5 May 2012

Nyanyian Burung Terakhir


kalo tulisan ini emang gue sengaja repost lagi gitu.. lo tau? Ini semacam karangan gue yang pertama *my first shortstory* hahaaa entahlah gue dapet inspirasi darimana yang jelas gue lupa. Gue beneran lupa!! pasword tumblr ajee gue lupa!! *kenapa masih ngebahas pasword tumblr cobaaaaa* ~aaaaaaaakkkk~


Aku berjalan menelusuri Taman Kota. Ku lihat bunga sudah tumbuh bermekaran. Lalu, kucium bunga tersebut. Aku melangkah mendekati seseorang yang duduk dibawah pohon beringin nan rindang. Lalu, pelan-pelan kudekati ia dari belakang, tiba-tiba ia tersentak dengan kedatanganku.
“Rara…Jangan bercanda!!! Aku tau kalau yang dibelakang itu kamu.” Ucapnya. Aku masih tetap berjalan perlahan-lahan, lalu aku langsung menutup matanya dari belakang. “Dor…tebak. Aku siapa!!!” kataku dengan suara yang dibuat-buat.
“Udah donx Ra, aku tau itu kamu. Ngaku aja deh…udah keliatan, itu suara buatan Rara…” ujarnya.
“Hehe…tau aja si kamu. Kalo ini Rara?!” ucapku lagi sambil melepaskan tanganku dari mata Genida.
“Ra, aku punya syair lagu baru. Ngga tau si, bagus apa ngga?” kata Genida.
“Aku yakin, pasti kalau syair itu dibuat oleh kamu, pasti bakalan keren dan bagus banget!!!” ungkapku.
“Huh…sukanya deh, membangga-banggakan aku. Emang ngga ada lagi ya selain membanggakan aku?” tanya Geni.
“Ngga ada!!! Soalnya aku sayang banget sama kamu…!!!” ungkapku lagi.
Genida adalah sahabatku sejak aku duduk di bangku TK, aku selalu bersama dengan dirinya hingga sekarang aku duduk di bangku kelas 2 SMA. Dia sangat pintar bernyanyi, membaca puisi dan membuat syair lagu dari puisinya. Sudah banyak lomba yang dimenangkan oleh dirinya, aku sungguh salut dan bangga memiliki teman seperti Genida.
Aku lalu berdiri dan mendorong kursi roda Genida. Karena kaki Genida memang lumpuh sejak beberapa bulan yang lalu. Aku slalu menyemangati dirinya karna dia slalu berputus asa, sama seperti diriku yang slalu menyemangati diriku sendiri.
“Gen, kita disini aja ya? Disini kan bagus banget…liat pemandangannya, kamu bisa berinspirasi membuat puisi lagi.” Kataku.
“Iya deh, disini aja.” Ucap Genida.
Genida slalu menemukan inspirasi dimanapun ia berada. Ketika aku sedang bermain gitar, aku melihat seorang laki-laki melihat kami bernyanyi dibalik pohon kelapa. Perlahan, laki-laki itu mendekati kami dan aku pura-pura tidak tau apa-apa.
“Hay, suaramu bagus banget…aku seneng bisa dengerin suaramu…” ungkap laki-laki itu.
Aku dan Genida sempat kaget dengan kedatangannya,
“Terima kasih…” balas Genida.
“Ohya, perkenalkan namaku Iwan. Kamu?” tanya Iwan sambil menjulurkan tangannya pada Geni.
“Aku Genida, panggil saja aku Geni. Ini sahabatku Rara.” Jawab Genida sembari memperkenalkan aku.
Aku hanya tersenyum padanya begitu juga sebaliknya.
“Eh, Gen, udah sore keburu malem. Pulang yuk? Ntar kamu dicariing lagi, sama om dan tante?” ajakku.
“Ya uda deh…!!!” kata Geni.
“Eh, boleh ngga aku nganterin kalian berdua pulang?” tanya Iwan.
Aku dan Geni saling lirik.
“Boleh…!!!” jawab Genida.
“Makasi ya…mmm…Ra, biar aku aja yang dorong kursi rodanya.
” Pinta Iwan. “Gimana Gen?” tanyaku pada Geni.
“Ngga usah Wan, biar Rara aja yang dorong. Soalnya, barangkali kamu belum terbiasa…” kata Geni.
“Nah…maka dari itu, biar aku terbiasa dorong kursi roda. Please…” Kata Iwan memohon.
“Ya udah deh…Ra, biar Iwan aja!” kata Genida.
Dalam perjalanan pulang, aku hanya dibelakang Geni dan Iwan. Aku merasa asing diantara mereka berdua. “Sepertinya, Iwan suka sama Genida?” ungkapku dalam hati.
“Ra…sini…jangan ngelamun terus. Ntar nabrak loch.” Panggil Genida.
“Eh iya…!!! Mmmm…Gen, aku mau ke warung bentar terus sekalian mau pulang langsung. Kamu kan udah ada yang nganter. Jadi kamu pulang sama Iwan aja ya Gen?” ucapku.
“Loh…kok gitu? Ngga Ra, ntar biar kamu juga di anter sama Iwan. Ya kan Wan?” tanya Geni pada Iwan.
Iwan hanya mengangguk tersenyum.
“Ngga usah lah…Gen. Wan, aku pokoknya percaya banget sama kamu. Jaga Genida ya, harus sampai rumah!!!” pesanku.
Lalu, aku berjalan ke arah warung. Itu hanya alasanku, karna aku merasa asing di antara mereka. Saat aku melamun dalam perjalanan, aku dihadang dan ditodong oleh orang yang tidak aku kenal.
“Cewe…jalan sendirian? Abang temenin ya neng?” kata salah satu dari mereka.
Aku hanya terdiam dan terus berjalan. Namun, mereka tetap mengikutiku dan menarikku
“Heh…serahkan dompetmu!!!” kata orang yang berambut gondrong.
Aku berteriak meminta tolong. Tiba-tiba Iwan muncul dan langsung menghajar gerombolan-gerombolan tersebut. Setelah perkelahian selesai, aku pun di tuntun Iwan pulang.
“Apa yang dibilang Genida bener kan? Kenapa kamu memisahkan diri?” tanya Iwan.
Aku terdiam.
“Ra, kamu jangan memalingkan muka padaku donx Ra… kamu kenapa si, slalu menghindar dariku?” tanya Iwan lagi.
Aku masih terdiam.
“Ra…aku tanya sama kamu. Jawab pertanyaanku donx Ra!!!” bentak Iwan padaku.
“Oh…ternyata kamu masih peduli sama aku? Lewat Genida? Kamu merayu dia kan? Kamu jangan pikir aku mau balikan lagi sama kamu.” Jawabku dengan emosi.
Sebenarnya, aku dan Iwan adalah teman satu sekolah. Namun, Genida tidak tau Iwan adalah mantan pacarku. Karena aku dan Genida tidak satu sekolah. Dia melihatku bernyanyi bersama Genida di dekat Taman. Tapi, aku pura-pura tidak mengenal Iwan.
“Kenapa kamu, tadi pura-pura tidak mengenaliku?” tanya Iwan.
“Buat apa? Buat apa aku kenal sama kamu lagi?” tanyaku balik.
“Kok kamu jawabnya kaya gitu? Aku ngga nyangka kamu bisa keras kepala kaya gini.” Kata Iwan.
“Terserah!!!” kataku sambil berlari pulang.
Iwan berteriak memanggil namaku. Tapi, aku pura-pura tidak mendengarnya.

***

Keesokan paginya, saat disekolah Iwan slalu menemuiku dan berkata ingin meminta maaf padaku.
“Ra, please maafin aku.” Kata Iwan. Aku hanya terdiam dan berjalan cepat untuk pulang sekolah.
Sore harinya saat aku sedang bersama Genida, Iwan datang lagi menemuiku dan Genida. Iwan hanya mengobrol dengan Genida dan aku hanya terdiam.
“Gen, biasanya kamu kemana aja?” tanya Iwan.
“Aku seringnya sih kesini bareng sama Rara. Dia kan sahabat yang paling baik yang pernah aku miliki. Aku beruntung banget loh, bisa punya sahabat kaya dia.” Jawab Genida melirikku.
“Apaan si Gen…biasa aja lagi…!!!” kataku senyum.
Iwan hanya melirikku dengan senyum, namun aku tidak membalas senyumnya. Aku lalu, mengajak Genida pulang. Dan Iwan pun slalu ada diantara kami berdua. Sejak saat itu, Iwan slalu datang menemuiku dan Genida di Taman.
Seperti biasa, pulang sekolah aku slalu bersiap untuk pergi ke Taman. Kali ini aku terlambat, karena kebetulan ada kegiatan di sekolahku. Aku ganti baju dengan gugup, dan berlari menuju Taman sambil membawa gitarku. Tiba-tiba orang yang aku temui dan biasa duduk dibawah pohon tesebut tidak ada. Hanya ada kursi di bawah sana.
“Mana Geni ya? Masa si, dia belum datang? Padahal aku kan benar-benar terlambat banget…tumben banget!!!” pikirku sambil duduk.
“Apa…jangan-jangan dia marah kali ya sama aku. Gara-gara aku datang terlambat?” pikirku lagi. 10 menit bahkan sampai 45 menit Genida tak muncul-muncul juga. Dan, aku melihat Iwan dari jauh berlari mendatangiku.
“Ra, bisa ikut aku sebentar ga?” ajak Iwan.
“Kemana? Ngga!!! Aku lagi nungguin seseorang.” Jawabku jutek.
“Ra, kamu nungguin siapa? Cowo baru kamu?” tanya Iwan lagi.
“Kamu mau tau aja deh.” Jawabku lagi marah.
“Ra, dari pada kamu nungguin orang yang ngga dateng-dateng mending kamu ikut aku aja.” Ajak Iwan.
“Aku kan udah bilang, kalo aku ngga mau ikut kamu…” bentakku.
“Ra, ini sahabat kamu. Geni!!!” balas Iwan membentakku.
Aku langsung terdiam dan berpikir ‘Ada apa dengan Geni?’. “Emang, Geni kenapa?” tanyaku penasaran.
“Ya udah…pokoknya sekarang, kamu ikut aku aja. Yuk…” ajak Iwan sambil menarikku dari tempat duduk yang berada di taman.
Aku dan Iwan berlari sambil bergandengan menuju kerumah Geni. Sesampainya disana, aku melihat orang tua Geni terutama mamahnya sedang menangis terisak-isak.
“Tante, ada apa?” tanyaku pada mamah Geni yang duduk di kursi.
“Geni, Ra!!! Geni…” kata mamah Geni gagap.
“Iya tante, memang ada apa dengan Geni?” tanyaku tambah penasaran.
“Geni…sakit. Dia sakit kanker kata dokter sudah nyawanya sudah sulit untuk diselamatkan lagi.” Jawab mamah Geni.
“APA!!!” aku tersentak dan benar-benar kaget. Ragaku seperti tidak bisa menerima ini semua. Genida sahabatku. Kenapa dia tidak pernah cerita bahwa dia mengidap penyakit ganas seperti itu. “Geni…kanker? Sakit?” kataku tergagap.
Air mataku langsung menitih dan aku langsung memeluk Iwan. Aku masuk ke dalam kamar Geni. Geni hanya terbaring lemah di kasurnya. Ia melihatku dan tersenyum.
“Hai Ra!!!” sapanya. Aku melangkah menuju dirinya dengan pelan-pelan.
“Gen, kenapa kamu tidak pernah bilang masalah ini?” tanyaku. Geni hanya tersenyum.
“Buat apa bilang? Kalo aku bilang, malah semakin membuat sedih orang yang ada didekatku.” Jawabnya.
“Tapi, setidaknya aku kasi tau dong Gen…kalo kaya gini, aku malah tambah sedih banget…” kataku.
“Udahlah…lagian, sekarang kamu udah tau kan?” tanya Geni dengan senyum.
Ia melirik ke Iwan dengan senyum lalu melirik padaku. “Hayo…ada yang disembunyiin juga kan dari kamu?” tanya Geni.
“Apaan?!! Aku slalu jujur sama kamu, aku ngga pernah bohong sama kamu kan Gen?” tanyaku balik.
“GA!!! Yang ini, kamu ngga pernah jujur sama aku. Iwan, pacar kamu dulu kan?” tanya Geni lagi.
Aku tersentak kaget sambil melihat ke arah Iwan.
“Tau ngga Ra, Iwan deket sama aku soalnya dia pengen balikan lagi sama kamu. Dia pengen aku bujuk kamu supaya kamu balikan lagi sama dia. Pleas Ra, kasih dia kesempatan yang kedua kalinya. Ini permintaan terakhir aku.” Kata Geni.
“Ngga Gen, kamu ngga boleh ngomong kaya gitu. Pleas jangan bilang kaya gitu lagi sama aku.” Pintaku.
“Ra, ini memang udah akhir hidupku. Jadi, jangan kecewain aku. Pleas kamu balikan lagi sama Iwan. Iwan udah berubah, dia ngga kaya dulu lagi. Pleas…” Pinta Genida memohon.
Aku lagi-lagi memandang ke arah Iwan. “Baiklah…aku beri dia kesempatan sekali lagi.” Kataku akhirnya.
Genida tersenyum. “Oya Ra, nih tolong kita nyanyi bareng-bareng ya sekarang? Itu permintaanku.” Pinta Genida memberikan selembar syair lagu padaku.
Aku lalu, bermain gitar dan Genida bernyanyi. Walaupun ia sakit, suaranya masih tetap bagus seperti dulu. Tiba-tiba suara Genida melemah bahkan tak terdengar suaranya lagi. Matanya langsung tertutup. Dan aku langsung menghentikan permainan gitarku. Pelan-pelan aku membangunkan Genida,
“Gen…Gen…Genida…bangun…katanya pengen nyanyi bareng lagi sama aku. Pleas Gen jangan bercanda. Aku ngga suka kamu bercanda kaya gini…” kataku sambil menangis. “Gen…pleas bangun…pleas. Gen, Gen, Geni… kamu jahat, kamu ninggalin aku dengan cara kaya gini? Kamu jahat!!!” teriakku sambil menangis. Aku memeluk Iwan dengan terisak-isak. Mamah, papah Geni dan Dokter pun datang, dan kata dokter Genida sudah tiada, dia sudah tak terselamatkan lagi.
Itulah nyanyian terakhir Genida. Burung yang berkicau indah sekarang sudah tiada. Sahabat yang slalu didekatku pun dia tlah hilang dan pergi untuk selamannya.
Share:

Hey Pagi !!


Nah tulisan ini juga gue repost lagi dari tumblr gue yang gue lupa paswordnya apa (aaahh sumpah sakit ati bangeet) -___-" 

Hey Pagi !
Cantiknya kamu hari ini
Aku pun tersipu malu nih
Karna aku belum mandi
Hey Pagi !
apa kabarmu ya hari ini ?
Aku lihat kamu lebih cerah hari ini
Adakah sesuatu menggembirakan kan datang nanti
hey Pagi !
Lihatlah diriku ini
Aku belum melakukan apa-apa dipagimu ini
Aku hanya baru saja melakukan olahraga yang tak rutin
Yaaap ! bersepeda dipagimu lhoh !
Senangnya bisa melihatmu pagimu ini
Hey Pagi !
Sinari selalu mentarimu ya dalam hati
Hati siapa ?
Hati dari langkah-langkah yang menungguimu tiap pagi :)
vida hasan (5 June 2011)
Share:

Kotaku Desaku (Oh Pemalangku)


Sebenernya, ini tulisan uda lama banget gue tulis. Kebetulan gue nulis ini nih di tumblr gue. Namun, gara-gara gue lupa pasword tumblr gue, gue cuma bisa pasrah aja. Yah untung masih inget alamat tumblr gue. Jadi, gue cuma pengen nge-repost aja ini tulisan. Selamat menikmati *lo kate mau makan --"* maksud gue, selamat membaca... :D

Selamat pagi semuanyaaaa…
Pagi ini, aku mengayuh sepedaku mengitari jalanan dikota ini
Lelah rasanya, but it’s so fun.. aku menyukainyaaa
Melihat sawah hijau nan permai dipedesaan, memandangi gunung Slamet yang berdiri megah
Oh.. sungguhlah indah Desaku ini….
Adakah yang mungkin kenal dengan sebuah kota kecil ini? Yap!! Pemalang, kota dimana aku dilahirkan dan dibesarkan oleh kedua orang tuaku. Kota yang berada ditengah-tengah kota terkenal. Sebelah timur berbatasan dengan kota Pekalongan, selatan berbatasan dengan kota Purbalingga, baratnya berbatasan dengan kota Tegal dan sebelh utaranya adalah berbatasan dengan Pantai Laut Jawa.
Banyak orang yang tak mengenal dengan kota ini, yah.. karena mungkin potensi kota kami ini kurang disodorkan oleh khalayak umum. Entahlah, mungkin belum siap untuk menerima turisan turisan. Kenapa bisa begitu? mungkin karena belum PeDe dan yakin juga mungkin. Heheee
Emang di Pemalang ada apa aja sih? (Pertanyaan bagus)
Banyaaak lhooo berbagai macam ciri khas yang dimiliki oleh kota Pemalang ini. Salah satunya mungkin pada kenal kue Dorayaki (kuenya Doraemon) tapi ini khas Pemalang bangeeeeeeeet. Bentuknya kaya gimana? Ya buleeet item gitu, gak ada isinya kok. Cuma kue cetak biasa, tapi rasanya Wowww, so Wonderfull taste.
Nahhh ada lagi lhoh !! Pada tau masakan khas yang namanya Grombyang gak yaa ? So good taste juga ini, dan perlu dicoba kalo teman-teman mampir ke kota Pemalang, atau bisa juga nyobain Sate Loso dan Lontong Dekem, Megono juga ada, atau mungkin Tauto pun ada. Yah, cukup lengkap sekali..
Saya ceritakan makanan Grombyang dulu. Apa sih itu? Terbuat dari apaan yaa??? Pada tahu rawon khas Jatim? Mirip seperti itu, tapi pasti beda. Iya doooonk.
Oke, Nasi Grombyang adalah nasi campur yang cara penyajiannya itu sangat unik. Isinya yaitu terbuat dari daging kerbau dengan kuah berbumbu khas Indonesia dan dilengkapi pula dengan sate kerbau. Cara penyajiannya yaitu, dengan menggunakan mangkuk kecil dan sendok yang bukan sendok biasa seperti yang kita makan lhoo. Jadi ada khas sendok buat nasi Grombyang sendiri. Nah, sayurnya itu dibuat dikuali yang sangat besar setelah ditutup dengan menggunakan kain berwarna mereka dan kalau ada pembeli itu kuali digoyang-goyang. hihihii unik kaaaan.
Nasi Grombyang sendiri sudah ada sejak 1960an. Wuidiiiihhh jaman setelah Indonesia merdeka. Dan yang paling terkenal ada di sekitaran Pasar Anyar atau jalan R.E Martadinata Pemalang. Kalo masalah harga dari Grombyang mah, dijamin terjangkau kok. Gak mahal-mahal amat. Pas laaaah buat kita jajan.
Ada sate Loso juga sama Lontong Dekem
Sate Loso itu merupakan salah satu makanan khas Pemalang juga. Seperti Gue dan berasal dari daging sapi/ kerbau. Bagi yang gak suka kerbau bisa itu menggunakan daging sapi. Tapi kagak dapet sensenya tar rasanya. Pasti beda, buka Pemalang banget. :D
Lontong Dekem mah mirip kaya opor gitu. Tapi bisa terbuat dari daging sapi, kambing atau kerbau. Mungkin lontong dekem lebih istimewa dengan menggunakan sate usus kering yang digoreng trus dibumbui dengan bumbu rempah-rempah. Nyaaaaaammmmmmm…..
Coba ada apa lagi yaa ?
Jajanannya banyak banget kalo diPemalang. Tadi ada kamir atau orang biasa nyebutnya dengan kue dorayaki, ada Bireng atau Serabi Goreng, trus ada kue Apem Comal yang berbeda dengan apem yang lain. Nahhh trus masih ada banyak lagi, gempolan dan lain-lain. Jajanan Pemalang itu merupakan jajanan-jajanan tradisional banget. Yang gak suka tradisional mungkin ya kurang menyukain, tapi yang suka banget sama tradisional (seperti saya) waaaaaaaaa Like This dah.
Hmmmmmmm tadi cerita tentang makanan yaaa
Nah, saya ini ingin cerita tentang tempat pariwisata yang ada di Pemalang. Jangan salah, meski kecil tapi ada berbagai macam tempat pariwisata di Pemalang lhooooo
Sekarang ini, yang lagi dan paling terkenal atau ngehits itu ya Pantai Widuri atau Widuri Water Park. Mungkin sejenis seperti Owabong yang ada di Purbalingga. Tapi lebih besar ini lho Water Parknya.
Cukup dengan membayar 13000 kita bisa masuk ke dalam Water Parknya. Wuiiihh murah meriah banget lhoh. Water Park ini diresmikan pada tahun 2009 kemarin. Masih baru kok, jadi kalau ada terlihat beberapa tempat yang kurang ramai ya harap dimaklumi karna memang tempatnya masih baru. Tapi tetep seru kok.
Ada di WWP ini jembatan yang menuju ke tengah laut. Kalo pas sunset bagus bangeeeeeeeeet. Kita bisa liat langsung sunsetnya lhoh. Jadi kagak bakal nyesel kalo kita dateng ke WWP.
Selain itu, di Pemalang juga ada wisata perkebunan Teh dan Kopi yang bertempat di daerah Moga. Bisa datang dan menikmati sejuknya pegunungan. Mungkin jenuh dengan kehidupan diperkotaan, dan ingin menikmati segarnya alam. Mari mampir ke Moga…
Ada juga perkebunan Strawberry. Yuhuuuu ini yang paling banyak disukai. Karena strawberry adalah buah yang paling disukai semua orang.
Waaah pokoknya banyak banget deh, panorama wisata alam di Pemalang. Ada Juruk (air terjun), wisata alam Baturaden, Tempat Pemandian Air Panas Guci, Goa Kelelawar dan masih banyak lagi.
Hayuk silahkan mengunjungi Pemalang kami. Karena Anda akan slalu kami kenang..
Komm doch mal nach Pemalang zu fahren..
Vida Hasan (5 June 2011)
Share:

21 April 2012

Keluarga saya E10 :)

Haiihaiii :) kembali lagi dengan saya ditulisan saya yang suka melenceng jauh kemana-mana :p tapi saya tulis begini apa adanya saja deh yahh :D

okkeeeii saya awali dari foto ini.... check it out

  you know, who are they? hmmmm they are my family in my boarding house, of course. Kelihatan akrab bukan (mudah-mudahan selalu akrab) :) ini adalah keluarga saya. Saya bangga punya mereka. Meskipun terkadang banyak perbedaan diantara kita semua. Rasa-rasanya kalo uda ada diantara keluarga ini bener-bener males bergerak untuk berpindah kosan lagi. Meski terkadang hasrat ingiiiiiiiinnn bangeeett pindah karena saya merasakan kurang nyaman sekarang-sekarang ini. why? why do I feel so asburd? because there is something emotional, who I fee so absurd :( pengennya sih jangan gitu sih udah sih... :(
sedihh deh ngeliatnya. :(

Nah inilah tantangan saya, semalem nih, dinobatin jadi ketua kosan sementara (hanya sementara) entahlah saya bisa bersikap netral, tegas, bijaksana saya pun tidak tahu. Yang jelas, setidaknya saya berusaha untuk bisa bersikap biasa aja (tidak merasa ketua kosan) :p karena saya hanya sementara.
well, saya juga tidak tahu kedepannya kaya gimana. Karena saya fikir menjadi ketua kos memang beban mental sekali. Bersiap untuk dibenci sama beberapa pihak, bersiap untuk bersikap bertanggung jawab. Dan saya berdoa semoga saya bisa melaluinya. Bisa seperti mba Laili hahaa :))
Mba Laili adalah ketua kos yang paling saya kagumi, karena beliau tidak pernah memasakkan kehendak dari anak-anak. Caranya menasehati dan mengingatkan itu enak didengar, parasnya bersinar dan selalu tersenyum. Jadi tuh, saya kagum sama beliau, tidak pernah punya perasaan balas dendam ke orang lain dan tidak pernah memihak siapapun. Kalau memang dia salah ya salah. Intinya, ketika saya atau anak-anak yang lain dapet teguran dari mba Laili mah gak bikin tersinggung :)

Intinya nih, pengeeeeeennn bangeeet keadaan E10 itu kayak dulu lagi. Kekeluargaannya itu patut diacungin 10 jempol deh. Gak ada yang namanya dikit-dikit marah, gak ada yang namanya nge 'gab', jadi sama semuanya :)

Saya bercerita karena saya memang ingin bercerita. Karena saya ingin mengungkapkan segala kegundahan saya lewat tulisan saja. Mungkin saya tidak berani mengungkapkan langsung, yang jelas saya memang ingin menjadi bagian keluarga E10 yang harmonis dan rukun. Gak ada perpecahan sama sekali...

Karakter setiap orang itu berbeda-beda, tergantung bagaimana cara kita menyikapinya bagaimana dan menerimanya bagaimana. Karena terkadang, ada orang yang tidak dapat menerima dan ada orang yang dapat menerima karakter orang lain. Intinya sabar, meskipun terkadang kesabaran juga ada batasnya. Saya pun tahu, sabar itu tidak akan mudah dilakukan. Karena setiap orang punya batas kesabaran masing-masing :)

Eh intinya mah yah, saya pengen hidup di E10 yang rukun deh.. Kalo ada masalah tinggal di keluarkan, minimal sama 1 atau 2 orang. Dan satu hal lagi, setidaknya, sebisa mungkin kita mendengar dari semua pihak jangan hanya dari satu pihak karena itu malah akan menjadikan diri kita memihak salah satu dari orang lain tersebut. Kalau ada yang merasa tersinggung karena perkataan dari seseorang, setidaknya juga bisa dibicarakan atau bilang saja kalau kamu tidak suka dibilang seperti itu. Maybe it's so easy... :)

Sekali lagi, karena kalian adalah KELUARGA SAYA :*


Salam Cozy10 :))
Share:

Khotmil Qur'an VIII

Keinget aje yee,, ane pernah jadi wisudawan lhoo... gak ngerti tiba-tiba kangen masa-masa pas lagi di madrasah diniyah. Hhaha
Hmmm... kalo buat pengajarnya mah, ane agak lupa beberapa guru ngajinya. Tapi yang paling diinget itu ya pak Kyai Sofi, Ustadz Jalaludin, sama ibu Samproh. Hahaa ketiga guru ane ini emang slalu bikin hal-hal uni makanya ane masih inget nama mereka.

Pak kyai Sofi itu yang punya madrasah plus taman pendidikan al qurannya. Bawaannya marah mulu sih beliau, garang dan ganas. Suka bawa kayu pas ngajar. Nah, tiap kali ngajar nih, kalo ada muridnya yang gak hafal tajwid, hafalan sholat sama surat-surat pendek di Al Quran, pasti bakalan kena marah deh sama bapaknya. Hahaa ane serem kalo ngeliatnya, sempet juga sih ane pernah kena pukul beliau juga gara-gara gak hafal tajdwidnya. Tapi dengan begitu ane jadi tambah semangat buat hafalannya. Kan kalo dipikir-pikir nih yee,, ini tuh bermanfaat banget sampe sekarang buat ane. InsyaAllah lah, gak bakalan lupa apa yang uda diajarin sama pak kyai Sofi keculia tajwidnya sih.. Ya maklum aje, kan tajwid gak digunain dalam kehidupan sehari-hari. Cuma pas kita lagi ndarus ajee.. hehee :))

Nah, kalo ustadz Jalaludin mah orangnya kalem. Meski jarang senyum sama muridnya, tapi beliau itu keren abis. Ustadz muda gitu di madrasah ane.. Beliau itu salah satu anak dari pak kyai Sofi. Ya wajar saja, hampir smua anak dari pak kyai Sofi itu ngajar mengaji di TPQ punya beliau. Dan hampir smua anak-anaknya pun juga jarang ada yang disekolahin di sekolah umum, pasti ujung-ujungnya bakalan dipondokin nah sama bapaknya alias pondok pesantren. Makanya, bawaannya nih kalo liat anak-anaknya pak kyai Sofi itu adem banget, termasuk ustadz Jalaludin.. hahaha :p Beliau juga yang ngelatih ane, pas ane masuk daftara calon khotmil Qur'an ke 8. Ini adalah sekolah tercepat ane kalo dipikir-pikir. Cuma 3 tahun belajar ngaji, ane uda dipredikatin jadi wisudawan di TPQ. hihihiii itu kebanggaan banget buat ane. Soalnya nih, kalo liat temen-temen ane, rata-rata bisa nyampe 4-5 tahun baru bisa diwisuda khatamannya.

Kalo bu Samproh itu, kenapa paling diinget.. soalnya bu Samproh ngajarin ane menyanyi. Waktu itu, ane nyanyi buat temen-temen ane yang diwisuda setahun setelah ane. Ingeeeettt banget deh beliau ngajarin nyanyi gimane. Suaranye ye, adem ayem coooyy heheee :D Jadi ane gak bakalan lupa sama bu Samproh. Lagian nih, bu Samproh juga inget banget sama ane, meskipun ane uda gede segini ini. Beliau kalo ketemu ane mesti nyapa. Bahkan pas kapan hari itu (SMP kalo gak salah) pas uda lulus lamaaaaaaa banget dari TPA bu Samproh sempet main-main ke rumah ane buat nemuin ane dan silaturahmi ke mama sama bapak. Wuaaaahhhh guru yang sangaaat kereenn menurut ane :)

Ini nih foto ane pas diwisuda di TPA


Nah kedua pak ustadz itu ane lupa siapa namanyee.. yang jelas yang lagi nyalamin ane itu, kakak dari pak kyai Dim Yati... Ane kenal banget sama pak Dim, maklum si bapak juga kenal deket sama pak Dim makanya pak kyai diatas itu nyalamin ane. Padahal nih, disuruh sama pak Jalaludin, ane gak boleh salaman, cukup nundukkin badan ajeee... hehee :D Lhah, tapi bapaknya nawarin tangannya ya masa ane tolak, kasian lah... akhirnya ane salamin deh bapaknya :p

Nah ini nih foto ane sama temen-temen seperjuangan ane. Beneran kaya wisuda di kuliahan gitu, pake kemeja putih, rok item sama jilbab putih (kalo kuliah mah item)




Dari semua temen-temen TPA ane, ane paling inget sama mba Septi and mba Nia. Waktu itu umur ane yang paling muda diantara temen-temen ane semuanya. Kelas 3 SD, makanya hampir anak-anak yang khotmil bareng ane, ane panggil mas dan mba. :D Ane termasuk pemecah rekor juga sih hahahaa (pas tahun ane) nggak ngerti yee sekarang mungkin lebih maju lagi. Pan jaman uda modern ajee sekarang :D yang jelas itu ane bangga banget, dan terutama bisa ngebanggain bapak ibu ane karena ane lulus (wisuda) di TPA.

Ini nih temen-temen cowok yang khotmil bareng ane

ane uda lupa smua nama-nama temen diatas itu. Yang paling diinget (lagi) si Ridwan. ahahaa entah kenapa yang paling diinget bocah satu itu. Mungkin karena dia kali yah yang dulu suka banget gangguin ane pas dikelas heheee.. satu lagi nih, ternyata ada mas sepupu ane yang namanya mas Lutfi. Kebetulan dia anak dari 'siwa' (budhe) ane yang dari mamah.. hihihii pas kebeneran bareng rupanya khotmilnya. :D

Ini nih foto pas pembacaan ikrar

aaaaaa muka ane paling nunduk dari yang lain.. paling pendek pulak -____-" yasaaaaalaaaaaammmm :(

hahahaaa ngakaksnya nih, ingeeeeett banget pas ane masuk daftar calon khotmil Qur'an dan dipanggil sama pak Jalaludin. Nah pas itu, ane masih sekelas sama temen-temen rumah ane nih. Kebetulan mbaknya itu minta buat ane tunggu didepan pintu kalo ane dipanggil duluan sama pak Jalaludin. Lhaahhh 'ndilalah' pak Jalaludin nyorong ane masuk. Terus lucunya lagi, pas ane masuk dikelas juga, duduk sebelah sama mbaknya itu, mbaknya memasang tampang ganas, gara-gara ane gak nungguin mbaknya didepan pintu. Tiba-tiba pak Jalaludin bilang: "Nanti, nama yang saya panggil langsung masuk ke kelas sebelah ya.." yapp!! pindahan kelas atau biasa dipahami naik kelas sama anak-anak. Ane langsung naik 2 tingkat dari tingkat aslinya (Exelarasi bukan sih namanya) hehehee :p yah pokoknya itu dehh... "Arvida Rizzqie Hanita" silahkan masuk ke kelas G yaa... ~pipipipippp~ mbaknya langsung panas, dan sejak itu mbaknya benar-benar marah sama ane. hahaaa hmmmm biarin deh. Tapi yang namanya anak masih ingusan banget, kalo temennya marah gitu ya dikit-dikit pasti nangis dan ngadu. =D

Habisnya mbaknya juga aneh sih.. ngapain juga pake ada acara marah segala heheheee tapi setelah itu, kita masih bisa ngobrol-ngobrol dan main kayak biasanya lagi kok. =D

STOPP!! hihihii itu sekilas cerita ane pas masa-masa ane duduk di taman pendidikan Al Quran. Lalu, bagaimana dengan ceritamu? hahahaa :))

Thanks for reading :)
Share:

21 March 2012

Ini Ada

Mungkin sekarang ini, jika dilihat seharusnya ada banyak hal yang kita ketahui. Namun rupanya itu semua salah. Tidak semua hal diketahui oleh orang lain. Karena saat ini, beberapa dari mereka hanya peduli dengan diri mereka sendiri. Sungguh, betapa kasihan sebenarnya orang-orang yang seperti itu. Hanya butuh ketika membutuhkan, dan dibung saja ketika sudah tidak diperlukan lagi.

Wajar saja memang, jika ada orang yang seperti itu. Mungkin belum bisa merasakan terbuang sia-sia, namun ada layaknya harus waspada. Peduli sama orang lain bukankah tidak salah? Bukankah itu hal yang sangat mulia? Namun, kenapa selalu hanya memikirkan sendiri saja?

Ada banyak hal yang kita jumpai, namun kenapa tidak ada yang mau melirik setengah senti saja dari apa yang kita lihat? Bukan, bukan hanya melihat, namun bertindaklah setidaknya. Sedih rasanya jika seperti itu. :(
Share:

27 January 2012

Inilah Hidup 'Sahabatku'

Hei sahabatku,
Hidupmu tak berarti berhenti kok. Kegelisahanmu selama ini adalah kegelisahan kemenangan. Biarkan kehidupanmu layaknya seperti layang-layang yang berusaha menahan kencangnya angin.

Hei Sahabatku,
Kamu itu hebat. Kamu itu kuat. Aku yakin bahwa kamu mampu menghadapi hidup. Biarkan kenangan masa lalumu hidup dalam hatimu. Biarkan ! Nikmati saja sebagai sebuah pembelajaran berikutnya.

Hei Sahabatku,
Kamu tau? Aku bersedih melihat penderitaan yang kamu alami. Aku ingin membantumu. Tapi aku hanya dapat mendengar keluhanmu dan tak dapat berbuat apapun.

Hey Sahabatku,
Kehidupan itu sungguh mengagumkan kok. Senyum kamu lah yang membuat kehidupan itu mengagumkan. Tertawamulah yang membuat kehidupan benar-benar hidup.

Hey Sahabatku,
Tetaplah tersenyum. Tetaplah kuat selalu dengan hidupmu. Sahabatmu akan slalu menghiburmu. :)

*dedicate for all my bestfriend* Love you all :*



~vidahasan~
Share: