3 January 2020

IT'S A WRAP!

Assalamu'alaikum...

So, like I did before (in the end of every year). I did always a reflection for my self. What is good things and what skills I have to devoloping for my self. It's little confused actually, what I wanna write here in my blog. After many months break and didn't write again in my journal and blog, I thought I have to do something to training my self with commitment.

So just wanna write something bless, that I have for a year 2019!

  • January
Di tahun ini aku ingin belajar konsisten untuk menulis jurnal. Aku berharap sekali aku bisa melakukannya dengan baik. Di awal tahun ini, aku juga ingin kembali belajar bahasa Jerman. Sudah lama aku tak menggunakannya sejak aku mengajar di elementary school. Meskipun cukup menguras kantong, tapi tetap kupaksakan demi aku harus kembali bisa berbahasa Jerman. That's why, I decided to take a course in Goethe Institute Jakarta. Hari pertama masuk sesungguhnya agak mengejutkan karena aku satu kelas dengan anak-anak yang usianya masih sangat muda, anak sekolahan yang mau berjuang sekolah di Jerman. But even if so, I have to more learn diligently. 

Di satu sisi aku memutuskan untuk ikut kembali menjadi relawan di beberapa kegiatan. So, I follow Bagja to visited TMII for her voluntary activity in Langkah Kecil Banten. Aku juga mau tekadkan buat hidup sehat dan rajin olahraga (belajar konsisten guys). Di bulan yang sama untuk pertama kalinya aku ikut berkumpul bareng keluarga besar mbah (uyut) Jamil di Jakarta. Meskipun memang belum semua berkumpul, tapi semoga tetap bisa menjalin silaturahim sama mereka.

Kejutan datang bertubi-tubi karena seseorang dari Belanda mengirimkan sebatang coklat asin. It was also a magical chocolate hihi thanks Andhinaaa.. My support system yang slalu bisa diajak diskusi sama-sama :')



  • February
Aku ikut menjadi kakak pendamping untuk adik-adik di Islamic Explorer yang diselenggarakan oleh teman-teman Langkah Kecil cabang Banten. Di kegiatan ini, yang dipilih adalah anak-anak penerima beasiswa dari langkah kecil Banten. InshaAllah mereka adalah adik-adik calon hafidz-hafidzah berprestasi di sekolahnya masing-masing. New challange di tahun ini adalah menjadi PIC kegiatan outbond sekolah yang bisa dijadiin pengalaman berharga selama bekerja di sana. Dimulai dari penentuan tempat outbond, membuat rangkaian acara, dana, dan perlengkapan yang lainnya. Terkadang melakukan sendiri itu menyenangkan, namun tetap harus ada support system yang bisa jadi tameng. MashaAllah... dan aku merasakan itu di sini. Jadi, tempat belajar yang bisa bikin diri lebih percaya diri lagi kalau disuruh nge lead acara :')

Terima kasih ke teman-teman yang slalu menenangkan hati di kala sudah tak kuasa menahan hati. Love youuuu....


  • March
Ada energy booster yang kembali bisa dirangkum. Bisa liburan tipis-tipis meskipun cuman beberapa hari. Niat awal kondangan di tempat Bunny bareng sama Endah tapi teteup jadi bonus sendiri kalau udah jalan-jalan. MashaAllah... travelling kali ini double-double senengnya.. ngetrack naik motor manjat perkebunan yang tingginya uda kaya puncak. Ketemu sama bapak penjaga goa dan ngobrol bareng beliau, bahkan di lead diceritakan awal mula terjadinya goa Jepang ini. Nikmatnya lagi, bisa refresh sejenak dari hiruk pikuknya kota Jakarta.

Tentu saja, hidup tak selalu mulus. Di bulan yang sama tiba-tiba ditembak jadi PIC kegiatan untuk kelas 6 karena anak-anak ini udah mau lulus jadi tidak diizinkan untuk ikut kegiatan di bulan Apri. Waaaw just amazed! Begitu mendadaknya, karena ku kira akan ada PIC sendiri untuk acara di kelas 6. Tapi rupanya dan nyatanya tidak ada... But anyway thanks bangeeet buat Ms. Novi dan bu Dwi yang sabaaar ngadepin anak kek aku ini yang sering panikan juga kalau udah kepepet. Meskipun banyak drama, tapi pada akhirnya bisa dilakuin yaa dan banyak belajar serta bisa mengenal beberapa orang baru :')

Tapi, setelah melalui drama aku tetap slalu dapet booster dari Nunukersku yang suka kasih energi positif. Kami bertemu, meski tak lengkap bersepuluh. Niat kami, jalin silaturahim terus.. karena setahun bersama selamanya keluarga :") Bahkan ada pelatihan yang buat diri ini dapet energi positif. Ketemu bu Wei yang berasaaaa banget kaya lagi pelatihan di Indonesia Mengajar :') 

Aku bersyukur di sela-sela kursus bahasa Jermanku yang aduhai udah mulai Test, aku dapet support system dari berbagai banyak pihak. Aku terharuuuu dan bahagia bisa kenal sama orang-orang baik yang mashaAllah nggak pernah ada perhitungan apapun. InshaAllah dapet balasan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala :')

Pun dapet doa baik dari bu Eny yang sedang menjalani umroh. Doain jugaa biar bisa ke sana bareng jodoh hehe :')


  • April
Well, hari H outbond. Segala keriweuhan dan pembelajaran akan selesai di bulan ini. Buatku yang menjadi tantangan baru adalah meng-handle anak-anak kelas 1 yang memang sangaaaaat aktiv luar biasa hehhee... Anak-anak ini memang kinestetik habis yang nggak pernah mengenal lelah. Jadi, aku belajar lagi bagaimana cara menghandle anak-anak ini supaya bisa lebih tertib dan tetap jadi anak manis. Tapi yaaa namanya anak-anak pasti ada aja yang tertinggal di belakang dan lelah. Teteup tapinyaaa mashaAllah.. nggak nyangka bisa sejauh ini ngelakuin kegiatan ini, belum baik banget dan masih ada yang harus diperbaiki ke depannya. Tapi, setidaknya sudah belajar memanagement diri serta hati di saat kondisi tidak baik. Kuncinya ada Allah yang bakalan bantuin kita :')

Sepertinya penulisan jurnalku mandeg sampe sini. Udah lupa mau apa lagi yang mau ditulis di jurnal bahkan karena terlalu asik belajar di kursus, berasa nggak punya waktu buat nulis lagi. It's oke, aku masih punya cadangan foto untuk bisa menuliskannya kembali.. sedikit-sedikit nge-rewind kegiatan-kegiatan sebelumnya. Aku sepertinya lebih sering bekerja di bulan ini.. Ada banyak rangkaian kegiatan sekolah yang harus aku lakuin. Mungkin karena sudah persiapan menjelang ujian nasional jadi membantu teman-teman yang sedang riweuh di sekolah. 

Tapi teteup mengolah hati ada keharusan dan kewajiba. Cari refreshing sejenak di beberapa kajian biar iman bisa naik dan nggak kendor. Meski iman ini sering naik turun nggak karuan...


  • May
Fasting in Ramadhan. Kalau uda masuk Ramadhan, berasa waktu cepeeet banget dan nggak berasa udah mau lebaran, ganti tahun baru islam, tahun ajaran baru, anak baru lagi, dan bahkan semuanya baru. Ini bukan perkara baru dalam materi, tapi baru dalam segala hal yang ada di sekitar kita. Berhak banget untuk disyukuri.. Ada challange baru lagi di bulan Ramadhan ini, ngehandle acara Ramadhan Camp di Pemalang yang berkolaborasi dengan teman-teman TBM Kupu-kupu. Baik, dari Jakarta-Pemalang itu butuh jarak dan waktu. Komunikasi kami lakukan hanya via WA saja tanpa ada pertemuan rapat dan segala macamnya. Keterbatasan kondisi yang memang mengharuskan kami demikian, yang penting inshaAllah dilancarin waktu hari H.

Alhamdulillahnyaaa.. orang-orang ini sangat berkompeten sekali melaksanakan kegiatan. Bahkan anak mudanya juga sangat antusias, bangganya akutuh bisa berkolaborasi dengan orang-orang yang baik ini. MashaAllah...  :")

Ah. Buber dimana-mana... Di sekolah, bareng sama kawan akrab yang di goes to sabtu bersama, buber bersama anak yatim di Ramadhan Camp. Bersyukur banget bisa bareng dan kumpul dengan mereka yang sering bikin hati ini riang gembira weheheh :') Terima kasih banyaaak


  • June
Lebaran. Mudik. Kumpul keluarga. Aktivitas yang sering dilakukan banyak orang setiap tahunnya. Seru ya kalau sudah ngumpul, liburan bareng dan seru-seruan bareng. Saling maaf memaafkan satu sama lain dan memulai kembali kehidupan dengan hati yang lebih baik lagi. Di satu sisi kursusku akan berakhir di akhir bulan ini. Tandanya ujian sedang menuju di depan mata dan kudu belajar lagi buat ikut sertifikat B1.  Bulan depan aku akan mengikuti ujian ini dan buatku ujian ini sangat penting. Entah terlepas aku akan mengajar bahasa Jerman lagi atau tidak, tapi semoga ke depannya ada harapan yang bisa aku bagikan.

Hektic. Bisa jadi, karena mau ulangan dan libur kenaikan kelas. Bahkan, aku sudah mulai jenuh dengan kerutinitasanku sekarang ini. Seperti tidak ada yang berkembang pada diriku, aku sempat menarik diri dari peradaban dan nggak mau bertemu dengan banyak orang. Aku berjalan dengan duniaku sendiri. Bulan ini berat, karena ada dua pilihan yang membuatku harus aku fikirkan. Aku ingin resign atau lanjutkan. Kontrak kerjaku juga sudah usai sebelum terima rapot anak-anak. Tapi, harus segera ku putuskan.

Menunggu panggilan perpanjang kontrak seperti menunggu dia yang saat ini sedang kutunggu (Ealaaah syurhaat).. Tapi, seriously, it made me so worried. Bahkan sampai selesai bulan aku belum dapat panggilan lagi. Jadi, aku merasa bahwa aku tetap bertahan di sini dan tahun terakhir aku di sini. Yap! That's the point.



  • July
Ujian B1. Sesungguhnya aku santai, tapi lingkungan sekitarku yang buatku lebih bersemangat. Mungkin, karena mereka sangat berniat ingin sekali belajar di Jerman. Dengan diriku yang demikian ini, aku bisa belajar dari keseriusan mereka. Ahhhh kenapa sih kalian, adek-adekku kereeen banget. Salut akutuuu :') Eng ing eng... Di bulan ini kembali diberi peringatan untuk bisa lebih baik untuk management waktu, karena oh karena aku terlambat saat masuk ruang ujian pentingku. Untung dibolehkan masuk dan dapet reading test di jam pertama. Kalau jam pertama listening test, sungguh I regreted for a long time.

Well, di sela-sela ini akhirnya adik bungsu kami, Ihfal wisuda. Bukan adik kandung, adik yang kami anggap karena kami berada di bawah naungan yang sama, JAI Foundation. Yap! Meskipun kegiatan kami belum bisa konsisten, tapi aku merasa mereka ada keluarga keduaku setelah yang ada di rumah. Kalau kumpul sama mereka, ada aja kelakuan yang dibikin hehe meski saking suka ngomel, gondok-gondokkan, tapi setelah itu balik lagi seperti sedia kala. Yaaa mungkin demikianlah, karena di rumah pun sama. Sesebel-sebelnya kita sama adik kita, ujungnya damai lagi.. Begitu yang aku rasain kalau uda di lingkaran JAI Foundation :')

Satu hal lagi yang buat aku bersyukur, aku diberi kesempatan untuk bisa menjadi kakak pendamping di Jambore Sahabat Anak. Bertemu dengan orang baru bahkan adik baru yang tidak seperti biasanya. Maklum, adik baruku ini adalah pejuang jalanan yang hidupnya mau nyaman seperti yang lainnya. 2 hari bersamanya, banyak belajar darinya bahwa hidup itu tak melulu selalu lurus, pasti bergelombang. Namun, tergantung diri kitanya mau menjalani apa mau menyudahi saja. :')


  • August
Seiring bertambahnya umur, bukan semakin muda namun semakin menua. Aku tau, banyak yang mendoakanku meskipun itu tidak secara langsung. Meskipun aku tak tau sesiapa orang-orang yang mendoakanku di usiaku yang berkurang di dunia ini, aku ucapkan terima kasih. Aku doakan kembali kamu yang sering mendoakanku dimanapun kamu berada. Allah yang akan membalas segala kebaikan. :')

Aku diamanahi kembali mengajar di kelas 2 dengan anak yang beberapa sama seperti di kelas 1 dan kebanyakan berbeda. Apalagi dengan partner baru dan siap belajar bareng-bareng dengan beliau. Aku buat peraturan dari awal, jadi biar bisa let it flow. Di samping itu, keinginanku untuk cari pengalaman di tempat lain lagi udah sangat memuncak. Sempat ditawari teman untuk nyoba daftar di Malaysia dan sampai saat ini pun masih belum mendapatkan kabar apapun. Bahkan, sempat kembali mendaftar sekolah (Ausbildung) di Jerman dan saat itu berasa "Udah ya Allah... kalau emang rezeki untuk menetap di sini aku lanjutin".

Bersyukurnya di usia ini dan dalam masa sudah mulai jenuh dan ingin berkembang, aku masih bisa ikut di kegiatan kerelawanan lagi. Sebenernya kegiatan ini adalah kegiatan pelarianku dari kerutinitasanku sehari-hari. Biar ketemu sama orang baru dan pengalaman baru lagi, and it worked of course. Feel being my self if I could join in voluntary and feel more energy. 


  • September
Aku sadar, kalau aku masih harus banyak belajar untuk bisa lebih mengontrol diri, slalu berhusnudzon dan tetap melanjutkan jalan ini. Kuat karena saling menguatkan, lemah karena saling melemahkan. Aku kuat karena ada orang-orang di sekitarku yang slalu kasih afimarsi positif, tentu saja terutama anak-anak kelasku. Meskipun, di luar batas mereka demikian adanya, tapi mereka tetap anak-anak dan akan selamanya jadi anak muridku sampai akhir hayat. :)

Aku belajar dari kegiatan kerelawanan bahwa tak semua yang kita miliki itu akan abadi. Dari kegiatan ini banyak  bangeeet hal yang didapat terutama kebahagiaan hakiki yang tak pernah kita dapat di tempat lain. Mungkin standard kebahagiaan orang berbeda, namun kebahagiaan itu tak hanya yang bersifat materi saja, salah satunya adalah berbagi senyuman. Ya! Senyuman itu bisa menghantarkan energi positif ke dalam diri kita. Hanya sekali senyum manis dan ikhlas, pasti kebahagiaan hakiki akan langsung terpancar pada raut wajah.

Alhamdulillaaah... aku bahagia meskipun seringnya aku mendapatkan feedback yang kurang mengenakan. Alhamdulillaaah... dapat teman yang slalu menghantarkan energi positif kalau sharing bareng mereka. 


  • October
Semakin tidak karuan kejenuhan ini. Aku mencoba kembali peruntungan untuk mendaftar di sebuah NGO tempat beberapa temanku di sana. Lebih dekat dengan rumah, siapa tau kalau mendekat ke orang tua bisa jadi rezekiku. Yaa sembari menunggu hasil yang di Malaysia dan di Jerman, dua-duanya aku ingin. Entah, aku merasa aku anak nomaden yang hidupnya suka berpindah-pindah tempat dan nggak bisa hidup di satu wilayah. Buatku itu adalah sebuah challange dan new experience. Aku merasa lebih bebas dan lebih open minded dengan kehidupanku yang suka berpindah-pindah ini. Jadi lebih bisa belajar bagaimana jalannya hidup ini, antara mau ikhlas atau mau paksaan.

Kesyukuran itu kita sendiri yang ciptakan. Kenapa? Karena hidup kita itu udah slalu enak, kalau kita nggak bersyukur yaa gimana kita mau ngejalanin hidup? Hidupnya ngeluuuh terus tiap hari. Sudah saatnya berubah dengan lingkungan yang lebih positif lagi dan ngasih aku asupan energi supaya nggak melulu suudzon kalau bertemu dengan orang. Tapi, tenang hidupku nggak melulu tentang seputar demikian. Aku juga manusia biasa yang penuh dosaaaa bahkan banyaaak... Tapi, aku mencoba mengurangi hal-hal negatif datang pada diriku. 

Kalau ditanya masa sih nggak pernah ngomongin orang? Yaaahh jangankan ngomongin orang, bahkan sangat sebal dengan orang pun pernah bahkan aku slalu menjauh saat sudah sangat kesel sama orang. Perangaiku jelek. Jangan ditiru. Karena bisa jadi penyakit hati melanda :') Tapi, selama punya orang-orang yang suka banget "ngomelin" dan saling ingetin maka akan jadi power sendiri untuk menghilangkan rasa-rasa itu. Itu juga sebuah kesyukuran :)


  • November
Sudah mulai sangat nggak karuan. Apapun yang masuk ke telinga berasa ambyar T.T
Tetiba dan sangat mendadak aku dapet panggilan interview bahkan tetiba juga aku sudah bisa mulai kerja di tempat baru. Demi Apaaahh ini sangat buat shock! Tapi aku minta kerenggangan untuk menyelesaikan tugasku sebagai guru di semester ini sampai penerimaan laporan hasil belajar. Ya.. aku mengajukan surat resign demi keluar dari zona nyamanku saat ini. 

Tetap. Di kegundah gulana ku aku masih bisa menahannya karena punya anak-anak murid yang sangaaaat dewasa. Pengertian dan memang jadi tempat bermain kalau udah selesai jam belajar atau pulang sekolah. Jangan salah, aku di kelas mungkin seperti singa yang suka ngomel hehehe tapi saat jam sekolah aku slalu menjadikan mereka teman bermainku selama mereka belum dijemput oleh jemputannya. Ada waktu dimana bermain dan ada waktu dimana kami belajar, jadi jangan disamain yaa.. karena pola ini sudah kebentuk dari awal jadi harus dibuat aturan demikian. :')

Aku pun menemukan diri "aku" lagi. Saat jadi pengajar muda, aku menemukan aku yang memang berbeda. Jadi lebih idealis, tapi keidealisan ini kebentuk saat aku menjadi pekerja sosial di Jerman yang menangani orang berkebutuhan khusus. Sungguh, jika saja di Indonesia ada yang demikian mungkin orang-orang akan lebih banyak saling peduli. Lalu, akhirnya pembentukan idealis jadi semakin membentuk kepribadianku saat ini. Bisa saja ada orang yang bilang "Ah.. kamu itu terlalu idealis. Padahal hidup itu harus lebih realistis dan materialistis". Tapi, sungguh aku berprinsip dimanapun dan apapun yang kita lakukan pasti kita akan dipertemukan dengan orang-orang baik. Meskipun, sikap insecure itu juga harus diperlukan di waktu tertentu :')


  • December
Finally, last month of the year. I don't wanna say goodbye, just wanna say see you when I see you again, thank you and I'm sorry for the year. I might not good enough, but I'm also a human who wanna still become long life learner. But thank you for all experiences, for all sharing, sadness, joyfull we did it all together.

Dalam setiap perjalanan akan ada slalu pilihan yang mau ditempuh. All decide to you! Mau ngejalanin sesuai zona nyaman sekarang atau mau keluar dari zona nyaman. Aku percaya bahwa segala hal dalam kehidupan kita sudah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa. Ada Allah Azza Wa Ja'ala yang siap 24 jam selalu bersama diri kta. 

Aku nggak bisa bilang bahwa aku sudah sangat baik di tahun ini. Exactly NO! Tapi, aku hanya bisa mengevaluasi diriku apa yang sudah baik dan apa yang perlu ditingkatkan kembali. Semoga yang baca pun bisa merefleksi diri kembali dan mencapai target yang diinginkan...

Selamat berpetualang di tahun 2020. Allah always be with you for 24 hours.

Wassalamu'alaikum...

Explore yourself , explore your life. Then, you get your good personality.
One thing, just to be yourself because your life is yours



- vidahasan -
Share:

17 November 2019

Allah stay by your side

The Power of Allah stay by your side.

---
after a months I break from my writing daily routines. I'm feeling not well. I didn't know why. May be, I have to break from some physically activities.

Sometimes, I'm just feeling sick of all, what was doing in my daily life. But, I know that Allah is dislike with people who do not doing anything in their life. Allah is dislike that we can not to struggle for their life, why? Because Allah help us always every minutes, every hours and everytime when we always pray to Him. I know, that nobodys perfect. I'm just human that want to be good people and do what Allah said in His Qur'an. 

I know, right now I'm so stuck of my life. it's because I'm feeling so far away from Allah. He knew everything about me, He knew what a problem I have now. That's why, He gave me this problem, so that I can come more and more to Him. It's so difficult things, I cannot to control my self. Ego is a thing that can not to control, that's mean we have to more learn and learn to control ourselves. How come? Yap! You can controll it my dear. There is Allah that would help you, believe in yourself that Allah always stay by your side.

Don't be panic, don't be afraid. We know, that He never leave us alone. You have to make stronger your Iman and Taqwa. Of course, with prayer. Pray is a strongest thing if you need something, if you need peacefully, and if you need some energy. Take out your worries, take out your sadness, and take out all negativity in your mind with prayer.

Without that, we are feeling so pity. Feeling like you don't have anyone in your life. Pretend your self that you're a special human that Allah created. You're special human that Allah gives some mission to live in the earth. That's mean, Allah really trust you people, that you can anything because of Allah.

Guys, in my religion said that Allah give everything to His human, but when we're make strongest our Iman and Taqwa.

Bismillahirrohmanirrohim...

You're the beautiful people that Allah created
So don't punish yourself if you can not do something what Allah wants
Just be yourself, just be the good people
Allah will always stay by your side.


-vidahasan-
Share:

Catatan Akhir Tahun 2018

Mungkin, kau akan terheran-heran kenapa tetiba saya menulis dua kisah dalam waktu yang hanya berjarak beberapa hari ini...

"Vid, harusnya yang 2017 kan udah lewat. Ngapain ditulis-tulis lagi?"

Bahwa sesungguhnya di tahun 2017 saya belum menuliskan refleksi saya. Maka, mumpung saya masih ingat dan memang harus bersusah payah mengublek memori tapi begitulah adanya yang saya ceritakan. Semoga kau bisa memahami tulisan-tulisan saya di blog ini yaaa dearest friends :)

Flashback Tahun 2018

Bisa dibilang bahwa tahun 2018 merupakan tahun yang penuh dengan kesemrawutan. Why?  Karena di tahun ini saya merasa masih banyaaak sekali kekurangan. Ealah wajar sih namanya juga manusia, suka melakukan banyak kesalahan. Tapi, saya bersyukur meskipun di awal tahun, saya dan Bagja berpisah tempat tinggal hehe karena ingin berdikari sendiri-sendiri kami bisa melewatinya #tjiee kek apa aja kaan berpisah heheh

Masih dalam suasana back to school masih sama. Mengajar dan mengajar... Tapi ada satu harapan yang kemungkinan ada dan inshaAllah tercapai. Di tahun 2017 ini saya bergabung bersama dengan Bagja untuk membuat satu tim menjadi pengelola rumah baca. Yap! Rumah baca ini, didirikan di rumah Bagja sendiri di daerah Ciomas, Serang, Banten. goalnya apa dengan sama-sama mengelola rumah baca ini? Setelah kami berdua berkisah satu sama lain akhirnya kami menemukan benang merah. Ya! Kami ingin kembali turun lapangan dan melakukan apa yang bisa kami lakukan. Meskipun memang masih belajar dan masih banyak sekali kekurangan.

Let me to tell about this...

TBM Anak Desa

Taman Baca Masyarakat Anak Desa yang didirikan pada tanggal 8 September 2017 adalah salah satu taman baca yang diinisiasi oleh teman saya Siti Bagja Muawanah.. Bagja tinggal di kampung, yang kebanyakan penduduknya adalah berkebun dan anak-anaknya mengikuti jejak-jejak orang tuanya. Kampungnya bernama Kp. Kuluk Leugeut, Desa Siketug, Kec. Ciomas, Serang, Banten. Saya salut sama kedisiplinannya mengenyam pendidikan tinggi. Mindsetnya berbeda dari anak-anak desa lainnya, sehingga bisa jadi motivasi untuk anak-anak di desanya. Kenapa demikian?

So, menurutnya sekalipun dia anak desa, tapi harus tetap bisa sekolah dan menjadi sarjana. Karena dengan mengenyam pendidikan akan membentuk kepribadian seseorang selain dirinya punya wawasan yang luas kan? Ibarat kata, juragan angkot yang tak berpendidikan baik, karena bisa memberikan nafkah keluarganya, tapi akan lebih baik lagi jika juragan angkot yang berpendidikan. Karena, dengan juragan angkot yang berpendidikan, dia bisa mengajarkan ke anak-anak bahwa ada banyak hal-hal yang perlu kita pelajari di dunia ini. Juragan angkot yang tidak berpendidikan, kurang bisa merespon secara baik bagaimana menyelesaikan sebuah masalah.

Diriku bahagia bisa tergabung dan bahkan mengenal adik-adik di Ciomas. Dari mereka ku belajar bagaimana rasa bersyukur dan rendah hati, bagaimana rasanya berjuang untuk terus mengejar mimpi... Kami menginisiasi kegiatan Ramadhan Camp dan Kelas Cita-Cita. Dari inisiasi tersebut, terbentuklah JAI Foundation yang terdiri dari aku, Bagja, Mubin, Ihfal dan Bu Faiz. Atas dasar apa tiba-tiba mendirikan sebuah yayasan? Atas dasar bahwa kami ingin sama-sama memberikan manfaat untuk orang lain.

Dana setiap kegiatan kami dapatkan dari donatur yang berbaik hati menyisihkan sebagian rezekinya. Bahkan, mereka pun tak tanggung-tanggung dalam jumlah yang lumayan. Alhasil, dari proses itulah kegiatan kami alhamdulillah selalu diberi kelancaran, bahkan beberapa sudah menjadi relawan untuk kami.

Bu Faiz selaku pembina yang dengan sigapnya slalu menjadi penengah di kala kami berempat mulai bersitegang.
Ihfal si adik bungsu yang paling sering bilang"hayuk kak" kita laksanakan serta rela berwira-wiri demi kelancaran kegiatan.
Bagja dengan ketangguhannya mempersiapkan segala kegiatan dan tak pernah berputus asa selalu memberikan positive vibes.
Mubin dengan ide-idenya yang luar biasa dan inisiatifnya untuk kelangsungan program-program yayasan kami.
Serta diriku yang seringkali ikut mengalir dalam arus yang penting kerjaan selesai meskipun seringkali keluar deadline hehehhe...

Di tahun 2018 ini juga bergabung dengan tempat ngaji yang MashaAllah pergerakannya. Hawanya jadi lebih sering deket sama Allah.. Adem dan tenaaang banget rasanya. Tapi, namanya berproses adakalanya futur itu selalu ada kan yaa hehe.. Pada dasarnya jika kita ingin berubah, lakukan terlebih dahulu hal-hal yang kecil. Maka, inshaAllah hal besarnya akan menyusul dengan sendirinya. MashaAllah yaaa...


Then, you have to improve yourself yaaa.. don't be afraid if you wanna do something. Let Allah help you always. Because He never let you alone guys :)


-vidahasan-
Share:

5 August 2019

Jangan Lupa Bersyukur

Haii dear friends,
Asslamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Waaah lama banget yaa nggak nulis-nulis lagi nih di blog. Aku yakin sih lebih banyak yang tertarik menonton vlogger-vlogger di youtube daripada membaca di blogger. But, let me see siapa yang akan bertahan untuk tetap nge blog hehehhe.. Karena ngeblog aja uda sangat jarang sekali sepertinya, jadi aku masih lebih memilih ngeblog. Why? karena prakata dalam tulisan banyak sekali mengungkapkan rasa dibanding harus menampilkan sebuah drama. :')

Nah, kali ini aku ingin menulis tentang yang rasa syukur.

Iya, jadi kemarin 4 Agustus I'm getting older and alhamdulillah Allah still loving me until this day. Dia masih beri aku nafas, masih diberikan segala kenikmatan meskipun sehari sebelumnya ada drama yang mana Allah aja masih sayang sama aku. Di tengah kegundah gulanaan diri ini, di umur segini masih gini-gini aja. Di umur yang seharusnya (mungkin) banyak yang bertanya-tanya tentang "pendamping hidup" di umur yang seharusnya sudah bisa lebih banyak berkarya, namun berasa waktunya kebuang sia-sia karena terlalu nyaman dengan zona. Tapi tetep yaaa... Ada doa yang disampaikan oleh Bapak dan Mama serta beberapa teman. Terima kasih sudah mengingatnya, mengingat hari dimana aku dilahirkan, mengingat hari dimana aku harus bisa menjadi lebih baik terus-menerus dan mengingat hari dimana ada doa-doa yang tercurahkan.

Lalu apa targetnya? Targetnya tidak banyak seperti sebelum-sebelumnya, hanya minta sama Allah selalu diberi kesehatan, keberkahan dan menjadi pribadi yang lebih baik bahkan kalau bisa lebih bermanfaat untuk orang di sekitarku. Lebih banyak bertafakur karena dengan demikian lebih banyak bisa berefleksi ke diri sendiri. Jadi, minta doa dan saling mendoakan ya teman-teman supaya Allah slalu beri kita kemudahan dalam setiap urusan kita. Aamiin Allohumma Aamiin :')

By the way nih ngobrolin masalah bersyukur, dua hari ini ramai sekali orang berbicara tentang masalah listrik padam karena gempa. Tenaaang dear, di balik segala musibah ada hikmah. Meskipun memang akhirnya jadi porak poranda. Mungkin karena kita belum siap yaa dengan segala kondisi yang secara tiba-tiba demikian. Padahal itu bisa saja terjadi loh sekalipun kita belum siap dengan segala kondisi. And how about me?

Aku dari kemarin udah pasrah aja. Mau listrik padam juga mau gimana lagi? Mau bilang sama siapa? Mau protes sama siapa? Yauda disyukurin aja karena masih bisa tidur dengan lelap meski listrik mati hehehe masih bisa ngecas Hp pake power bank meski sinyalnya naik turun nggak jelas. Masih bisa makan, meski listriknya mati (ya kan kalau lapar tinggal makan aja, ngapain nahan lapar sampe listriknya nyala? hehehe) Paling penting, aku yakin di balik kegemparan kita ada orang-orang di balik layar yang berusaha bekerja untuk bisa menstabilkan kondisi demikian kan? Ada orang yang berjuang untuk memperbaikinya. Jadi, tak perlu banyak mengeluh... 

Ini sekedar flashback di tahun 2016, saat awal-awal masih ada di penempatan daerah pulau Sebatik, Kalimantan Utara. Aku ditempatkan di daerah yang desanya saat itu belum terjamah oleh listrik. Mungkin sekitar 4 bulan lamanya mau ngecas barang-barang elektronik aja susah, adanya hanya sekedar menggunakan jenset. Bahkan, Bapak piaraku tak punya jenset. Maka, kita berkumpul di bawah terangnya rembulan sambil melihat bintang dan MashaAllah yaaa... masih ada kehidupan kok hehehe apalagi dari atas rumah orang tua piaraku bisa terlihat kota Tawau, Malaysia yang lampunya berkelap kelip. Di situ saya merasa sedih...

Di saat di pulau Jawa penerangan sudah ada dimana-mana, apa kabar dengan saudara-saudara kita yang ada di daerah? Terus kemarin aku flashback dengan kehidupan di penempatan doooong... makanya yaa seakan yaudalah yaa nanti juga bakalan hidup lagi kok, nanti juga bakalan balik normal lagi dong. Toh ini hanya sehari atau dua hari aja, nggak sampai yang bertahun-tahun kan? Hehehe

Belajar untuk menerima segala kondisi itu perlu rupanya. Saat ini aku malah sedang merasa nge-down dengan sebuah kondisi. Makanya, belajar untuk bersyukur juga perlu karena bersyukur itu adalah salah satu cara untuk bisa menerima segala kondisi. Aku kurang bersyukur kali yaaa makanya kurang rasa bahagianya.. Doain aku ya teman-teman semoga selalu bisa bersyukur dengan segala kondisi biar bisa ikhlaaaas dan bahagia :D

Well, itu aja deh yaa. Ini bukan curhat sih tapi ini sebuah refleksi yang harus aku lakukan. Supaya oh supaya aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagiiii...

Jangan lupa selalu bersyukur yaaa dear...

Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

-vidahasan-


-Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat".-
(Q.S Ibrahim: 7)


Share:

1 January 2019

Melihat Mundur (2017)

Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatu,

sesungguhnya postingan ini hanya mau memberikan sebuah refleksi di dua tahun ke belakang. Kenapa dua tahun belakang? Karena eh karena saya sama sekali tidak mentargetkan apapun di tahun 2018 kemarin. Rasanya sediiiih karena tidak ada refleksi di tahun sebelum tahun 2018. Padahal, seringkali saya selalu membuat wish list setiap tahunnya dan emang apapun yang kita tulis, kalau kita usahakan ujungnya pasti akan terjadi. We'll see it yaaa..

Tahun 2017

Di tahun 2017 merupakan salah tahun penjajakan saya ke ranah pekerjaan yang lebih serius. Karena selama tiga tahun terakhir sebelum tahun 2017, saya melakukan beberapa perjalanan yang menjadikan diri saya selalu belajar bagaimana melewati setiap masalah demi masalah. Dari sejak lulus kuliah di tahun 2013 hingga 2016. Yaaap, and I thought, that I was just let it be with the time in 2017. Setelah kembali dari penempatan di kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, sebenarnya ada beberapa wish list yang ingin saya capai. Salah satunya adalah kembali mengajar bahasa Jerman di salah satu kursus bahasa Jerman hits di Indonesia, yaitu Goethe Institut Indonesien.

Tapi, Allah berkehendak yang lain. Pada akhirnya bulan Februari saya ditawari untuk menjadi seorang travel consultant di Yogyakarta. Prosesnya begitu cepat dan saya tertarik kembali mencoba hal baru lagi. Saat itu masih dalam masa percobaan selama tiga bulan. Saya ingat, dari bulan Februari akhir hingga bulan Juni. Tugas saya saat itu adalah menjadi translater itinarary journeys dari para turis yang ingin berwisata ke Indonesia menggunakan agen kami. Nggak tanggung-tanggung, karena harus menerjemahkan dari bahasa Inggris ke Bahasa Jerman. Beraaaaat sejujurnya... apalagi saya sudah selama setahun terakhir tidak menggunakan bahasa Jerman saya.. Kagoook rasanyaaa... Tapi eh tapi seru menjadi seorang travel consultant, karena akhirnya bisa tau bagaimana membuat sebuah itinerary journey para turis yang akan berlibur... Ilmu baru lagi ini mah namanyaaa :')

But, I did'nt continue this work. I resigned in about June. Setelah dijalani rupanya pekerjaan ini tidak sesuai dengan impianku hehehhe... Enak siih bisa jalan-jalan, tapi mashaAllah orang-orang di dalamnya udah pada punya pengalaman dan saya masih nol pengalaman dengan hal semacam demikian. Jadi rasa minder karena ilmunya belum seberapa seperti teman-teman satu kantor. Qodarulloh, saya resign juga nggak cuma-cuma. Di samping saya kembali belajar bahasa Jerman di kantor, saya juga sempat dipertemukan dengan tim dari Deutsche Zentrum dan Lembaga Indonesia Jerman. Jadi, makin nambah ilmu lagi kan setelah setahun nggak praktek bahasa Jerman.. Karena diharuskan untuk berbincang menggunakan bahasa Jerman di dua tempat ini.

Daaaan kembali Allah tunjukkan jalannya, karena passion saya rupanya lebih ke mengajar anak-anak tingkat SD. Akhirnya, saya melamar sebagai guru di salah satu sekolah di Jogja, sempat ikut interview dan psikotest, but I failed it. It's ok, that was not yours. Saya kembali mencari pencerahan sebelum saya benar-benar keluar dari travel consultant ini. Maksud saya, supaya ketika nanti saya keluar saya bisa langsung dapat pekerjaan. Then again, takdir Allah kembali. Saat saya pulang ke rumah, saya cerita dan ngobrol dengan bapak ibu, "gaweane mboten cocok kalih Vida pak. Pengen ngucali sing liyane mawon" (pekerjaannya belum pas sama Vida pak, mau cari yang lain). Pernah di tahun ini sebelum memutuskan meninggalkan Jogja, saya mendaftar kembali menjadi wartawan di media cetak di Jakarta. Tapi sama saja, saat itu belum berhasil. Itu adalah hari terakhir saya sekalian meninggalkan Jogja saat mengikuti walk interview di Jakarta. Tapi, pas di saat bersamaan teman saya mengabarkan bahwa dibutuhkan guru bahasa Jerman di SMA Al Azhar Jogja... saat itu rasanyaaaaa ya Allah.. udah di kereta dan pengen balik lagi rasanya. Seriusaan.. Tapi lagi-lagi ya, Allah belum memberi izin saya untuk menjadi seorang wartawan hehee...

And Finally, after lebaran teman saya menginformasikan bahwa ada lowongan guru di salah satu sekolah swasta di Jakarta. Saya kembali mencoba dan ingat pesan bapak "Vida, kalau memang mau kerja di Jakarta coba fokuskan aja cari kerja di Jakarta. Jadi, jangan cari di tempat yang lain. Tempat yang lain coba aja dijadikan sebagai alternativ kalau di Jakarta memang belum ketemu" MashaAllah... Doa bapak diijabah, alhamdulillah saya lolos interview dan keesokan harinya langsung taken contract for a year. Percobaan maksimal selama satu tahun, kalau mengajarnya bagus akan diangkat menjadi pegawai tetap.  :)

Prosesnya yang ini juga begitu cepat. Memang, Allah itu sayang banget yaa sama kita. Meskipun, saya juga masih suka lalai tapi, Dia tetap ajaaa kasih apa  yang kita mau. Saya sediiiihhh bahkaaan merasa kurang bersyukur dengan apa yang dikasih sama Allah :(( (Astaghfirullohaladzim))... And I'm a teacher now! 

Di tahun pelajaran 2017/2018 saya mengajar sebagai guru kelas dua. MashaAllah... luar biasaaa sekali tantangannya heheeeh.. alhamdulillaaah ada partner yang udah punya banyak pengalaman dalam hal mengajar. Jadi, bisa sharing bagaimana cara melayani anak-anak terutama juga emak-emaknya hehehhe... Banyak kejadian yang tidak terduga saat pertama kali mengajar dan menjadi guru di sekolah swasta se-kece ini. Mungkin, karena rata-rata mereka adalah orang punya jadi lebih ke pengembangan karakter anaknya yang berbeda dan meladeni anak-anak plus orang tuanya. :')

Tapi, tenaaaang... saya belajar banyak hal dengan begitu. Perbedaan jelas signifikan antara sekolah di daerah 3T dan sekolah di kota besar. Dari perlakuan, pembelajaran, sikapnya dan lain sebagainya. Maka, saya harus lebih belajar banyak lagi dan harus bisa move on karena bukan mengajar di daerah lagi hehhhe... Alhamdulillahnyaaa dapat partner yang super sabaaar dan selalu jadi panutan saya selama di belajar di kelas dua ini. Teman-teman baru pun juga seruuu dan seringkali kami bercengkerama bersama.

Well, targetan di 2017 masih ada lagi... salah satunya ingin memperdalam ilmu agama. Rasa-rasanya masih sangat minim agama saya, maka saya harus mengasahnya. Akhirnya saya seringkali ikuta kajian bulanan ustadz Yusuf Mansyur dan AA Gym di masjid Istiqlal sembari mencari kajian yang lain yang lebih intensif. 

Oh iya, selama satu semester saya satu tempat tinggal bersama dengan Bagja. Bagja adalah teman satu penugasan ketika saya juga berada di Nunukan. Kaaann.. Allah takdirkan kembali bertemu dengannya setelah sempat dikira akan berpisah dan akan jarang berjumpa. Apalagi, setelah penugasan dia mendapat tugas kembali di Aceh dengan mengikuti program yang lain. Alhamdulillaaah... saya bisa juga belajar banyak darinya, dari target-target hidupnya yang ingin dicapainya :)

Setidaknya di 2017 saya masih merasakan menjadi orang yang masih bisa berbagi dengan yang lain meskipun memang tidak dalam waktu yang lama. Ikut bantu-bantu di Deutsches Zentrum, cari rumah belajar para relawan di pinggiran kali code, jadi pendamping untuk anak-anak yatim saat bulan Ramadhan dan jadi panitia kelas inspirasi Pemalang yang pertama kalinya diadakan di Pemalang. Semacam itu saja membuat diri ini bahagia dan bersyukur sekali bisa bantu mereka demikian... Sekalipun sedikit ilmu, tapi tetap berbagilah ilmunya dengan siapapun...

Kalau ini pertanyaan yang sering sekali diajukan...

Apakah ada target menikah di tahun 2017? Sesungguhnya ada, tapi saya masih bisa menjalaninya secara pelan-pelan dan tidak 'ngoyo' harus ngebet banget nikah di tahun ini. Sudah ada keinginan, namun masih belum dipertemukan sama Allah jodohnya.. Jadi, salah satu target di tahun 2018 adalah menikah. Melihat beberapa teman yang sudah memiliki pasangan dan momongan, ku hanya bisa membayangkan saja saat ini. MashaAllah... Tapi, menikah itu juga butuh ilmu dan persiapan diri. Maka, jika memang sudah menjadi target besarnya saya harus banyak-banyak mencari ilmu tentang pernikahan supaya lebih siap menjalani kehidupan rumah tangga.. Bismillaaaah in 2018... :')


Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh


Semoga apa yang disemogakan menjadi terijabah
Semoga harapan bukan hanya harapan
Semoga Allah mengabulkan segala yang telah didoakan
Semoga menjadi peningkatan iman dan taqwa dalam beribadah



-vidahasan-
Share:

25 December 2018

Yuk Belajar Adab Bertanya

Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh,

dear you,

lama ya tidak bersua menuliskan prakata di blog saya ini. Maafkan diri, karena terlalu mager untuk menuliskan sesuatu :) Kali ini, saya akan membahas tentang belajar adab bertanya. Mungkin yang telah menjadi followersnya Nadhira Arini sudah pernah membaca postingan-postingan beliau tentang bagaimana cara yang baik untuk bertanya atau berbicara dengan seseorang. Apalagi, jika seseorang itu baru kita jumpai karena sudah lama tidak bertemu.

Nah dear, yang disampaikan oleh beliau mengundang motivasi saya untuk menuliskan adab yang baik ketika bertanya atau berbicara dengan orang lain. Jangan sampai yaaa pertanyaan kita itu menyinggung perasaan hati mereka. Kita tidak tahu loh, apakah pertanyaan kita bisa menyakitinya atau tidak, yang jelas jika satu pertanyaan dapat menyakiti perasaannya bisa saja itu memutuskan hubungan silaturahim yang sudah terjalin baik sebelumnya.

Di musim liburan seperti ini, atau bahkan musim lebaran pasti bertemu dengan orang tersayang adalah sebuah dambaan. Berkumpul dengan keluarga besar juga salah satu impian, karena bisa mengeratkan tali silaturahim kita. But, you have to remember ya dear... Ketika berkumpul dengan mereka cobalah mencari obrolan atau pertanyaan-pertanyaan yang tidak menyangkut ke urusan pribadinya, terkecuali jika dia bercerita tanpa kita tanya.

"Eh kamu kok gemukan sekarang?" -- "Eh kamu sekarang jerawatan, nggak kaya dulu" -- "kapan kamu nikah/ sebar undangan?" -- "Udah ada calonnya?" -- "Udah isi belum?" -- "Nggak nambah lagi nih?" dan pertanyaan berderet yang bisa saja pertanyaan-pertanyaan demikian dapat memicu rasa sakit hati. Kita tidak merasa memang, tapi coba deh jika berada di posisi demikian? Bagaimana rasanya?

Coba tanya hal-hal semacam yang mengarah ke pekerjaan, atau kabar atau pengalaman yang sudah ia lakukan selama ini. Pasti, akan menjadi cerita yang seru yang bisa saja menjadikan kita motivasi hidup. Itu yang disebut dengan positive vibes dalam sebuah percakapan. Yang belum menikah, bisa saja konsul tentang bagaimana menjalani kehidupan rumah tangga, atau yang belum memiliki anak bisa saja konsul atau cerita tentang mengasuh anak yang baik seperti apa. Atau jika tak mampu bertanya yang ada di atas itu bisa saja mau memperkenalkan seseorang dengan yang belum menikah tersebut. Siapa tahu jodohnya dan malah jadi pahala karena mempermudah urusan para singlelillah yang ingin segera menikah.

Well, yang ditanya nggak perlu baper kaliiiii. Itu juga kan pertanyaan umum, ngapain juga yang ditanya baper? Hihihi kembali lagi yaaa ke adab bertanya. Jika niatnya baik, ia tidak akan membuat pertanyaan-pertanyaan demikian atau melontarkan hal-hal demikian. Apalagi baru ketemu bangeeeet loooh setelah sekian lama tidak bertemu. Jadi, cukup doain atau cariin yaaa hehehh :D Kecuali kalau tiap hari atau sering bertemu itu sudah terbiasa dengan pertanyaan demikian. 

"Vid, curhat ya?" Big No! Saya hanya menuliskan apa yang memang beberapa teman juga mengalaminya kok. Jadi, bukan dari pengalaman pribadi saja melainkan juga dari beberapa pengalaman teman-teman. Siapa tahu, jodohnya masih belum terlihat karena disuruh belajar untuk memantaskan diri, siapa tahu belum dapat rezeki keturunan karena disuruh untuk terus-terus berdoa pada-Nya, siapa tahu masih belum diberi kelancaran rezeki dalam urusan pekerjaan karena sedang dilatih untuk bersabar dan ikhtiar pada-Nya. Semua ada hikmah masing-masing, jadi tidak perlu ngoyo atau mendesaknya.

"Vid, tapi kan umur dan bla bla bla..." Umur sudah ada yang ngatur, kenapa kita yang repot? Siapa tahu, Allah mengatur jodohku bukan di umur sekarang, atau Allah bahkan sudah menyiapkan jodoh terbaik-Nya jika saya memang benar-benar yakin pada kuasa-Nya. Kita nggak akan pernah tahu kan? Setiap-setiap manusia ingin berkeluarga dan memiliki keturunan, pasti! Saya yakin demikian. Mana ada sih yang nggak mau melanjutkan perjuangan dakwah dan melakukan ibadah demikian? Jika ditanya, pasti mauuuu bangeeet. Tapi, Allah punya cara-Nya untuk mengabulkan doa-doa kita. 

Belajarlah, untuk bisa menahan segala godaan pertanyaan yang bersifat pribadi. Karena, tidak semua orang menyukainya. Banyak juga yang risih ditanya hal-hal yang bersifat pribadi sekali, apalagi setelah sekian lama bertemu...

Yuk belajar instropeksi diri sendiri dulu. Ini catatan juga saya buat untuk diri sendiri supaya tidak melakukan hal demikian. :)

Bismillahirrohmanirrohim :)


Yuk, belajar untuk lebih bisa bertanya dengan santun bukan untuk menyinggung. Jika sekiranya bingung maka diamlah dan dengarkan apa yang ingin diceritakan olehnya itu lebih baik atau sekedar bertanya "apa kabar?" Karena sungguh, pertanyaan yang sifatnya sangat pribadi itu bisa menyebabkan putusnya silaturahim :) *FYI


-vidahasan-

Share:

4 December 2018

Thoriqul Iman

Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh,

Tulisan ini saya tulis kembali sebagai pengingat kembali diri saya, betapa untuk mencapai iman itu susah. Menjaga keimanan itu sangat susah karena harus dibarengi dengan keistiqomahan. Bagaimana caranya?

Dear,
saya kembali tekankan karena diri ini juga masih butuh belajar sangat banyak, berdiskusi dengan orang-orang yang sholeh supaya kita bisa mengikuti mereka dalam hal-hal yang baik. Thoriqul Iman berarti Jalan Menuju Iman. Bagaimana caranya menuju iman? Dengan mengkaji ilmu-ilmu agama dan sering sekali sharing. Saya belajar banyak hal selama mengikuti kajian di setiap minggunya. Ada yang membuat hati ini ikut tergerak ketika saya dijelaskan berbagai macam hal tentang jalan menuju iman. Nah, bagaimana caranya menjalankan iman itu?

Kembali lagi, kita beriman kepada siapa? Tentu saja kepada Sang Pencipta Makhluk. Lalu siapa Sang Pencipta Makhluk tersebut? Yap, Dialah Allah Azza Wa Ja'la. Pernahkah berfikir, untuk apa kita diciptakan? Tentu saja, untuk beribadah supaya bisa menempuh perjalanan menuju Surga-Nya yang amat sangat indah.

Dear,
sebagai manusia yang hidup di dunia yang sangat fana' ini, terkadang diri kita lalai dengan segala hal, terutama untuk urusan di akhirta kelak. Padahal, sejatinya kita akan kembali ke haribaan-Nya kelak. Entah sekarang, nanti sore, nanti malam, besok, lusa, minggu depan, bulan depan atau tahun depan. Begitu seterusnyaaa... Duh, saya masih salah satu manusia yang memang masih harus terus belajar supaya kelak bisa mengemban dakwah dan amanah ketika mempunyai titipan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Manusia itu adalah tempatnya salah, bahkan dia bisa menjadi munafik ketika memang hatinya masih belum terbuka. Maka dari itu, perbanyak melakukan hal yang baik supaya kelak bisa menjadi tabungan kita di surga.

-vidahasan-


Share: