5 March 2015

Köln-Paris (part 2)

Nah... Mumpung masih terngiang aja sih ini di otak hehe jadi aku tulis aja sekalian sehari setelah perjalanan bagian pertama kemarin. Jadi langsung aja yaa..

As your information. I had took many photos, but i can't uploading in my stories. Sorry... Alasannya ya karna nggak ada komputer aja udah gitu. Kalo ada pun pasti aku bakalan upload sekalian foto-foto perjalananku selama di Eropa. Tapi mungkin nanti ada page sendiri yang khusus buat foto. But wait yaa.. Just wait.. :)

So, bali lagi perjalanan dari Köln ke Paris. 

Ini tepat tanggal dua puluh empat bulan sepuluh tahun dua ribu empat belas (ah sengaja pake tulisan latin aja hahaha biar terlihat kece :p oke next). Nah setelah kami menginap semalam di Gastfamilie si Ela dan Eli, kami pun harus segera beberes paginya. Sekitar pukul 11 siang kami diantar sama Tante ke kota. Ini niat banget karna kami juga ingin sekalian jalan-jalan di Köln, mengingat karna seharian kemarin cuman duduk-duduk aja di stasiun, nggak melakukan pemotretan sama sekali, maka hasilnya hari ini kami mengebut ingin melakukan pemotretan. Kami berdua sama-sama nggak ngerti tentang Köln, dan tanpa babibu tanpa peta sama sekali.

Setelah memperbincangkan rencana mau kemana aja di Köln, aku dan wida pun turun ke bawah. Sebenernya kami berdua sudah berniat ingin menggunakan bus saja. Mengingat kembali tiket bus kemarin yang kami beli belum kami entwerfen hehe jadi kami mau menggunakan tiket tersebut. Sebelum berangkat, kami tetep ya disuruh sarapan dulu sama tante. Sisa makanan banyak semalem kan masih ada, akhirnya aku dan wida makan sepiring berdua dengan menu sate padang pake lontong (damn! Itu enaaaaakkk banget hahaha) iya kan semalem nggak makan sate padangnya. Semalem makan bakso, rendang daging, sama nasi goreng, ayam, sama apalagi lupa (maklum udah agak lamaan huehehe).

Oke, terus makan aja. Oh iya, sebelumnya juga di kamarnya Ela Eli uda makan sushi sisa kemarin haha masih ada beberapa butir sih sushinya. Lumayan, masih enak! Sayang juga kalo nggak dimakan kan? Mubadzir hihihi so, ceritanya sih perut masih kenyang gitu. Jadi akhirnya kami berdua makan sepiring gitu (so sweet kan?) heheeh... Tapi tetep enak banget sarapan pake sate padang :'>

So, setelah sarapan sebenernya sempet ditawarin juga mau bungkus makanannya apa nggak. Tapi kami tetep aja malu-malu nggak mau bawa. Repot sih agaknya. Nggak ada tempatnya juga dan tetep kekeuhlah nggak bungkus. Dalam hati kecilku sih, yah sayang nggak bungkus haha *plak* --oke lanjut lagi-- nah, pokoknya intinya setelah sarapan kami mau langsung cabut dulu gitu. Pas kami mau pamitan, si tante lagi sibuk benahin barang-barangnya, entah semacam perhiasan, mutiara-mutiara lucu gitu yang harganya terlihat nggak terjangkau hehe (mahal bo' kan belinya di Swaronvski o.o gue sih nggak mampu beli, kecuali gue kaya raya hahaha) beliau menanyai kami "ke Paris jam berapa busnya?" Terus kami jawab "jam 00:30, nanti malam tante" -- "ah lama kali. Terus kalian mau kemana seharian ini?" -- "kami mau jalan-jalan dulu di Köln. Melihat-lihat kota Köln" -- "nah habis itu?" -- "paling cuman nungguin di Hauptbahnhof doang tan" -- "barang-barangnya?" -- "mau kami titipkan di Gepäck di Hbf" -- "ah itu kan mahal. Mending nanti dititipkan aja di hotelnya saya. Jadi nggak perlu bayar kalian. Nanti saya antar kalian sampai hotel, soalnya saya juga mau sekalian ke kota. Mau beli barang" -- "oh gitu. Nggak papa tante emangnya?" -- "iya nggak papa. Nanti kalian bisa ambil makanan buat bekal kalian. Di sana masih banyak makanan. Kalian bawa bekal juga dari sini?" -- "ada tante tapi nggak semua kami ambil, cuman yoghurt sama kaffee" -- "daripada beli-beli di Paris kan mahal..." Iya begitulah kira-kira yah obrolan pagi sama tante kece satu ini hehehe baru pertama kenal, terus uda langsung dibantuin banyak. Itu menurut kami uda banyak loh dibantuinnya, padahal juga baru bener-bener pertama kali ketemu juga soalnya. Parah baiknya yaa :') terima kasih ya tante :')

Nah oke oke, dari tadi aku cerita emang muter-muter nggak karuan. Padahal udah jam 11 aja kami cabut. Kami diantar ke hotel sama tante, terus berpisah di sana. Kami menitipkan tas jinjing kami yang berat (kami? Perasaan itu tas cuman punya gue doang bukan punya wida haha) so, iya itu tas aku sebenernya akhirnya aku titipkan di hotel milik si tante (by the way gue lupa siapa nama aslinya si tante. Asal manggil tante aja gitu uda, sampe lupa nama aslinya T.T) terus kami disuruh bawa bekal dan ngambil di Hotel. Saat itu ada beberapa stuck roti kaiser, terus telur rebu, kue kering, coklat, permen, ah cukup banyak pokoknya. Sampai tas gending aja penuh haha yang penting bawa bekal deh gitu zzz

Nah here we go perjalanan kami mulai. Waktu itu juga ada temennya Ela Eli yang juga nginep di sana, terus kami jalan-jalan bareng keliling Köln. Maklum karna kami berdua nggak tau Köln, terus anaknya uda beberapa kali ke Köln, akhirnya kami mempercayakan ke dia untuk jadi tour guide kami. Sayangnya si Ela dan Eli nggak bisa ikut, karna mereka juga harus kerja. Libur cuman weekend aja, dan saat kami datang bukan weekend. Sayang sekali... :( Lanjut, kami mempercayakan ke temannya Ela Eli. Kami menggunakan trem sampai tempat tujuan, dan tau-tau jatuhlah kami di pusat perbelanjaan. (Pikir gue duhlah gue nggak mau belanja di sini. Gue mau jalan-jalan ke tempat wisata. Ini mah bukan tempat wisata. Ini malah bikin kantong boros banget) mampirlah kami bertiga ke primark, daaaaannnn betapa pun lamaaaa hahaha sampai (jujur) aku bosan nungguinnya. Secara aku nggak beli apa-apa, cuman cukup jadi pengantar aja yaelah >,<

Einkaufszentrum Koeln
Padahal targetku di Köln pengen ke Kölner Dom, Brücke, Schokolade Museum, Moschee (masjid yang terbesesar di Jerman/ kedua di Eropa). Itu sih targetku seharian itu, eh lah kok jatuhnya malah shopping! (Gue betek! Betek! Beteeeeekkk!) --tarik nafas. Cukup!--

Selang beberapa jam kemudian akhirnyaaaaaa Kölner Dom! Akhirnyaaaa... Ini gereja Kathedral namanya gereja St. Martin, bentuknya gothic dan keren banget bangunannya (maaf yaa nggak cantumin foto, mungkin bisa diliat sendiri di google macem mana bentuknya. Aaaahhhh syediiiiiihhh huhuhu). Nah gereja ini dibangun pada tahun 1248, udah tua banget kan yee? Dan gereja ini juga salah satu gereja yang dijadijakan situs warisan duni UNESCO. Asli antik banget gerejanya, ini yang paling megah gerejanya. Super gokil lah pokoknya. Hehee aku sempet juga masuk ke dalam gerejanya (silahkan yang berpendapat lain, aku cuman pengen liat dalemnya kaya gimana aja udah itu cukup) yang jelas dalemnya juga gothic gothic gitu. Waktu itu juga masih ada yang berdoa di dalam gerejanya, jadi kami juga harus pelan-pelan dan nggak boleh berisik, menghormati dan harus tetep jaga sopan santun yah.

Koelner Dom
Setelah dari gereja, kami berjalan ke arah Brücke atau jembatan yang biasanya sering untuk syuting film gitu. Di jembatan ini juga banyak gembik cinta yang bergantung di sana. Nggak usah tanya ke gue yah, gue masang apa nggak. Tapi aku sih mau jawab aku pasang kok, udah aku pasang gemboknya. Kan gembok cintanya aku sama kamu ada di hati kita berdua *eeaaaaak apasih plak* *gue ngelindur ini* hahaha nah kalo jembatan yang di Köln ini namanya Hohenzollernbrücke (jembatan Hohenzollern). Dibangun pada tahun 1946 dan selesai pada tahun 1987 (sekitar segitu sih).

Hohenzollenbruecke




Setelah itu, kami duduk-duduk santai di deket sungai Rhein. Ini gue baca wikipedia ya tentang sungai Rhein. Nah sungai Rhein ini sungai besar yang menghubungkan beberapa negara di Eropa, contohnya Jerman, Austria, Swiss, Perancis, Belanda, Lithuania, Luxemburg, Belgia, dan Itali. Ini sungai emang romantis, kalo diliat pas malam hari dari seberang gereja St. Martin itu paling paling paling banget cantik. Panjang sungai ini sekitar 1.230 km atau sekitar 760 mil. Letaknya nggak jauh kok dari gereja St. Martin, cuman jalan sekitar 500 meter, bisa menikmati duduk santai di dekat sungai Rhein. Kecuali kalo mau liat dari seberang jembatan yah, lumayan jauh jalannya hehehe

Am Rhein

Nah, setelah nggak beberapa lam duduk di dekat sungai Rhein, kami kembali melangkahkan kaki. Target selanjutnya adalah ke masjid besar di Köln. Setau aku ini masjid terbesar di Jerman dan terbesar juga di Eropa. Tepatnya cukup jauh dari koga, tapi di pusat kota tua di Köln (menurut wikipedia). Nah kawan Ela Eli minta ijin pulang, karna dia nggak mau terlalu malam sampai di rumah, apalagi dengan bawaan belanja yang banyak banget begitu. Iya kali mau jalan-jalan sambil bawa barang belanjaan. Sedangkan kami tetap melanjutkan perjalanan hingga masjid  besar Köln. Masjid ini termasuk salah satu masjid Turki di Köln, sempat beberapa kali menjadi pertentangan dengan dibangunnya masjid ini di Eropa. Namun pada tahun 2011, akhirnya masjid ini pun mulai dibangun. Waktu aku ke sana sama wida, ketika kami masuk sempat bingung karna dari luar memang tampak seperti asjid,tapi ketika masuk ke dalam seperti gedung yang banya sekali ruangan-ruangan yang fungsinya macam-macam. Masjid ini sengaja dibangun lebih modern dari masjid seperti biasanya, lebih khas Eropa, maka dari itulah masjid ini pun akhirnya diterima oleh masyarakat Eropa yang non muslim atau terutama di kota Köln.
Kami berdua nekat jalan kaki, karna ketika kami melihat di peta kota letaknya tidak terlalu jauh dari tempat dimana kami berdiri saat itu. Lagian juga, kami udah nggak punya tiket lagi, makanya baiklah kami berjalan kaki demi menggapai tujuan wisata religi kami hehehe... Daaaaaannnn lo tau? Ini jauuuhhh gilaaaaakk... Asli paraaaaahhh!!! Hahahaha sempet lemed karna jalan kakinya lumayan lama bangeeeett hahaha dengan membawa berbagai macam barang. Beberapa kali (2 kali) kami pun sempat istirahat, iyah gilak jauh bener ternyata hahaha parah lah. Tapi keyakinanku tetep harus ke sana. Kapan lagiii cobaaa?? Huhuu sekitar 10 menit kemudian kami tiba di masjid besar Köln.

Islamische Kutur Zentrum Koeln
Kami pun masuk berkeliling mencari tempat sholat, tetep nggak ketemu meskipun udah sampai di lantai paling atas. Gilak yah haha bangunan di dalamnya belum terlalu rapi sih menurutku, beberapa masih belum beres bangunannya, belum sempurna bangunannya. Untungnya kami berdua bertemu dengan mbak pengurus masjid, dan bertanya dimana letak tempat sholatnya. Terus kami pun diantar oleh si mbaknya tersebut. Dan ternyataa tempat sholatnya cukup gede meskipun lagi-lagi belum sempurna bangunannya. Beberapa menit kemudia adzan berkumandang Allahu Akbar!!! Alhamdulillah ya Allah denger suara adzan secara langsung di masjid. Kapaaan? Kapaaan terakhir dengerin suara adzan berkumandang? Entahlah, mungkin ketika lebaran Idul Fitri lalu, dan itu pun bukan di masjid. Ya Allah :((( sedih banget, merinding rasanya denger suara adzan berkumandang :')

Kami pun juga melaksanakan sholat maghrib berjamaah, meskipun nggak terlalu banyak wanitanya, yang penting kami khusyuk dan khidmat sekali ikut melaksanakannya berjamaah. Alhamdulillahirobbolalamin... :') sempat ditanya oleh jamaah lain tentang asal usul kami hihihi iya perjuangan banget rasanya untuk berjalan kaki menuju masjid ini, dan hasilnya seriusan nggak nyesel sama sekali. Denger suara adzan, sholat berjamaah, semacam benar-benar di rumah.

So. Lanjut lagi perjalanan kami berdua. Saat itu sudah mulai gelap, dan kami harus segera bergegas menuju tujuan utama kami selanjutnya. Kami nggak sempat ke museum coklat, karna waktu udah nggak nututim lagi. Akhirnya kami cuma mau liat pemandangan gereja St. Martin dari seberang. Kami pun akhirnya menggunakan trem, mengingat perjalanan sebelumnya sangatlah lumayan panjang, akhirnya kami beli tiket sekali jalan menuju ke seberang jembatan. Beberapa kali sempat berdebat sama wida dimana kami harus turun. Laluuuu... Meskipun agak jauh, tetep sampai juga di seberang jembatannya.

Pemandangan ini sih bonus sebelum kami melakukan perjalanan ke Paris. Asliiii kereeeennnn.... Cantiiiiikkk... Saat itu sekitar pukul 20:00 dan kami harus segera ke Hotel untuk mengambil koper yang telah dititipkan di sana. Kami pun kembali berjalan melewati jembatan, gereja, stasiun, dan tibalah di hotel lalu kembali lagi ke stasiun menunggu jemputan bus. Kami menunggu di cafe atau lebih tepatnya sih Backerei gitu, sekalian mau numpang nge charger sembari menunggu, makan beberapa potong roti dan minum coklat panas. Karna hawa dingin saat itu menyerbuk tubuh kami, meskipun belum sedingin musim dingin. Saat itu masuk musim gugur.

Koelner Dom am Abend

Daaaann... Tibalah perjalanan kami ke Paris beberapa jam kemudian. Kami sudah berencana bakalan molor aja di dalam bus. Capek dan ngantuk! Sooo... See you there in Paris, babe!

Mannheim, 05.03.2015
-vida hasan-
Share:

4 March 2015

Köln-Paris (Part 1)

Perjalanan ini sebenernya uda lama banget. Tapi baru sempetnya aku posting. Bukan sempet sih, waktu itu uda nulis panjang lebaaaaar banget, udah hampir selesai. Tiba-tiba ipad aku matikan, terus tulisan belum tersimpan, dan hasilnya. Jreeeeng!!! Ilang dan harus ngulang kembali dari awal. What a pity I am! Terus pas mau nulis lagi, nggak ada Lust, bad mood parah! Mutung, dan oke, daripada harus nahan-nahan cerita sendirian. Jadi aku bagi ceritanya beberapa bagian. Soalnya ini perjalanan yang cukup panjang, 4 hari 4 malam.

Also, waktu itu setelah 2 bulan aku bekerja di bidang sosial, dan tiba-tiba jadwal kerja keluar, lalu aku dapet jatah libur 4 hari. Dari tanggal 23-26 Oktober 2014. Aku dan Wida sebenernya uda berencana udah agak lama ingin melakukan perjalanan. Pas sebulan sebelumnya, aku iseng-iseng liat jadwal buat bulan oktober, dan ternyata aku dapet jatah libur 4 hari. Oh bahagi bahagia... Berkali-kali Wida tanya, "jadi libur nggak tanggal segitu? Kita bisa jalan-jalan kemana gitu" terus aku nawarin, "Aku pengen ke Paris, mau nggak kalo kita ke sana aja. Tapi aku harus nunggu dulu jadwal pastinya. Soalnya aku cuma liat di komputer, dan itu belum di genehmigt sama chefinku". Also, Wida pun nunggu keputusanku sampai jadwal pasti bulan Oktober keluar.

Saat itu Wida masih aupair, jadi dia harus minta ijin terlebih dahulu sama orang tua asuhnya. Makanya, dia juga harus bilang jauh-jauh hari, biar nggak terlalu ngedadak. Tapi aku berkali-kali bilang kalo aku pasti libur tanggal segitu, dan cuman nunggu genehmigt dari Cheffinku. So, jadwal keluar dan ternyata benar kalo aku dapat libur 4 hari. Segera aku menghubungi Wida, dan Wida pun fix kalo dia juga dapet libur di tanggal itu. Dan here we go to Paris. Oh yeeeeeaaaaaahhhh!!!

Beberapa konsultasi ke Wida, dia nyaranin pake tour Reise aja atau agen perjalanan. Dia bilang ada agen perjalanan yang dia tau, namanya mango tours. Oke dan mantap akhirnya kami menggunakan jasa agen perjalanan tersebut. Awalnya aku berencana ingin berkunjung terlebih dahulu ke Stuttgart, karna aku belum pernah sama sekali menginjakkan kaki di sana. Terus aku nyaranin Wida, gimana kalo berangkat dari Stuttgart aja, soalnya biar aku sekalian jalan-jalan di Stuttgart. Wida bilang iya nggak papa, dan oke aku booking tiket dari Stuttgart-Paris. 

Beberapa jam kemudian, pihak dari agen perjalanan menghubungi wida, dan bilang kalo mereka nggak bisa jemput penumpang dari Stuttgart. Mereka cuman mau jemput penumpang dari Köln, Saarbrücken atau Düsseldorf. Akhirnya dari ketiga kota itu, kami memilih kota Köln (kebetulan juga kami belum pernah ke Köln jadi lah pun sekalian haha). Oke, tiket uda dibooking hanya tinggal membayar dan cari tiket sampai Köln. Tapi kami bingung, kami ingin cabut dari tanggal 23, tapi perjalanan ke Paris tanggal 24 dan bahkan itu pun tengah malam sekitar pukul 00:30. 

Akhirnya, aku menghubungi kenalan, Ela namanya kalo aku berdua dengan temanku mau ke Köln dan butuh tempat buat nginep. Dia bilang, kalo dia juga harus minta ijin dulu sama Gastfamilie, dan aku harus menunggu. Tapi pada akhirnya kami diijinkan dia untuk menginap di tempatnya. Well, aku lagi-lagi merepotkan wida dalam hal pembayaran. Gara-gara kartu ATMku bukan dibuat di kota tempat aku tinggal, jadi uang nggak bisa ditransfer. Akhirnya aku minta tolong wida buat transfer ke agen. Maaf ya Wida..

Tiket udah dikirim via email, dan tinggal nunggu hari keberangkatan. Aku pun juga nyari tiket ke Köln dan wida pun demikian. Kami berjumpa langsung di Köln. Kami berangkat menggunakan Bus, dan pulangnya menggunakan kereta karna kebetulan ada harga yang lumayan terjangkau dan lagian nggak terlalu capek kalo pake kereta. Semua sudah siap. Tapi sayangnya jadwal aku dan wida beda jauh, wida berangkat terlalu pagi dari Stuttgart, dan aku berangkat terlalu sore dari Mannheim. Pfffftt... Sorry (lagi).

Hasilnya pas hari H, wida nungguin aku berjam-jam. Dia uda sampe Köln, dan aku baru berangkat naik Bus. Ahelah pokoknya.. Zzz yang penting sampai dengan selamat sampai tujuan. Aku ngegeret tas aku, iya deh bawaannya tumben agak banyak pake koper kecil hahaha kan mau stylish ceritanya, tapi tetep aja gagal. Hahaha

Oke, aku dan wida masih harus nungguin kabar dari Ela. Dia masih kerja, dan baru selesai sampai sekitar jam 20an. Kami masih harus menunggu di stasiun, kebetulan dan untungnya aku bikin sushi. Memang sengaja bikin sushi, biar nggak beli-beli di jalan. Itu banyak porsinya hahaha.. Yang penting kenyang.

Setelah sekitar pukul 19:30an aku dan wida mulai beraksi menuju ke rumah Ela. Kami belum tau sama sekali tentang Köln, dan tiket busnya itu agak berbeda. Kami sempat bingung harus menggunakan apa. Itu tiketnya mahaaaaalll... 😭😭😭 akhirnya pas dicek-cek, kami menemukan tiket ber empat harganya sekitar 10€. Oh iya ticket sekali jalan harganya 2,80€ saat itu. Makanya kami milih tiket ber empat. Kami kira tiket ber empat ini bisa buat bolak-balik, tapi ternyata itu tiket sekali jalan dan untuk 4 orang dewasa. Untung kami tanya sama seorang ibu-ibu yang juga akan naik bus yang sama dengan kami. Beliau malah bilang "yauda mending kalian nggak perlu di entwerfen. Toh juga nggak ada pemeriksaan se feeling saya" (malah ngajarin nggak bener nih ibu) hahaha..

Kami pun takut-takut di dalam bus, karna kami saat itu jadi penumpang gelap. Siaaaal hahaha parah, tapi untungnya nggak ada petugas pengontrol sih hahaha yey! Misi berhasil! Kembali kami ngabarin Ela, kalo kami udah sampai di Halte yang telah disebutkan oleh Ela. Awalnya wida nggak mau nginep di sana, karna aku belum pernah sama sekali bertemu dengan Ela, dan hari itu hari pertemuan pertama kami. Kata Wida, takut-takut ngrepotin, nggak enak, dan macem-macem. Tapi mau gimana lagi? Daripada kita berdua tidur di jalanan, di stasiun, dan hostel pun uda beberapa kali dicek mahal-mahal banget. Sediiih kaan... Jadi mending nginep di tempat kenalan sekalian.

Dan Ela pun menjemput kami, tapi bentar ternyata Ela punya kembaran. Namanya Eli, dan kerennya mereka tinggal serumah bareng. Waaahhh... Keren poool sih kalo ini. Jadi nggak berasa sendirian juga kalo gitu. Apalagi bareng sama saudara kandung, itu hal yang bikin bertahan di negeri orang. 

Jadi Ela Eli tinggal di keluarga Indo-Jerman (Gastmutter dari Indonesia dan Gastvatter dari Jerman). Dapetnya darimana? Mereka dapet dari temen sekampung mereka, yang lebih dulu berangkat ke Jerman. Kami cukup memanggil Gastmutter mereka dengan sebutan Tante. Huehehehe 

Pas uda sampe rumahnya, ternyata si Tante uda masakin makanan Indonesia. Ada Bakso, Rendang, Nasi goreng, krupuk, sate padang, lontong, wah banyak lah pokoknya. Kaya resto prasmanan gitu. Dan aseliiiii enaaaaakkk... Gue kalaaaaap hahahha

Waktu pertama dateng si tante masih belum pulang, jadi aku harus nungguin dulu beliau pulang. Baru deh kenalan sama beliau. Pas kenalan dan ngobrol-ngobrol sama beliau, ternyata beliau dulu kuliah di Jogja tapi aslinya orang Palembang. Anak-anaknya asli cantiiikk dan ganteeeng.. Hahaha mereka juga ramah-ramah banget hehehe

Sampai sekita pukul 23:00 kami selesai bercengkerama dan bersiap untuk istirahat. Oh iya, yang dateng ke rumah Tante nggak cuma hanya aku sama wida, tapi juga ada teman Ela dan Eli (aku lupa namanya siapa) yang dateng dari München.

Well, perjalanannya belum berakhir loh ya.. Masih ada beberapa bagian lagi yang belum aku tulis hehe... Tunggu aja perjalanan sela jutnya ditulis.



Mannheim, 03.03.2015
-Vida Hasan-
Share:

3 March 2015

Cuma mengenang

Aku sedang bukan ingin cerita tentang perjalananku selama di Eropa. Aku hanya saja sedang mengenang betapa "badungnya", betapa "apa adanya", betapa dan betapa banyaknya yang aku lakukan bersama kawan-kawan seperjuangan di uny dulu. Serius, malam ini aku hanya sedang merasa melowholic, melowaddicted, damn! I miss that all moments, that we did it together!

Tadi berkutat dengan foto album yang ada facebook. Banyak rupanya, foto-foto yang tersimpan di sana. Dari (mungkin) jaman pertama kali kuliah bahkan sampai jaman masa putih abu-abu pun ada. Aku cuma sedang membayangkan "dulu aku siapa? Dimana? Sedang apa? Bersama siapa?" Lalu tiba-tiba sekarang sedang bertanya "aku sekarang siapa? Dimana? Sedang apa? Dengan siapa?" Pertanyaan seperti itu aku yakin bakalan terus-menerus ada sampai kita menggapain masa depan (mudahan slalu diberi umur panjang). 

Pertanyaan ini tidak akan pernah selesai terjawab, iya terjawab tapi tidak akan pernah terjawab pasti. Oh Allah, waktu begitu sangat cepat berlalu. Aku berasa hanya mimpi kemarin-kemarin, aku merasa hanya seperti mudahnya melompat dari sang waktu. Dulu aku masih ingat, masih sering dijepret karet sama bapak, karna nggak sholat 5 waktu, dulu aku masih sering main di lapangan (gobak sodor, lompat tali, petak umpet, dan lain-lain), dulu aku masih inget sering beli gulali, beli opal bakar yang dijual sama simbah-simbah yang sudah agak berumur, tapi masih kuat menggendong barang dagangannya (entah beliau sekarang masih ada atau tidak. Aku tak pernah mendengar kabarnya lagi), lalu, aku masih inget ketika berangkat TPQ (ngaji), naik becak pak Di pas hujan gede, tapi satu becak yang naik sekitar 8 orang. Akhirnya becaknya ndelongsor ambruk, maaf ya pak Di, anak-anak badung ini haha :D :D

Dulu juga masih inget banget sering berantem sama temen, terus aku ngadu ke (Alm) simbah, terus simbah ngomel-ngomel sama anak yang berantem sama aku, terus aku malah semakin dijauhin, haha sooo crazy, soooo childish, damn!!! Haha masih sering mancing, naik pohon bareng-bareng sama temen-temen cowok se desa, terus bakar hasil mancingnya. 

Pas SD, sempet pernah punya cinta monyet, yang ujungnya malah sekarang nggak pernah ada kontak sama sekali. Entah nggak ngerti kenapa haha malu? Karna gw suka sama lo? Ah itu dulu kalik! Haha yang sudah biarlah sudah! Terus sempet juga, pernah ngompol di sekolah, itu hal yang bikin malu! Malu! Malu! Seribu kali malunya! Siaaaalll *eh kok cerita aib sih? Ah nggak papa kali yaa.. Mumpung masih inget in* hahaha

Terus dulu pas SD juga kalo beli jajanan harus di tempat pak Kirno (kalo nggak salah sih namanya ini) hehehe pokoknya beliau penjaga sekolah, yang kece! Kadang baik, kadang juga bisa galak kaya singa karna kami nggak dibolehin jajan di tempat lain, selain tempatnya beliau (ah damai ya pak! Pokoknya tetep I love you kok pak! Hihi) 

Terus pas sebelum UAS sama EBTANAS (dulu mah namanya EBTANAS) haha sempet les privat ber 10 orang di rumah pak Untung. Aku sama Ayu yang paling cantik, yang lainnya mah kelewat cantiknya hahaha cowok semua soalnya hehehe terus habis itu menggila bareng-bareng. Sumpah gokil banget! Asli kangen! Sebelum les dimulai pun slalu jajan di depan/ sebelah rumahnya pak Untung (tepatnya sih rumah mertua/ orang tuanya si bapak kece ini) hihihi

Dulu pas perpisahan kalo macemana ya acaranya? Aku sampai lupa acara perpisahan waktu SD gimana. Duh lah... Padahal pengen banget ditulis sekalian kalo masih inget sampe sekarang. Parah lah inj! Tapi intinya tetep aja sedih, kan pisah. Gilak mah, uda 6 tahun barengan tau-tau harus udahan aja sekolah SDnya :'(

Nah waktu SMP apalagi, masih kucel banget dulu. Masih suka iri kalo ada temen yang uda punya gebetan hahaha maklum yah masih puber. (Kalo sekarang masih iri juga? Malah uda pada nikah tuh) ah sabodo mah, haha yang penting aku keliling dunia dulu baru bikin kece! Malah sering bikin yang uda pada nikah iri haha *licik* *alesan* *ngeles* lah banyak lah ya pokoknya haha --oke lanjut lagi--

Masih inget pas masuk tes SMP, aku sih kayaknya cuman bernasib baik doang kayaknya ini masuk ke SMP kece. Habis yang lainnya otaknya pada encer banget, lah aku? Ah ayam jago mungkin iya, malah ngecer nggak tau kemana-kemana hahahaha :p yang penting seneng, masuk sekolah favorit hihi

Dulu pas SMP juga suka banget minder, habisnya tubuh aku seksi gitu. Jadi, orang suka banget ngeliatin keseksian tubuh aku yang seksi ini haha parah ih! Kalo ngefans mah bilang aja kalik! Nggak usah malu-malu sampai suka ngejekin gitu. Minder apa nggak punya tubuh seksi kaya gue? Hahaha*jahat banget yak?* mereka aja jahat! Mainnya mah fisik, dulu masih suka sedih, sedih banget, bahkan tiap pulang sekolah sering nangis karna saking seringnya diejekin jelek, gendut, bengkak, pretty asmara, dan lain-lain. Aku masih inget banget, banget, banget! Seriusa sampe sekarang aja masih kepikiran, kalo di jaman sekarang masih ada orang yang punya mulut kaya mereka, asli! Itu mah orang-orang (maaf) primitiv! Nggak suka! Einfach nggak suka! Zzz

Lulus SMP, bikin terharu. Semuanya kudu pisah, semuanya punya tujuan sekolah masing-masing. Sama kaya waktu pas SD, dimana ada pertemuan di situ pasti ada perpisahan, namun jika ada sumur di ladang boleh kita menumpang mandi, kalo berumur panjang kita berjumpa lagi. Ah einfach sedih banget! :(

Oke lanjut lagi, habis itu udah dong, aku beruntung masuk ke sekolah favorit lagi. Padahal nilainya uda ngepaaaaas banget. Masih inget ranking ke-13 dari bawah *bego* haha padahal nilai uda sesuai target awal. Taunya malah bocah-bocah nilainya tinggi-tinggi gilak! Awalnya bahkan sempet pesimis banget nggak bisa masuk. Tapi syukur alhamdulillah ya Allah, justru dikasih jalan banget, dimudahkan, Allhamdulillah...

So, putih abu-abu juga tetep aja masih suka minder karna bentuk tubuh! Yelah! Kapan gue bisa diet? Hahaha jawabannya adalah kapan-kapan gue dietnya :p yang penting mah mau belajar eksis aja di masa putih abu-abu. But sorry, nggak mau eksis yang seringnya orang-orang eksis karna di tempat itu. Eksisnya mah di tempat lain aja haha... Masih inget, dulu gabung sama Sheila Gank (fans berat sheilaon7) karna si ifa juga ngefans berat. Eh taunya dong, kenal anak Sheila Gank dimana-mana. Hahaha ini malah kece! Eksis banget pula. Kece kan? Iya dong kece! Haha *apeulu*

Nah waktu itu juga pernah ikutan teater loro (namanya). Pas masuk program bahasa dulunya, jadi ada ekskul baru, diprovokatorkan oleh anak bahasa haha terus pas akhir tahun, kami bikinlah drama buat perpisahan anak-anak kelas 3. Dulu drama kami namanya "Malino Kondang" hahaha diadaptasi dari "Malin Kundang" tapi ceritanya diplesetin, dialognya pun begitu. Nggak perlu tanya aku berperan jadi apa. Aku nggak ikut andil peran, cuma ikut joget-jogetnyan doang di akhir cerita, gini lagunya "Lets dance together, get on the table. The party.... (Bla bla bla)" aku lupa lagunya kaya mana hahaha tapiiii sayang seribu sayang, fotonya entah ada dimana, trus teater vakum, seterusnya nggak tau, kayaknya sih tapi masih ada hehehe

Yauda, pas kelulusanku juga jadi berasa sediiiiiihhh banget :( kalo aku ngerasa moment perpisahan SMA itu yang paling berkesan. Iya, mungkin karna SMA sudah dianggap dewasa, sudah tau mana yang baik dan buruk, sudah mengenal apa artinya persahabatan, bahkan pacar yang bisa bener-bener jadi pendamping hidup. Oh damn! I miss this moment T.T 

Ah ya, masih inget juga nih, banyak yang cinlok di kelas haha karna terlalu lama dan sering bareng akhirnya jadi cinlok deh hihihi nah pas berantem gitu, terus putus juga yang repot. Habis kelas jadi kaya nggak harmonis lagi gitu. Seriusan! Bikin gaje lah pokoknya! Hahaha ckckck pokoknya ada-ada aja. Malah jadi kurang kompak gitu. 2 tahun juga dibimbing sama wali kelas yang sama,  si bunda kami tercinta, Bu Ani. Ah beliau mah favorit banget. Tiap kali kumpul pun slalu diusahain berencana berkunjung ke rumah beliau, meskipun kadang ujungnya nggak jadi. 

Terakhir kumpul sama anak-anak SMA pas 2013, dan itu sekita sebulanan sebelum aku terbang ke Jerman. Sengaja nggak ngasih tau mereka tentang rencanaku ke Jerman. Biar mereka tau sendiri atau cukup dengan postingan foto aja, biar pada terkejut haha ah nggak cuman teman SMA, nggak banyak juga yang tau. Hanya yang kenal dekat denganku aja yang tau huehhehe dan kebukti kok! Mereka kaget coy! Haha

Daaaaann terakhir masa dimana masa yang paling belibet haha mahasiswa! Namanya aja maha (besar) jadi berasa keren, kece, cool. Padahal... Seriusan pusing, ya karna harus jauh dari rumah, orang tua, makan juga beli kalo nggak masak sendiri, dan lain-lain. Pertamanya sih aku kaget, masih cengeng, suka nangis hahaha... Pas akhir-akhir semester aja suka sok sibuk jarang pulang hahaha tapi asiiiikk... Seriusan! Bisa kenal berbagai macam kawan dari berbagai macam daerah, pengalaman organisasi yang luar biasa, yang pasti bikin aku nggak jadi minder lagi. Buktinya, pernah di suruh jadi MC dadakan pas di acara reuni SD tahun 2010 hahahaha Nggak cuman itu juga, jadi kader pemimpin BDS (sorry yeh sombong, cuma mau cerita aja kok) hahaha dulu jadi kepala departemen gitu ceritanya, nah setahun kemudian malah jadi wakil ketua yang sukanya dibagian belakang panggung, atau sering dijadiin seksi acara (meskipun konsep nggak banyak dari seksi acara) haha tapi tetep keren aja kalo jadi seksi acara. Habis itu, masuk BEM yang notabene malah jarangnya kebangetan tiap kali diajakin kumpul. Duh maaf ya Icak hehehe Karna rasanya jumur pengen udahan aja gitu organisasi. Capek!

Teruuuus malah kelewatan bablas sampai nasional. Jadi bendahara IMBSJI! Yaelah macam mana pula haha malah fase ini juga sering main-main nggak karu-karuan. Ke Bandung lah, Malanglah, Jakartalah, Surabayalah, sampe bapak ibu di rumah sering banget bilang "sok sibuk!" Hehehe nggak papa lah ya Pak, Mak! Kan nambah temen. Dan yang paling sedih adalah, pas saat di Surabaya dan hari terakhir dikabarin kalo Bapak Ibu kecelakaan. Itu sediiiiihhh banget dan bikin khawatir. Akhirnya tiket pulang ke Jogja yang uda dibookinb, dibatalkan secara cuma-cuma ganti langsung dengan Bus langsung ke Pemalang. Terus harga bus mahal dan penumpangnya kebanyakan laki-laki, bapak-bapak gitu, perjalanannya 12 jam. Sampai-sampai waktu istirahat nggak turun karna takutnya, terus nahan pipis 12 jam lamanya. Aaaaaa itu seriusan parah gilak karna sendirian. Nggak papa yang penting selamat sampe rumah terus bisa langsung liat keadaan bapak ibu :')

Oke, lanjut lagi...

Nah pas kuliah juga perjuangan buat lulusnya berat haha masuknya berat, lulusnya lebih-lebih hehehe :D jadi, skripsi antara dosen-mahasiswa udah gitu aja. Setauku buku hanyalah sumber/ subjeknya tapi objek adalah guru dan mahasiswa. Bisa kaya akkusativ sama dativ ada objek utama sama objek tambahan (yelah) haha yang jelas asli bikin puyeng. Aku selesai dalam jangka waktu 9 bulan dengan 3 bulan vakum nggak ngerjain skripsi hahaha jadi sebenernya total ngerjain skripsiku cuma 7 bulan, dan dalam waktu 2-3 bulan langsung di tanda tanganin untuk ikut ujian hahaha kampret! Cepet! Hahaha gampang gitu aja butuh waktu berbulan-bulan. Asli parah mah! Hahaha

Nah ya itu, balik lagi antara mahasiswa sama pembimbing. Yang mahasiswanya rajin bolak balik, terus pembimbingnya suka ngundur-ngundur ya ada, terus ada yang pembimbingnya terlalu rajin sampai bolak balik ditanya "udah sampe mana?" terus mahasiswanya yang lemah lembut juga ada. Ah skripsi membuat berbagai macam karakter asli muncul secara tiba-tiba dan tanpa disengaja hahahaha

Ah perjuangan tapi akhirnya lulus juga! Hihihi dan sedih lagi! Ini apalagi juga sedih banget! Lulus, bali, kampung halaman masing-masing, terus jarang nongol, dan main bareng lagi! Ini! Yaini! Teman kos, teman kuliah udah berasa kaya sahabat dan keluarga sendiri di tanah orang. Mereka terkadang dengan senang hati membantu, eh bukan terkadang bahkan sering sekali dengan senang hati membantu. Belanja bareng, jalan-jalan bareng, garap tugas bareng, dandan bareng, aaaaahhh dan seriusan masih banyak lagi. Di kos juga banyak banget nyampur jadi satu, suka, duka, kecewa, semua rasa itu ada. Kembali akhirnya aku mengingat! Bahwa betapapun kenangan baik atau buruk, berkesan atau tidak itu tidak akan pernah terlupakan (kecuali yang Gehirnnya agak lain) :)

Sekarang aku siapa? Dimana? Dengan siapa? Sedang apa? The answer, onlh you and God know! You know as well we know!!!

-Vida Hasan-
Mannheim, 02.03.2015


Share:

23 February 2015

Kurz Trip nach Amsterdam

Perjalanan ini di awali dari hanya kepengen kepengen dan kepengen. Awalnya aku mau melakukan perjalanan ini sendiri tanpa siapapun, iya karna aku kira aku sendirian yang dapet jatah libur. Iya maklum, karna dari tanggal 21 Februari - 2 Maret dapet jatah cuti libur dan nggak kerja sama sekali. Kecuali tanggal 24, emang ada jatah seminar dan itu masuk jatah kerja (gue salah ambil tanggal seminar). Tapi mau gimana lagi, seminar yang pengen banget diikutin adanya pas tanggal itu, jadi aku ambil aja --oke fix, skip tentang seminar--

Nah, tanya mumpung tanya rupa-rupanya Hanirla sama Wida juga libur di tanggal yang sama, sama aku. Maka jadilah, kami berencana bertravelling bertiga. Awalnya antara Amsterdam atau Berlin, cek punya cek, tiket ke Berlin lebih nggak bersahabat harganya daripada ke Amsterdam, akhirnya ke negero Belandalah kami bertiga, malah awalnya mau ke Luxemburg, tapi malah justru bingung kalau ke sana mau kemana hehe yaudah, yaudah, fix tanggal 21 (dini hari) ke Belanda. Perjalanan ini kami lalui melalui jalur darat, cukup bus aja gitu tak terlalu mahal. 

Oke, langsung pas hari H aja, aku berceritanya.


Nah, sebelum berangkat menuju ke terminal bus yang terletak di dekat stasiun Mannheim, kami bertiga menyempatkan diri untuk berwefie ria (lokasi di boarding house platanen, lantai 5).


Bus kami berangkat pada tanggal 21 Februari pukul 02:25. Jadi, sebelum jam itu kami harus tiba di terminal bus, dekat stasiun Mannheim. Sebelum berangkat, aku emang sengaja nyuruh Hanir sama Wida buat mampir ke tempatku dulu, mumpung masak banyak terus takut nggak habis, bosen, dengan jatah makanannya, akhirnya aku suruh merekalah ke rumah. Iya maklum aja, rumahku kan emang di Mannheim, jadi kami berangkat tinggal beberapa jam saja nunggu di stasiunnya.

So, jam pukul menunjukkan 00:00, kami pun siap-siap menggunakan kereta menuju stasiun terus jalan kaki ke terminal bus. Kereta yang dari tempatku berangkat pukul 00:21 dan tiba di stasiun pukul 00:50. Gilak, ini mah emang masih nunggu sekitar 2 jam sampe bus ke Amsterdamnya berangkat. Pertanyaannya adalah, busnya udah ada belom? Tentu aja, bus kami belum ada. Kami pun harus rela menunggu sampai pukul 02:00 di stasiun. Parah dinginnya, nggak kuat. Bercengkerama sampai malam, mendengarkan musik, ngemil gorengan, dan lain-lain. Pokoknya kami melakukan sesuatu biar nggak ngerasa lama nunggu jam. Dan akhirnya, tepat pukul 02:00 kami pun berjalan ke terminal bus yang berjarak nggak terlalu jauh dari stasiun kereta (tempat mangkal kami sebelum berangkat). Pas uda nyampe, tau-tau bus kami uda mangkal aja di sana. Tau gitu mah, uda agak dari tadi nunggu di sananya, daripada kedinginan nungguin di stasiun.

Oke, kami pun langsung diperiksa tiket dan data diri kami, terus setelah dicek, kami pun langsung mencari tempat duduk di dalam bus, sembari menghangatkan diri. Wida satu tempat duduk dengan Hanirla, dan aku sendirian. Ya maklum, kan ganjil bertiga, jadi salah satu kudu bobo sendirian 😝 oke dan skip lagi. Bus kami berjalan tepat pukul 02:30, beberapa menit kemudian aku uda tewas aja nggak sadarkan diri. Cukup. Haha

Aku masih belum bisa mengira-ngira berapa lama perjalanan ini. Sesekali terbangun, dan bus berhenti di Frankfurt airport menjemput penumpang yang lain. Setelah itu aku kembali tertidur pulas. Beberapa jam kemudian bus berhenti barang 15 menit untuk istirahat, merokok, toilet, dan lain-lain. Tapi dengan tenang, aku tetap kekeuh bobok dengan nyenyaknya, tanpa menghiraukan siapapun. Uda duduk sendirian, tidur terus, kaki diselonjorin, ah nyaman! Hehe

Oke, perjalanan kembali hingga pukul 06:30 bus kembali berhenti untuk (katanya tour guide kami) sarapan, dan semua penumpang diharuskan untuk turun demi keselamatan barang yang ada di dalam bus. Baiklah, mumpung istirahat selalu sempatkan diri ke kamar kecil, karna itu sangatlah penting. Mau buang air apapun itu terserah, tapi seriusan beneran wajib ke kamar kecil. Setelah itu kami duduk-duduk sebentar, sembari menunggu handphone hanir kembali menyala karna sedang di charging.

Kami pun kembali melakukan perjalanan tepat pukul 07:00, menurut keterangan tour guide, kami akan tiba di Amsterdam sekita pukul 09:00. Ah... Lanjut tidur, pikirku kalau begitu. --emang dasar tukang tidur mah tidur aja gitu--

Pukul 09:00
Dan kami pun tiba di Amsterdam. Buru-buru aku, wida dan hanir turun dari bus. Mencari mesin automat buat beli tiket metro (katakanlah metro biar agak mudah gitu). Setelah nemu mesin automat, pikir dipikir uda diutak utik beberapa kali rupanya emang beda, nggak paham meskipun uda pake bahasa inggris segala macamnya. Akhirnya si wida tanya bagian informasi setempat terus kami cukup harus bertanya lagi ke pusat informasi yang ada di depan stasiun Amsterdam. Dapatlah kami tiket untuk seharian keliling Amsterdam. Lumayan banget emang harga tiketnya, 7.50€ beroh. Lo kalo di Mannheim, 6 sekian euro uda dapet tiket begituan haha. Nggak papa sekali-kali, lagian cukup sekali kan ke Amsterdam 😄 kenapa tiket transport mahal? Iyalah, dimana-mana orang di sana kebanyakan ngendarain sepeda. Pas pertama kali banget aku turun dan nginjak tanahnya aja, uda banyak banget sepeda diparkir, jalan sepeda pun khusus. Kalo kita berjalan di tempat khusus buat sepeda, bisa-bisa kena marah pengendaranya. Itu khusus banget, jerman aja kalah kalo untuk masalah sepeda menyepeda kni kok. Jerman kebanyakan pengendara roda empatnya, lebih luxus. Hello Amsterdam!!!




Setelah dapet tiket, dua orang kawan aku membaca peta. Peta di Eropa itu adalah wajib, nggak ada peta bisa bingung, minimal juga tanya orang kalo ujungnya bingung nggak bisa baca peta. Nah kalo tanya orang terus juga kan nggak enak, maka hak wajiblah kemana pun pergi membawa peta. Nah, selagi menunggu dua kawanku membaca peta, aku? Oh aku mah tinggal ngikutin mereka aja. Mereka kurang mempercayai kehandalanku untuk membaca peta, meskipun kadang sesekali bener, tetep dua orang kawanku ini masih kurang percaya aja dengan kehandalanku membaca peta, alhasil yaudala bengong 😁😁😁

Setelah nemu, tempat pertama kali yang dituju adalah I AM STERDAM letter, tulisan doang sih sebenernya, tapi mungkin kalo nggak ke sana belum ke Amsterdam kali ya hehe. Naiklah kami metro. Nah kan mau naik metro aja bingung mau pake apa, bolak balik baca peta, tau-tau aku cuma baca papan aja gitu cari nomer metro. Udah beres, nggak perlu baca peta lagi, baru deh mereka percaya kalo ada papan gede terpampang di jalan metro berapa aja yang jalan di halte A. Jalanlah sebentar kami ke halte B, dan di sanalah metro tujuan kami beroperasi. Naiknya pun bingung, darimana, giliran aku ngomong lagi malah dibilang "iya po?" Ah yauda, agaknya masih belum dipercaya lagi dengan hanya membaca feeling. Hmm 😝 taunya bener juga 😁😁


Amsterdam Letter


Sampai di sana malah tewas hujan! Yelah! 
Tapi karna masih lumayan pagi, tempat ini masih lumayan sepi. Biasanya kan ramai baby banyak orang, sampai temenku yang minggu lalu ke Amsterdam aja curhat, nggak bisa foto di tulisannya karna saking ramainya. Tempat ini deket sama museum Ritz Amsterdam, pas mau masuk museum, ini mah museum mewah kali, gede banget, batin cuma bilang, pasti mahal masuknya. Dan bener aja masuknya mahal, 17,50€. Pengen masuk museumnya, tapi gegara mahal itulah jadi nggak jadi masuk museum yang super mewah ini. Akhirnya penggantinya museum Ritz masuk ke Amsterdam museum. Jadilah balik lagi naik metro. Balik lagi arah stasiun, trus ke Amsterdam museum deh.


Ritz Museum

Masuk ke Amsterdam museum bayar aslinya 13€, tapi karna kami punya kartu social young akhirnya dapet potongan jadi 9€ deh. Hehe sempet ditanya juga, "jadi kalian mahasiswi?" Diiyain aja, biar dapet potongan haha lumayan kan. Masuk museum aja, tas harus ditaruh di locker, nggak boleh membawa apa-apa, kecuali kamera mah boleh aja. Jaket dan tas kami masukkan ke loker yang udah disediain pihak museum. Yaudah, yang namanya museum kan isinya barang-barang antik gitu. Nah, kalo di Amsterdam museum ini lebih menonjol atau identik ke jaman kehidupan kerajaan Belanda tempo dulu, bahkan di sana juga dijelaskan perjalanan VOC yang sempat juga menjajah Indonesia selama kurang lebih 350 tahun lamanya. Waw banget kan. Iya banget. Banyakan foto-foto dari raja-raja tempo dulu, yang paling diinget buatku di museum ini adalah foto dari pasangan lesbi yang pertama kali menikah di Belanda (aku lupa siapa nama pasangan ini) yang jelas, ini deklarasi yang diijinkan dari pemerintah Belanda untuk menikah sesama jenis.


Frank Witterbrood and Peter Lemke

Oke, sekitar pukul 13:00 kami keluar dari museum Amsterdam. Gerimis masih menyelimuti perjalanan kami bertiga. No problem, tetep jalan aja meskipun hujan pun. Ini semua karna waktu. Udah gitu aja. Berikutnya, kami harus buka kembali peta mengarah ke Anne Frank Huis. Tau itu siapa? Iya sabar, nyar dikasih tau kalo uda ketemu tempatnya 😛 Carilah kembali kami metro, balik lagi ke kota, pusat perbelanjaannya. Terus nyasarlah kami di Madam Taussads. Waaa ini sebenernya pengen masuk banget, uda di depannya pas, tau-tau mahal bo masuknya. 33€ per orang 😂😭😭 nggak papa sebenernya, toh lagian sekali seumur hidup aja habis itu udah nggak lagi. Tapi mengingat karna di Berlin ada juga Madam Taussads, terus belum ke sana, yauda deh di Berlin aja masuknya. Ini sekarang di Amsterdam nyari yang nggak ada di Belanda. Oke, check in ke Anne Frank Huis. Cari lagi halte metro, buka lagi peta, udah mentok tanya orang metro yang mengarah ke Museum Anne Frank. Taunya deket gereja tua yang si Wida Hanir mau masuk, tapi nggak jadi gara-gara disuruh bayar 10€.

Yey! Dan sampailah kami di Anne Frank Huis... Tapi, bentar-bentar (pikir gue pas lagi di dalem metro) "waw gilak! Antriannya dari ujung sampe ujung bo'. Mantep banget ini antrian masuknya. Oh God!" Oke, awalnya antara niat dan nggak niat, sambil berdiskusi jadi masuk apa nggak, akhirnya sembari ngantri paling belakang, baiklah masuk, niat, pasti bisa sampai ujung depan sana! Asli ini sih paling lama banget seumur-umur yang baru pernah aku lakuin. Demi dan demi banget masuk ke museum Anne Frank Huis, bisa-bisanya ngantri sepanjang ini dan bakalan lama banget sampe ujung ticketing sana 😭😭 beberapa kali sampai hujan, gerimis, reda, hujan lagi, gerimis lagi, reda lagi, begitulah. Semacam menembus lorong yang nggak tau arahnya *halah plak* hahaha sampai cemilan kami pun, yang kami bawa dari rumah, akhirnya satu per satu pun tak bersisa, cuma tinggal bungkus-bungkusnya yang ada.
Antrian masuk Anne Frank Huis

2 jam kemudian...
Akhirnya... Bisa sampai ujung yang jualan tiket juga. Selama 2 jam menunggu di luar, ini sih hal gila gegara beneran pengen banget banget masuk ke museumnya Anne Frank hahaha pas masuk uda hampir jadi es batu, saking nunggu lama banget 2 jam di luar. Kalo pas cuacanya bagus sih nggak masalah, lhah ini? Udah berangin, dingin, duhlah asli gila banget sih kalo menurutku.

Oke, dan aku uda janji mau ceritain si Anne Frank ini. Jadi nih, Anne Frank itu salah satu anak gadis dari Otto Frank. Mereka keluarga yahudi yang berhasil bersembunyi selama bertahun-tahun dari kejaran para diktator Nazi pas jaman perang dunia ke dua. Nah, si Anne Frank ini sosok gadis cerda, dia bahkan bercita-cita ingin menjadi jurnalis. Pas umurnya 13 tahun dia memulai menulis diary, menulis tentang kesehariannya di balik persembunyiannya ini. Iya maklum, dengan umur segitu yang seharusnya bisa bermain-main di luar sana bersama dengan teman-temannya harus menerima kenyataan pahit bahwa dirinya di luar sana tak aman karna menjadi target dari para diktator. 

Di Anne Frank Huis (Anne Frank House) inilah semua kisahnya bermula. Bukan hanya Frank family yang bersembunyi, namun ada beberapa orang yang juga ikut bersembunyi di rumah ini. Kalau diceritakn siapa-siapanya aja sih lumayan banyak, ada sekitar 12 orang yang bersembunyi (baca google aja mah kalau pengen lengkapnya ) 😝

Pas masuk di pintu pertama si rumahnya Anne ini rasanya uda kaya berada di jaman dulu aja, pas jaman perang dunia kedua. Nah di tembok depannya udah disuguhi aja kalimat pemanis (buat gue sih) dari Anne Frank sendiri, yang diambil langsung dari buku diarinya. Begini kalimatnya "I know what I want, I have goal, I have opinions, a religion, and love", yap! Dan dari situlah aku mulai seperti masuk ke dalam dunianya Anne Frank pas jaman dahulu banget. Merinding bo'. Tiap langkah yang aku lalui, tip ruang punya kesan masing-masing, karna di tiap ruangan ditulis dengan keterangan dan kisah dari keluarga ini. Kebanyakan pun diambil langsung dari buku diari Anne Frank. Asli keren sekali!!! (Gue masuk ke jaman tempo dulu banget ini).

Iya toll banget rasanya, di luar nunggu 2 jam, masuk pun juga 2 jam gara-gara harus ngantri juga langkah demi langkah, karna banyak orang juga di dalam ruangannya. Makanya, kami nggak diijinkan buat mengambil gambar di rumahnya 😔 karna bisa jadi mengganggu yang lagi menikmati membaca diari si Anne ini. Cukup tau aja lah ya, setiap langkah, ruang, dan tulisan-tulisannya membuatku masuk ke tempo dulu. Serius nggak boong (saran gue, kalo lo di Amsterdam, ini tempat kudu wajib lo kunjungin banget. Recomended banget lah pokoknya sekalipun ngantri lama dijamin puas. Buat yang suka sejarah sih terutama).

Postcard Anne Frank

Baiklah, perjalanan di Anne Frank ditutup dengan perjalanan selanjutnya MAKAN!!! Ini wajib banget. Mengingat dari pagi sampai sore/ malam belum makan karbohidrat haha cuma makan cemilan-cemilan doang, meskipun masih kerasa kenyang, tapi belum plong rasanya kalo belom makan, makanan yang bener. Yauda, carilah kami resto yang harganya cukup terjangkau sisa-sisa duit kami haha.. Kembali naik metro.

Si Hanir pengen banget makan makanan khas nusantara tapi ala Eropa. Nah loh! Haha (gue sih nggak tau apa itu) katanya dia ada liat gitu sate tapi nggak pake lontong atau nasi, terus penggantinya pake pommes. Nah! Ini yang agak susah nyarinya, nggak tau nama makanannya apa, nggak tau di restoran apa namanya, yang penting menunya begituan. Hahaha udahlah, muter-muter nyari restoran, terus menu yang dimaksud. Nggak nemu, tau-tau jatuhnya ke restorant BOJO, ini resto makanan Indonesia hang ada di Amsterdam haha.. Milih di sini, karna ada sate ayamnya, dan harganya masih terjangkau lah daripada yang lain. Terus Indonesia bo' haha (iya ujungnya makanannya Indo lagi) 😅😅😅 yang penting kenyang! Udah aja gitu.

Also, aku milih menu tahu campur pake lontong, hanir sate ayam pake lontong terus wida gado-gado pake lontong. Minumannya, aku es cendol. Wida jus mangga (tapi bukan mangga asli, cuma dari kemasan gitu haha), terus Hanir beer. Oke! Nggak papa lah ya, yang penting (sekali lagi) makanan Indo! Beberapa menit kemudian... Widih, ini resto rame banget rupanya! Seriusan rame! Haha tapi restoran Indo di Belanda juga nggak cuma di tempat yang kami makan aja sih, kayaknya ada lumayan banyak juga resto Indo di Belanda, terutama di Amsterdam. Mungkin ini satu dari sekian banyak resto Indo di Belanda. Pas mau cari makan dan setelah makan pun masih banyak yang nawarin kami buat ke restonya. Malah dikiran orang malaysia kami ini hihihi iya kan muka-muka Asia emang tipenya sama begitu. Nggak ada bedanya 😁😁😁

Restoran Indonesia di Amsterdam
Oke, setelah makan langsung ke tujuan selanjutnya, ke toko souvenir. Ah, kalo ke toko souvenir mah tau lah ya. Nggak perlu diceritain. Nggak banyak beli juga, kan kudu ngirit buat beli tiket pesawat, biar nggak terdampar di sini gara-gara nggak bisa pulang ke Indo cuma karna nggak punya duit. 😪😪😪

Nah, sesi tujuan terakhir ini nih yang bikin mata bego aku langsung muncul haha mata aku cuma bisa bengong ngeliatnya. Awalnya sih nggak tau sama yang namanya Red District Light ini isinya apa aja juga nggak tau. Kalo dari awal sih cuma mikir, oh mungkin ada lampu-lampu cantik gitu warna merah di jalan-jalan. Makanya deh namanya kaya gitu. Pas si Wida bilang ke Hanir, kita suruh tanya orang, trus Hanir bilang, "masa sih kita nanya begituan sama orang?" Udah nggak usah. Nah, dari situlah aku tersadar dan baru nanya, "emang itu tempat apa?" Baru deh ngeh kalo rupanya tempat macam "begituan". 

Pikirnya sih awalnya biasa aja, tau-tau pas sampe tempatnya mata aku beneran melotot, muka bego sebego-begonya, cuma bisa bengong doang. Dalam hati cuma berkali-kali tanya "itu apa? Itu apa? Itu apa?" Oh my God! Hahahaha ini mah sex shop. Oke, fix, aku nutup kepalaku pake tudung jaket. Iya kali pake jilbab ke tempat begituan, jadi mata orang uda tertuju aja gitu ke arah aku. Iya, jadi pusat perhatian orang 😁😁😁😂😂😂

Nah, sampailah di tempat dimana ada banyak lampu-lampu merah di sekitar jalan deket canal. Tapi lampunya itu di dalem ruangan gitu. Nah pas kebetulan lewat yang lampu merah, ada noni Londo yang cuma pake bikini doang. Cukup terkejut, langsung aja aku tanya "eh itu mbaknya ngapain?" Terus si Wida bilang, "Iya itu mbaknya kaya gitu emang. Itu coba liat ada yang baru mandi" si Wida malah suruh ngeliatin noni londo yang habis mandi, ah. Hahahaha gue? Lagi-lagi muka bego! Hahahaha

Oke, sekarang jadi lebih paham. Oh ternyata maksud dari Red district light itu kaya begini? Owalah... Oke, fix paham.

Hanir und Wida in Red District Light Amsterdam
Keliling sekitar satu jam kurang lebihnya, tepat pukul 20:00 kami harus kembali ke stasiun. Iya karna pukul 21:00 kami harus kembali melakukan perjalanan pulang ke Jerman.

Sampai Jerman pukul 03:00 dini hari. Berasa mimpi aja kemarin malam dimana, terus tadi dimana, sekarang udah ada dimana. Kaya nggak ngerasa habis dari Belanda, kaya nggak ngerasa baru dari Amsterdam. Asli 12 jam di Amsterdam itu antara iya atau nggak, percaya nggak percaya kalo kami beneran di sana kemarin hari sabtu.

Perjalanan yang sangat singkat, tapi cukuplah mengenang! Terima kasih wida hanirla sudah jadi kawan berpetualang di Amsterdam. Semoga next holiday bisa bareng lagi sama kalian. Hehe 



Mannheim, 22 Februari 2015
-Vida Hasan-
Share:

20 February 2015

Diet Mayo (ceritanya)

So, ini sih bingung mau cerita kaya mana. Tapi yang pasti ini emang aku suka banget sok-sokan gitu ikut-ikutan diet mayo, atau yang lagi beken saat ini diet yang makannya tiap hari tanpa garam selama 13 hari. Jadwal menunya pun udah direncanain, yang penting tinggal pinter-pinternya diri kita ini aja ngolahnya kaya gimana hehe

Jadi berawal dari suka baca-baca blog, terus tau tentang diet mayo ini dari kak Rahne Putri, yang suka upload photo menu diet mayo di instagram. Setelah itu aku baca-baca deh tentang diet mayo, terus perdalam sampe bener-bener menghayatinya 😄😄😄 

Salut banget emang sama yang uda sukses sama diet mayo, aku? Ouch hari ke 7 aja uda lemes dedes, kaya mau terbang, kepala uda keliyengan nggak karuan haha emang dasar tukang makan nasi, mau ikutan gaya-gayaan aja diet 😌 habisnya sejak badanku turun hampir 17 kilo setahun yang lalu, dikit-dikit malah nambah lagi. Alhasil, karna kemungkinan depresi gegara badan dikit-dikit jadi naik, ada niatan lagi mau nurunin. 

Well, jadi dulu berat badanku pas pertama kali datang ke Jerman adalah 77 kilogram. Itu uda gede banget, nggak bisa jalan pula, berat rasanya. Nah, nggak ada angin, nggak ada acara diet, nggak ada acara olahraga alhasil, berat badanku jadi turun drastis 65 kilogram. Itu uda prestasi luar biasa banget buat aku hehehe... Padahal pas waktu di Indo, yang namanya mau diet, ada aja deh pokoknya halangan. Mama masak macem-macem yaudah kepentok, akhirnya makan. Pas di Jerman? Boro-boro makan, masakin orang iya hehe (ah yaudah, itu cerita buruk. Tak perlu dibahas) 😄

Nah, sejak tinggal sendirian sekarang, jadi suka banget masak-masak sampe nyobain resep-resep masakan nusantara. Bahkan sering makan-makan bareng sama temen-temen pas ada waktu, nongkrong, ngemil, dan lain-lain. Ini membahayakan jiwa dan raga sebenernya. Alhasil, pipi jadi tembem lagi, berat badan pun nambah dikit-dikit jadi 2 kilogram. Padahal sebelumnya sempet turun lagi jadi 63 kilo, trus jadi 65 kilo, eh trus jadi 67 kilo dong 😳😳😳 emang yah, dasarnya tukang makan, nggak bisa ngontrol diri ckckck 😌😌😌

Nah, akhirnya kepikiran lah mau nyobain yang namanya diet mayo ini. Diet yang masakannya tanpa menggunakan garam sama sekali. Dulu pernah nyoba sekali, terus pas hari ke 3 atau ke 4 ancur hahaha gara-gara diundang sama temen makan. Lumayan sih, waktu itu turun 2 kilo dalam waktu singkat banget gitu hehe

Nah. Ini percobaan kedua diet mayo. Jadi beginilah alur ceritanya, sampe hari ke 7 aku terpaksa 'medot' karna nggak kuat 😁

Hari 1
Hari pertama masih lancar aja, meskipun lemes namanya juga udah niat. Mau nggak mau kudu dijalanin banget banget ini. Buat sarapan menunya sesuai yang dipetunjuk teh/ kopi pake 1sdt gula. Terus makan siang telur, bayam, tomat, tomatnya juga pake tomat cherri karna itu yang murah haha... Nah makan malamnya aku makan bistik goreng sama brokoli. Harusnya emang pake selada, karna selada cukup mahal di sini, yaudah pilihlah brokoli, Seriusan eneg, makan sayur tanpa garam apalagi aku notabene nggak doyan sayuran gituan 😭😭 tapi hari pertama lancar jaya. Haha

Hari 2
Well, so weit so gut. Hari kedua, makin semangat. Meskipun agak masih belum biasa, mau nggak mau pun jadi terbiasa. Sarapan masih sama pake teh +1sdt gula, makan siang lagi-lagi ketemu bistik sama brokoli, trus makan malam lumayan ada ayam rebus sama 1 buah pisang. Oh iya, hari kedua ini kan hari minggu. Nah kebetulan, di tempat aku tinggal ada karnaval. Dan aku sengaja nonton karnaval ini. Alhasil aku bawa cemilan sore buah ngeganjal perut pake buah pisang. Nggak tau dibolehin apa nggak, yang jelas masih mikir, kan 3 jam sekali makannya kalo diitung-iitung. Masa aku harus nunggu sampe sebelum jam 6 sore buat makan malam lagi. Tewas lah aku 😭

Hari 3
Oke hari ketiga, aku rasa aku bakal bisa sampe minggu depan. Haha ini hari juga uda tugas lagi, masuk jatah pagi jam 6 pula. Iya, berarti sarapan kudu banget di tempat kerja. Uda bawa bekal buat makan siang juga sebenernya, tapi bekalnya nggak aku makan karna nggak sempat 😭😭😭 aku rasa aku melanggar aturan main. Trus akhirnya pun, aku pulang dengan perut kosong dan cuma makan buah apel jam 3 sorenya. Nah malemnya, aku makan normal sesuai menu yang uda dikasih tau. Trus kepikiran malam ini buat beli beberapa bahan yang agaknya ada yg belum lengkap. Belilah kismis, aku pikir mungkin buat snack sore gitu makan kismis, kan masih kejatah sehat hehe menu sarapan masih normal sama teh+1 sdt gula, makan siang telur, bayam, tomat, buah (nggak sempet makan 😭), makan malamnya ayam rebus plus bayam pake jeruk lemon.

Hari 4
Hari ke 4, hari yang agaknya cukup berat. Hari ke 4 ini aku ikutan karnaval kostum sama penghuni di tempat kerjaku. Harus bawa kursi roda mereka, ngedorong kursi roda dan jalan kaki sejauh 6 kilometer. Oke, nggak masalah itung-itung buat olahraga. Tapi, menu sarapanku pagi ini agaknya beda, salad buah (apel+pisang), makan siang omelet wortel, terus makan malam yoghurt, apel dan lemon. Lemonnya nggak aku taburi buat apa-apa. Aku sih enak-enak aja makan lemon begituan hehe

Hari 5
So so, sampai hari ke 5 acara berjalan dengan lancar jaya. Semakin yakin kalo bisa sampe 13 hari makan tanpa garam. Hari ini sih dines kejatahan masuk siang, jadi paginya sampe makan siang masih bisa ngublek di rumah sendiri hehe dan harus bikin bekal buat makan malamnya. Sarapan pagi aku cuma makan buah apel hehe, di menu aslinya mah harusnya wortel parut pake lemon. Tapi nggak gitu doyan 😛 jadi cuma makan buah apel doang deh sebiji haha makan siangnya ayam rebus aja udah cukup, makan malamnya aku pake tumis daging bayam brokoli (tetep hambar rasanya 😭😭😂). Oh ya, ini sih agak sedikit lucu. Jadi, kalo di menu sebenernya ayam kukus pake mentega. Mentega untuk diet mayo kan mentega khusus yang bener2 nggak ada kadar garamnya. Nah sebelum melakukan diet ini, aku beli mentega yang aku pake pas buat percobaan pertama kali diet mayo. Di komposisi nggak ada tulisan kadar garam sama sekali, dan beberapa kali menggunakan mentega ini buat ngegoreng bistik dan telur kupikir rasa asinnya asalnya dari daging. Eh tau-tau 😭😂😭 menteganya mengandung kadar garam meskipun nggak banyak zzz (kena lagi deh, aturan yang nggak berlaku. Parah). Tapi tetep aja lanjut sesuai menu. Makanya akhirnya aku makan cuma pake ayam rebus 1 aja, terus tumis aku langsung rebus pakai air tanpa minyak atau apapun. Glek!

Hari 6
Yey, sudah hari ke 6 rupanya. Nggak terasa. Hehe
Jadi jadi aku masih aja tetep lanjut. Sarapannya lumayan ada rotinya, jadi nggak bosen. Jadi, aku ada roti tawa gandum, trus aku panggang di atas wajan (cuma selembar) trus pake selai aprikosa (nggak tau bahasa Indonya) haha trus tetep pake teh pake 1 sdt gula, makan siang aku masak daging tumis bayam, buat bekal makan malam aku bikin telur dadar lagi pake wortel. Lumayan lah ya. Meskipun ujungnya aku uda agak lemes nggak karuan. Padahal cemilan sore masih dapet meskipun kismis gitu 😁😁

Hari 7
Nah ini nih haha hari dimana akhirnya aku mutusin buat udahan aja gitu. Nggak tau kenapa udah nggak ada semangatnya lagi. Ini gara-gara hari ini mau ke Amsterdam, makanya deh aku cukupin dietnya. Sarapan aja uda nggak karuan, makan yoghurt (lumayanlah) tapi habis itu ngemil kue kelapa gitu 2 potong pula, uda giti ditambah lagi coklat haha ah payah mah ini. Seriusan, ngeliyeng gegaranya. Pas lagi beresin salah satu penghuni, tiba-tiba badan greges aja gitu, nggak ada nafsu apa-apa sama sekali. Mau makan jadi agak gimana gitu tadi sebenernya. Tapi pas makan kue kelapa, berasa lamaaaaa banget nggak makan cemilan. Nah kagetnya lagi pas nyicip quark (semacam saus yoghurt), terus kerasa banget ada garamnya, lidah lumayan kaget. Beda aja rasanya. Hehe

Jadi, selama 6 hari makan tanpa garam aja bisa turun sampe 4 kilogram akunya hehe... Lumayanlah yaa.. Sekarang berat badanku jadi 60 kilogram dr 64 kilo awalnya hehe.. Lumayanlah daripada nggak turun sama sekali. Mungkin besok-besok dietnya puasa sebulan udah luar biasa banget. Hampir 20 jam lebih... Hehehe yang penting sih sehat terus nggak ada penyakit apapun gitu uda bahagia hahaha


Mannheim, 20.02.2015
-Vida Hasan-
Share:

12 February 2015

The Journey #6

Judul the journey 6 ini meneruskan kisah perjalanan saya pertama kalinya di Jerman. Mohon maaf, meskipun ini sudah sangat lama sekali tapi saya akan berusaha merangkumnya. Karna perjalanan menakjubkan ini tidak ingin saya abaikan begitu saja, karna saya juga ingin berbagi. Sudah lama sekali rasanya saya tidak menuliskan perjalanan ini di blog. Iya maklum, karna keterbatasan waktu, hingga pada akhirnya saya pun hampir lupa bagaimana menulis.

21. August 2013, Nienburg

Akhirnya setelah perjalanan kurang lebih 20 jam lamanya, tibalah kaki ini menginjakkan negeri bernama Jerman. Betapa gugupnya karna pertama kalinya dengan modal yang begitu nekat, dan tekad yang kuat, akhirnya saya pun sampai pada negeri impian ini. Iya, saya turun di bandara Hannover, karna kota Hannover, kota terdekat dimana saya akan tinggal, Nienburg.

Saya turun dari pesawat mengikuti penumpang yang lainnya, "oh yeah akhirnya" wajah saya masih menunjukkan sikap terkagum-kagum sambil tak percaya, bahwa saya berada di negeri Eropa ini. Masih merasa harus membuka mata, mengucek-ngucek kembali mata, karna masih saja saya belum sadar, benarkah saya di Jerman? Benarkah ini Jerman? Saya tersadar, ketika pengecekan paspor dan visa saya oleh petugas, dan mereka berbicara berbahasa Jerman "o yeah... This is Germany. I'm not wrong!" Entah kenapa tampang saya saat itu menjadi pusat perhatian, polos, lugu, dan hanya melongo saja. Mungkin petugas cuman bisa melihat keanehan diri saya ini. "Iya maklum saja Pak, saya juga kan pertama kalinya ke luar negeri, pertama kalinya nge Jerman ria".

Setelah data saya dicek, saya pun boleh memasuki pintu keluar bandara, dan mengambil koper bawaan saya. Saya cukup mencari-cari Gastmutter saya saat itu, karna saat itu beliaulah yang menjemput saya. Wanita separuh baya ini memandangi saya, dan memanggil nama saya "Vida?", saya pun langsung tersenyum sambil memeluknya. "Ja, ich bin Vida (iya, saya Vida)". Percakapan ringan antara saya dan beliau pun dimulai "Geht's dir gur? Und wie warst dein Flug? Hat alles geklappt?" (Gimana kabarnya? Penerbangannya aman-aman saja kan?), tanyanya. "Ja, ja. Alles geklappt. Aber ich hatte bisschen Angst, weil das mein erster Flug war. Ich bin noch nie mit dem Flugzeug geflogen, wenn ich Urlaub hatte". (iya baik. Tapi saya sedikit takut, karena ini penerbangan saya yang pertama kalinya. Saya belum pernah sama sekali bepergian dengan menggunakan pesawat terbang). Beliau pun tersenyum.

Di perjalanan menuju rumahnya, saya pun merasa krik krik. Entah apalagi yang ingin saya tanyakan padanya. Maklum saja, hal demikian kemungkinan memang sering terjadi. Pertama kali berjumpa, saat itu hanya saling balas membalas email, lalu beberapa kali skype, dan itu pun tak pernah melihat secara langsung wajah mereka. Hanya melalui foto dan suara masing-masing. Tapi tetep, kalau nggak basa basi bukan vida sih namanya, haha.. Harus ada basa basi, biar nggak krik krik. Akhirnya saya beranikan diri membuka percakapan, bertanya-tanya seputar Jerman, keluarga, bahkan peraturan yang ada di Jerman.

Keluarga asuh saya ini termasuk orang Turki, bukan Jerman asli. Gastmutter saya lahir dan besar di Jerman, makanya bahasa Jermannya bagus. Katanya kalo saya butuh bantuan, beliau pun siap membantu saya kalau ada kesusahan terutama dalam berbahasa Jerman.

Tak beberapa lama kemudian, tibalah saya di kota Nienburg. Tapi sebelumnya, Gastmutter saya ingin membeli sesuatu, alhasil mampirlah kami di toko semacam pernak-pernik gitu. Awalnya beliau menawarkan ke saya, saya mau ikut atau nggak ke toko? Lalu, saya jawab iya saya ikut, nggak papa sekalian langsung. Supaya si Gastmutter saya tak perlu bolak balik. Toh katanya juga, di rumah nggak ada siapa-siapa. Suaminya masih kerja, belum pulang, sedangkan anak-anaknya masih di sekolah, dan masih dijemput Novita, meskipun sebentar lagi mereka pulang. 

Saya hanya cukup takjub, melongo, masih memasang tampang ndeso. "Oh, tokonya kaya gini. Bagus, lucu, pun pernak pernik yang dijualnya juga lucu-lucu". Saya masih dibuat terkagum-kagum meskipun hanya toko kecil pernak pernik, mungkin kalau di Indonesia semacam toko merah (kalau di Jogja), toko tip top (kalau di Pemalang), atau semacam toko yang menjual kertas lucu-lucu, dan bahan untuk menggambar, mewarnai, bikin prakarya, semacam itu. Ini tokonya rapi, nggak njelimet jadi pas masuk disuguhnya itu langsung seperti menjadi pusat perhatian, dan banyak barang yang lucu.

Hanya dengan waktu sekejap, si Ibu pun selesai membeli barang yang ingin dibelinya. Kami pun langsung kembali tancap gas pulang ke rumah. Beliau sempet bilang, kalau beliausaya bingung ingin ngasih makan apa ke saya, mau masak apa. Takut-takut kalau dianya masak masakan Turki saya nggak doyan, secara baru pertama kalinya datang, terus disuguhinlah makanan asing yang belum pernah saya makan sama sekali. Tapi saya bilang "ist egal, kein Problem. Ich kann ja auch das Essen essen". (Terserah, nggak masalah. Saya juga bisa makan makanannya kok). 

Sampailah saya di rumah (baru) yang akan saya tinggali ini selama setahun. Rumahnya kecil, tak begitu rapi, agak berantakan, tapi lumayan buat ditinggali. Sejujurnya saya cukup kaget dengan kondisi rumahnya. Karna saya pikir, meskipun orang Turki, tapi mereka tetep mempertahankan kerapian, kebersihan dan lain-lain. Rupanya, ini beda. Justru saya merasa, lebih rapih dan bersih rumah bapak ibu di rumah, di Indonesia. Dan saat itu yang saya pikirkan adalah "ah tidak apa. Setahun ini". 

Saya pun diantar menuju kamar saya, dan keliling rumah. Dimana dapur, mesin cuci, kamar anak-anak, ruang utama. Kalau rumah orang di Eropa, standarnya yang penting ada Keller (gudang bawah tanah) yang berguna untuk tempat mencuci pakaian, atau penyimpanan makanan, atau barang-barang untuk kebun, terus di belakang wajib ada kebun meskipun itu kecil.

Yang saya bayangkan adalah, harusnya sih teratur. Oke, balik lagi setelah berkeliling rumah, saatnya beramah tamah, anak-anak sudah pulang ke rumah, namun mereka masih sedikit terkejut melihat kehadiran saya, well masih saya maklumin karna saya masih sangat baru, bahkan baru datang. Namanya juga anak-anak, jadi masih agak suka cari perhatian ke sana kemari, nggak jelas, masih aneh dengan kehadiran saya. Setelah anak-anak datang, datanglah si Gastvater saya. Dia ramah, meskipun dari mimik muka agak menyeramkan buat saya hihihi 😁😁😁 mungkin karna banyak jenggotnya, dan persis seperti orang Arab asli yang item dan banyak jenggotnya 😁😁😁 tapi rupanya baik dan perhatian.

So, saya pun disajikan makanan Turki. Si Ibu memasak, kentang rebus, saus tomat dan daging kambing (iga). Enak. Kenyang. 😛😛😛

Setelah itu saya bebersih diri, dan beristirahat sebentar, ketika malamnya pun kami makan malam bersama, mengobrol agar mempeerat diri, biar seperti keluarga. 

Rasanya menyenangkan, karena bisa beramah tamah dan berkenalan dengan keluarga asing yang baru saja beberapa bulan saya kenal. Sudah merasa seperti keluarga.

But, the journey is not ending. My journey it's beginning. Hello world! 😊😊😊


Mannheim, 12. Februar 2015
-Vida Hasan-
Share:

11 February 2015

Untukmu yang masih di hati, tapi tak bisa kuraih

Hai kamu, kamu apa kabar? Masih ingat kah kamu dengan hal-hal yang pernah kita lakukan bersama dulu? Aku tahu, mungkin saja kamu sudah lupa atau justru kamu ingin melupakan hal-hal dimana diri kita dulu selalu bersama-sama. Mewujudkan cita dan cinta bersama, namun pada akhirnya harus kandas di tengah jalan.

Hal luar biasa yang membuatku sangatlah sedih, sangatlah menyesal akan kehilangan sosokmu yang begitu aku harapkan untuk menjadi pendampingku kelak sehidup semati, membesarkan anak-anak kita bersama-sama. Namun apalah daya, Tuhan menakdirkan berbeda, mungkin kamu bukan takdirku, dan aku bukan takdirmu.

Keputusan berpisah ini, amatlah sangat berat, terlebih lagi kamu adalah sosok yang slalu membuatku terus tersenyum, terlebih memberiku amunisi agar aku bertahan hidup demi mewujudkan mimpiku. Terima kasih karna kamu pernah ada untuk setiap detik, menit untukku. Terima kasih karna kamu pernah menjadi bagian dari hidupku, meskipun hanya sekejap, seperti halnya jepretan kamera.

Hey kamu yang sekarang telah menjadi bagian dari diri orang lain, sesungguhnya aku masih slalu mengharap akan kehadiranmu. Sesungguhnya aku masih slalu berharap bahwa kamu selamanya menjadi bagian dari diriku. Mungkin cinta ini takkan pernah layu, sebelum aku menemukan sosok pengganti dirimu. Entah ramuan apa yang kamu beri untukku, hingga sampai saat ini aku masih mencintaimu, menyayangimu, meskipun kamu sudah berada di pelukan orang lain.

Aku hanya berharap, Tuhan merubah takdir agar kamu menjadi milikku selamanya. Tapi, mungkin ini hanyalah ego yang aku pegang, mungkin karna aku masih hanya belum menemukan sosok pengganti dirimu. Hingga akhirnya aku masih slalu mengingatmu. Jika saja, kejadian pahit itu tak terjadi, mungkin saat ini kita sudah bersama-sama demi meraih masa depan kita.

Ah sudahlah, aku hanya mendoakanmu dalam bisu. Mendoakanmu dalam kejauhan, karna aku takkan pernah lagi meraih tanganmu yang lembut. Mendoakanmu adalah hal yang mungkin paling bisa saat ini aku lakukan. Semoga kamu bahagia menjadi bagian dari dirinya. 😊


Mannheim, 11. Februari 2015
-Vida Hasan-
Share: