10 May 2017

Renungan Senja

Saya resah dengan Indonesia saat ini. Saya muslim, dan saya  percaya dengan kitab saya. Dalam hal ini, sebagai muslim yang hidup di tanah Indonesia yang (katanya) berbhineka tunggal ika, saya sangat menghargai apapun pilihan mereka. Karena bagimu piihanmu dan bagiku pilihanku (intinya saya tidak ingin mencampuri apapun pilihanmu). Bahkan saya justru takut hanya karena masalah pilkada, ucapan, atau tingkah seseorang Indonesia bisa berpecah belah. Saya pernah juga hidup di wilayah minoritas bahkan beberapa dari mereka selalu bilang

"Vida, kenapa agamamu sangat keras sekali aturannya? Sebagai perempuan kamu harus berjilbab, ketika Ramadhan kamu harus puasa, terus kamu harus beribadah satu hari 5 kali. Apa itu nggak ribet"-- pertanyaan itu menampik diri saya yang saat itu berada di kaum minoritas.

Lalu saya jawab "Agama saya tidak keras aturannya. Saya menjalankan sesuai dengan perintah dari Nya, dimana itu tertulis di kitab saya dan memang saya meyakininya. Logikanya sama seperti kalian harus bayar pajak atau asuransi di negara kalian yg itu adalah kewajiban kalian sbg warga negara ini. Hanya bedanya jika kalian tidak melakukannya kalian akan mendapat hukuman/ sanksi dr aparat pemerintah kalian, sedangkan saya harus mempertanggung jawabkan ini ke Tuhan saya" :)

Percakapan seperti ini seringkali terjadi, namun pada intinya dimana saya bisa bergaul dan bertingkah seperti biasanya dengan rekan-rekan kerja saya supaya mereka tidak berpendapat bahwa islam itu radikal, islam itu agama yang toleransi, mereka menerima dan open minded dengan apa yang saya sampaikan tentang pendapat saya. Bahkan saya sangat terharu ketika saya sedang berpuasa di tempat kerja, rekan kerja saya selalu menyediakan makanan buka untuk saya. Betapa indahnya keberagaman yang saya rasakan saat itu :) 

Saya juga pernah dengan bangga bercerita bahwa Indonesia itu banyak suku, budaya, agama dan bahasa, tapi hidup kami rukun-rukun saja tidak ada pecah belah, yang namanya pendapat pasti akan terjadi tapi semoga itu yang akan saling mengeratkan diri kami. Namun, sekarang justru saya malu untuk kembali mengingatnya karena kenyataannya saat ini Indonesia sedang dilanda perpecahan. 

Mohon maaf jika apa yang saya sampaikan ada yang kurang berkenan, sejatinya saya hanyalah makhluk yang masih juga berlumur dosa bukan sok-sokan (bijak, alim dan bersikap netral). Tapi saya yakin bahwa setiap manusia di muka bumi ini punya pilihan masing-masing. Yuk kembali menjadi Indonesia yang berbhineka tunggal ika jika masih mencintai negeri ini maka luruskanlah dengan niat lapang, bentuklah perubahan yang lebih baik lagi meskipun dengan hal-hal kecil yang kita lakukan. Jangan ada perpecahan lagi hanya karena suatu oknum yang bertingkah dan berucap atau berbeda pandangan dengan kita, lalu kita berpecah bukan kembali menjadi NKRI. 

Satu hal lagi yang harus kita ambil pelajarannya adalah belajarlah dari anak-anak, meskipun anak-anak tapi mereka lebih mencintai kedamaian. Bukankah kita sebagai seorang dewasa selalu mengajarkan ke anak-anak untuk mencintai perdamaian? Tapi apa yang telah kita lakukan apakah sudah mencerminkan dan mencontohkan perilaku yang harusnya ditiru oleh anak-anak? :) 

Beberapa foto ketika saya di Jerman dan di penempatan. Ada keharmonisan yang dirasakan, berbeda tapi tetap satu jua :)


Ini adalah gambar di atas dan di bawah adalah gambar ketika seminar di Jerman :) beberapa dari Georgia, Nepal, Jerman, Ukraina, Turki tapi tetap saja kami akur :)




Gambar di atas adalah siswa-siswi SDN 005 Sebatik Tengah berasal dari beberapa macam suku bugis, Timor, Jawa, Tidung

See?  Kurang indah apalagi coba negeri kita jika diri kita tidak bisa menjaga keutuhan dan kerukunannya? :)



-- Rabbana dhalamna Anfusana wa Illamtaghfirlana Watarhamna Lanakulanna Minalkhosirin -- 🙏

--vidahasan--

Share:

21 April 2017

Kartininya Indonesia



Hai Wanita Indonesia,

Mengenang kembali tentang Kartini? Tentu saja boleh. Jika mendengar kata tentang Kartini yang terlintas pertama kali adalah tentang emansipasi wanita. Betul sekali. Kartini memperjuangkan hak wanita supaya juga turut berilmu dan bersekolah, hingga derajatnya dinyatakan sama seperti laki-laki yang dianggap sebagai tulang punggung keluarga.

Diunduh dari google

Hasilnya, ketika wanita cerdas harus bertandang dengan urusan rumah tangga dia akan lebih bisa memfokuskan untuk mendidik anak-anaknya. Wanita cerdas itu tidak hanya dipandang dia punya ilmu banyak seperti matematika, ipa, ips atau lain-lainnya loh. Buat saya, wanita yang pandai memasak juga cerdas, mereka tahu bumbu yang pas untuk kelezatan di setiap masakannya. Jadi jangan salah ketika wanita hanya dikatakan pandai memasak saja atau mengurus rumah. Tanpa wanita (seringkali) urusan rumah tangga itu tidak beres. Ini bukan berarti saya menyudutkan laki-laki. Bahwasanya, di balik laki-laki sukses juga bertandang wanita-wanita hebat yang selalu mendukungnya kan? J

Ah di atas itu hanya intro saja. Sebenernyaaaa sayaaa ingin menceritakan tentang wanita-wanita di bumi perbatasan Indonesia hehheh ini sih karena mungkin saya rindu desa dan segala antek-anteknya...

Setahun, iya tepat setahun yang lalu. Rasanya waktu berlalu begitu cepatnyaaa.. Tentu saja, jika kita melakukan hal yang disukai pasti tidak akan berasa susah, sedih atau senangnya. Intinya adalah kata kunci yang saat itu saya gunakan “Jangan Lupa Bahagia dimanapun berada”.

Katakanlah, Ibu Saminah, Ibu Kori, Ibu Agnes, Ibu Nur, dan Jusnita guru wanita di daerah perbatasan antara Indonesia-Malaysia, Pulau Sebatik namanya. Guru-guru ini mengajar dan bertugas di SDN 005 Sebatik Tengah, tempat saya setahun yang lalu bertugas. Wanita-wanita ini buat saya adalah wanita tangguh dari perbatasan. Mungkin tidak hanya mereka saja, ini hanya sebagian wanita bahkan belum sebagiannya sedikit wanita tangguh dari perbatasan.

kiri ke kanan: Ibu Agnes, Ibu Nur, Ibu Saminah, Ibu Kori, Jusnita (diunggah dari FB pak Hila)

Mereka sanggup untuk berbagi ilmu dan mengajari anak-anak di sekolah, meskipun dengan keterbatasan yang ada namun tidak lekat juga batasan-batasan itu di diri mereka. Mengeluh? Pasti mengeluh, karena hal itu adalah manusiawi. Namun, daripada mereka tidak melakukan apapun untuk negeri, mereka memutuskan untuk  bisa berbagi ilmu mereka untuk anak-anak negeri. Sama bukan halnya seperti Kartini?

Bagi saya wanita-wanita ini adalah wanita super yang juga ikut andil seperti Kartini terutama dalam bidang pendidikan. Meskipun menurut mereka “ilmu yang kami dapat tidaklah seberapa dibanding orang yang ada di kota besar, namun bagi kami berbagi ilmu sedikit yang kami miliki ini pun semoga nantinya bisa berguna untuk anak-anak kelak”. Teringat jelas ketika ber chit-chat bersama dengan mereka, ada rasa bangga, haru bahkan bahagia karena saya dipertemukan dengan wanita-wanita positif ini.

Di samping itu…

Adalah relawan Nunukan, yang singgah di kota kabupaten. Wanita dengan background bermacam-macam pun juga ikutan berbagi dari guru, dokter, perawat, mahasiswi, dosen, pegawai pemerintah dan lain-lain. Bu Dini, Bu Eyta, Yuni, Bu Dokter Vini, Bu Nursidah, Bu Eva dan beberapa wanita Nunukan lainnya juga wanita super di daerah perbatasan yang saya kenal. Sejak adanya relawan Nunukan dan kelas Inspirasi Nunukan, proyek-proyek yang memberi kebermanfaatan untuk daerahnya selalu mereka rencanakan. Bagi saya itu Hebat!

 
Bu Dini, Bu Nursidah, Yuni (sebagian wanita hebat dari Nunukan) -- (diunggah dari FB bu Dini hehe)

Lalu, apa kabar kita yang hidup di antara banyak fasilitas sekolah, internet, ilmu dan lain sebagainya. Apakah mampu juga berbagi dengan sekitarnya? Mungkin ada tapi hanya sekian persen dari besarnya persen yang ingin dicapai.
Semoga wanita-wanita cerdas Indonesia selalu berbagi dalam kebahagiaan untuk sesamanya. Meskipun wanita, tidak ada hal yang dihalangi oleh apapun untuk memberi kebermanfaatan bagi yang membutuhkan. Karena saya yakin bahwa Wanita Indonesia adalah Hebat!

Kutipan surat Kartini kepada Nyonya Ovink-Soer (awal tahun 1900)

Bila orang hendak sungguh-sungguh memajukan peradaban, maka kecerdasan pikiran dan pertumbuhan budi harus sama-sama dimajukan. Dan, siapa yang bisa paling banyak berbuat untuk yang terakhir itu, yang paling banyak membantu mempertinggi kadar budi manusia? Perempuan. Karena, di pangkuan perempuan lah pertama-tama manusia menerima pendidikannya. Di sana anak mula-mula belajar merasa, berpikir, berbicara. 
 

Kami tidak berhak bodoh, tidak berhak tak berarti.


--vidahasan--
Share:

20 April 2017

Kelar PM (2)

...Melanjutkan cerita sebelumnya...

Well... kami pun berpisah dengan 4 orang Nunukers yang sudah kembali ke keluarganya masing-masing. Then say... See when I see you again :)

Kami ber 6 pun masih harus kembali menyusur jalanan ibu kota. Tiba di stasiun Gambir sekitar pukul 19:30, lalu kami sudah dijemput oleh mas sepupu saya yang tinggal di daerah Tomang. Tetap yaa kelaparan, akhirnya kami makan di warung dekat dengan senayan bawah "rumah para PM". Barang kami masih menumpuk di sana.
Cims bertemu dengan teman lamanya, Mubin balik ke Ciputat, Bang Ulil dan Bro Salman masih mendekam di Senbaw, saya dan Bulan balik ke rumah Pakdhe. Kami semua akan meninggalkan Jakarta tanggal 13 Desember 2016. Bulan kembali ke Bulukumba, Bang Ulil ke Blitar lanjut ke Kediri, Cims ke Blitar dan Bro ke Lumajang. Ya, sudah saatnya kami memang berpisah untuk bertemu kembali (Please, it's not about baper but about us) huehehhe...

Sesampainya di rumah Pakde ketemu lagi deh sama Mbak Ani, dan Pakde. Ngobrol singkat dan langsung tewas karena saking capeknya. Untungnya mah anak PM udah terlatih buat komunikasi sama orang baru, jadi Bulan nggak kagok ngobrol-ngobrol sama keluarga saya heheh... Yang jelas keesokan harinya bakalan keliling kota Jakarte! :D

2 lelaki yang ditinggal di Senbaw pun berkabar kalau si Cims (yang janjinya balik ke Senbaw) malah menghilang entah kemana hahaha :p saya sih udah yakin aja, kalau Cims uda ketemu temen lamanya pasti dah bakalan begitu :p makanya saya lebih memilih nginep di rumah Pakde heheheh

Keesokan paginya, saya, Bulan, mbak Ani dan mas Arif cabut ke suatu tempat dimana di sana Bulan ingin mencari beberapa buku. Maka jadilah kami berempat menuju ke daerah pasar senen yang katanya ada banyak penjual buku yang harganya tidak seperti di toko buku yang mewah. Hanya butuh waktu sekitar 30 menit mungkin, lalu kami pun melanjutkan perjalanan untuk menemui duo manusia yang katanya masih buta arah :)))

Sekitar pukul 10an kami pun berjumpa di masjid Istiqlal dengan berbagai drama yang dilalui oleh 2 lelaki ini (Bang Ulil dan bro Salman). Gileee laaah itu masjid lagi rame-ramenya euy, gimana bisa nemuin 2 laki-laki ini secara cepat hahaha... Tapi yaa akhirnya ketemu juga. Dengan yang paling mendramatisir cerita dari bang Ulil yang ditinggal sama partnernya nge gojek :D :D :D

Pas ketemu...

"Ah tega kamu, Man ninggalin saya! Saya belum download apa-apa dan baru ditinggal sebentar. Kamu uda jalan aja"

"Belajar Bang. Tapi nyatanya juga sampai juga kan di sini dan ketemu juga?" 

"Iya sih.. Tapi kan tetep aja saya pusing. Untung aja ada yang bantuin tadi di Senbaw" 

Mendengar percakapan mereka mah yaa emang gregetan haha yah setidaknya nggak ada dong yang mungkin berani nyulik bang Ulil? :p Kami pun berjalan dan mampir menuju gereja depan masjid istiqlal, yap gereja Kathedral (gereja yang bangunannya terlalu gothic dan mirip seperti di Cologne). Kata Bulan...

"Rekamin saya, kak! Saya mau ngucapin selamat natal buat murid-murid saya di desa di depan gereja ini" Maka jadilah dibuat dan berfoto ala blacklight

blacklight


Kathedral
Dari Kathedral ingin sekali bertandang ke Planetarium dan sayaaa lupaaa kalau Museum itu selalu tutup hari Senin. Maklum tidak ada Museum jadi lupa deh hehehhe :p pas nyampe sana lalu zonk dan nggak tau mau ngapain. Maka akhirnya kami pun berdhuhur sebentar sambil berfikir. Tiba-tiba...

"Eh ada Bioskop. Nonton aja deh kalau gitu yuuukk" Bro ngajakin.

"Seriusan Bro mau nonton?" 

"Iya seriuslah. Sambil nunggu Mubin deh" 

Maka cak cik cuk belilah kami tiket untuk 5 orang di Empire TIM. Nontonnya mah rupanya film yang pengen banget ditonton sama si Bro. "Bulan terbelah di Langit Amerika". Saya mah cuman ngikutin alur ceritanya aja, commentnya bagus sih.. mirip-mirip 99 Cahaya di Langit Eropa (iyaalah kan itu juga dari pengarang buku yang sama) hehehhe... Yah setidaknya ndolani mas bro yang kepengen banget nonton film di bioskop.

Setelah itu, kami pun makan siaaaang. Di sela-sela makan siang, bang Ulil nyeletuk

"Eh Vid, nanti malem nginep di tempat Pakdenya Vida aja kali yaa..." 

"Wah boleeehh lah" kata mbak Ani "Tapi lu siapin bon dulu yee.. enak aje main nginep-nginep" :D "Tapi ya seadanya ya tidurnya"

"Kita mah udah biasa kali mbak mau tidur dimanapun. Mau ngeper di jalan pun juga bisa" haha

Nah kan, 2 lelaki yang terluntang lantung ini pun akhirnya ikut menginap di tempat Pakdhe. Tapi biasa, setelah ini mereka ada agenda masing-masing.

Bro ada janji ketemu teman lama, Mubin juga demikian, saya dan Bulan mau jalan-jalan masuk Mall, bang Ulil? ah dia mah paling agak susah menentukan arah :D tapi akhirnya dia pun ikutan masuk Mall yang dekat dengan daerah rumah Pakdhe, supaya pulangnya nggak kebingungan. Yuhuuu kami bertiga pun bookshop di gramedia. Main ke Central Park (yang ada jembatan penghubung dari Mall satu ke Mall lain) heheh.. keliling pokoknya sampai gempor.



Diingetin sama mbak Ani..

"Vid, lu uda dimana dek?"

"Udah mau balik kok mbak"

"Udah dicariin Pakde yaa.. jam 9 kudu uda pada masuk kandang" -____-

Iyaa haha pakde saya emang 'agak' protectif sama ponakannya ini. Maklum ponakannya ini sukanya main terus dan jarang pulang jadi sering dicariin :p yaah setidaknya tanda sayang pakde ke saya heheheh :') Daaaan kami pun akhirnya nge Bajaj bertiga. Biar Bulan sama bang Ulil juga ngerasain naik Bajaj kaya gimana hehehhe :D
Sampainyaa di rumaaah.. Udah deh, rupanya bro Salman uda nyampe aja di stasiun tanah abang :'D dia kebingungan apalagi saya juga nggak tau arah haha akhirnya dia balik lagi ke Senbaw ambil barang bawaan bang Ulil dan mbokde Cims :D Nah, karna bang Ulil nggak tega akhirnya dia pun ngegojek juga nyusul bro sama mbokde yang mau pada nginap di rumah Pakde hehhehe

Jadi kan prinsipnya, dimanapun PM tinggal itu juga rumah mereka semua jadi asikin aja. :)))

Yuhuuu... kami pun ngumpul dan istirahat deh. (Drama lagi adalah ketika mbode pagi harinya badannya sakit karna tidur di kasur) hahaha ih kebiasaan mah begitu :D :D


sure, that we meet again! Eh saya nggak tau mah foto di atas si bro lagi dimana heheh yang jelas setelah ini semoga hari-hari kalian menyenangkan. Kata mbak Ani,

"temen-temen lu goki sama gilanya kaya elu. Kalau dikumpulin ber10 rame banget kali yee" hehehhe

Perjalanan diawali dari nganter Cibul ke Bandara lalu dilanjut ke stasiun...

Bandara




Stasiun
Sediiih siiih.. tapi yaa apapun itu perpisahan memang nyakitin tapi pasti terjadi everytime! :)

Thank youuuu buat mbak sama mas sepupu saya yang kece (mbak Ani dan Mas Arif) yang dengan sabar 'ngasuh' kami ber5 (katakanlah 6 sama Mubin). Besok-besok lagi yaa mbak, mas hahaha :p

Nunukers, pokoknya sehat terus yaaa dimanapun kalian berada semoga Allah senantiasa memberi nikmat sehat supaya kita berjumpa dan jalan-jalan lagi hehe :)

once more... see you when I see you again!

Salam
--vidahasan--


Share:

15 April 2017

"Kelar PM (1)"

Waaaahh ini tulisan pertama saya di tahun 2017. Duh Gusti, udah di bulan ke-4 tapi barunya menulis di blog. Sedih atuhlah rasanya, punya blog tapi bersarang walet nggak pernah tulis-menulis lagi huhu.. :((

Well, judulnya mah "Kelar PM" yaaa.. Ah jika saya sebutkan satu persatu apa yang saya lakukan di penempatan setahun lalu itu banyaaaaaaakkk banget! Bahkan bahkan... saya sedih, karena foto di hardisk saya smuanyaaaaaa ke backup restore, dan saya sempat stress karena semua fotonya hilang :(( (ya Allah malahan curhat inilah) --skip aja yaa--

Jadi begini,

9 Desember 2016 --kumpul 1 tim Nunukan bersama dengan mas Trustee--

Mungkin ini (bukan) terakhir kali kumpul satu tim komplit plit plit ber sebelas. Saat itu, kami sudah selesai OPP (Orientasi Pasca Penugasan) dan ada yang punya janji mau ngajakin kami ber-10 kumpul. Iya, He's the only one our trustee di Nunukan. Lah, skip juga deh siapa namanya haha yang jelas malam itu kami sudah sibuk untuk mencari alternativ mau makan dimana. Maka dipilihlah tempat nongki yang makanannya junk food (Burger blenger) seingat saya itu namanya. And for the first time, after one year... kami mencoba makanan ini. Maklum di desa penempatan kami Burger itu makanan yang 'istimewa'. Maka tanpa ragu dan basa basi, pesanlah (hampir) dari kami semua "double cheese burger". Kalap udah kalap aja kata si Kakak. Akhirnya 2 orang dari kami turun ke kasir pemesanan. Beberapa menit kemudian, si kakak berdua ini kembali ke meja kami sembari bilang "yang pesen double cheese burger kita pesenin cheese burger aja. Soalnya udah habis". Baiklah tidak apa-apa, dan kami pun makan dengan lahapnya. (Akhirnya makan beginian after 1 year...)


tiba-tiba beberapa menit kemudian...

"Eh, kok kenyang yaa..." -- "iya kenyaaang" -- "Duh nggak habis deh kayaknya" --

"Cobaaa kalau tadi pesennya yang double cheese! Kuat nggak tuh kalian? Rakus sih kalian" mas Trustee mah cuman nyeletuk gitu doang -_-

Kami cuman bisa manggut-manggut sambil bilang "Maklum mas, di penempatan jarang ada makanan seperti ini" :D :D

Entahlah, rasanya saat itu saya bahagia meskipun dengan hal sederhana seperti ini. Kapan bisa kumpul lagi? I don't know, at least we had a good time at the last night! :)

our good time :)

ps: Malam harinya kami numpang menginap di rumah kami di Senayan Bawah 17 :D 

10 Desember 2016 --Sungkem di rumah kakak Yori dan keliling Bandung--

So, Paginyaaaa... kami ber10 menuju ke Bandung. Beberapa barang bawaan kami yang bejibun banyaknya masih tertinggal dan dititipkan di "rumah kami" ini. Terkecuali kak Yori dan Belle yang akan langsung pulang ke Bandung (aslinya mereka memang Bandung) :) serta BJ yang akan langsung lanjut menuju Serang, Banten dan Isna yang langsung terbang menuju Jogja. Nah, kami ber 6 tinggal terluntang-lantung saja di ibu kota setelah ini hihi..

Baiknya adalah orang tua kak Yori langsung menjemput kami dengan 2 mobil.  Waaaaah *sungkem beneran mah ini*.. Perjalanan Jakarta-Bandung butuh waktu sekitar 3 jam (harusnya tanpa macet), tapi karena macet yang luar biasa akhirnya perjalanan kami jadi 5 jam via tol. Maklum, saat itu looooong weekend, jadi memang macet-macetnya Bandung aja. 

Hujan turun. Dan kami didrop di alun-alun kota Bandung, tepatnya masjid agung Bandung. Masya Allah... gerimis romantis karena kami kumpul sama-sama kecuali Belle, yang saat itu langsung kudu balik menuju rumahnya. Dari sesorean hingga malem sekitar jam 10an kami keliling kota Bandung. Kebetulan saya janjian sama teman seperjuangan saya ketika di Sebatik dulu, Alam. Kami bertemu di masjid agung sembari istirahat dan sholat di sana. 

Vida, Alam, Mubin (tim Sebatik)

Dari masjid agung kami pun berjalan berkeliling kota Bandung. Kak Yori bak tour guide handal yang menjelaskan tempat sejarah beserta sejarahnya ke kami. I was so excited! Setelah keliling, kami ingin meluangkan sejenak untuk makan bersama di "malam terakhir kumpul ber10". Cukup berdiskusi panjang, karena Belle dan kak Yori sama-sama nggak ngeh tempat ngehits Bandung saat ini hihi makanya nanya Alam karena dia yang lebih pulang duluan dari perantauan dan setidaknya tau tempat hits Bandung saat ini heheh (kami sebagai turis mah kudu ngikut aja karna nggak ngerti apa-apa). Maka diputuskanlah kami makan di salah satu resto yang makanannya buat saya lumayan deh. Bayarnya? Hihi kami suka simpan tabungan ketika di penempatan kemarin :D jadi itu hasil kumpul-kumpulnya kami sejak di penempatan (bongkar biar nggak lupa) :D

Masjid Agung Bandung

Yey.. Mamam :D

Yeyy setelah makan kami pun berpamitan sama Belle dan Alam. Hatur nuhun eta teh ya Akang dan teteh geulis :) Pesen grab, dan bermalam di tempat kak Yori. Karna sudah terbiasa tidur kami semacam ikan panggang, maka apalah daya kembali seperti jaman ketika di penempatan hihi

Ps: Sebelumnya kami ber-6 (saya, Mubs, Bul, Bro, Cims, dan Bang Ul) berdiskusi tentang kepulangan ke Jakarta. Mau travel atau kereta api. Setelah check and ricek maka akhirnya jatuhlah kami menggunakan kereta api dan di stasiun dijemput sama abang sepupu saya hueheheh :D

11 Desember 2016 -- (masih) keliling Bandung --


Supaya tidak PP, kami pun melanjutkan perjalanan sekitar pukul 8 pagi dari rumah kak Yori plus sekalian membawa barang bawaan kami supaya langsung didrop di stasiun kota Bandung. Waaah hari terakhir komplit huhu entah kapan lagi bisa komplit seperti ini :(( bahkan ini sudah tidak komplit karena Belle tidak ikut tour kami di hari berikutnya :( Maka jadilah kami hanya ber-9 menuju ke museum geologi Bandung. And theeeennn.. Di sana cukup baper karena keinget sama anak-anak di desa yang nggak tau bahkan belum pernah sama sekali ke museum dan nggak tau museum itu apa -_- (saya jadi inget ada siswa saya yang bertanya --museum itu apa ibu?-- dan saya langsung diam lalu menjelaskan).

Pada mencaaar haha
Minus Belle
Setelah dari museum geologi, lalu kami dimanjakan ke masjid Salman. Waaa hatur nuhun kak Yori, om dan tante dan adeknya kak Yori sudah bawa kami keliling-keliling kota Bandung dengan waktu yang cukup singkat :') kami bahagia dan kami merasakan kekeluargaan ini. :) Sejak saat itu setiap 'rumah PM' adalah 'rumah PM bersama' :)))

cuman ber4 karena yang dua misah :D

see u when I see you team!


Maka...
kembalilah kami ke peradaban semua. Dari yang awalnya ber10, lalu ber 9 dan akhirnya kami hanya ber 6 saja :')
Mungkin, begitulah sejatinya waktu. Waktu tidak akan terulang, namun semoga ada waktu yang tergantikan di kemudian hari dalam bentuk apapun. Sehat terus yaaa :')

--vidahasan--
Share:

31 December 2016

Nunukers punya anggota :)

Yeeeah! Akhirnya setelah setahun lamanya mau njebrorin orang-orang yang berada di balik layar selama penempatan. Kebersamaan dan kemesraannya (cieeee) Kalau kata bung Karno: Berikan aku 10 pemuda maka akan goncangkan dunia. Judulnya terlalu emmmm.. menggebu-gebu. Tidak apa, jika menggebunya demi kebaikan mah tetap saja kalimat bung Karno itu kami gunakan dan kami terapkan. Tapi penggunaan dan penerapannya dalam diam saja (cieee dalam diam euy)... :D :D
So, let me to introduce my team Nunukers. Rasanya kalau blog ini tidak diisi oleh wajah-wajah mereka ada rasa kurang. Iya, karena mungkin sudah seperti keluarga sendiri. (jangan-jangan kita jodoh ~~jodoh banyak macamnya yaa~~) ini saya urutin dari namanya aja yaa hehehh :D

1. Belathea Chastine Hutahuruk


Bela Bele lah saya panggilanya, dan dia suka dipanggil "Bele" karena di bahasa bataknya itu (kalau nggak salah) cantiik.. Kamu cantik-cantik dari hatimu. Cieee Bele dan *uhuk sensor* haha piisss Beleee.. Iya Bele itu gadis Bandung yang berdarah Batak, lahir dan besar di Bandung. Nona Sunda yang apapun itu saya belajar dari dia tentang arti ketegasan dan kesuperan. Bele wajahnya jutek sih, awal ketemu dan jumpa sama dia terlihat emang (agak) jutek. Tapi jangan salah, di balik kejutekannya Bele, ada sisi yang patut saya banggakan. Juteknya Bele mah sekian persen dari beberapa persen positivnya Bele. Maklum kan, Bele jadi paporit orang Nunukan terutama pemuda Nunukannya hihihi :D Saya suka dan salut banget sama ketegarannya ngadepin masalah. Paling adek di tim Nunukers ini bisa slalu ambil keputusan yang memang bisa dia pertanggung jawabkan. Kalau diliat mah prinsip Bele, mendingan pilih satu tapi setia daripada pilih banyak tapi nggak tau arah (cieee). Semacam di tim Nunukan, yang buatnya uda seperti keluarga banget. Semua keluh kesahnya dia curahkan tanpa malu-malu sama kami. Entahlah, soalnya Bele memang tidak langsung cepat akrab atau klop sama orang (itu sih pendapat saya). Duh si Bele mah apalagi sukanya belanja online shop, udah keranjingan kayaknya kalau udah nyentuh layar Hp terus buka salah satu aplikasi online shop.. Deuuuhh boro-boro hahaha.. yang akan paling dikangenin sama Bele adalah ketika Bele sebel sama orang, dia hanya bisa tarik nafas panjaaaaaang lalu "Oke" se simple itu untuk mengeluarkan amarahnya :) Sehat terus ya Bele, senyumnya dipanjangin lagi yaa.. hihihi :D

2. Dewi Rahmawati aka Cimpluk


Mbak Ciiiimsss.. pluk pluk pluk :D Hmmm... saya bisa beranggapan bahwa dia adalah penguat saya dan seperti cermin saya. Mungkin karena tingkat kebaperannya hampir sama mungkin yaa haha mbacim sapaan akrabnya dari teman-teman PM yang lain salah satu gadis Nunukers yang buat saya tingkat kepercayaan dirinya perlu banget dicontoh. Saya mah anaknya minderannya terlalu tinggi, jadi melihat sisi lain dari mbacim bikin saya yakin bahwa niat itu datangnya dari diri kita sendiri. Meskipun separuhnya memang dari orang lain :D Suasananya kalau mbacim lagi nge MC sebuah acara itu mah menyenangkan. MC Paporit lah pokoknya, ide-idenya super kreativ dan keren. Mana tahaaann pokoknyaa.. tingkat untuk jaringannya sangat luas, temannya ada dimana-mana, dan semua sayang sama dia termasuk saya juga sayang sama dia, seperti sahabat, saudara, kakak, adik, teman bahkan semuanya yang tidak dapat diucap secara langsung kecuali lewat tulisan ini. Cuman saya sering sedih, saking pedulinya dia sama orang lain, keseringannya dia jadi lupa diri sendiri untuk bisa memanjakan diri sendiri. Deeuh mbacim, jaga kesehatan yaaa.. Peduli sama orang lain boleh banget, tapi jangan lupa sama diri sendiri. Kalau diri sendiri aja sampai lupa, bagaimana nanti kamu bisa peduli lagi sama orang lain? Miss youuuu :*

3. Isnaini Rahmawati



Isnaini Rahmawati (pake nada susu murni nasional) hahaha Isna mah udah sepaket sama mbacim. Sudah menyatu seperti telur ibaratnya adalah mbacim kuningnya, Isna putihnya, masing-masing saling melengkapi kekurangannya. Isna itu unique woman, she is really kind and she loves more children. Kalau saya sebut, sebenernya Isna bermuka dua  :p tapi dalam hal kebaikan yaa.. intinya dia bisa menutupi rasa sedih, gelisah dan amarahnya dia di depan banyak orang. Saluuutnyaaa dia bisa nahan itu semua dan masih saja tetap senyum sama orang. Kalau saya pribadi mah sudah angkat tangan, mending bawa tidur lalu selesai. Diet obsessed :D iyaa paling nggak bisa kalau makan di piring sendiri, maunya berdua apalagi suka 'ngegangguin' makan orang. For me isn't disturb, that's why I called her miss unique :p. Diaa pokoknya bisa cepet akrab juga sama orang, meskipun ngakunya introvert garis keras :D kalau udah waktunya dia me time ya macam-macam. Jogging, senam, lompat-lompat, push up, sepedaan, motor-motoran, dan cuci piring (yang katanya hobi barunya dia). Anyway her hobby is biting :p sereeem kan? Semacam mirip seperti drakula hahaha

4. Muhammad Mubin


Ini dia.. partner saya di kecamatan Sebatik Tengah. Orang muda yang buat saya saklek, tapi ya saya belajar banyak juga dari dia yang saklek itu. Pria kelahiran Tuban ini masuk daftar kategori pria terbaper di Nunukan :D (itu sih versi saya yaa) tidak tau kalau versi yang lain seperti apa, yang jelas Mubin buat saya itu pria maco yang baperan :D anyway yang perlu banget dicontoh dari Mubin adalah cara bicaranya yang meyakinkan banyak orang dan tegas. Jujur, awal tugas sama dia mah tertekan. Tapi mungkin karna belum terbiasa aja sih Bin, tapi setelah itu saya jadi menikmati hal-hal yang unik dari diri Mubin (cieeee). Uniknya Mubin yang lain adalah, Mubin pria yang salah satunya suka banget kena masuk angin, dikit-dikit masuk angin, jalan kemana gitu juga masuk angin makanya setiap kali jalan sama Mubin, dia selalu bawa minyak freshcare. Impian yang paling ingin diraihnya menikah lalu S2 di Perancis. Aamiin... Tetep selalu semangats ya Mubin.. :D

5. Nurhikmah (Daeng Bulang)




Daeng itu mirip seperti marga, tapi kalau yang ini mah orang Sulawesi asli. Panggilannya Bulan, nama aslinya Nurhikmah, jadi kalau disambung ya Nurhikmah Daeng Bulan. Bulan itu sebutannya 1000 ide. Kalau di tim emang dia yang paling banyak idenya, dan paling bisa mengembangkan ide. Pokoknya ada-ada saja ide yang dibuatnya, meskipun terkadang kurang masuk akal tapi ya masuk juga. Bisa dibilang Bulan itu idenya out of the box bangetlah. Jago menggambar, tipe gambarnya buat saya asik karena anak-anak banget bentuk gambarnya. Lucuk pokoknya. Makanya, cocok kalau dia mengajar menggambar buat anak-anak, karena model sketsanya ya model anak-anak. "Anak Hutan" yang satu ini dulu kuliah di Univ. Hasannudin Makassar, lagi belajar bahasa Inggris di Pare supaya bisa ngomong bahasa Inggris dengan lancar. Impiannya pingin kuliah di Goettingen, Jerman. Saya pernah dong pesenin tiket pesawat salah. Dia minta berangkat kapan, saya peseninnya kapan. Duhlah, untung aja masih ada tiketnya :D kalau nggak ada mah ya tamat sudah. Maap yee Cibuuull...

6. Salman Al Farisi Supriyadi



Si Bro, yang super duper sabar ini kalau ngadepin wanita Nunukan mah sabarnya ngelebihin apapun :D Kalem banget orangnya, kalau bicara bikin adem (cieeee). Tapi habis itu udah deh, ngeledeknya jangan dibayangin, parahlah :') Bro (bebeb panggilan kesayangannya Kak Yo dan mbaCims) itu adalah koordinator tim Nunukan. Tugasnya mah yang paling jauh memang dia, desa paling (hampir sih) ujungnya kabupaten Nunukan. Bro Salman yang asli Lumajang ini memang masih lajang (yela promo sekalian bro) :p Seneng banget sama hal yang berbagi tentara, mungkin dia bercita-cita jadi tentara. Tapi, karena tingginya belum mencukupi (mungkin), jadi dia berfikir ulang kembali haha :p Suka banget dapet proyek individu dari pak Dandimnya Nunukan, pokoknya kalau dari kami ber10 yang sering dapet tugas di luar IM yang cuman dia seorang :D Graphich design banget soalnya memang si bro ini. Jadi, kalau kamu butuh design apapun (undangan nikahan, sunatan, pindah rumah, ulang tahun, atau postcard, poster, dan lain-lain) silahkan hubungin mas bro yang satu ini. Harga terbatas, rasanya tanpa batas, dan pastinya istimewa. (yoook diobral-diobral yoook) :D

7. Siti Bagja Muawanah


Teteh (Ustadzah) BJ. Adeem ngeliatnya, mau kaya dia tapi kok masih dibolak-balikin dulu hati saya. Belajar banyak dari pengalaman hidupnya yang luar biasa sekali, si teteh anak pertama dari sekian bersaudara. Wanita tangguh dan tegar yang bisa bikin lelaki klepek-klepek (peace teh). Teteh ini mah mandirinya MasyaAllah, selagi dia bisa melakukannya sendiri dia akan lakukan sendiri. Pada dasarnya teteh yang satu ini nggak mau buat ngerepotin orang lain. Teduh kalau berbicara, karena selalu santai ketika mengutarakan pendapatnya. Semoga si teteh disegerakan dapet jodohnya ya teh, biar ngapa-ngapain nggak selalu sendiri terus. Kita hidup juga seringnya butuh banget ada orang lain di sekitar kita. Jangan merasa nggak enakan kalau mau minta tolong, katanya kan ketika kita baik sama orang, orang itu juga akan baik sama kita. Di manapun kita berada juga pasti akan menemukan orang-orang baik di sekitar kita. Semoga teteh BJ selalu baik dimanapun berada, dan jangan lupa bahagia teh. Bahagia karena Allah! :')

8. Ulil Rukmana



Bang Ulil (Rokmini), abang Aceh yang satu ini juga salah satu lelaki Nunukan yang tukang baper, sama kaya cerminnya yang diceritain sebelumnya pokoknya. Tapi, kalau dicerna dia yang paling peka kalau anggotanya lagi ada masalah. Biasanya dia yang paling perasa kalau sikap anggotanya ada yang berbeda. Tiba-tiba, dia dateng terus langsung ditanyain deh "Kenapa, ada apa? kok beda?". Dari 3 lelaki, yang bercandanya paling kuat ya bang Ulil, dia udah out of the box banget pokoknya. Di luar kendali dia katanya. Bang Ulil ini double degree loh, dua gelar yang dia punya. Sarjana pendidikan (matematika) dan sarjana psikologi, pas pertama kenal mah ngebayangin gimana kuliahnya. Daaaannn... dari pelatihan, dia yang paling banyak penggemar wanitanya. Apalagi kalau di desa ya begitu deehh hahaha deketnya sama ibu-ibu desanya :D 

9. Yorina Sarah Francoise Lantang 



Kak Yori. Sebenernya saya salah satu fansnya kak Yori loh :D dari awal tahu kak Yori adalah seorang Doktor dari Jepang, saya ingin dapat ilmunya dari kak Yori. Saya inget, waktu pas DA online pernah kirim pesan ke kak Yor, tanya-tanya nggak jelas. Dan itu awal mulanya saya penasaran sama kak Yori :D selidik punya selidik rupaaanyaaa deuuh... Saya sempat malu sebenernya mau nyapa kak Yor karna gegara pernah kirim email nggak jelas sama kak Yor wahahaha :D Tapi ternyata Tuhan mentakdirkan kita untuk berada di satu penempatan, maka jadilah saya makin tercengang hahhaa.. Daaannn.... Ternyata setelah mengenal lama, kak Yori itu juga manusia biasa kok (lo kate selama ini apaan) :p iya dari tingkah-tingkahnya dan segala macamnya, berbeda dari yang saya bayangkan. Meskipun gelarnya Doktor tapi MasyaAllah lah salutnya saya sama dia pokoknya. Kenapa? Intinya mah tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata :D Paling lebih kagum lagi ketika kami lagi di museum Geologi, dan kak Yori menjelaskan tentang bebatuan. Gile lah pokoknya sampai paham betul pelapukan dan lain-lainnya. Dan saat itu baru sadar kalau kak Yori emang Doktor :D Tetap selalu berbagi ilmu sama orang lain ya kak! Kakak keren! :')

Secuil catatan di Penghujung Tahun

1 tahun lalu adalah hal yang luar biasa buat saya. Pengalaman yang benar-benar (mungkin) merubah hidup saya. Terima kasih sudah mau berbagi dengan saya, terima kasih sudah mau menjadi keluarga setahun saya, tapi bukan hanya setahun saja saya harap, bahkan sampai nanti nafas tak bisa berhembus kita adalah sebuah keluarga yang masing-masing saling mengingatkan satu sama lain. Entahlah, setahun kemarin benar-benar hal yang sangat berharga dan luar biasa buat saya. Melekat sungguh melekat, karena kalian ngangenin dengan karakter masing-masing. Saya senang punya kalian, saya senang bisa belajar banyak dari kalian, kalian menguatkan saya. You're rock, guys!!!


Salam dari saya untuk kalian semua :*

Pemalang, 31 Desember 2016
~ Arvida Rizzqie Hanita ~

Share:

22 December 2016

Gantung Rompi


Tepat setahun lalu, ah bukan. Lebih tepatnya satu tahun lebih 2 hari saya mendapat bahkan mengenakan rompi ini. Ada rasa bangga tapi punya tanggung jawab besar jika rompi ini saya kenakan. Rasa-rasanya baru beberapa hari lalu rompi ini selalu menemani keseharian saya selama di penempatan. Rompi ini yang menyelamatkan saya bahkan sampai gara-gara rompi ini, ada orang-orang baik yang selalu saya temui di setiap langkah kaki saya.
Setahun itu waktu yang cukup singkat ternyata. Banyak hal yang saya alami, banyak hal yang saya pelajari bahkan banyak hal yang saya lakukan meskipun selama hidup belum pernah saya lakukan. Menjadi pengajar muda adalah satu titik yang membuat diri saya semakin belajar, belajar dan terus belajar. Dulu mah, kalau kuliah suka males-malesa, giliran begini aja jadi baperan. I'm seriously. Pake rompi ini beneran ngeliat Indonesia sesungguhnya, bahwa rupanya semangat belajar di daerah teras utara negeri itu masih terasa.

Tiap malam, kalau saya di rumah saya mengajari adik-adik saya belajar. Meskipun kadang juga kudu dipaksa sama orang tua angkat saya, tapi mereka selalu belajar supaya cita-citanya bisa tercapai, katanya. "Aku ingin bah seperti kak Vida. Macamana ya caranya?" Saya? Diikuti? Duh, sangsin sebenernya jika mereka selalu berkata demikian. Kuliah aja begitu-begitu, pas-pasan nilainya hahaha... Tapi saya bersyukur, dengan demikian saya jadi lebih ingin belajar lagi dan terus belajar.

Rompi ini...
Membuat saya lebih banyak menemukan jati diri, lebih paham akan artinya berbagi meskipun memang belum sepenuhnya saya pahami sampai saat ini. Iya, karena pada dasarnya saya masih harus belajar, belajar dan terus belajar.

Rompi ini...
Memberikan saya pengalaman yang luar biasa berharganya, bahkan entah sampai kapan saya akan bisa move on dari setahun belakangan ini. Iya, setahun memberikan makna yang mendalam, benar kata orang. Kita datang sebagai orang asing dan akhirnya ketika kita benar-benar kembali ke tanah lahir kita, kita adalah keluarga di bumi di mana kita belajar tersebut.

Entahlah, setiap tempat di mana saya belajar di sana adalah sebuah rumah. Entah sudah berapa rumah saya singgahi untuk saya belajar. Kapanpun pasti saya akan kembali ke rumah yang sudah memberikan pelajaran hidup berharga buat saya.

Terima kasih untuk satu tahun berharganya. Terima kasih untuk kebersamaan yang menjadikan kita keluarga. :)


Pemalang, 22 November 2016
~~ Vidahasan ~~
Share:

Road to be Pengajar Muda XI (3)

Yap! Jam telah menunjukkan pukul 5 bagian Eropa Tengah. Saya baru selesai siap-siap akan menuju lantai 1. Saat itu saya meminjam kamar kak Novi untuk melakukan Direct Assessment, berhubung dikarenakan tempat saya sempit. Apalagi digunakan untuk menginap 3 orang. Jadi, semakin menyempit. Hanir dan Cuprit masih tidur (sedikit membuka mata) "Vida, nanti kalau sudah mau mulai kabarin aja ya.. Aku masih ngantuk tak tidur dulu barang 10 menit" Kata Hanir. "Oke. Pokoknya nanti aku miscall. Awas aja kalian kalau di miscall nggak bangun-bangun" Tambahku.

"Vida udah siap?" tiba-tiba skype saya berbunyi, kak Ncan sudah mengabarkan bahwa saya harus standby di depan layar. "Sudah kak" jawabku. Iya, Kak Bani Bacan yang akan menjadi pemandu di direct assessment saya ini. Selanjutnya akan ada 2 assesor di bagian interview nanti. Saya mengetuk pintu, mungkin kak Novi masih tidur. Maklum, kak Novi juga sepertinya tidur terlambat sekitar jam 3 dini hari tadi, sama seperti saya yang hanya tidur beberapa jam saja.

Pukul 05:45.
"Vida, 15 menit lagi ya.? Apakah teman-teman Vida sudah siap?" Tanya kak Ncan lagi. Saya jawab 'sudah' tapi sambil menelfon orang-orang di atas. Kak Novi saja yang sudah siap, sedangkan Hanir, Cuprit, Ragil dan Rosali belum juga hadir. Saya yakin, Hanir dan Cuprit masih tidur, tidak mendengar ada telfon masuk dari saya. Ragil dan Rosali sedang dalam perjalanan. "Kak, teman-teman saya siap sekitar 10 menit lagi. Soalnya tempat mereka tinggal jaraknya cukup jauh", kataku.

Pukul 06.00
"Oke. Saya akan menelfon Vida terlebih dahulu dan akan menjelaskan proses Direct Assessment ini", Kak Ncan menjelaskan, jika lebih baik saya mengikuti tes psikologi terlebih dahulu, perkenalan diri, micro teaching, FGD dan terakhir adalah interview dengan 2 assesor.

1. Tes Psikologi

Kak Ncan mengarahkan bahwa untuk tes psikologi akan ada 3 pertanyaan. Prosesnya adalah, dia akan menelefon, lalu memberi pertanyaan kepada saya. Saya diberi waktu 10 menit untuk mengerjakan tugas tes psikologi ini. Jika sudah selesai, saya dapat langsung menginformasikan kepada kak Ncan, dan akan langsung dikirim melalui skype. Dari 3 pertanyaan tersebut, saya hanya dianjurkan untuk menggambar sesuai dengan permintaan kak Ncan. "Oh... Ternyata tes psikologi begini ya". Saya hanya cuman membatin, apa yang saya gambar ya apa yang saat ada di pikiran saya. Rupa-rupanya, dari setiap gambar mempunyai makna pribadi kita sendiri ~ saya baru ngeh yang jelas ~ hahaha...  Oke, sekitar 60 menit tes psikologi telah selesai. Taraaa.. hasilnya? Ah yang penting I did, what I wanna did :D

~~
Setelah tes psikologi, lanjut ke agenda selanjutnya yaitu perkenalan diri sendiri (terutama ke kak Ncan). Saya dikasih waktu istirahat sekitar 5 menit lalu, kak Ncan akan kembali menelfon saya via skype. Sembari istirahat, rupanya teman-teman saya yang lain sudah standby berada di kamar kak Novi untuk mengikuti di agenda micro teaching dan FGD.
~~

2. Perkenalan Diri

Kak Ncan kembali menelfon saya dan memberi arahan kembali "Vida, coba perkenalkan diri Vida terlebih dahulu ya. Ceritakan tentang diri Vida". Jadi, saya menceritakan tentang diri saya namun tidak begitu banyak. Entahlah mungkin karena masih merasa kurang percaya diri jadi saya pun masih belum bisa mengungkapkan banyak hal. Perkenalan hanya diberi waktu sekitar 15 menit, sehingga tidak begitu banyak waktu yang terbuang. Kembali kak Ncan memberi arahan, "Vida, setelah ini akan ada yang namanya micro teaching. Apakah teman-teman Vida sudah siap? Saya beri waktu 10 menit ya, jika teman-teman Vida sudah siap, silahkan hubungi saya kembali lalu kita akan memulai tahap selanjutnya". ~~ "Iya, baik kak".

~~
Singkat cerita, saya kewalahan karena dua orang sahabat saya masih belum datang. Beberapa kali ditelfon tidak diangkat. Rupanya mereka terlalu lelap tidur sehingga mereka bangun kesiangan. Waktu sudah menunjukkan pukul 06.50 waktu setempat. Oh iya, bahkan si Frederik (pacarnya Ragil juga dateng dibela-belain bangun pagi) itu mah kereeeeen bangeeettt
~~

3. Simulasi Mengajar

Yuhuu dan akhirnya melangkah menuju simulasi mengajar. Saya kembali mengabarkan kak Ncan, bahwa kami sudah siap untuk kembali melakukan assessment selanjutnya. Saya mempersiapkan bahan yang sudah saya buat, dan saat itu saya mengajar IPS kelas 2 SD tentang dokumen pribadi dan keluarga. Sebelumnya saya googling terlebih dahulu, karena memang saya sudah lama tidak mengajar apalagi tentang SD. Kemudian, saya meminjam clipboard yang ada dari tempat kerja saya :D :D (bawanya itu yang bikin saya merinding. Malam-malam dan berisik banget lah) :)) Dan, tibalah kak Ncan kembali memberikan arahannya. Arahannya kali ini adalah dia dan teman-teman saya calon murid berdiskusi dan akan menentukan suatu kondisi yang saya harus bisa selesaikan ketika di dalam kelas. Kemudian, saya harus keluar ruangan dan bersembunyi jauh-jauh dari ruangan tempat saya melakukan tes. Ruangan yang kami gunakan sebenernya tidak kedap suara, sehingga jika saya berdiri di dekat pintu akan terdengar apa yang mereka bicarakan. Akhirnya saya berjalan agak jauh dari kamar sampai saya tidak dapat mendengar percakapan mereka. 10 menit kemudian saya dipanggil masuk dan mempersiapkan diri kembali.

Gugup. Karena tiba-tiba murid-murid saya berbicara gaga gigi gugu :| oke, jadi saya ditantang di sebuah kondisi jika nanti ketika saya menjadi pengajar muda dan masuk kelas, murid-murid saya tidak dapat berbahasa Indonesia. Apa yang harus saya lakukan? well, akting murid-murid saya ini perlu diacungin jempol dan saya total kebingungan dan terpaksa menunda pelajaran yang sudah saya buat ketika itu felt totally! Jadi teman-teman saya mengubah semua huruf vokal menjadi huruf 'i' contohnya apa kabar menjadi "ipi kibir" -- kami baik-baik saja menjadi "kimi biik-biik siji" dan seterusnya. Hanir yang totally different, her acting was so unpredictable. :D keren lah! Good Job kalian ya berperannya. Kece! Salut!

~~
nggak nyangka adalah ketika saya diterima di Indonesia Mengajar, lalu tiba-tiba semua sahabat pada berbondong-bondong bantuin, meskipun tinggal di lain kota, kerja siang, bahkan ada yang masih liburan pun disempetin buat bantuin saya. Terima kasih yang tak terhingga dan masih diinget banget sampai sekarang
~~

4. FGD (Forum Group Discussion)

Di FGD ini, saya masih membutuhkan sahabat-sahabat untuk membantu saya melaksanakan assessment di diskusi kelompok. Saya dan sahabat akan diberi suatu kondisi dan diharapkan mendapatkan solusi dari situasi dan kondisi tersebut. Saya jujur lupa situasinya seperti apa, yang jelas masih sangkut pautnya tentang pendidikan di Indonesia. Nah, untung saja sahabat-sahabat saya dapat mengimbangi. Meskipun mereka tidak ikut andil menjadi peserta (nyata) tapi mereka benar-benar seperti ikut andil menjadi peserta yang nyata. Hehe Ragil, Kak Novi, Hanirla, Fitri dan Rosi saling menguatkan dan berdiskusi satu sama lain. Waaaah kalian semakin aku kagumi dan keren :)

5. Wawancara

Tadaaaa... akhirnya ada di tahap penilaian yang terakhir yaitu wawancara. Semua sahabat saya sudah kembali ke peradabannya masing-masing dikarenakan mereka harus kembali beraktivitas lagi. Saya pun bergeser ke kamar sendiri, karena sebelumnya numpang di kamar orang :D :D kebetulan saya sedang tugas malam, jadi saya bisa santai-santai sejenak setelah direct assessment ini selesai.

Kak Ncan menginformasikan bahwa di tahap ini akan ada 2 assesor yang mewawancarai saya. Jadi, jika ditanya jawab saja apa adanya dan tetap jadi diri sendiri. Oke, saat itu 2 assesor saya adalah kak Riski (PM VIII) dan Kak Citra. Waaahh... pas diwawancara malah kebanyakan ngobrol dan seru. Malah jadi lupa waktu deh hehehe.. nah tips, biasanya dan seringnya pertanyaannya sesuai dengan essay yang ada di formulir pendafataran onlinenya. Jadi jangan lupa yaa dan harus diingat kembali apa yang sudah ditulis di sana. Kalau saya jujur lupa sih apa yang ditulis dan diucapkan :D

Na dann... selesai sudah direct assessment via online dari saya. Pada intinya sih prepare yourself and do what you want to do! Salam Pendidikan!!!

Pemalang, 22 Desember 2016
~~vidahasan~~ 

Share: