email di awal sebelum direct assessment dimulai. Saya mengambil hari senin, tepat pada tanggal 10 agustus 2015. Hitungan hari saja sebelum kepulangan saya ke tanah air. Padahal saat itu, saya harus kerja untuk jaga malam dan meminta izin ke chef saya kalau saya akan mengikuti wawancara. Bahkan saya sampai mengambil papan flipchart kantor untuk dibawa pulang ke rumah untuk simulasi mengajar. Intinya dalam perjalanan pulang ke rumah berisiknya gludak gluduk gara-gara jalan sambil bawa papan flipchart :D

Dari 5 hal untuk direct assessment ini, saya dianjurkan untuk membuat jadwal sendiri sesuai dengan waktu yang dimiliki oleh saya dan teman-teman saya. Direct assessment ini intinya akan dimulai dari pukul 10.00-13.00. Jadi, setidaknya saya sudah harus siap di depan layar skype jam 5 pagi waktu negara bagian saya tinggal :D Iya, jam 5 pagi sudah harus siap tapi untuk persiapannya saya harus sudah siap jam 4 pagi. Masa-masa jam segini di Jerman mah beberapa orang masih terjaga dan beberapa orang yang lain sudah harus bergegas menuju kantor masing-masing.

Dari pulang malam jam 10 malam, hingga akhirnya saya tidak bisa tertidur dengan nyenyak sampai pukul 4 pagi waktu setempat saya pun masih sibuk dengan persiapan saya :D let me see introduce sahabat-sahabat saya yang saat itu bela-belain datang ke rumah dan menginap untuk membantu di bagian FGD dan simulasi mengajar. Ada Hanirla (yang tinggal di wilayah daerah hampir Karlsruhe sekitar 45 menita), Pipit (yang bela-belain dari negara bagian lain dan pulang kerja juga yang perjalanannya hampir 2 jam), kak Novi, Ragil, dan satu lagi teman dari kak Novi yang juga sama-sama tinggal di Mannheim (kota tinggal kami). Orang-orang inilah yang membantu saya di bagian simulasi mengajar dan Forum Group Discussion. *terharu*

So, di bagian selanjutnya nanti, saya tuliskan bagaiman direct assessment online saya ini berlangsung. Ada keseruan, cerita dan pengalaman yang unik sendiri yang saya alami :D Dari persiapan yang sudah matang tapi ternyata gagal di pelaksanaannya. Ouch :D


Wait yaaa… :)

Arvida Rizzqie Hanita
Pengajar Muda XI Kab. Nunukan 
Share:

Road to be Pengajar Muda XI (1)


...kala itu...
Dari sekian banyak cerita yang ditulis di blog saya. Mungkin cerita perjalanan tentang seleksi di Indonesia Mengajar belum saya utarakan. Ceilee kek gimana juga diutarakan. Iya, siapa tahu saya bisa jadi artis ngedadak lagi gegara ngeposting tentang seleksi IM ini haha :p ah bukan bermaksud demikian. Jikalau pun blog saya ini mengandung unsur kebermanfaatan intinya mah saya sangat senang sekali :)

Sebenernya ini kali kedua saya mendaftar program IM. Pada tahun 2013 setelah dinyatakan WIS UDAH, saya mencoba mencari peruntungan dengan mendaftar program IM yang nantinya setelah lolos akan dinobatkan menjadi Pengajar Muda (PM). Mungkin, karena belum sangat niat dan lebih konsen ke hal yang lain, belum rezeki saya untuk lolos diseleksi awal PM. Saat itu kalau tidak salah mungkin PM VIII kali ya :D ngisi essai saja ngawurnya masyaAllah. Masih ada dan aplikan formulirnya dan saya baca ulang kembali, kok yo ngawur ngene iki -____-

Saat itu yang saya fikirkan adalah, ketika melihat profil Pengajar Muda sebelumnya sangat keren-keren dan kece-kece, sedangkan saya hanya fresh graduate yang masih minim pengalaman, jadi saya merasa aja gitu pesimis. Saya mah apa atuh dibanding kakak-kakak PM sebelumnya yang MasyaAllah kerennya seperti tiada kiranya. Maka akhirnya, saya memilih untuk fokus mencari pengalaman terlebih dahulu baru setelah itu ikut IM. Jadi kan bisa berbagi dan banyak cerita dengan anak-anak :D

Well, setelah 2 tahun diantara 2013-2015 menggelandang mencari ilmu dan bertapa di sebuah tempat yang memang cukup histeris, maka akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan mimpi saya yang sempat tertunda tersebut. Iya, mimpi menjadi pengajar muda di program Indonesia Mengajar. Dengan membaca bismillahirrohmanirrohim, maka ternobatkanlah formulir saya secara online di website Indonesia Mengajar.

Jika seleksi awal tahun 2013 itu saya mengisinya sangat ngawur dan tidak jelas mbuh sing penting keisi wae, maka di tahun 2015 ini saya lebih serius lagi untuk mengisinya. Jadi, untuk biodata yang cukup panjang itu diisi dengan lancar, aman dan sentausa. Giliran masuk di bagian mengisi pertanyaan-pertanyaan essai itulah yang buat diri ini geli-geli tidak jelas :D Yang penting saya isi sesuai dengan pengalaman atau kejadian yang saya alami selama ini. Makanya, saya isi saja secara apa adanya. Tapi, jadi lebih membutuhkan waktu selama sekitar 2-3 hari -__- Entahlah, butuh me time banget buat ngisi essai. Dan ini beneran sangat serius ngisinya.

Nah, buat kalian yang emang pengen banget jadi PM nih, usahakan untuk pengisian essai itu beneran apa adanya dan tidak dibuat-buat. Jadi diri kalian sendiri aja tanpa ada paksaan apapun. Kalau memang punya pengalaman yang sesuai dengan pertanyaan essainya mah yauda diisi aja. Jangan lupa, yang jelas minta doa restu sama orang tua. Karna merekalah mimpi-mimpi dapat tercapai :D

Seleksi di tahap awal ini tidak terlalu meribetkan. Saya merasa dipermudah sekali dengan seleksi dengan menggunakan formulir online ini. Jadi, kita buat akun di website Indonesia Mengajar, nah akun tersebut digunakan untuk kita mendaftar menjadi Pengajar Muda atau sekedar emang pengen punya akunnya saja :D Akun ini akan selalu aktif sampai batas yang entah tidak ditentukan sampai kapan. Soalnya, dalam kurun waktu 2 tahun meninggalkan dunia keIMan akun saya masih saja terpampang dengan unyu di websitenya. Bahkan formulir pendaftaran jadi PM saya yang pertama pun masih bisa saya baca sampai saat ini :D

Dulu mah saya juga tidak ingin sebenernya menjadi pengajar apalagi guru, namun panggilan tetaplah panggilan. Dari sekian banyak ribuan orang, yang bukan dari jurusan non pendidikan saja mau jadi guru dan mengajar, masa saya hanya diam sembari melipat lutut dan menutup mata dalam pendidikan. Well, panggilan jiwa itu ada ketika kita merasa bermanfaat untuk orang lain. Bukankah sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain?

Intinya, just be yourself and believe what will you do!!!

--Sebatik, 14 Oktober 2016—
Arvida Rizzqie Hanita
PM XI Kabupaten Nunukan
Share:

13 October 2016

... Sebuah Ruang ...

… Sebuah Ruang…

--Episode Penjajakan—
Tatkala, selama ini saya memang selalu menceritakan tentang hal-hal yang saya alami. Dari saya berkelana dari ujung hingga sekarang menuju paling ujung Indonesia. Meskipun bukan memang daerah timur Indonesia, tapi tempat penugasan ini memang paling ujung yang berbatasan dengan Negara Malaysia.

Berada di sebuah lembaga yang sudah saya damba-dambakan adalah memberikan sebuah ruang baru bagi diri ini. Pengalaman, teman, keluarga bahkan sudah seperti saudara sendiri, padahal kami sama-sama belum mengenal satu sama lain sebelumnya. Dari beragam daerah satu ke daerah yang lain, membuat saya semakin merasa bahwa memang Indonesia itu adalah satu.

…Nunukan…
Cerita tentang Nunukan mengisahkan banyak hal yang tidak pernah saya duga-duga sebelumnya. Mendapatkan penempatan tugas sebagai Pengajar Muda XI di daerah yang berbatasan dengan Malaysia adalah hal yang sampai sekarang masih belum percaya. 14 November 2015, iya sudah hampir 10 purnama yang lalu masih ingat sekali dalam ingatan.

“Persiapkan diri kalian masing-masing. Dimanapun kalian ditempatkan di sanalah kalian akan mengabdikan diri kalian. Jangan merasa bahwa wah kok aku ditempatkan di sini ya, wah kenapa ya?. Intinya jangan terlalu berkepsektasi yang tinggi dengan siapa dan dimana. Siapapun dan dimanapun itu, kalian akan ada di sana.”

Perasaan saya dag dig dug tidak karuan, bahkan bukan saya sendiri yang mempunyai perasaan seperti ini. Semua pengajar muda XI pun merasakan hal yang sama seperti yang saya rasakan. Kami semua saling berpegangan tangan, merangkul satu sama lain yakin dengan apapun yang terjadi. Saya merasakan ada binar kehangatan, ada binar tidak bersabar, ada binar-binar yang banyak memunculkan pertanyaan-pertanyaa yang jawabannya akan sebentar lagi kami ketahui.

Kak Rizky, selaku yang diamanahkan sebagai pemandu untuk memberikan pengumuman penempatan kami pun memutar sebuah video yang isinya pesan-pesan yang disampaikan oleh para Pengajar Muda XI. Muncul pertama kali yang ditayangkan adalah Afriza Firlana Gany, saya kira saat itu akan menjadi sebuah urutan abjad nama. Sesuai dengan yang sering dipasang di video atau di website.

Pertanyaan kembali mengelilingi rautan kening dan entah seperti ada yang menjawab bahwa saya akan ditempatkan di kabupaten baru. Entah itu baik di Natuna, Nunukan atau Pegunungan Binta, namun yang aku rasakan ada di tempat baru.

“Aku dimana ya? Tapi sepertinya di Nunukan. ah apapun itu yang jelas harus bisa dijalani.” Pikir saya. Feeling kuat entahlah selalu jatuh di kabupaten Nunukan, meskipun memang sebenarnya saya lebih mengarah ke Pegunungan Bintang, Papua.

Layar selebar papan tulis yang berada di barak tempat kami gunakan untuk pelatihan mulai riuh. Iya, karna akhirnya kami tahu kabupaten penempatan kami untuk pengabdian selama setahun mendatang. Dengan dihiasi background masing-masing daerah penempatannya, muncullah satu per satu PM XI yang akan ditempatkan di daerah tersebut.

Ketika aku yang ditayangkan, saya kira saya akan berada di Kabupaten kepulauan Natuna. Rupanya, gambar perahu itu hanyalah sebuah gambar (tapi memang yang punya hanya Nunukan dan Natuna), namun akhirnya Kabupaten Nunukanlah yang akan menjadi tempat persinggahan selama setahun ke depan.

Kami semua berpelukan dengan erat, menyanyikan lagu Indonesia Raya, Bagimu Negeri, dan Tanah Air Pusaka. Semuanya bergandengan tangan sembari menangis, iya, yang saya rasakan adalah bersyukur karena berada di tempat ini. Karena saya berada di lingkungan yang penuh dengan energi-energi positif yang juga akan selalu merambatnya ke dalam tubuh ini.

Kami keluar dalam ruang yang menjadi saksi pengumuman penempatan kami. Bersalaman berkeliling sembari berpelukan satu sama lain. Ada rasa terharu karena pada akhirnya takdir dimana akan ditempatkan telah dikukuhkan. Kami 50 Pengajar Muda XI, selalu bersyukur, terus bekerja dan tetap berdaya demi kemajuan pendidikan di Indonesia. Kami ber 50 saling bergandengan tangan dan berpelukan seraya menyampaikan janji, bahwasanya dimanapun berada mekarlah demi kebermanfaatan pendidikan di negeri ini.

Sebuah ruang, yang banyak berucap harapan-harapan, banyak sorotan mata yang optimis akan keberadaan masyarakat di luar sana yang masih peduli dengan pendidikan. Maka, berlayarlah 10 pemuda-pemudi yang siap mengemudikan perahunya untuk menuju daerah masing-masing untuk memberikan harapan itu.


Sudah hampir 10 purnama dilalui. Apa kabar daerah kalian? Semoga ada langkah-langkah kecil yang terus berkembang dan mengayunkan tangannya untuk membantu pendidikan di ujung negeri ini. Jika bukan kita, lalu siapa lagi?

--Arvida Rizzqie Hanita--
Pengajar Muda XI SDN 005 Sebatik Tengah
Kabupaten Nunukan 
Share:

22 August 2016

Transformasi Umur

4 Agustus 2016

Setahun yang lalu. Lagi-lagi saya mengingat kembali yang menjadi kenangan beberapa waktu lalu. Sudah lama, namun ada kenangan manis tersendiri yang dikenang. Bukan masalah perayaan ulang tahun saya, namun bagaimana orang-orang di sekitar saya menyambutnya. Mereka bersuka cita, dan saya? Sebenarnya saya hanya kebingungan, karna jatah umur saya ini berkurang, kenapa harus dirayakan bahkan diberi kejutan seperti itu? Ulang tahun, hanyalah sebuah formalitas karena sejatinya kita hidup di dunia ini berkurang jatahnya. Padahal, saya pun masih belum menjadi baik seperti yang diharapkan.

Ada gelak tawa sendiri namun di tahun ini. Kebetulan saya lagi-lagi mengabdi di sebuah tempat yang jauh dari rumah, bahkan berpindah tempat dari satu tahun yang lalu. :) Iya, menjadi guru di daerah pedalaman adalah sebuah hal yang membuat saya menjadi pribadi yang (semoga) lebih baik lagi. Mengasah kemampuan dan berbagi dengan lingkungan dimana saya ditempatkan. Ada tantangan sendiri, ada kenyamanan, bahkan ada hal yang menyenangkan yang tidak dapat diungkap dengan kata.

Adalah SDN -005 Sebatik Tengah, dimana tempat saya mengajar saat ini. Ini bukan menjadi pencapaian saya di tahun ini, tapi mungkin lebih ke sedikit pencapaian sesuai dengan target saya. Mengajar anak-anak menjadi sebuah tanggung jawab saya saat ini. Iya, dan saya merasakan bahwasanya anak-anak di pedalaman hanya butuh motivasi dan asupan-asupan yang baru, yang mungkin belum mereka ketahui sebelumnya. Dunia ini luas dan banyak hal yang harus mereka ketahui satu-satu. Mungkin tidak semuanya, namun mewakili setidaknya.

Kejutan pun yang diberikan oleh anak-anak ini benar-benar sangat membuat saya tersentuh. Entahlah, darimana mereka mendapatkan ide seperti itu di hari jadi gurunya. Bahkan sudah repot-repot dari hari-hari sebelumnya untuk mempersiapkan itu semua. Saya tersentuh. Padahal, saat hari jadi saya ada kegiatan dan harus meninggalkan sekolah, begitu yang saya sampaikan. Namun, raut-raut mereka menandakan kesedihan tiada terkira karena apa yang mereka lakukan benar-benar ingin merayakan hari jadi gurunya ini. Alhasil saya pun datang ke sekolah terlebih dahulu, setelah itu menyusul melaksaakan kegiatan.

Perlu diapresiasi. Mereka mempersiapkan ini dari hari sebelumnya, dan saya benar-benar hanya melongo. Meskipun saya tahu mereka membuat kejutan untuk saya, namun apalah daya seorang guru yang tak mampu menahan keterharuannya dengan murid-muridnya. 

Terima kasih Nak, Kalian melengkapinya, meskipun saya justru sedih dengan semua ini. Jatah umur saya berkurang satu. Hanya saya berharap kalian juga selalu sehat dan tetap semangat mengejar apa yang dicitakan. Bermimpilah sepuas hati kalian, karena mimpi kalian yang akan menjadi pedoman untuk hidup kalian kelak. :)

Terima kasih untuk kejutan hari jadi yang tak pernah terpikirkan. Terima kasih untuk hal-hal yang menyenangkan bersama kalian. Saya hidup di sini karena saya hanya ingin bisa melihat senyum kalian. :)

--Arvida Rizzqie Hanita--
Pengajar Muda XI Kab. Nunukan.

Share:

23 July 2016

Agen yang bikin BaPer [Bawa Perubahan]




[22/07] mengantar keberangkatan beberapa remaja menuju mimpinya adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Diberangkatkan dari daerah terluar Indonesia dan salah satu kabupaten yang masuk jangkauan wilayah negeri Jiran, remaja-remaja ini setidaknya patut diacungin jempol. Mereka lulusan SMP di kabupaten Nunukan dan pulau Sebatik, Patrics Kluyvert Wawo, Eviliana Dona dan Rizal yang akhirnya berani mengambil keputusan besar untuk melanjutkan sekolah di SMK Bhakti Karya Parigi, Pangandaran, Jawa Barat.



SMK Bhakti Karya Parigi, tahun 2016 membuka kelas yang bernama kelas multikultural. Kelas multikultural ini terdiri dari beberapa siswa-siswi yang berasa dari hampir seluruh penjuru di Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke. Kebetulan dari kabupaten Nunukan dikirim 3 orang, 2 orang diantaranya berasal dari SMP N 1 Sebatik Tengah, Patrics Kluyvert Wawo dan Eliana Dona, sedangkan yang satunya Rizal Riantoby dari SMP N 1 Nunukan.

Seorang Vida dan 3 remaja keren

Remaja-remaja ini dikirim supaya mereka dapat merasakan sebuah pembelajaran baru dan inovasi-inovasi yang nantinya dapat mengembangkan potensi yang mereka miliki. Saya berharap bahwa setelah 3 tahun nanti mereka lulus dari SMK tersebuh, mereka dapat mengembangkan sesuatu yang baru di daerah mereka masing-masing. Ada banyak potensi di daerah mereka, namun mereka butuh sedikit ‘sentilan’ untuk dapat mengembangkan potensi tersebut.

Sekilas profil tentang Patrics, kalau kata mamaknya Patrics adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Dulu ketika mamaknya di Tawau [Malaysia], mamaknya sempat ditangkap oleh polisi Malaysia dan Patrics sempat dipisahkan dari orang tuanya. Patrics adalah salah satu anak TKI dari Malaysia, dan saya salut dengan orang tuanya karena meskipun demikian mereka masih peduli dengan pendidikan anak-anaknya. Sempat mundur dan putus asa kalau Patrics tidak bisa diberangkatkan ke Jawa. Alasan mamaknya karena biaya uang saku yang masih belum ada. Mamaknya sempat akan menjual kebun, namun sudah beberapa kali keliling dari kampung satu ke kampung lain tak ada satupun yang akan membeli kebunnya. Alhasil dengan usaha rayu-rayuan dan penjelasan dari salah seorang pihak relawan SMK Bhakti Karya Parigi, akhirnya Mamaknya pun optimis bahwa anaknya akan tetap terbang menuju tanah Jawa.

patrics bersama dengan ibu dan adiknya (Berto)
Kemauan Patrics menunjukkan, bahwa dia ingin sekali belajar untuk bisa berdikari dan berkembang demi masa depannya.

Sekilas tentang Evi yang [kata orang-orang] sering mengikuti kejuaraan atlet lari di O2SN. Katanya kalau jadi nekaters itu jangan tanggung-tanggung. Toh nekat itu belum tentu buruk, kalau nekatnya berdampak positif tinggal langsung tancap gas saja. Begitulah inti penjelasan dari kata “Nekat”. Seperti saya, yang bisa dibilang tukang nekat tapi ujungnya kalau sebelum nekat terlaksana dan ketahuan sama Ayah Ibu tidak jadi nekat -__-

Evi dengan ayahnya

Kalau Rizal, belum banyak saya tahu tentang Rizal. Baru saja mengenalnya ketika keberangkatan kemarin menuju ke Tarakan. Pada dasarnya kalau abang dan kakaknya Rizal adalah orang-orang terdidik dan punya visi ingin memajukan pendidikan di daerahnya, berarti Rizal salah seorang remaja dan adik yang benar-benar beruntung mempunya abang/ kakak seperti mereka. Faktanya, mereka pun melepas Rizal untuk bersekolah di tanah Jawa. Sebut saja abangnya Rizal, yang alumni UPN Veteran Surabaya jurusan Ilmu Politik pun punya pemikiran yang patut diacungin jempol. Jadi, tidak salah lagi kan dengan calon penggerak-penggerak muda yang berbakat ini.

sumber foto: Fb Saddam Revolusi [anak-anak kelas multikultural]

Langkah remaja ini memang jauh dari rumah. Namun, ada harapan yang tersembunyi yang memang belum diketahui oleh khalayak. Semoga harapan yang mereka miliki selalu menampilkan harapan yang positif yang dapat bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Semangat untuk berbakti pada negeri ya teman-teman, setiap langkah kalian adalah doa yang menjalar hingga harapan itu ada suatu hari nanti. J



Salam selalu dari kabupaten Nunukan
--Arvida Rizzqie Hanita, SDN 005 Sebatik Tengah—

Pengajar Muda XI Indonesia Mengajar
Share:

20 July 2016

Ramadhan Boot Camp 3 #1

Jumat [24 Juni 2016] merupakan agenda tahunan yang diadakan oleh remaja masjid Al-Aqsa  Desa Aji Kuning, Kecamatan Sebatik Tengah, Kabupaten Nunukan. Kegiatan ini yang dikenal dengan Ramadhan Boot Camp sudah memasuki tahun ke-3. Remaja masjid yang terdiri dari siswa-siswi SMA N 1 Sebatik Tengah sangat antusias untuk menyelenggarakan kegiatan tersebut.


 Hampir sebulan lamanya, saya dan beberapa sahabat relawan lainnya dari Sekolah Guru Indonesia dan Nusantara Sehat mendampingi adik-adik remaja ini. Pada akhirnya kegiatan ini pun jatuh tempo pada hari H. Ramadhan Boot Camp diselenggarakan selama 3 hari dimulai dari tanggal 24-26 Juni 2016, namun hari terakhir yaitu pada tanggal 26 Juni, peserta dari Ramadhan Boot Camp dianjurkan untuk menginap di masjid selama semalam. Mungkin ceritanya I’tikaf di 10 malam terakhir bulan Ramadhan ini.



Agendanya pun bermacam-macam, dimulai dari materi-materi yang cukup seru, games yang membuat peserta tidak mengantuk, outbond yang diselenggarakan untuk mengisi sore hari dan bahkan ada doorprize supaya peserta semakin semangat untuk mengikuti kegiatan ini.

Diserangkaian kegiatan hari pertama, yaitu pembukaan Ramadhan Boot Camp ke-3 sekaligus dilanjutkan materi-materi yang dapat menambah ilmu peserta ramadhan boot camp ini. Di hari pertama pemateri didatangkan dari sahabat relawan bang Achmad Salido yang membawakan tentang aqidah akhlak melalui buku Who Am I buku psikologi yang diadopsi dari kultweet @PsikologiID. Bang Aldo menjelaskan tentang bagaimana menjadi pribadi yang dapat bermanfaat bagi orang lain. Bang Aldo pun menyampaikan bahwa sebaik-baiknya diri kita adalah yang memberikan manfaat untuk orang lain.


Setelah bang Aldo menyampaikan materi, giliran sahabat relawan dari Indonesia Mengajar, Muhammad Mubin yang memberikan materi tentang dream mapping. Mas Mubin, memberikan motivasi untuk teman-teman di Ramadhan Bootcamp agar jangan pernah berhenti bermimpi. Karna dari mimpi itulah kita dapat mengembangkan diri kita. Bukan obsesi namun hanya saja sebagai acuan untuk dapat mengembangkan diri kita.



Berangkat dari desa di Tuban, Jawa Timur ke kota, mas Mubin sendiri sempat tidak percaya bahwa mimpinya untuk melihat langsung monas dan seluk beluk Jakarta tercapai. Ingin bersekolah gratis pun demikian, salah satu mahasiswa berprestasi dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini mempunyai motto "Man Jadda Wa Jadda". Mas Mubin pun sungguh berharap, bahwa anak-anak di Sebatik itu punya potensi, jadi jangan hanya ditanam bibitnya namun cobalah untuk menyuburkan tanamannya hingga berbuah dengan baik. 



Sebagai penutup Ramadhan Boot Camp di hari pertama, pak Ust. Amin pun mengisi materi dengan tema Tauhid. Beliau memaparkan tentang bagaimana tata cara sholat yang baik, setidaknya supaya diri ini bisa khusyuk beribadah dengan Allah SWT. 



Arvida Rizzqie Hanita --vidahasan--
SDN 005 Sebatik Tengah


Share:

Di Hari Pertama Sekolah

Sebatik, 18 Juli 2016

Ada yang berbeda di hari ini. Elin, adik angkat saya, keluar rumah dan berangkat lebih awal tidak seperti biasanya. Iya, back to school, akhirnya setelah sekitar 3 minggu liburan berlalu kami pun kembali lagi bersekolah.

Lama tidak berjumpa dengan kawan-kawan, bahkan guru-guru (sesekali hanya bertegur sapa ketika keliling kampung). Maklum, liburan lalu diisi dengan berbagai banyak kegiatan, pas kebetulan saya site visit di minggu terakhir sekolah, lalu diselingi dengan kegiatan Ramadhan dan malam takbiran. Ah, rupanya sudah sebulan saya tidak berjumpa dengan anak-anak. Bahkan anak-anak mengira, kalau saya sudah pulang kembali ke Jawa dan tidak muncul lagi di sekolah. Bukan, tidak seperti itu, sekalipun pulang, saya akan pamit dengan kalian anak-anakku sayang :)

Hari Pertama Sekolah...


Semuanya baru, mungkin hanya beberapa anak. Dari seragam, peralatan sekolah, sepatu, bahkan tas pun baru. Yang paling mengesankan adalah, ketika melihat adik-adik mungil baru yang duduk di kelas 1 SD. Ah, lucunya raut wajah mereka. Seperti ada hal-hal baru yang belum mereka ketahui sebelumnya. Iya, peralihan dari masa TK ke SD adalah proses. Namun, sorot mata mereka polos dan bersinar. Siap menyapa masa depan yang baru.

apel pagi

Di hari pertama sekolah pun harus ada semangat baru, jiwa optimisme yang baru untuk menggapai asa. Bagi saya, ilmu itu kita pelajari untuk menggapai asa diri bukan untuk menunjukkan bahwa kitalah yang terbaik dan terhebat. Belajar adalah hal untuk meningkatkan kualitas diri, namun tujuannya bukan untuk bersaing dengan orang lain namun lebih untuk pengembangan diri. Setiap orang layak mendapatkan pendidikan tertentu, baik formal maupun informal. Anak-anak adalah agen masa depan, bukan aset yang kita gunakan untuk memunculkan ambisi-ambisi orang dewasa. Sebagai seorang dewasa, tugas kita adalah mendidik dan mendampingi para agen masa depan ini.

perkenalan di dalam kelas 1
Beberapa orang tua pun terlihat tak sabar dan tersenyum ketika anak-anak mereka memasuki hari pertama sekolah. Meskipun perilaku mereka masih sama ketika duduk di bangku TK, tapi tetap saja ada harapan yang terkumpul dari orang tua mereka. Kelak, semoga menjadi anak yang dapat membanggakan mereka.

Pak An, salah satu guru yang ikut merintis pendirian SDN 005 Sebatik Tengah pun tak mau kalah dengan anak-anak ini. Ada semangat membara di hari pertama masuk sekolah, ada yang berbeda dengannya. Tiba di sekolah lebih awal dan memberi sambutan untuk anak-anak. Gelak candanya masih belum berubah, masih sama seperti sebelumnya.

"Hayo... ini anak kelas 1. Siapa yang berani maju ke depan untuk memperkenalkan diri?" Tanya pak An. "Tidak ada yang mau maju? nanti pak guru masukkan kalian ke dalam karung satu per satu" imbuhnya. Semua anak-anak tertawa dengan candaan pak An. 

Tetiba gadis mungil mengacungkan jarinya dan berkata tegas "Aku pak! Aku mau maju" Ujarnya.

Sorot mata tertuju padanya, ada rasa berbinar di mata gadis kecil ini.

"Kamu. Coba perkenalkan diri lalu tinggal dimana" Kata pak An.
"Nama saya Antrisia Virginia Tiwe. Panggilan Antris. Saya tinggal di Bergosong" sontak semua bertepuk tangan dengan keberanian si Antris.
"Oke, terima kasih. Coba siapa lagi yang berani?" tanya pak An.
"Boli pak!" sontak Antris berteriak nama Boli

Antris


Boli
Boli yang awalnya tidak mau maju pun akhirnya dipaksa maju oleh Antris. :))
Ah... Anak-anak selalu punya cerita sendiri dengan kepolosan mereka. :))

Kalo ini action saya bersama dengan anak-anak kelas 5 dan kelas 6. 3 hari ini adalah masa transisi, jadi belum mulai pelajaran efektif. Sehingga, mereka masih bekerja bakti di lingkungan sekolah mereka :)

Mendapat surat balasan dari sahabat pena di Aceh Utara


Arvida Rizzqie Hanita
SDN 005 Sebatik Tengah PM XI Kab. Nunukan
Share:

23 June 2016

Aku Masih Bocahmu, Pak!

ÃœKetika sedang random seperti ini, yang diingat pertama kali memang adanya adalah orang di rumah. Ah, rumah memang selalu menjadi tempat terteduh dan menyenangkan. Banyak kenangan di sana. Pak, lagi dan lagi aku menuliskan ini tentangmu. Jangan pernah bosan ya Pak untuk bacanya. Tenang saja, ada saatnya Mama pun akan mendapatkan tulisan yang agak-agak melow dariku.



Pak, gadis yang Bapak slalu bilang "bocah kecilku, gadis kecilku" yeah. That's me, Dad! I'm still daddys little girl. why?

Meskipun hampir 3 tahun lamanya hidup di perantauan, Bapak masih tetap saja memantau anaknya ini. Seperti tidak pernah lepas dari pandangannya, mungkin takut anaknya akan terjadi sesuatu yang tidak diharapkan. Tapi, semoga tidak Pak. InshaAllah, gadis kecilmu ini baik-baik saja di tanah rantau, karena aku masih dipertemukan dengan orang-orang yang luar biasa baiknya. Alhamdulillah...

Ya, meskipun Bapak tidak pernah setiap detik, menit, jam bahkan hari menelefonku, namun adakalanya ketika kita bercengkerama melalui via seluler ada hal-hal yang Bapak selalu harus tahu. Bahkan, ketika aku bercerita terkadang pulang malam pun Bapak slalu bilang "Jangan pulang malam sendirian. Nanti kalau ada apa-apa repot." Repot dalam hal mungkin merepotkan orang-orang yang baik yang sedang bersamaku, atau mungkin Bapak yang akan repot karna sulit untuk segera menjangkau tempat rantauanku.

Pak, sekali lagi tenang. Anak gadismu ini inshaAllah aman. Jika Bapak tidak percaya, Bapak bisa saja bertanya dengan orang-orang terdekatku, bertanya tentang keberadaanku dan kegiatanku selama di perantauan ini. Justru aku belajar banyak hal di sini, Pak. Bapak masih khawatir? Iya, jelas mungkin masih saja ada kekhawatiran itu. Sekalipun Bapak tau, anak gadisnya ini sudah pernah merantau jauh dari bumi pertiwinya, tetap rasa was-was itu selalu ada.

Ingat sekali aku Pak. Saat itu ketika tahun pertama benar-benar merantau Bapak slalu melihat sisi lain dariku. Ada sedikit masalah pun Bapak slalu tahu, bahkan Bapak mencari tahu dengan cara Bapak sendiri yang aku pun susah untuk memulai menjelaskannya. Tak ada kata yang dapat diungkapkan saat itu dengan adanya masalah yang mungkin [agak] berat. Bukan aku tak mau cerita, namun aku justru khawatir ketika Bapak semakin mengkhawatirkan aku.

Itu saja yang membuatku takut. Dikhawatirkan orang yang aku pun mengkhawatirkannya, justru aku takut akan mengecewakan Bapak jika permasalahan ini pun berakhir tak mengenakan. Hanya maaf saja yang bisa aku sampaikan Pak. Maaf, belum bisa menjadi gadis dewasa yang Bapak inginkan. Ah, atau Bapak masih saja menganggap bahwa aku adalah masih gadis kecil Bapak? Mungkin saja seperti itu.

Masih ingat, ketika Bapa bilang, "Rupanya, gadis Bapak sudah dewasa, padahal kalau dengar suara di telefon rasa-rasanya masih saja gadis kecilnya Bapak". Yap! Time flies so fast, and I don't know what should I say about the time. 

Dad, maybe I'm still daddys little girl, but I'm a women who wanna make you happy and proud of what I did for. :)

Sebatik, 23 Juni 2016
Menikmati kesyahduan pagi
--vidahasan-- 
Share: