19 April 2020

Nama Panggilan Di Negara Barat

Hali Halo manteman sekalian,

udah lama yaa nulis blognya keundur-undur terus hihi kadang tugas nulis yang lain juga masih harus dikerjakan, belum lagi ngisi content buat podcast. Yap! Selain blog aku sekarang juga sedang masuk ke dunia podcast. Nanti link podcast aku save di contact blog ini yaa..  Sebenarnya, cerita di podcast juga nggak beda jauh sih sama tulisan-tulisanku yang di blog. Hanya saja, podcast sebagai media ruang berekspresiku supaya lancar untuk cuap-cuap. Siapa tahu, nanti aku akan jadi vlogger gitu kan atau jadi influencer hihihi *ngarep banget dah Vida mau jadi influencer :')

Nah kan, saking banyaknya cincong. Aku mau share aja sih ke teman-teman tentang nama panggilan di negeri barat. Karena pengalamanku bertemu dengan orang-orang Eropa, terutama di Jerman jadi aku akan lebih menceritakan yang ada di sana dan yang aku alami aja yaa guys...

Nah, jadi suatu kali pernah aku berkunjung ke salah seorang keluarga atau teman. Saat itu aku sudah pulang dari Jerman sih, jadi ibaratnya mau silaturahim karena dua tahun tidak berjumpa dengan mereka. Aku ditanya terkait nama panggilang "Lah Vida di sana dipanggilnya apaan dong? Kalau bahasa Jermannya mbak atau mas apaan?" Duuuh.. kalau ditanya terkait itu, di Jerman susah untuk mengenal istilah nama panggilan yang sopan untuk yang lebih tua dari kita ya. Kalau mau panggil Bruder atau Schwester juga aneh aja gitu jadinya. Aku yakin, di sana pun istilah demikian bukan jadi patokan yang utama. 

Apalagi kalau dipanggil Frau atau Herr hihi istilah demikian digunakan ketika kita bertemu dengan orang yang memang sudah jauuuuh usianya dari kita. Tapi, itu harus menggunakan nama keluarga kalau kita mau memanggil mereka dengan sebutan Herr atau Frau. Contohnya nih, mungkin teman-teman pernah dengar pemain sepakbola Thomas Mueller  atau Bastian Scwheinsteiger nah, kata yang bercetak tebal dan aku garis bawahi itu adalah nama keluarga, jadi bisa dipanggil Herr Mueller atau Herr Schweinsteiger atau kalau untuk nama perempuan contohnya Brigitte Petri nah, bisa dipanggil Frau Petri. 

Panggilan tersebut ditujukan untuk orang yang baru pertama ketemu sama kita dan memang belum kenal dekat yaaa... Biasanya meskipun mereka sudah jauh umurnya dari kita, kalau mereka maunya dipanggil namanya aja juga it's oke loh buat mereka. Katanya, biar berasa lebih akrabnya dan nggak ada jarak gitu kalau pas ngobrol bareng-bareng. Makanya, jangan heran ketika orang-orang barat nih mau Eropa atau Amerika, mereka akan menyebut saja nama Ayah/ Ibu/ Kakak mereka dengan nama saja tanpa ada embel-embel apapun. Orang tuanya marah nggak? No. Tapi begitulah adat di sana. 

Jadi, di sana nggak mengenal istilah "dih nggak sopan banget sama orang yang lebih tua cuman dipanggilnya nama aja". Bukannya nggak sopan sih, tapi lebih ke mengakrabkan diri dan nggak mau ada jarak aja. Kesannya, kalau dipanggil dengan panggilan formal berasa ada jarak di antara kita *halaaah... :D

Pernah suatu kali, orang tua salah satu penghuni dulu tempat kerjaku. Mereka adalah orang yang sangat baik yang pernah ku kenal. Mereka selalu cerita, kalau mereka senang sekali melakukan sebuah perjalanan/ travelling. Aku selalu kagum dan terkesan dengan cerita-cerita serunya mereka dengan menikmati masa tuanya jalan-jalan keliling dunia. Itu mimpi mereka sebelum mereka dipisahkan oleh maut, katanya. "Vida, wie alt bist du?" -- "Ich bin 24 Jahre alt" -- "ah.. du bist noch sehr jung. Mach was du machen willst"  mereka menanyakan umurku dan mereka bilang kamu masih sangat muda. Lakukan hal-hal yang mau kamu lakukan yaa!

Pada mereka aku pernah memanggil Herr dan Frau. Tapi, mereka selalu menolak dengan memanggil itu. Aku yang sangat polos kala itu, karena merasa nggak sopan memanggil namanya aja jadi kikuk. Tapi rupanya, setelah sadar aku tau betul bahwa mereka ingin aku bisa lebih luwes dan akrab ngobrol sama mereka. Bahkan aku sangaaaaat ingaaaat betul ketika hari terakhir bekerja di panti tersebut, mereka sengaja datang dan memberi sebuah bingkisan untukku. Tapi, sayangnya saat itu aku sedang tidak berada di tempat, kami sedang makan di luar bersama penghuni yang lainnya. Sooooo surprise... meski isinya hanya coklat, tapi itu sungguh sangat berkesan buatku dapat bingkisan dari orang tua salah satu pasienku. 

Aku kira, aku tidak akan berjumpa dengan mereka di hari terakhirku di Jerman. Tapi ternyata, Allah mentakdirkan aku bertemu kembali dengannya keesokan harinya saat aku akan benar-benar pamitan dengan para pegawai yang lainnya. Aku sangaaaaat bahagiaaa bisa bertemu dengan mereka kembali di hari terakhirku sebelum aku pergi ke Frankfurt keesokan harinya. Mereka berdua memelukku erat seperti anak sendiri, dan di situ aku merasakan kehangatan yang ada pada mereka. Ah... seriusan rindu mereka... :(

Sayangnya aku tak sempat berfoto bersama mereka sebagai album kenanganku. Bahkan, cerita-cerita mereka sampai sekarang masih saja aku ingat. Apa yang mereka katakan dan apa yang mereka ceritakan benar-benar masih melekat dalam diri ini. Entah kapan lagi aku bisa berjumpa dengan mereka... Eh, aku kan lagi cerita nama panggilan kan yaa.. jadi nyambung ke mereka orang-orang baik. :')

Pada intinya, aku rasa Indonesia adalah salah satu negara yang mungkin paling sopan di antara berbagai macam negara yang memiliki panggilan "sopan" itu. But anyway, buatku aku udah terbiasa mau dipanggil hanya dengan nama saja meski memang ada yang usianya lebih muda dariku. Salah satu lembaga yang melakukan sistem panggilan nama yaa Goethe Institute, lembaga bahasa Jerman. Di sana, kita belajar tanpa memanggil pengajarnya Frau/ Miss/ Ibu. Jadi, ketika di luar setelah belajar pun cukup memanggil pengajarnya dengan sebutan nama saja. Tanpa ada embel-embel. Tapi, aku merasa lebih dekat dan seperti teman sendiri. 

Hal itu, juga berlaku seperti TK di Jerman. Dulu, waktu nganterin adik asuhku berangkat ke TK, pengajarnya hanya dipanggil nama saja oleh anak-anak didiknya. Aku kaget sih sebenernya, karena nggak dipanggil dengan sebutan Frau. Bahkan gurunya pun kalau ketemu denganku, suka bilang "Ruf mich nur Suzanne, Vida". Sejak saat itu, aku jadi merasa punya teman karena memang berasa tak memiliki jarak dengan orang-orang di sana. 

Tapi, tiba-tiba merasa bahagia dan semenyenangkan itu. :')

Kata orang, cara untuk mengenal seseorang itu 
memiliki beragam keunikan masing-masing
Karena seringkali yang paling unik itulah, 
yang akan jadi lebih sering dikenang dan diingat
Jadi, kalau kenalan sering diunik-unikin yaa 
biar gampang diingatnya dan dikenang hihihi


- vidahasan -
Share:

14 April 2020

POTRET SFH (SCHOOL FROM HOME) DI DAERAH


Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh,

hai teman-teman, apa kabar? Semoga selalu sehat dimanapun teman-teman berada ya. Dengan kondisi virus yang pandemi seperti ini, jangan lupa untuk selalu jaga imunitas tubuh kita dan tetap terus berdoa supaya wabah ini segera berakhir dan Bapak-Ibu, teman-teman, dan adik-adik bisa melakukan aktifitas seperti sedia kala. Aku tahu, pasti berat ya dengan harus stay at home dan sudah satu bulan lamanya bahkan pasien covid-19 masih terus bertambah dari waktu ke waktu. Sedih sebenernyaaa... tapi di balik sebuah peristiwa, aku yakin ada Rahmat-Nya yang terus mengalir untuk kita masing-masing.

So well, aku tidak akan menyoroti pemerintah yang lambat untuk penanganan covid-19 ini, atau jumlah pasiennya atau apapun itu. Back to my basic and my interest about education yaaa... Di masa pandemic ini ada beberapa hal yang perlu disoroti. I wanna begin my story about school in a little region in Indonesia deh yaa…

Jadi, saat jadi pengajar muda dulu di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia, tepatnya di pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, aku melihat potret pendidikan yang buatku banyak sekali bersyukur. Daerah yang kawasannya memang jauh dari perkotaan, ketika harus belanja alat tulis harus menempuh perjalanan selama kurang lebih 45 menit dengan menggunakan sepeda motor. Mungkin beberapa orang yang wilayahnya masih bisa dilalui dengan kendaraan umum, bisa dilalui dengan sangat mudah. Namun, ketika teman-teman terjun langsung kalian akan melihat bahwa untuk menuju ke sana kita harus menggunakan mobil carteran yang biayanya bisa sampai 20 ribu hingga 30 ribu. Saat itu, buatku masih mahal karena dengan biaya segitu, aku bisa belanja sayur di pasar malam yang hanya ada satu minggu sekali di desaku. Warung saja bisa dihitung dan itupun tidak lengkap seperti warung-warung yang ada di desa dekat kota. Rasanya ingin sekali saat itu punya pintu kemana saja ala doraemon biar kemana-mana mudah L

Nah, dari akses yang demikian dengan fasilitas yang terbatas aku melihat anak-anak sekolah berjalan dari rumahnya. Jarak dari rumah ke sekolah pun 4 kilometer melewati hutan sawit, coklat, naik tanjakan melewati bukit yang bernama bukit Sion, bahkan bisa melewati batas negara kita sendiri Indonesia. Tak tanggung-tanggung, bahkan kalau dengar cerita mereka melewati rangkain pernak pernik itu, mereka bisa bertemu dengan babi hutan, ular cobra atau sejenisnya yang masih hidup di hutan. MashaAllah yaaa... meskipun demikian, mereka tetap bersemangat buat melalui perjalanan itu. Bahkan ketika aku merasakan, bisa semenyenangkan itu mereka melaluinya. Aku melihat raut wajah bahagia dari mereka, karena aku mengikuti perjalanan mereka dari rumah ke sekolah dan begitu pun sebaliknya. J

Masaku di sana sempat belum ada listrik selama empat bulan lamanya, bahkan tower saja baru dipasang dua bulan sebelum aku sampai di desa. Sinyal pun masih timbul tenggelam kalau nggak dapat tempat yang punya sinyal kencang, sekencang kamu berlari (halaah.. mulai halu) :D Air? Ya,  kami sempat kekeringan selama delapan bulan lamanya. Semua sungai benar-benar kering tak ada air, pada akhirnya kami harus membeli air yang biayanya tidak murah. Sumber mata air yang ada di bawah tanjakan dekat rumah pun sudah tak dapat menampung untuk mandi dan cuci baju kami. Terus gimana? Tentu saja, bermodalkan air yang dibeli tersebut dan bermodalkan air milo (air yang berwarna coklat). Pokoknya seada-adanya sisa air di sana yang penting bisa kebagian untuk mandi semua penghuni rumah.

Oh ya, aku tinggal di keluarga bugis beranggotakan Bapak, Mamak, dan empat adik angkatku ditambah aku jadi kami ada bertujuh dalam satu rumah. Mereka keluarga yang baik dan benar-benar tulus buat bantuin aku selama aku berada di sana.

Well, begitulah sekilas tentang kehidupan di daerah. Nah, apa yang menjadi masalah selama pandemi ini belum selesai? Kalau dengar kabar dari warga desa mereka kesulitan untuk mengakses sekolah secara daring. Mungkin kalau teman-teman bisa melihat, di kota besar seperti di Jakarta atau dimanapun itu dapat diakses dengan mudah menggunakan video call atau istilah kerennya sekarang menggunakan aplikasi zoom. Dengan mudah mereka dapat mengakses itu semua, meskipun memang juga tidak mudah belajar dengan melalui video call. Aku tau itu sulit, tapi tetap disyukuri yaa karena hal itu memudahkan teman-teman yang mengajar untuk tetap bisa berkomunikasi dengan anak didik teman-teman.

Apa kabar di daerah? Beberapa sumber mengatakan bahwa pembelajaran secara online sangat sulit karena mereka masih belum memiliki database keluarga atau bahkan nomor telefon dari orang tua murid. Kalau menggunakan smartphone masih mudah, tapi kalau yang bukan? Bagaimana cara menyampaikannya, sedangkan semua teman-temannya (terutama di perkotaan yang mudah aksesnya) masih bisa berkomunikasi atau belajar menggunakan via WhatsApp, zoom dan platform sejenisnya. Itu tidak hanya terjadi di daerah yang dekat dengan perbatasan saja, tapi potret itu pun terjadi di daerah dimana saat ini aku bekerja. Salah seorang guru merespon pendapat tentang pembelajaran secara daring dan beliau mengatakan „Ya sangat susah pembelajaran demikian. Kita jadi seperti makan gaji buta karena untuk mengakses hal demikian masih belum terjangkau. Kalau orang tuanya punya akses WA semua sih ya nggak masalah, lah kalau yang nggak punya bagaimana? Paham?“

Mungkin itu terjadi tidak hanya di daerah penempatanku mengabdi dulu atau pun tempat kerjaku sekarang, bisa jadi masih banyak daerah di pedalaman Indonesia yang masih belum bisa mengakses itu semua. Kalau ngobrolin tentang masalah pendidikan di Indonesia yang masih belum merata ini pasti tidak akan ada habis-habisnya. Masih saja ada yang harus dibahas dan terus ditelaah, banyak hal menarik yang perlu dikupas secara tuntas. Lalu apa solusinya jika demikian?

Pada akhirnya, yang harusnya social atau physical distancing mau nggak mau para guru yang masih belum bisa mengakses anak muridnya tersebut harus rela berkunjung ke rumahnya untuk memberikan tugas sekolah supaya mereka tetap belajar di rumah. Itu salah satu usaha yang dilakukan oleh beberapa guru di daerah. Satu hal lagi, saat ini kemendikbud membuat sebuah program dengan belajar melalui TV (channel TVRI), hmmm... tapi kesulitan kembali untuk di daerah adalah sangat jarang mereka mempunyai TV dan dapat mengakses channel tersebut. Aku akui mereka mempunyai usaha yang baik untuk membantu para guru di masa pandemic seperti sekarang ini, namun apakah pernah terfikirkan yang di daerah akan dapat menjangkau itu semua?

Kita semua tahu teman-teman, bahwa Indonesia itu terdiri dari ribuan pulau, suku, ras bahkan budaya. Untuk bisa menjangkau pendidikan di seluruh wilayah Indonesia pun tidak mudah, karena masing-masing butuh pengorbanan untuk bisa menjangkaunya. Aku jadi kepikiran aja sih, pemerintah masih memikirkan solusi pendidikan di daerah nggak ya karena ada pandemic seperti sekarang ini? Masihkah peduli dengan hal itu? J

Let think together about it. Aku mungkin belum bisa melakukan banyak hal karena aku bukan power rangers ataupun super woman. Karena aku yakin yang bisa dilakukan oleh kita ya cukup dari diri kita sendiri dulu aja, meskipun kecil tapi setidaknya itu bisa memberikan dampak yang besar bagi lingkungan sekitar kita. J

Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh



Do your best yaa guys and dont forget to pray always
Because He would help you everytime and He never let you alone



-vidahasan-




Share:

5 March 2020

Padepokan Kalisoga

Dear Readers,

Again and again after a month break (not only a month but almost 2 months) Just wanna write again about my weekly daily. Of course after I resigned from my work place in Jakarta, I'm doing another challenge for my life. So, first I just wanna write you about my currently workplace. What? Where? and what I do there? I try to write with my own language yaa.. Just enjoying language that people can easy reading my story. :) So, here it is...


PADEPOKAN KALISOGA

Sebuah nama yang diambil dari sungai tepat di sebelah Padepokan dibangun, Kali Soga (Kali yang berarti sungai dan Soga nama sungainya). Aku baru dua bulan berada di tempat ini, tapi rasanya aku sudah lama hidup di Padepokan ini. Berada di desa Slatri, Kecamatan larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Padepokan ini didirikan. Yuhuu nggak terasa memang karena mungkin merasa nyaman berada di lingkaran yang positif dan saling mendukung satu sama lain.

"Vid... Lagi nyari zona nyaman ya?" Buatku ini penuh challenge karena di Padepokan banyak agenda project yang harus dilaksanakan. Memang berdiri kurang lebih baru satu tahun lamanya, istilahnya kalau kata orang aku salah satu pembabat alas di Padepokan ini, salah satu yang menjadi tumpu bersama dengan penghuni Padepokan yang lainnya. Sebuah tantangan bukan? 

Awal aku memutuskan untuk resign dari Avicenna banyak pertanyaan dan banyak pertimbangan dari orang-orang terdekatku. Tentu saja, aku tidak akan dilepas sedemikian mudahnya untuk mengambil keputusan resign ini. Tapi, dengan pertimbangan dan penjelasan yang aku sampaikan kalau aku ingin deket sama Bapak Ibu itu adalah sebuah koentji utamanya. And well yeaah... I got a permission from my parents. 

"Vida, emang di sana ngapain aja? Punya siapa emangnya?" Dan beragam macam pertanyaan yang banyak terlintas dari benak orang-orang terdekatku.

Sejujurnya, aku pun tak tau apa yang akan aku lakukan di Padepokan ini. Hanya saja ada asumsi bahwa aku akan belajar banyak hal di tempat baru dan akan diamanahi program-program yang aku pun masih belum mengerti apa yang harus aku lakukan wekekek... Karena pada awalnya aku melamar terlintas Bapak Ibu yang lokasinya lebih dekat dengan Padepokan. Maka, aku putuskan untuk memilih keputusan ini hehehe 

Lalu jika ditanya ini punya siapa? Waaah ini project milik orang-orang baik yang ingin mensejahterakan masyarakat di daerah khususnya warga Slatri sendiri. Ada siapa aja di baliknya? Kalau dijawab aku cuman bisa jawab yaa banyaaaak orang baik di sini yang mau ngebantuin hal-hal secara teknis maupun non teknis. Susah kalau disebutkan satu persatu. Hehehe

Ibarat kata, Padepokan Kalisoga itu dibangun untuk dijadikan salah satu tempat belajar vokasi atau ketrampilan-ketrampilan khusus yang memang harapannya peserta dari yang mengikuti kelas ketrampilan tersebut dapat berdikari sendiri dan memiliki usaha masing-masing. Harapannya juga bisa mensejahterakan rakyat karena dalam ketrampilan-ketrampilan tersebut, peserta memiliki skills yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan kehidupan mereka masing-masing.

Ada apa aja di Padepokan?

Saat ini, karena masih dalam tahap pembangunan ada satu Joglo yang sudah dihuni sebagai ruang kantor, satu Pendopo yang biasanya digunakan untuk kegiatan atau pelatihan, satu ruang radio komunitas, satu gazebo, satu ruang kamar pribadi dan tentu saja toilet yang terdiri dari 2 toilet laki-laki dan 1 kamar mand; 2 toilet perempuan dan 1 kamar mandi. Secara bentuk yaa demikian yang ada di Padepokan.

Dalam segi kegiatan atau program ada beberapa program yang sedang digarap baik reguler maupun non reguler. Reguler yang dimaksud adalah kegiatan rutinan satu minggu sekali atau satu bulan sekali. Kegiatan rutin satu minggu sekali  ada kelas tari, kelas Bahasa Inggris, Pojok Musik, dan kedepannya akan diadakan kelas reguler yang lainnya. :)

Untuk kegiatan Dwi Mingguan ada kelas Teras Literasi yang seringkali membahas tentang buku atau diskusi terkait tentang ke-literasian. 

Untuk kegiatan rutin satu bulan sekali akan diadakan beberapa kelas sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat sekitar Padepokan. Ada lingkup pertanian, peternakan, percetakan, fashion stylist, pertukangan dan masih banyak hal lain yang inshaAllah mimpi-mimpi tersebut bisa dilaksanakan.

Tentu saja, memang masih tahap sangat awal sekali. Tapi, aku pun bahkan semuanya masih saling belajar, masih saling mengingatkan, suka kasih support dan bahkan selama dua bulan di tempat ini berasa sudah bersahabat memegang mic. Sebegitunyaa yaaa... Sampai-sampai suka diingetin kalau pas disuruh nyanyi "Ngajinya juga jangan lupaa yaa..." :")

Well, orang-orang baik pasti akan slalu kita temui dimanapun diri kita berada MashaAllah. Pun demikian, aku merasakan ada lingkungan yang berpengaruh selama aku berada di Padepokan. Lingkungan yang bukan saling menyalahkan tapi saling support satu sama lain, berdiskusi jika ada hal yang memang harus didiskusikan. Bahkan... Tak memandang dia siapa berasal darimana, karena prinsipnya di sini semua sama dan semua bisa melakukan apa yang memang bisa dilakukan. :")

Next story I would write about the activities in Padepokan Kalisoga. So.. stay tune always in my (room) blog yaaa :')




no need how much do you have money
the important thing is you need a support system
that you can make self confidence


- vidahasan -
Share:

3 January 2020

IT'S A WRAP!

Assalamu'alaikum...

So, like I did before (in the end of every year). I did always a reflection for my self. What is good things and what skills I have to devoloping for my self. It's little confused actually, what I wanna write here in my blog. After many months break and didn't write again in my journal and blog, I thought I have to do something to training my self with commitment.

So just wanna write something bless, that I have for a year 2019!

  • January
Di tahun ini aku ingin belajar konsisten untuk menulis jurnal. Aku berharap sekali aku bisa melakukannya dengan baik. Di awal tahun ini, aku juga ingin kembali belajar bahasa Jerman. Sudah lama aku tak menggunakannya sejak aku mengajar di elementary school. Meskipun cukup menguras kantong, tapi tetap kupaksakan demi aku harus kembali bisa berbahasa Jerman. That's why, I decided to take a course in Goethe Institute Jakarta. Hari pertama masuk sesungguhnya agak mengejutkan karena aku satu kelas dengan anak-anak yang usianya masih sangat muda, anak sekolahan yang mau berjuang sekolah di Jerman. But even if so, I have to more learn diligently. 

Di satu sisi aku memutuskan untuk ikut kembali menjadi relawan di beberapa kegiatan. So, I follow Bagja to visited TMII for her voluntary activity in Langkah Kecil Banten. Aku juga mau tekadkan buat hidup sehat dan rajin olahraga (belajar konsisten guys). Di bulan yang sama untuk pertama kalinya aku ikut berkumpul bareng keluarga besar mbah (uyut) Jamil di Jakarta. Meskipun memang belum semua berkumpul, tapi semoga tetap bisa menjalin silaturahim sama mereka.

Kejutan datang bertubi-tubi karena seseorang dari Belanda mengirimkan sebatang coklat asin. It was also a magical chocolate hihi thanks Andhinaaa.. My support system yang slalu bisa diajak diskusi sama-sama :')



  • February
Aku ikut menjadi kakak pendamping untuk adik-adik di Islamic Explorer yang diselenggarakan oleh teman-teman Langkah Kecil cabang Banten. Di kegiatan ini, yang dipilih adalah anak-anak penerima beasiswa dari langkah kecil Banten. InshaAllah mereka adalah adik-adik calon hafidz-hafidzah berprestasi di sekolahnya masing-masing. New challange di tahun ini adalah menjadi PIC kegiatan outbond sekolah yang bisa dijadiin pengalaman berharga selama bekerja di sana. Dimulai dari penentuan tempat outbond, membuat rangkaian acara, dana, dan perlengkapan yang lainnya. Terkadang melakukan sendiri itu menyenangkan, namun tetap harus ada support system yang bisa jadi tameng. MashaAllah... dan aku merasakan itu di sini. Jadi, tempat belajar yang bisa bikin diri lebih percaya diri lagi kalau disuruh nge lead acara :')

Terima kasih ke teman-teman yang slalu menenangkan hati di kala sudah tak kuasa menahan hati. Love youuuu....


  • March
Ada energy booster yang kembali bisa dirangkum. Bisa liburan tipis-tipis meskipun cuman beberapa hari. Niat awal kondangan di tempat Bunny bareng sama Endah tapi teteup jadi bonus sendiri kalau udah jalan-jalan. MashaAllah... travelling kali ini double-double senengnya.. ngetrack naik motor manjat perkebunan yang tingginya uda kaya puncak. Ketemu sama bapak penjaga goa dan ngobrol bareng beliau, bahkan di lead diceritakan awal mula terjadinya goa Jepang ini. Nikmatnya lagi, bisa refresh sejenak dari hiruk pikuknya kota Jakarta.

Tentu saja, hidup tak selalu mulus. Di bulan yang sama tiba-tiba ditembak jadi PIC kegiatan untuk kelas 6 karena anak-anak ini udah mau lulus jadi tidak diizinkan untuk ikut kegiatan di bulan Apri. Waaaw just amazed! Begitu mendadaknya, karena ku kira akan ada PIC sendiri untuk acara di kelas 6. Tapi rupanya dan nyatanya tidak ada... But anyway thanks bangeeet buat Ms. Novi dan bu Dwi yang sabaaar ngadepin anak kek aku ini yang sering panikan juga kalau udah kepepet. Meskipun banyak drama, tapi pada akhirnya bisa dilakuin yaa dan banyak belajar serta bisa mengenal beberapa orang baru :')

Tapi, setelah melalui drama aku tetap slalu dapet booster dari Nunukersku yang suka kasih energi positif. Kami bertemu, meski tak lengkap bersepuluh. Niat kami, jalin silaturahim terus.. karena setahun bersama selamanya keluarga :") Bahkan ada pelatihan yang buat diri ini dapet energi positif. Ketemu bu Wei yang berasaaaa banget kaya lagi pelatihan di Indonesia Mengajar :') 

Aku bersyukur di sela-sela kursus bahasa Jermanku yang aduhai udah mulai Test, aku dapet support system dari berbagai banyak pihak. Aku terharuuuu dan bahagia bisa kenal sama orang-orang baik yang mashaAllah nggak pernah ada perhitungan apapun. InshaAllah dapet balasan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala :')

Pun dapet doa baik dari bu Eny yang sedang menjalani umroh. Doain jugaa biar bisa ke sana bareng jodoh hehe :')


  • April
Well, hari H outbond. Segala keriweuhan dan pembelajaran akan selesai di bulan ini. Buatku yang menjadi tantangan baru adalah meng-handle anak-anak kelas 1 yang memang sangaaaaat aktiv luar biasa hehhee... Anak-anak ini memang kinestetik habis yang nggak pernah mengenal lelah. Jadi, aku belajar lagi bagaimana cara menghandle anak-anak ini supaya bisa lebih tertib dan tetap jadi anak manis. Tapi yaaa namanya anak-anak pasti ada aja yang tertinggal di belakang dan lelah. Teteup tapinyaaa mashaAllah.. nggak nyangka bisa sejauh ini ngelakuin kegiatan ini, belum baik banget dan masih ada yang harus diperbaiki ke depannya. Tapi, setidaknya sudah belajar memanagement diri serta hati di saat kondisi tidak baik. Kuncinya ada Allah yang bakalan bantuin kita :')

Sepertinya penulisan jurnalku mandeg sampe sini. Udah lupa mau apa lagi yang mau ditulis di jurnal bahkan karena terlalu asik belajar di kursus, berasa nggak punya waktu buat nulis lagi. It's oke, aku masih punya cadangan foto untuk bisa menuliskannya kembali.. sedikit-sedikit nge-rewind kegiatan-kegiatan sebelumnya. Aku sepertinya lebih sering bekerja di bulan ini.. Ada banyak rangkaian kegiatan sekolah yang harus aku lakuin. Mungkin karena sudah persiapan menjelang ujian nasional jadi membantu teman-teman yang sedang riweuh di sekolah. 

Tapi teteup mengolah hati ada keharusan dan kewajiba. Cari refreshing sejenak di beberapa kajian biar iman bisa naik dan nggak kendor. Meski iman ini sering naik turun nggak karuan...


  • May
Fasting in Ramadhan. Kalau uda masuk Ramadhan, berasa waktu cepeeet banget dan nggak berasa udah mau lebaran, ganti tahun baru islam, tahun ajaran baru, anak baru lagi, dan bahkan semuanya baru. Ini bukan perkara baru dalam materi, tapi baru dalam segala hal yang ada di sekitar kita. Berhak banget untuk disyukuri.. Ada challange baru lagi di bulan Ramadhan ini, ngehandle acara Ramadhan Camp di Pemalang yang berkolaborasi dengan teman-teman TBM Kupu-kupu. Baik, dari Jakarta-Pemalang itu butuh jarak dan waktu. Komunikasi kami lakukan hanya via WA saja tanpa ada pertemuan rapat dan segala macamnya. Keterbatasan kondisi yang memang mengharuskan kami demikian, yang penting inshaAllah dilancarin waktu hari H.

Alhamdulillahnyaaa.. orang-orang ini sangat berkompeten sekali melaksanakan kegiatan. Bahkan anak mudanya juga sangat antusias, bangganya akutuh bisa berkolaborasi dengan orang-orang yang baik ini. MashaAllah...  :")

Ah. Buber dimana-mana... Di sekolah, bareng sama kawan akrab yang di goes to sabtu bersama, buber bersama anak yatim di Ramadhan Camp. Bersyukur banget bisa bareng dan kumpul dengan mereka yang sering bikin hati ini riang gembira weheheh :') Terima kasih banyaaak


  • June
Lebaran. Mudik. Kumpul keluarga. Aktivitas yang sering dilakukan banyak orang setiap tahunnya. Seru ya kalau sudah ngumpul, liburan bareng dan seru-seruan bareng. Saling maaf memaafkan satu sama lain dan memulai kembali kehidupan dengan hati yang lebih baik lagi. Di satu sisi kursusku akan berakhir di akhir bulan ini. Tandanya ujian sedang menuju di depan mata dan kudu belajar lagi buat ikut sertifikat B1.  Bulan depan aku akan mengikuti ujian ini dan buatku ujian ini sangat penting. Entah terlepas aku akan mengajar bahasa Jerman lagi atau tidak, tapi semoga ke depannya ada harapan yang bisa aku bagikan.

Hektic. Bisa jadi, karena mau ulangan dan libur kenaikan kelas. Bahkan, aku sudah mulai jenuh dengan kerutinitasanku sekarang ini. Seperti tidak ada yang berkembang pada diriku, aku sempat menarik diri dari peradaban dan nggak mau bertemu dengan banyak orang. Aku berjalan dengan duniaku sendiri. Bulan ini berat, karena ada dua pilihan yang membuatku harus aku fikirkan. Aku ingin resign atau lanjutkan. Kontrak kerjaku juga sudah usai sebelum terima rapot anak-anak. Tapi, harus segera ku putuskan.

Menunggu panggilan perpanjang kontrak seperti menunggu dia yang saat ini sedang kutunggu (Ealaaah syurhaat).. Tapi, seriously, it made me so worried. Bahkan sampai selesai bulan aku belum dapat panggilan lagi. Jadi, aku merasa bahwa aku tetap bertahan di sini dan tahun terakhir aku di sini. Yap! That's the point.



  • July
Ujian B1. Sesungguhnya aku santai, tapi lingkungan sekitarku yang buatku lebih bersemangat. Mungkin, karena mereka sangat berniat ingin sekali belajar di Jerman. Dengan diriku yang demikian ini, aku bisa belajar dari keseriusan mereka. Ahhhh kenapa sih kalian, adek-adekku kereeen banget. Salut akutuuu :') Eng ing eng... Di bulan ini kembali diberi peringatan untuk bisa lebih baik untuk management waktu, karena oh karena aku terlambat saat masuk ruang ujian pentingku. Untung dibolehkan masuk dan dapet reading test di jam pertama. Kalau jam pertama listening test, sungguh I regreted for a long time.

Well, di sela-sela ini akhirnya adik bungsu kami, Ihfal wisuda. Bukan adik kandung, adik yang kami anggap karena kami berada di bawah naungan yang sama, JAI Foundation. Yap! Meskipun kegiatan kami belum bisa konsisten, tapi aku merasa mereka ada keluarga keduaku setelah yang ada di rumah. Kalau kumpul sama mereka, ada aja kelakuan yang dibikin hehe meski saking suka ngomel, gondok-gondokkan, tapi setelah itu balik lagi seperti sedia kala. Yaaa mungkin demikianlah, karena di rumah pun sama. Sesebel-sebelnya kita sama adik kita, ujungnya damai lagi.. Begitu yang aku rasain kalau uda di lingkaran JAI Foundation :')

Satu hal lagi yang buat aku bersyukur, aku diberi kesempatan untuk bisa menjadi kakak pendamping di Jambore Sahabat Anak. Bertemu dengan orang baru bahkan adik baru yang tidak seperti biasanya. Maklum, adik baruku ini adalah pejuang jalanan yang hidupnya mau nyaman seperti yang lainnya. 2 hari bersamanya, banyak belajar darinya bahwa hidup itu tak melulu selalu lurus, pasti bergelombang. Namun, tergantung diri kitanya mau menjalani apa mau menyudahi saja. :')


  • August
Seiring bertambahnya umur, bukan semakin muda namun semakin menua. Aku tau, banyak yang mendoakanku meskipun itu tidak secara langsung. Meskipun aku tak tau sesiapa orang-orang yang mendoakanku di usiaku yang berkurang di dunia ini, aku ucapkan terima kasih. Aku doakan kembali kamu yang sering mendoakanku dimanapun kamu berada. Allah yang akan membalas segala kebaikan. :')

Aku diamanahi kembali mengajar di kelas 2 dengan anak yang beberapa sama seperti di kelas 1 dan kebanyakan berbeda. Apalagi dengan partner baru dan siap belajar bareng-bareng dengan beliau. Aku buat peraturan dari awal, jadi biar bisa let it flow. Di samping itu, keinginanku untuk cari pengalaman di tempat lain lagi udah sangat memuncak. Sempat ditawari teman untuk nyoba daftar di Malaysia dan sampai saat ini pun masih belum mendapatkan kabar apapun. Bahkan, sempat kembali mendaftar sekolah (Ausbildung) di Jerman dan saat itu berasa "Udah ya Allah... kalau emang rezeki untuk menetap di sini aku lanjutin".

Bersyukurnya di usia ini dan dalam masa sudah mulai jenuh dan ingin berkembang, aku masih bisa ikut di kegiatan kerelawanan lagi. Sebenernya kegiatan ini adalah kegiatan pelarianku dari kerutinitasanku sehari-hari. Biar ketemu sama orang baru dan pengalaman baru lagi, and it worked of course. Feel being my self if I could join in voluntary and feel more energy. 


  • September
Aku sadar, kalau aku masih harus banyak belajar untuk bisa lebih mengontrol diri, slalu berhusnudzon dan tetap melanjutkan jalan ini. Kuat karena saling menguatkan, lemah karena saling melemahkan. Aku kuat karena ada orang-orang di sekitarku yang slalu kasih afimarsi positif, tentu saja terutama anak-anak kelasku. Meskipun, di luar batas mereka demikian adanya, tapi mereka tetap anak-anak dan akan selamanya jadi anak muridku sampai akhir hayat. :)

Aku belajar dari kegiatan kerelawanan bahwa tak semua yang kita miliki itu akan abadi. Dari kegiatan ini banyak  bangeeet hal yang didapat terutama kebahagiaan hakiki yang tak pernah kita dapat di tempat lain. Mungkin standard kebahagiaan orang berbeda, namun kebahagiaan itu tak hanya yang bersifat materi saja, salah satunya adalah berbagi senyuman. Ya! Senyuman itu bisa menghantarkan energi positif ke dalam diri kita. Hanya sekali senyum manis dan ikhlas, pasti kebahagiaan hakiki akan langsung terpancar pada raut wajah.

Alhamdulillaaah... aku bahagia meskipun seringnya aku mendapatkan feedback yang kurang mengenakan. Alhamdulillaaah... dapat teman yang slalu menghantarkan energi positif kalau sharing bareng mereka. 


  • October
Semakin tidak karuan kejenuhan ini. Aku mencoba kembali peruntungan untuk mendaftar di sebuah NGO tempat beberapa temanku di sana. Lebih dekat dengan rumah, siapa tau kalau mendekat ke orang tua bisa jadi rezekiku. Yaa sembari menunggu hasil yang di Malaysia dan di Jerman, dua-duanya aku ingin. Entah, aku merasa aku anak nomaden yang hidupnya suka berpindah-pindah tempat dan nggak bisa hidup di satu wilayah. Buatku itu adalah sebuah challange dan new experience. Aku merasa lebih bebas dan lebih open minded dengan kehidupanku yang suka berpindah-pindah ini. Jadi lebih bisa belajar bagaimana jalannya hidup ini, antara mau ikhlas atau mau paksaan.

Kesyukuran itu kita sendiri yang ciptakan. Kenapa? Karena hidup kita itu udah slalu enak, kalau kita nggak bersyukur yaa gimana kita mau ngejalanin hidup? Hidupnya ngeluuuh terus tiap hari. Sudah saatnya berubah dengan lingkungan yang lebih positif lagi dan ngasih aku asupan energi supaya nggak melulu suudzon kalau bertemu dengan orang. Tapi, tenang hidupku nggak melulu tentang seputar demikian. Aku juga manusia biasa yang penuh dosaaaa bahkan banyaaak... Tapi, aku mencoba mengurangi hal-hal negatif datang pada diriku. 

Kalau ditanya masa sih nggak pernah ngomongin orang? Yaaahh jangankan ngomongin orang, bahkan sangat sebal dengan orang pun pernah bahkan aku slalu menjauh saat sudah sangat kesel sama orang. Perangaiku jelek. Jangan ditiru. Karena bisa jadi penyakit hati melanda :') Tapi, selama punya orang-orang yang suka banget "ngomelin" dan saling ingetin maka akan jadi power sendiri untuk menghilangkan rasa-rasa itu. Itu juga sebuah kesyukuran :)


  • November
Sudah mulai sangat nggak karuan. Apapun yang masuk ke telinga berasa ambyar T.T
Tetiba dan sangat mendadak aku dapet panggilan interview bahkan tetiba juga aku sudah bisa mulai kerja di tempat baru. Demi Apaaahh ini sangat buat shock! Tapi aku minta kerenggangan untuk menyelesaikan tugasku sebagai guru di semester ini sampai penerimaan laporan hasil belajar. Ya.. aku mengajukan surat resign demi keluar dari zona nyamanku saat ini. 

Tetap. Di kegundah gulana ku aku masih bisa menahannya karena punya anak-anak murid yang sangaaaat dewasa. Pengertian dan memang jadi tempat bermain kalau udah selesai jam belajar atau pulang sekolah. Jangan salah, aku di kelas mungkin seperti singa yang suka ngomel hehehe tapi saat jam sekolah aku slalu menjadikan mereka teman bermainku selama mereka belum dijemput oleh jemputannya. Ada waktu dimana bermain dan ada waktu dimana kami belajar, jadi jangan disamain yaa.. karena pola ini sudah kebentuk dari awal jadi harus dibuat aturan demikian. :')

Aku pun menemukan diri "aku" lagi. Saat jadi pengajar muda, aku menemukan aku yang memang berbeda. Jadi lebih idealis, tapi keidealisan ini kebentuk saat aku menjadi pekerja sosial di Jerman yang menangani orang berkebutuhan khusus. Sungguh, jika saja di Indonesia ada yang demikian mungkin orang-orang akan lebih banyak saling peduli. Lalu, akhirnya pembentukan idealis jadi semakin membentuk kepribadianku saat ini. Bisa saja ada orang yang bilang "Ah.. kamu itu terlalu idealis. Padahal hidup itu harus lebih realistis dan materialistis". Tapi, sungguh aku berprinsip dimanapun dan apapun yang kita lakukan pasti kita akan dipertemukan dengan orang-orang baik. Meskipun, sikap insecure itu juga harus diperlukan di waktu tertentu :')


  • December
Finally, last month of the year. I don't wanna say goodbye, just wanna say see you when I see you again, thank you and I'm sorry for the year. I might not good enough, but I'm also a human who wanna still become long life learner. But thank you for all experiences, for all sharing, sadness, joyfull we did it all together.

Dalam setiap perjalanan akan ada slalu pilihan yang mau ditempuh. All decide to you! Mau ngejalanin sesuai zona nyaman sekarang atau mau keluar dari zona nyaman. Aku percaya bahwa segala hal dalam kehidupan kita sudah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa. Ada Allah Azza Wa Ja'ala yang siap 24 jam selalu bersama diri kta. 

Aku nggak bisa bilang bahwa aku sudah sangat baik di tahun ini. Exactly NO! Tapi, aku hanya bisa mengevaluasi diriku apa yang sudah baik dan apa yang perlu ditingkatkan kembali. Semoga yang baca pun bisa merefleksi diri kembali dan mencapai target yang diinginkan...

Selamat berpetualang di tahun 2020. Allah always be with you for 24 hours.

Wassalamu'alaikum...

Explore yourself , explore your life. Then, you get your good personality.
One thing, just to be yourself because your life is yours



- vidahasan -
Share:

17 November 2019

Allah stay by your side

The Power of Allah stay by your side.

---
after a months I break from my writing daily routines. I'm feeling not well. I didn't know why. May be, I have to break from some physically activities.

Sometimes, I'm just feeling sick of all, what was doing in my daily life. But, I know that Allah is dislike with people who do not doing anything in their life. Allah is dislike that we can not to struggle for their life, why? Because Allah help us always every minutes, every hours and everytime when we always pray to Him. I know, that nobodys perfect. I'm just human that want to be good people and do what Allah said in His Qur'an. 

I know, right now I'm so stuck of my life. it's because I'm feeling so far away from Allah. He knew everything about me, He knew what a problem I have now. That's why, He gave me this problem, so that I can come more and more to Him. It's so difficult things, I cannot to control my self. Ego is a thing that can not to control, that's mean we have to more learn and learn to control ourselves. How come? Yap! You can controll it my dear. There is Allah that would help you, believe in yourself that Allah always stay by your side.

Don't be panic, don't be afraid. We know, that He never leave us alone. You have to make stronger your Iman and Taqwa. Of course, with prayer. Pray is a strongest thing if you need something, if you need peacefully, and if you need some energy. Take out your worries, take out your sadness, and take out all negativity in your mind with prayer.

Without that, we are feeling so pity. Feeling like you don't have anyone in your life. Pretend your self that you're a special human that Allah created. You're special human that Allah gives some mission to live in the earth. That's mean, Allah really trust you people, that you can anything because of Allah.

Guys, in my religion said that Allah give everything to His human, but when we're make strongest our Iman and Taqwa.

Bismillahirrohmanirrohim...

You're the beautiful people that Allah created
So don't punish yourself if you can not do something what Allah wants
Just be yourself, just be the good people
Allah will always stay by your side.


-vidahasan-
Share:

Catatan Akhir Tahun 2018

Mungkin, kau akan terheran-heran kenapa tetiba saya menulis dua kisah dalam waktu yang hanya berjarak beberapa hari ini...

"Vid, harusnya yang 2017 kan udah lewat. Ngapain ditulis-tulis lagi?"

Bahwa sesungguhnya di tahun 2017 saya belum menuliskan refleksi saya. Maka, mumpung saya masih ingat dan memang harus bersusah payah mengublek memori tapi begitulah adanya yang saya ceritakan. Semoga kau bisa memahami tulisan-tulisan saya di blog ini yaaa dearest friends :)

Flashback Tahun 2018

Bisa dibilang bahwa tahun 2018 merupakan tahun yang penuh dengan kesemrawutan. Why?  Karena di tahun ini saya merasa masih banyaaak sekali kekurangan. Ealah wajar sih namanya juga manusia, suka melakukan banyak kesalahan. Tapi, saya bersyukur meskipun di awal tahun, saya dan Bagja berpisah tempat tinggal hehe karena ingin berdikari sendiri-sendiri kami bisa melewatinya #tjiee kek apa aja kaan berpisah heheh

Masih dalam suasana back to school masih sama. Mengajar dan mengajar... Tapi ada satu harapan yang kemungkinan ada dan inshaAllah tercapai. Di tahun 2017 ini saya bergabung bersama dengan Bagja untuk membuat satu tim menjadi pengelola rumah baca. Yap! Rumah baca ini, didirikan di rumah Bagja sendiri di daerah Ciomas, Serang, Banten. goalnya apa dengan sama-sama mengelola rumah baca ini? Setelah kami berdua berkisah satu sama lain akhirnya kami menemukan benang merah. Ya! Kami ingin kembali turun lapangan dan melakukan apa yang bisa kami lakukan. Meskipun memang masih belajar dan masih banyak sekali kekurangan.

Let me to tell about this...

TBM Anak Desa

Taman Baca Masyarakat Anak Desa yang didirikan pada tanggal 8 September 2017 adalah salah satu taman baca yang diinisiasi oleh teman saya Siti Bagja Muawanah.. Bagja tinggal di kampung, yang kebanyakan penduduknya adalah berkebun dan anak-anaknya mengikuti jejak-jejak orang tuanya. Kampungnya bernama Kp. Kuluk Leugeut, Desa Siketug, Kec. Ciomas, Serang, Banten. Saya salut sama kedisiplinannya mengenyam pendidikan tinggi. Mindsetnya berbeda dari anak-anak desa lainnya, sehingga bisa jadi motivasi untuk anak-anak di desanya. Kenapa demikian?

So, menurutnya sekalipun dia anak desa, tapi harus tetap bisa sekolah dan menjadi sarjana. Karena dengan mengenyam pendidikan akan membentuk kepribadian seseorang selain dirinya punya wawasan yang luas kan? Ibarat kata, juragan angkot yang tak berpendidikan baik, karena bisa memberikan nafkah keluarganya, tapi akan lebih baik lagi jika juragan angkot yang berpendidikan. Karena, dengan juragan angkot yang berpendidikan, dia bisa mengajarkan ke anak-anak bahwa ada banyak hal-hal yang perlu kita pelajari di dunia ini. Juragan angkot yang tidak berpendidikan, kurang bisa merespon secara baik bagaimana menyelesaikan sebuah masalah.

Diriku bahagia bisa tergabung dan bahkan mengenal adik-adik di Ciomas. Dari mereka ku belajar bagaimana rasa bersyukur dan rendah hati, bagaimana rasanya berjuang untuk terus mengejar mimpi... Kami menginisiasi kegiatan Ramadhan Camp dan Kelas Cita-Cita. Dari inisiasi tersebut, terbentuklah JAI Foundation yang terdiri dari aku, Bagja, Mubin, Ihfal dan Bu Faiz. Atas dasar apa tiba-tiba mendirikan sebuah yayasan? Atas dasar bahwa kami ingin sama-sama memberikan manfaat untuk orang lain.

Dana setiap kegiatan kami dapatkan dari donatur yang berbaik hati menyisihkan sebagian rezekinya. Bahkan, mereka pun tak tanggung-tanggung dalam jumlah yang lumayan. Alhasil, dari proses itulah kegiatan kami alhamdulillah selalu diberi kelancaran, bahkan beberapa sudah menjadi relawan untuk kami.

Bu Faiz selaku pembina yang dengan sigapnya slalu menjadi penengah di kala kami berempat mulai bersitegang.
Ihfal si adik bungsu yang paling sering bilang"hayuk kak" kita laksanakan serta rela berwira-wiri demi kelancaran kegiatan.
Bagja dengan ketangguhannya mempersiapkan segala kegiatan dan tak pernah berputus asa selalu memberikan positive vibes.
Mubin dengan ide-idenya yang luar biasa dan inisiatifnya untuk kelangsungan program-program yayasan kami.
Serta diriku yang seringkali ikut mengalir dalam arus yang penting kerjaan selesai meskipun seringkali keluar deadline hehehhe...

Di tahun 2018 ini juga bergabung dengan tempat ngaji yang MashaAllah pergerakannya. Hawanya jadi lebih sering deket sama Allah.. Adem dan tenaaang banget rasanya. Tapi, namanya berproses adakalanya futur itu selalu ada kan yaa hehe.. Pada dasarnya jika kita ingin berubah, lakukan terlebih dahulu hal-hal yang kecil. Maka, inshaAllah hal besarnya akan menyusul dengan sendirinya. MashaAllah yaaa...


Then, you have to improve yourself yaaa.. don't be afraid if you wanna do something. Let Allah help you always. Because He never let you alone guys :)


-vidahasan-
Share:

5 August 2019

Jangan Lupa Bersyukur

Haii dear friends,
Asslamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Waaah lama banget yaa nggak nulis-nulis lagi nih di blog. Aku yakin sih lebih banyak yang tertarik menonton vlogger-vlogger di youtube daripada membaca di blogger. But, let me see siapa yang akan bertahan untuk tetap nge blog hehehhe.. Karena ngeblog aja uda sangat jarang sekali sepertinya, jadi aku masih lebih memilih ngeblog. Why? karena prakata dalam tulisan banyak sekali mengungkapkan rasa dibanding harus menampilkan sebuah drama. :')

Nah, kali ini aku ingin menulis tentang yang rasa syukur.

Iya, jadi kemarin 4 Agustus I'm getting older and alhamdulillah Allah still loving me until this day. Dia masih beri aku nafas, masih diberikan segala kenikmatan meskipun sehari sebelumnya ada drama yang mana Allah aja masih sayang sama aku. Di tengah kegundah gulanaan diri ini, di umur segini masih gini-gini aja. Di umur yang seharusnya (mungkin) banyak yang bertanya-tanya tentang "pendamping hidup" di umur yang seharusnya sudah bisa lebih banyak berkarya, namun berasa waktunya kebuang sia-sia karena terlalu nyaman dengan zona. Tapi tetep yaaa... Ada doa yang disampaikan oleh Bapak dan Mama serta beberapa teman. Terima kasih sudah mengingatnya, mengingat hari dimana aku dilahirkan, mengingat hari dimana aku harus bisa menjadi lebih baik terus-menerus dan mengingat hari dimana ada doa-doa yang tercurahkan.

Lalu apa targetnya? Targetnya tidak banyak seperti sebelum-sebelumnya, hanya minta sama Allah selalu diberi kesehatan, keberkahan dan menjadi pribadi yang lebih baik bahkan kalau bisa lebih bermanfaat untuk orang di sekitarku. Lebih banyak bertafakur karena dengan demikian lebih banyak bisa berefleksi ke diri sendiri. Jadi, minta doa dan saling mendoakan ya teman-teman supaya Allah slalu beri kita kemudahan dalam setiap urusan kita. Aamiin Allohumma Aamiin :')

By the way nih ngobrolin masalah bersyukur, dua hari ini ramai sekali orang berbicara tentang masalah listrik padam karena gempa. Tenaaang dear, di balik segala musibah ada hikmah. Meskipun memang akhirnya jadi porak poranda. Mungkin karena kita belum siap yaa dengan segala kondisi yang secara tiba-tiba demikian. Padahal itu bisa saja terjadi loh sekalipun kita belum siap dengan segala kondisi. And how about me?

Aku dari kemarin udah pasrah aja. Mau listrik padam juga mau gimana lagi? Mau bilang sama siapa? Mau protes sama siapa? Yauda disyukurin aja karena masih bisa tidur dengan lelap meski listrik mati hehehe masih bisa ngecas Hp pake power bank meski sinyalnya naik turun nggak jelas. Masih bisa makan, meski listriknya mati (ya kan kalau lapar tinggal makan aja, ngapain nahan lapar sampe listriknya nyala? hehehe) Paling penting, aku yakin di balik kegemparan kita ada orang-orang di balik layar yang berusaha bekerja untuk bisa menstabilkan kondisi demikian kan? Ada orang yang berjuang untuk memperbaikinya. Jadi, tak perlu banyak mengeluh... 

Ini sekedar flashback di tahun 2016, saat awal-awal masih ada di penempatan daerah pulau Sebatik, Kalimantan Utara. Aku ditempatkan di daerah yang desanya saat itu belum terjamah oleh listrik. Mungkin sekitar 4 bulan lamanya mau ngecas barang-barang elektronik aja susah, adanya hanya sekedar menggunakan jenset. Bahkan, Bapak piaraku tak punya jenset. Maka, kita berkumpul di bawah terangnya rembulan sambil melihat bintang dan MashaAllah yaaa... masih ada kehidupan kok hehehe apalagi dari atas rumah orang tua piaraku bisa terlihat kota Tawau, Malaysia yang lampunya berkelap kelip. Di situ saya merasa sedih...

Di saat di pulau Jawa penerangan sudah ada dimana-mana, apa kabar dengan saudara-saudara kita yang ada di daerah? Terus kemarin aku flashback dengan kehidupan di penempatan doooong... makanya yaa seakan yaudalah yaa nanti juga bakalan hidup lagi kok, nanti juga bakalan balik normal lagi dong. Toh ini hanya sehari atau dua hari aja, nggak sampai yang bertahun-tahun kan? Hehehe

Belajar untuk menerima segala kondisi itu perlu rupanya. Saat ini aku malah sedang merasa nge-down dengan sebuah kondisi. Makanya, belajar untuk bersyukur juga perlu karena bersyukur itu adalah salah satu cara untuk bisa menerima segala kondisi. Aku kurang bersyukur kali yaaa makanya kurang rasa bahagianya.. Doain aku ya teman-teman semoga selalu bisa bersyukur dengan segala kondisi biar bisa ikhlaaaas dan bahagia :D

Well, itu aja deh yaa. Ini bukan curhat sih tapi ini sebuah refleksi yang harus aku lakukan. Supaya oh supaya aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagiiii...

Jangan lupa selalu bersyukur yaaa dear...

Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

-vidahasan-


-Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat".-
(Q.S Ibrahim: 7)


Share: